Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hikmah Andri Syawfitri

Kelas : Akuntansi Regular B


NIM : 21310093
Tugas : Bahasa Indonesia

1. Pada Kongres Pemuda tahun 1928 Anda adalah salah satu pesertanya. Oleh
peserta kongres, Anda diminta untuk membandingkan karakteristik beberapa
bahasa daerah yang Anda kenal, kemudian menyampaikan saran bahasa
daerah mana yang cocok sebagai bahasa Indonesia.
Pertanyaan:
Coba rumuskanlah karakteristik minimal 2 bahasa daerah yang Anda kenal,
kemudian buatlah saran kepada kongres untuk memilih salah satu bahasa
daerah berdasarkan hasil analisis Anda atas bahasa daerah tersebut.

Jawaban : Saya memilih bahasa bali sasak dan bahasa melayu. Karena kedua bahasa tersebut
perkembangannya sangat pesat. Bahasa bali sasak berkembang dari Pulau Lombok, Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Bahasa Sasak hidup dan berkembang pula di daerah lain, termasuk di
Provinsi Bali, yaitu di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem dan di Desa
Celukan Bawang, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Singaraja. Sedangkan bahasa melayu pusat
perkembangannya sangat luas pemakaiannya mulai dari bahasa ini menjadi bahasa resmi
di Brunei Darussalam, Indonesia (sebagai bahasa Indonesia), dan Malaysia (juga dikenal
sebagai bahasa Malaysia): bahasa nasional Singapura: dan menjadi bahasa kerja di Timor
Leste (sebagai Bahasa Indonesia). Bahasa Melayu merupakan penghubung dalam kegiatan
perdagangan dan keagamaan di Nusantara sejak abad ke-7. Migrasi kemudian juga turut
memperluas pemakaiannya. Selain di negara yang disebut sebelumnya, bahasa Melayu
dituturkan pula di Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand selatan, Filipina selatan, Myanmar selatan,
sebagian kecil Kamboja, hingga Papua Nugini. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau
Natal dan Kepulauan Cocos, yang menjadi bagian Australia.
Saran : Sebaiknya pada Kongres Pemuda tahun 1928 memilih bahasa melayu sebagai bahasa
kesatuan dan persatuan Indonesia. Hal itu disebabkan bahasa melayu sangat popular diIndonesia,
pendirian Balai Poestaka (1901) sebagai percetakan buku-buku pelajaran dan sastra
mengantarkan kepopuleran bahasa Melayu dan bahkan membentuk suatu varian bahasa
tersendiri yang mulai berbeda dari induknya, bahasa Melayu Riau. Kalangan peneliti sejarah
bahasa Indonesia masa kini menjulukinya "bahasa Melayu Balai Pustaka" atau "bahasa Melayu
van Ophuijsen". Van Ophuijsen adalah orang yang pada tahun 1901 menyusun ejaan bahasa
Melayu dengan huruf Latin untuk penggunaan di Hindia Belanda. Ia juga menjadi penyunting
berbagai buku sastra terbitan Balai Pustaka. Dalam masa 20 tahun berikutnya, "bahasa Melayu
van Ophuijsen" ini kemudian dikenal luas di kalangan orang-orang pribumi dan mulai dianggap
menjadi identitas kebangsaan Indonesia. Puncaknya adalah ketika dalam Kongres Pemuda II (28
Oktober 1928) dengan jelas dinyatakan, "menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Sejak
saat itulah bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa kebangsaan.

2. Ketika kongres sedang berlangsung, salah satu peserta marah karena bahasa
daerahnya tidak terpilih sebagai bahasa Indonesia. Kebetulan saatn itu Anda
yang memimpin sidang.

Pertanyaan
Buatlah rumusan jawaban yang bisa meredam kemarahan peserta kongres
tersebut yang sekaligus mencerminkan kepribadian Anda sebagai pemimpin
yang arif dan bijaksana.

Jawaban : Sebagai cerminan pemimpin yang arif dan bijaksana kita semua adalah pemuda
negara Indonesia, yang bertujuan untuk mempersatukan negara Indonesia tercinta. Bila ada
ketidaksamaan pendapat dalam Kongres Pemuda tahun 1928, kita bisa bahas secara musyawarah
untuk mencapai mufakat, tanpa ada kemarahan diantara peserta. Kita Indonesia juga beragam
suku dan budaya, berbeda – beda tetapi tetap satu. Jadi alangkah baiknya kita selesaikan secara
baik-baik tanpa ada kemarahan satu sama lain antar peserta.

Anda mungkin juga menyukai