Anda di halaman 1dari 6

EKUILIBRIU M ISSN : 1412-9124

Vol. 10. No. 2. Halaman : 67 – 72 Juli 2011

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIKA PROSES SIMULTAN ANTARA


SAKARIFIKASI DAN FERMENTASI PADA PRODUKSI
POLYHYDROXYBUTYRATE
Margono*
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Surakarta 57126 Telp/fax: 0271-632112

*Email: mrgono04@yahoo.com

Abstract: One of the amylolytic bacteria that are able to accumulate polyhydroxybutyrate (PHB)
intracellularly is Bacillus sp. However, the ability of these bacteria to synthesize PHB is
unknown so further research is still needed. This study aimed to develop a mathematical model
of the fermentation process that can be used as a tool for process optimization in the context of
the production of PHB using amylolytic bacterium Bacillus sp. and substrate tapioca.
Mathematical model is based on a review of simultaneous process between the saccharification
and fermentation. Mathematical model consists of 5 simultaneous ordinary differential equations
and 15 kinetics parameters. Parameters of the mathematical models was determined by
matching the data (data fitting) of experiments and simulations using the genetic algorithm
method and MATLAB programming language. The data was obtained from the experiments of
batch process using 1000 mL of shaken flask with working volume of 250 mL. Incubation was
performed in an incubator shaker at room temperature, the speed of 130 rpm, and initial pH 7.0.
The values of the parameters were µopt 0.037 1/hour, Vm 1,235 1/hr , Km 60.654 g / L, the cell
yield (YRSg) 0.170 g dry weight / g glucose and product yield (YPSg) 0.032 g PHB / g glucose.

Keywords: Bacillus sp.; optimization; parameters; mathematical models; polyhydroxybutyrate

PENDAHULUAN bahan-bahan pendukung yang ditanam dalam


Penggunaan bahan sintetik, khususnya tubuh (misalnya: organ tiruan, benang jahit
plastik, semakin meningkat dari waktu ke waktu. operasi, dan tulang pengganti), bioadhesive, dan
Akumulasi sampah plastik tak dapat dihindari bahan-bahan untuk ortopedi (Angelova and
dan menimbulkan masalah lingkungan karena Hunkeler, 1999). Rumus bangun PHB
pada umumnya plastik yang digunakan sulit ditunjukkan pada Gambar 1.
terurai dan tidak semuanya dapat didaur ulang.
R O
Sebagai contoh, menurut Scott (2000), di Eropa,
hanya sekitar 25 % sampah plastik diproses
daur ulang sehingga 75 % dibuang ke tempat O – CH - (CH2)n - C
sampah. Disamping itu, cadangan bahan baku 100-30000
plastik yaitu minyak bumi semakin berkurang
dari waktu ke waktu. Cadangan minyak
Gambar 1. Rumus Bangun PHB
Indonesia saat ini terdiri dari 4,19 milyar barrel
cadangan terbukti dan 4,44 milyar barrel Namun demikian, biaya produksi PHB
cadangan potensial (Yusgiantoro, 2006). masih cukup tinggi sehingga produk plastik ini
Cadangan minyak tersebut diperkirakan akan belum memasyarakat seperti plastik berbasis
habis dalam waktu 10 – 15 tahun. Oleh karena minyak bumi. Tingginya biaya produksi antara
itu, perlu ada bahan alternatif yang dapat lain disebabkan oleh faktor biaya bahan baku ,
mengatasi permasalahan tersebut. yaitu 40% biaya produksi (Lee, 1996). Oleh
Polyhydroxybutyrate (PHB) merupakan karena itu, salah satu usaha untuk menurunkan
bahan plastik alternatif potensial karena sifat- biaya produksi adalah dengan menggunakan
sifatnya mirip polipropilen, ramah lingkungan bahan baku murah, antara lain tapioka. Bacillus
(biodegradabel) dan diproduksi dari bahan sp. merupakan salah satu kelompok bakteri
terbarukan. PHB memiliki kegunaan yang luas yang mampu mendegradasi tapioka (amilolitik)
dalam bidang kesehatan dan bioteknologi, juga sekaligus mensintesis PHB. Hanya saja,
dalam industri makanan dan kosmetik. Aplikasi kemampuan bakteri ini dalam mensintesis PHB
penggunaannya antara lain alat-alat bedah, belum diketahui dan belum ada publikasi

67
tentangnya. Dengan demikian, studi kinetika
proses sintesis PHB menggunakan Bacillus sp.
penting untuk dilakukan. Hasil studi kinetika Khanna dan Srivastava (2005):
tersebut ditampilkan dalam bentuk model n
matematika sehingga dapat digunakan sebagai S   S  
  m 1    (2)
alat bantu untuk melakukan optimasi proses. K S  S   S m  
Tujuan penelitian ini adalah melakukan  
pemodelan matematika pada proses fermentasi n
S  S 
produksi PHB menggunakan bakteri amilolitik   m 1   (3)
Bacillus sp. dan substrat tapioka. Pemodelan K S  S  S m 
matematika dikembangkan berdasarkan model Kecepatan pertumbuhan bakteri dalam
pemanfaatan tapioka oleh bakteri amilolitik kultur batch sebanding dengan jumlah
sebagai berikut. bakteri dan dituliskan dalam persamaan
sebagai berikut (Shuler and Kargi, 2002).
Tapioka (Ss) Glucose (medium) dR
(Sg)  opt R (4)
dt
4. Hubungan kecepatan pembentukan produk
(P) dengan kecepatan pertumbuhan
sel mengikuti model growth associated product
Amonium Active cell (R) PHB (P) dan non growth associated product.
(Sn)
dP dR
 k1  k2 R (5)
Gambar 2. Proses Pemanfaatan Tapioka oleh Bakteri dt dt
5. Seluruh reaksi enzimatik yang terjadi
Gambar 2 menunjukkan bahwa dalam proses mengikuti kinetika Michaelis Menten.
produksi PHB ada 2 langkah proses simultan, Reaksi sakarifikasi ekstraseluler (tapioka
yaitu sakarifikasi ekstraseluler dan fermentasi menjadi glukosa) dianggap mengikuti
PHB intraseluler. Perhitungan jumlah masing- kinetika Michaelis-Menten dan dinyatakan
masing komponen didasarkan pada 5 sebagai berikut.
persamaan matematika yang mewakili kondisi Ss
masing-masing komponen bahan (Ss, Sg, Sn, v  vm (6)
dan P). Km  Ss
Jika kecepatan pembentukan glukosa
LANDASAN TEORI dianggap sebanding dengan jumlah bakteri
Kondisi riil dalam peristiwa fermentasi maka neraca massa tapioka (Ss) dalam
sebenarnya sangat kompleks sehingga medium adalah sebagai berikut.
memerlukan berbagai asumsi agar dapat dS s Ss
disusun model matematika yang lebih  vR  vm R (7)
sederhana. Berbagai asumsi yang dipakai dalam dt K m  Ss
tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Selalu terjadi kesetimbangan antara Glukosa selalu terbentuk menurut reaksi
konsentrasi glukosa dalam medium dengan (6) serta dikonsumsi oleh bakteri untuk
glukosa dalam sel. pertumbuhan sel (R), pembentukan produk (P),
2. Sel (X) tersusun dari 2 komponen, yaitu dan maintenance, sehingga neraca massa
komponen aktif (R) dan produk PHB (P). glukosa dapat dituliskan dalam persamaan
3. Kinetika pertumbuhan mengikuti kinetika berikut.
Monod (Bailey and Ollis, 1986). Pengaruh dS g Ss  1
 k1  dR   k 2 

(8)
 vm R     m1 R
nutrisi pembatas berupa sumber nitrogen dt Km  Ss  YRS
 g
YPS g  dt   YPS g
 


(ion amonium) dan sumber karbon (glukosa)
dan bentuk penghambatannya dinyatakan Ion amonium dalam medium fermentasi
secara terpisah serta mengikuti salah satu dimanfaatkan oleh bakteri untuk pertumbuhan
dari persamaan empiris yang diajukan oleh: sel (R) dan maintenance. Neraca massa
Andrews (1968): amonium (Sn) dalam medium adalah sebagai
S berikut.
  m (1) dS n 1 dR
S2    m2 R (9)
KS  S  dt YRSn dt
K Si

68 E K U I L I B R I U M Vol. 10. No. 2. Juli 2011 : 67 - 72


Model matematika yang digunakan untuk 24 jam dan starter 2 diinkubasi selama 48 jam.
perhitungan konsentrasi bahan setiap saat terdiri Substrat sumber karbon pada percobaan ini
dari 5 persamaan diferensial ordiner simultan, menggunakan tapioka dengan konsentrasi 10
yaitu persamaan (4), (5), (7), (8), dan (9). g/L. Fermentasi dilakukan selama 97 jam dan
Parameter kinetika terdiri dari 15 buah, 5 dilakukan sampling secara periodik. Analisis
ditetapkan dengan percobaan tersendiri dan sampel terdiri dari pemeriksaan konsentrasi
lainnya ditentukan secara simultan berat kering, produk PHB, gula total, glukosa,
menggunakan metode algoritma genetika. dan ion amonium.
Analisis kimia. Konsentrasi berat kering
METODE PENELITIAN sel dianalisis menggunakan spektrofotometer
Medium dan inokulum. Bakteri amilolitik pada 600 nm. Gula total menggunakan metode
Bacillus sp. pembentuk PHB ditumbuhkan dalam fenol (Dubois, 1956). PHB diekstraksi dari dalam
medium Ramsay (1990) yang dimodifikasi. sel menggunakan 3 mL buffer fosfat dan 1 mL
Komposisi medium fermentasi (per liter) adalah larutan hipoklorid komersial, diinkubasi dalam
Na2HPO47H2O 6,7 g, KH2PO4 1,5 g, (NH4)2SO4 shaker selama 24 jam, disentrifugasi pada 3000
1,0 g, MgSO47H2O 0,2 g, FeSO4 28,5 mg, rpm selama 15 menit. Supernatan dibuang,
CaCl22H2O 10 mg, trace element 1 mL. kemudian secara berturut-turut pellet dicuci
Komposisi trace element (per liter) adalah H3BO3 menggunakan 5 mL aquades dan 3 mL aseton
0,3 g, CoCl 26H2O 0,2 g, CuSO45H2O 10 mg, serta masing-masing disentrifugasi pada 3000
ZnSO47H2O 0,1 g, NaMoO42H2O 30 mg, rpm selama 15 menit. Pelet dicuci dengan 3 mL
NiCl26H2O 20 mg, dan MnCl24H2O 10 mg. eter secara perlahan kemudian dikeringkan.
Komposisi medium starter terdiri dari (per liter) Pelet ditambah dengan 3 mL asam sulfat pekat
beef extract 3 g, peptone 5 g, yeast extract 3 g, dan dipanaskan dalam air mendidih selama 10
dan glukosa 10 g. Inkubasi starter dilakukan menit, setelah dingin diukur absorbansinya pada
dalam incubator shaker pada suhu kamar dan 238 nm. Glukosa dianalisis menggunakan
kecepatan 130 rpm selama 24 jam. glucose kit (Glucose GOD FS”) produk diasys,
Studi penghambatan oleh substrat. Bentuk Germany. Konsentrasi ion amonium dianalisis
penghambatan pertumbuhan oleh substrat yang menggunakan phenate methode.
dipelajari adalah pengaruh glukosa dan
amonium. Kultur percobaan berupa erlenmeyer HASIL DAN PEMBAHASAN
volume 250 mL dan diisi medium sebanyak 70 Studi penghambatan oleh substrat.
mL. Pengaruh konsentrasi glukosa dipelajari Konsentrasi substrat (glukosa dan amonium)
pada konsentrasi amonium sulfat 1 g/L. sangat berpengaruh pada kecepatan
Konsentrasi glukosa divariasi pada konsentrasi pertumbuhan sel. Percobaan dengan variasi
0,1; 0,5; 2; 4; 10; 30; 40, 50; 60; 70; 80; 90; 100; kadar substrat menunjukkan bahwa pada
110 g/L. Medium diinokulasi dengan starter konsentrasi tinggi kecepatan pertumbuhan sel
sebanyak 10 % v/v, kemudian diinkubasi dalam semakin menurun. Hal ini berarti bahwa ada
incubator shaker pada suhu kamar, kecepatan proses penghambatan oleh substrat. Hasil
130 rpm dan pH awal 7,0. Sampel diambil percobaan studi penghambatan oleh substrat
secara periodik dan dilakukan analisis kadar menunjukkan pola yang berbeda antara
berat kering sel. Percobaan pengaruh pengaruh glukosa dengan pengaruh amonium
konsentrasi amonium dilakukan dengan terhadap pertumbuhan. Pengaruh substrat
konsentrasi glukosa 10 g/L dan konsentrasi terhadap pertumbuhan ditunjukkan pada
amonium sulfat bervariasi. Konsentrasi amonium Gambar 3 dan Gambar 4.
dipelajari pada 0,027; 0,136; 0,272; 0,545;
0,817; 1,635; 2,180; 2,724; 5,449; 8,173; 10,898 0.16

g/L. Medium diinokulasi dengan starter 0.14


Kec. Pertumbuhan Spesifik , 1/jam

sebanyak 10 v/v, kemudian diinkubasi dalam 0.12


incubator shaker pada suhu kamar, kecepatan 0.1
130 rpm, dan pH awal 7,0. Sampel diambil
0.08
secara periodik setiap 45 menit dan dilakukan
0.06
analisis kadar berat kering sel. Model 1
0.04 Data
Fermentasi. Percobaan dilakukan Model 2
menggunakan Erlenmeyer 1 L dengan volume 0.02 Model 3

medium 250 mL. Starter untuk inokulasi terdiri 0


0 20 40 60 80 100 120
dari 2 tahap, yaitu starter 1 menggunakan Konsentrasi Glukosa, g/L
medium starter dan starter 2 menggunakan Gambar 3. Pengaruh Konsentrasi Glukosa
medium fermentasi. Starter 1 diinkubasi selama terhadap Pertumbuhan Sel

Pengembangan Model Matematika Proses Simultan Antara Sakarifikasi dan Fermentasi Pada 69
Produksi Polyhydroxybutyrate
(margono)
Tetapan masing-masing persamaan Berdasarkan studi penghambatan di atas,
adalah Ks = 0,413 g/L dan Ksi = 291,022 g/L kinetika pertumbuhan bakteri yang dipengaruhi
untuk persamaan (1), Ks = 0,396 g/L, Sm = oleh konsentrasi glukosa dan amonium dapat
598,905 g/L, dan n = 0,761 untuk persamaan dituliskan seperti pada persamaan (10). Nilai
(2), serta Ks = 0,412 g/L, Sm = 982,567 g/L, dan tetapan kinetika pada persamaan (10) adalah
n = 2,802 untuk persamaan (3). Ralat relatif rata- KSg = 0,413 g/L, KSgi = 291,022 g/L, KSn = 0,038
rata persamaan (1), (2), dan (3) masing-masing g/L, Snm = 32,913 g/L, dan n = 0,672. Nilai µopt
sebesar 9,08 , 8,81 dan 9,34 persen. ditentukan berdasarkan percobaan fermentasi
Berdasarkan data tersebut, secara matematik menggunakan substrat tapioka.
ketiga persamaan memiliki tingkat kesesuaian  
 
dengan data yang relatif sama. Namun dR  Sg  Sn  S 
n

  opt      1  n  R
demikian, persamaan (2) dan (3) memuat 2 (10)
dt  K  S  Sg   K Sn  Sn  S nm 
besaran fisis konsentrasi glukosa maksimum  Sg

g
K Sgi


yang belum diverifikasi. Bahkan Sm pada
persamaan (3) memiliki nilai yang tidak wajar. Fermentasi. Model matematika yang terdiri
Dengan demikian, persamaan penghambatan dari persamaan (5), (7), (8), (9),dan (10) harus
oleh glukosa lebih sesuai jika menggunakan diselesaikan secara simultan. Parameter kinetika
persamaan (1). Pola pengahambatan oleh yang ada pada 5 persamaan tersebut terdiri dari
glukosa tersebut berbeda dengan pola yang 15 buah, yaitu µopt, Km, vm, k1, k2, m1, m2, YRSg,
ditunjukkan oleh fruktosa pada bakteri R. YPSg, YRSn, KSg, KSgi, KSn, Snm, dan n. Penentuan
eutropha. Khanna dan Srivastava (2005) parameter kinetika dilakukan dalam 2 jenis
menunjukkan bahwa pola penghambatan oleh percobaan, yaitu 5 parameter terakhir (KSg, KSgi,
fruktosa pada R. eutropha lebih sesuai dengan KSn, Snm, dan n) ditentukan berdasarkan
model persamaan (3). percobaan penghambatan oleh substrat
0.16 sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dan
0.14
Data
10 parameter yang lain ditentukan dari
Kec. Pertumbuhan Spesifik, 1/jam

Model 1
0.12 Model 2
percobaan fermentasi menggunakan substrat
Model 3 tapioka. Hasil percobaan fermentasi ditunjukkan
0.1
pada Tabel 1.
0.08 Parameter kinetika ditentukan
0.06 menggunakan cara pencocokan data (data
0.04
fitting) dengan parameter jumlah kesalahan
kuadrat terkecil atau SSE (Sum Square of
0.02
Errors) minimum. Perhitungan SSE dilakukan
0 dengan persamaan (11).
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Penentuan nilai parameter kinetika
Konsentrasi am onium , g/L
tersebut dilakukan dengan metode algoritma
Gambar 4. Pengaruh Konsentrasi Amonium
genetika dan penyelesaian persamaan
terhadap Pertumbuhan Sel diferensial menggunakan metode Runge Kutta.
Metode penyelesaian tersebut dilakukan dengan
Tetapan masing-masing persamaan software MATLAB 6.5. Hasil optimasi parameter
adalah µm = 0,159 1/jam, Ks = 0,048 g/L dan Ksi kinetika tersebut ditunjukkan pada Tabel 2
= 18,958 g/L untuk persamaan (1), µm = 0,147 sebagai berikut.
1/jam, Ks = 0,037 g/L, Sm = 37,983 g/L , dan n =
1,168 untuk persamaan (2), serta µm = 0,148 Tabel 2. Parameter kinetika
1/jam, Ks = 0,038 g/L, Sm = 32,913 g/L, dan n = No. Parameter Satuan Harga
0,672 untuk persamaan (3). Ralat relatif rata-
rata masing-masing persamaan secara 1. µopt 1/jam 0,0367
2. Km g/L 60,6536
berurutan sebesar 8,95 , 5,23 , dan 4,66 persen.
3. vm 1/jam 1,2350
Berdasarkan pola pengaruh konsentrasi 4. k1 - 0,000080
amonium yang ditunjukkan Gambar 4 dan 5. k2 1/jam 0,000062
tingkat kesalahan relatif rata-rata dapat 6. m1 1/jam 0,000436
disimpulkan bahwa persamaan (3) lebih 7. m2 1/jam 0,000129
mewakili pola pengaruh konsentrasi amonium 8. YRSg g sel/g glk 0,1698
terhadap pertumbuhan bakteri. Khanna dan 9. YPSg g PHB/g glk 0,0321
Srivastava (2005) menunjukkan pola yang sama 10. YRSn g sel/g amm 3,5924
pada penghambatan pertumbuhan oleh
amonium pada bakteri R. eutropha.

70 E K U I L I B R I U M Vol. 10. No. 2. Juli 2011 : 67 - 72


Tabel 1. Hasil fermentasi menggunakan substrat tapioca

Konsentrasi, g/L
No Waktu, jam
R P Ss Sg Sn
1. 0 0,52 0,0079 9,1568 0 0,2655
2. 16 0,45 0,0106 8.1681 0,5033 0,2018
3. 24 0,91 0,0054 5.4169 0,5331 0,1077
4. 64 1,45 0,0131 2.847 0,87 0,0168

 l S   l 2 S gdata  S ghitung   l 3 S ndata  S nhitung  


2 2 2
SSE  1 Sdata  S Shitung

l 4 Rdata  Rhitung   l5 Pdata  Phitung 


2 2
 (11)

Perbandingan konsentrasi hasil perhitungan dan DAFTAR DAN ARTI LAMBANG


data percobaan diunjukkan pada Gambar 5. Km : tetapan kejenuhan reaksi
Ralat relatif rata-rata konsentrasi hasil sakarifikasi, g/L.
perhitungan terhadap data percobaan adalah KSg, KSn : tetapan kejenuhan glukosa atau
sebesar 13,65 %. ammonium, g/L.
KSgi : tetapan penghambatan oleh
glukosa, g/L.
10
n : tetapan.
9
R data P : konsentrasi PHB, g/L.
R hitung
8 P data
R : konsentrasi sel aktif, g/L.
7 P hitung S : konsentrasi substrat, g/L.
Konsentrasi , g/L

6
Ss data Sm : konsentrasi substrat maksimum
Ss hitung
5 Sg data
saat bakteri tidak dapat tumbuh
4 Sg hitung lagi, g/L.
3 Sn data Sg, Sn : konsentrasi substrat glukosa atau
Sn hitung
2 ammonium, g/L.
1 Snm : konsentrasi amonium maksimum
0 saat bakteri tidak dapat tumbuh
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
lagi, g/L.
Waktu fermentasi, jam
Ss : konsentrasi tapioka sisa, g/L.
Gambar 5. Konsentrasi Fungsi Waktu (Data t : waktu fermentasi, jam.
dan Simulasi) X : kadar berat kering sel, g/L.
µ : kecepatan pertumbuhan spesifik
bakteri, 1/jam.
KESIMPULAN µm : kecepatan pertumbuhan spesifik
Proses produksi PHB dari tapioka dapat maksimum bakteri, 1/jam.
dilakukan dalam satu tahap fermentasi dengan µopt : kecepatan pertumbuhan spesifik
menggunakan bakteri amilolitik Bacillus sp. optimum, 1/jam.
Proses ini terdiri dari 2 proses simultan, yaitu k1, k2 : tetapan
sakarifikasi ekstraseluler dan fermentasi l1, l2, l3, l4, l 5 : tetapan
intraseluler. Model matematika yang terdiri dari 5 m1, m2 : tetapan
persamaan diferensial simultan dengan 15 vm : kecepatan reaksi maksimum
parameter kinetika dapat digunakan untuk sakarifikasi, 1/jam.
memprediksi konsentrasi masing-masing YRSg : yield sel terhadap glukosa, g sel/g
komponen bahan (berat kering, produk PHB, glukosa.
tapioka sisa, glukosa, dan amonium sisa) YPSg : yield PHB terhadap glukosa, g
dengan ralat relatif rata-rata 13,65%. PHB/g glukosa.
YRSn : yield sel terhadap amonium, g
sel/g amonium.

Pengembangan Model Matematika Proses Simultan Antara Sakarifikasi dan Fermentasi Pada 71
Produksi Polyhydroxybutyrate
(margono)
DAFTAR PUSTAKA Lee, S.Y., 1996, Plastic Bacteria? Progress and
Andrews, J.F., 1968, A Mathematical Model for Prospects for Polyhydroxyalkanoate
the Continuous Culture of Microorganisms Production in Bacteria, Tibtech, 14, 431-
Utilizing Inhibitory Substrates, dalam 438.
Bailey, J.E. and Ollis, D.F., 1986, Ramsay, B.A., Lomaliza, K., Chavarie, C., Dube,
Biochemical Engineering Fundamentals, B., Bataille, and Ramsay, J.A., 1990,
2nd ed., p.392, McGraw-Hill Book Production of Poly(β-Hydroxybutyric-Co-
Company, New York. β-Hydroxyvaleric) Acids, Appl. Environ.
Angelova, N. and Hunkeler, D., 1999, Microbiol., 56(7), 2093-2098.
Rationalizing The Design of Polymeric Scott, G., 2000, Green Polymers, Polym.
Biomaterials, Tibtech, 17, 409-417. Degrad. Stab, 68, 1-7.
Bailey, J.E. and Ollis,D.F., 1986, Biochemical Shuler, M.L. and Kargi, F., 2002, Bioprocess
nd nd
Engineering Fundamentals, 2 ed., Engineering Basic Concepts, 2 ed.,
McGraw-Hill Book Co., New York. Prentice Hall PTR, Upper Saddle River.
Dubois, M., Gilles, K.A., Hamilton, J.K., Rebers, Yusgiantoro, P., 2006, Pidato Menteri Energi
P.A., and Smith, F., 1956, Colorimetric dan Sumber Daya Mineral Republik
Method for Determination of Sugars and Indonesia, Jakarta 2006 International
Related Substances, Anal. Chem., 28, Geosciences Conference and Exhibition
350-356. and Pengumuman Lelang dan Penawaran
Khanna, S. and Srivastava, A.K., 2005, A Simple Langsung Wilayah Kerja Baru Migas
Structured Mathematical Model for Tahun 2006.
Biopolymer (PHB) Production, Biotechnol.
Prog., 21(3), 830-838.

72 E K U I L I B R I U M Vol. 10. No. 2. Juli 2011 : 67 - 72

Anda mungkin juga menyukai