Anda di halaman 1dari 6

ELPOSYS: Jurnal Sistem Kelistrikan

Vol. xx No.x,ISSN: 2407-232X, E-ISSN: 2407-2338

Analisis Perbandingan Penempatan Solar Panel 4x50 Wp Terhadap


Daya Keluaran Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya di
Politeknik Negeri Malang
Shofi Hani Maulina*a)

Pembimbing : M. Noor Hidayat,S.T.,M.Sc.,Ph.D., Irwan Heryanto/Eryk,S.T.,M.T


(Artikel diterima: September 2022, direvisi: September 2022)
Abstrak: In the current era, limited energy resources are becoming a very busy issue discussed by the general public, this is due to
the increasing energy needs much needed, but not matched by population growth and growthIndonesia’s economy is growing. Hybrid
Power Plant (PLTH) is a power plant consisting of two or moredifferent power plants. System A hybrid power plant is a combination of two
or more energy power plants alternative, namely wind energy (PLTB) and solar thermal energy (PLTS). Previously been Installed PLTS
4x50 Wp and PLTB Darrieus type with a power capacity of 100 watts in the field Mini Soccer State Polytechnic of Malang., However, due
to the poor performance of PLTS 4x50 Wpoptimal because the Solar Panel 4x50 Wp is under the turbine or exposed to turbine shading then
in this study it will be reconfigured and can be used as a reference for compare the position of the placement of the 4x50 Wp Solar Panel
above the turbine or below the turbinetaking into account the factors that affect the performance of PLTS. Parameters that used in this
study is the state of the energy source and electrical load installed in thearound this Hybrid power plant . PLTS Output Value before
reconfiguration an average of 9,67 watts and the output Value of PLTS after reconfiguration produces a value of an average of 18,96 watts.
So the performance of PLTS cannot be maximized due to certain factors such as Shading of the turbine, surrounding trees or leaves and
the angle of inclination can also beaffect the performance of PLTS.
Kata-kata kunci : Darrieus Type, PLTH, PLTS, Output Power, Shading, PLTS Performance, Energy Renewable
1. Pendahuluan dapat diatasi dengan perencanaan ulang penempatan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 4x50 Wp yang
1.1 Latar Belakang
dapat menghasilkan kinerja yang maksimal pada PLTH.
PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid) ialah
Sistem ini akan mensuplai baterai dengan dua sumber yang
Pembangkit Listrik yang terdiri dari dua atau lebih pembangkit
berbeda melalui Charger Controller multiinput jadi
listrik yang berbeda Seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
ketidakcukupan supplai ke inverter dapat diatasi adanya dua
(PLTB) yang dipadukan dengan Pembangkit Listrik Tenaga
sumber yang berbeda yaitu dari PLTB dan PLTS.
Surya (PLTS) yang berada di lapangan futsal Politeknik
Berbicara mengenai area yang digunakan oleh solar
Negeri Malang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
panel pada suatu PLTS, sebagian (satu atau lebih sel)
listrikdi lapangan futsal Politeknik Negeri Malang. Penggunaan
mungkin dibayangi atau terhalangi oleh pepohonan, daun
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid yang berada di lapangan
yang jatuh, kabut, awan, atau panel surya yang terpasang di
futsal Politeknik Negeri Malang dengan Photovoltaic 4x50 Wp
dekatnya. Pada kasus shading ini, sel surya yang tertutupi
dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dirasa keluaran
akan berhenti memproduksi energi listrik dan berubah
outputnya belum maksimal untuk memenuhi kebutuhan listrik
menjadi beban pasif.
yang berada pada lapangan futsal Politeknik Negeri Malang.
Oleh karena itu, dibutuhkan penataan dan perencanaan Berdasarkan latar belakang dari permasalahan
ulang penempatan Solar Panel Photovoltaic4x50 Wp pada tersebut maka penulis mengambil judul “ANALISIS
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) ini sangat PERBANDNGAN PENEMPATAN SOLAR PANEL 4x50 WP
diperlukan supaya output yang dihasilkan akan maksimal. TERHADAP DAYA KELUARAN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA HYBRID DARRIEUS – SURYA DI POLITEKNIK
Matahari memasok energy ke bumi dalam bentuk sinar
NEGERI MALANG”
radiasi. Tanpa adanya sinar radiasi, kehidupan di muka bumi
ini tidak akan berjalan. Sebab itu dampak dari itu, Efesiensi 1.2 Rumusan Masalah
ouput sel surya yang masih belum maksimal ini dapat
1. Bagaimana intesitas radiasi matahari dan daya keluaran
berpengaruh terhadap hasil keluaran output daya listrik yang
pada solar panel 4x50 Wp sebelum rekonfigurasi di
akan dihasilkan. Oleh sebab itu, perlu upaya untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya?
mengoptimalkan keluaran output daya listrik panel surya
2. Bagaimana rekonfigurasi penempatan solar panel 4x50 Wp
yang terdapat di Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH)
di Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya untuk
yang berada di lapangan futsal Politeknik Negeri Malang agar
intensitas radiasi matahari dan daya keluaran yang lebih
Efesiensinya meningkat. Sehingga permasalahan diatas ini
optimal?
3. Bagaimana perbandingan intesitas radiasi matahari dan

Korespondensi: Shofihanimaulina3214@gmail.com
a) Prodi Sistem Kelistrikan, Jurusan Teknik Elektro, Polinema.
Jalan Soekarno-Hatta No. 9 Malang 65141 1
Analisis Perbandingan Penempatan Solar Panel 4x50 Wp Terhadap Daya Keluaran Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya
di Politeknik Negeri Malang
(Shofi Hani Maulina)

daya keluaran pada solar panel 4x50 Wp di Pembangkit energi listrik. Sel surya atau solar cell merupakan komponen vital
Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya sebelum dan yang umumnya terbuat dari bahan semikonduktor. Multicrystalline
sesudah dilakukan rekonfigurasi penempatan? silicon adalah bahan yang paling banyak dipakai dalam industri
solar cell Multicrystalline dan monocrystalline silicon menghasilkan
1.3 Tujuan
efisiensi yangrelatif lebih tinggi daripada amorphous silicon. [ ]
1. Mengukur intesitas radiasi matahari dan daya keluaran
2.3 Rangkaian Paralel Solar Cell
pada solar panel 4x50 Wp di Pembangkit Listrik Tenaga
Hybrid Darrieus – Surya. Sel surya di rangkai secara seri maupun parallel serupa
2. Rekonfigurasi penempatan solar panel 4x50 Wp di dengan baterai. Secara umum, sel surya menghasilkan tegangan
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya untuk sebesar 0,45 – 0,5 V dan arus listrik sebesar 0,1 A saat menerima
intesitas radiasi matahari dan daya keluaran yang lebih sinar cahaya yang terang.[ ]
optimal. Perhitungan Efisiensi dari solar cell aalah sebagai berikut ;
3. Menganalisis perbandingan intesitas radiasi matahari dan 𝑃 max (Maximum power Output))
Efesiensi = 𝑥 100%
daya keluaran pada solar panel 4x50 Wp di Pembangkit (Incident Radiation Flux) 𝑋 A (Area of collector)
Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya sebelum dan Keterangan :
sesudah dilakukan rekonfigurasi penempatan. Pmax = Daya maksimal output (watt)
I = Intesitas matahari (watt/m2)
A = Luas Penampang panel Surya (m2)
2. Tinjauan Pustaka
2.4 Perhitungan Panel Solar Cell
PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid)
Parameter untuk menentukan nilai output pada sel surya
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid ialah gabungan antara
untuk menghitung atau menentukan hasil efisensi pada panel yang
beberapa jenis Pembangkit Listrik berbasis energy terbarukan.
kita gunakan. [ ]
Tujuan utama dari sistem Hybrid pada dasarnya ialah suatu sistem
P max = Vmp x Imp…………………………………………..(2.1)
pembangkit listrik yang memadukan beberapa jenis pembangkit
Keterangan :
listrik, pada umumnya antara pembangkit berbasis energy baru dan
Pmax = Daya maksimum keluaran (W)
terbarukan. [ ]
Vmp = Tegangan maksimum (Volt)
Renewable energy yang digunakan pada PLTH digunakan
Imp = Arus maksimum (Ampere)
untuk penelitian menggunakan dari energi angin yang digabungkan
Faktor pengisi (FF) adalah ukuran kualitas dari sel surya yang
dengan energi matahari sehingga akan menjadi pembangkit yang
dapat diketahui denganmembandingkan daya maksimum teoritis
efisiensi, efektif dan handal supaya dapat mensuplai kebutuhan
dan daya ouput pada tegangan rangkaian terbuka dan hubung
energi listrik baik sebagai penerangan ataupun kebutuhan
pendek.
pendukung yang berada di industri kecil.
𝑉𝑚𝑝 𝑋 𝐼𝑚𝑝
FF = ………………………………………………(2.2)
2.1 PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) 𝑉𝑜𝑐 𝑋 𝐼𝑠𝑐
Keterangan :
PLTS adalah suatu teknologi pembangkit yang akan
FF = Faktor Pengisian
mengkonversi energi foton dari surya mmenjadi energi listrik.
Vmp = Tegangan maksimum (Volt)
Konversi ini terjadi pada PV modul yang terdiri dari sel surya, sel
Imp = Arus maksimum (Ampere)
surya merupakan lapisan – lapisan tipis dari silicon (Si) murni dan
Voc = Tegangan open circuit (Volt)
bahan semi konduktor lainnya. Apabila bahan tersebut
Isc = Arus short circuit (Ampere)
mendapatkan energi foton, akan mengeksitasi elekton dari ikatan
atomnya menjadi elektron yang bergerak bebas dan akhirnya akan
mengeluarkan tegangan listrik arus searah. [ ] 3. Metodologi
Hal ini disebabkan faktor utama yang menentukan besar
3.1 Metode Pengumpulan Data
kapasitas panel surya adalah lamanya penyinaran matahari yang
optimal untuk mengisi baterai sebagai pensuplai energi sesuai Pada penelitian ini, langkah – langkah untuk memperoleh
dengan kebutuhan bebannya. Lamanya penyinaran sering kebenaran informasi supaya penulisan dan pembuatan alat ini
diistilahkan sebagai waktu equivalent matahari (equivalent sun memperoleh hasil yang diinginkan dan mempunyai nilai positif
hours atau peak sunhours). Penentuan waktu equivalent matahari untuk masa yang akan datang. Oleh sebab itu dalam penulisan
ditentukan dari besarnya radiasi rata – rata luas panel (meter per Skripsi ini penulis menggunakan metode – metode yang diterapkan
segi). Karena equivalent rata – rataIndonesia besarnya ialah 4,8 dalam hal ini diantaranya sebagai berikut :
kWh per hari, sehingga equivalent matahari di Indonesia adalah 4,8
a. Studi Literatur
jam.
Studi literatur ini dilakukan dengan cara membaca buku,
2.2 Solar Cell (Photovoltaic) jurnal, maupun referensi yang dapat menunjang penyusunan yang
berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis.
Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh komponen yang
b. Observasi
disebut sel surya yang besarnya sekitar 10 – 15 cm pesegi.
Observasi merupakan suatu tindakan dengan cara
Komponen ini mengkonversi energi dari cahaya matahari menjadi

2
Analisis Perbandingan Penempatan Solar Panel 4x50 Wp Terhadap Daya Keluaran Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya
di Politeknik Negeri Malang
(Shofi Hani Maulina)

melakukan penelitian lapangan atau survey lapangan dan 4. Analisa dan Pembahasan
pengambilan data yang diperlukan dalam menganalisa dan
Sebelumnya sudah ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
penyelesaian agar lebih mengetahui masalah yang sebenarnya
(solar cell) 4x50 Wp dilapangan minisoccer Politeknik Negeri
terjadi.
Malang. Namun kurangnya maksimal daya output yang dihasilkan
c. Wawancara
oleh panel surya (solar cell) 4x50 Wp tersebut, maka akan
Wawancara dilakukan penulis untuk mendapatkan informasi
dilakukan perubahan posisi penempatan panel surya (solar cell)
lebih dengan cara Tanya jawab antara pihak narasumber yang
4x50 Wp sehingga daya output yang dihasilkan akan lebih
terpercaya untuk menguatkan atau memperdalam pemahaman
maksimal dan optimal.
akan masalah yang dibahas.
d. Pengujian 4.1 Perhitungan Kapasitas Baterai
Metode ini dilakukan setelah melaksanakan proses
Adapun untuk memilih baterai, perlu adanya pertimbangan
perencanaan ulang dan pemindahan solar panel 4x50 Wp.
dari sebuah beban yang akan di suplai dan besar DOD (Depth of
Pengujian ini dilakukan secara mandiri, di pergunakan untuk
Discharge) yang akan digunakan. Maka, diperlukan perhitungan
mendapatkan data – data teknis yang berkaitan tentang hasil dari
berdasarkan DOD (Depth of Discharge) yang dimiliki oleh baterai,
perbandingan penempatan solar panel 4x50 Wp terhadap
hal ini bertujuan untuk baterai tetap dapat digunakan dengan baik
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Tipe Darrieus.
dalam waktu penggunaan lebih lama.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penggunaan konsumsi listrik adalah 4
buah lampu LED dengan kapasitas daya sebesar 10 Watt selama
Waktu Penelitian : Januari 2022 – April 2022
11 jam pemakaian. Jadi total konsumsi listrik yang dipakai adalah,
Tempat Penelitian : Lapangan Futsal Politeknik Negeri
4 buah x 10 Watt x 11 Jam = 440 Wh
Malang
Rata – rata konsumsi listrik diberi angka toleransi sebesar
3.3 Langkah Pengerjaan 20% untuk listrik yang digunakan. Maka total energi listrik yang
dibutuhkan adalah,
Flawchart merupakkan suatu bagan yang menggambarkan
W = 440 Wh + (440 x 20%) = 528 Wh
suatu langkah atau urutan kerja dari penyelesaian suatu masalah.
Oleh sebab itu kapasitas baterai dengan output 12 V yang
Dengan demikian flawchart ini merupakan suatu langkah awal
528 𝑊ℎ
pembuatan suatu program, sehingga proses kegiatan akan lebih dapat digunakan adalah = 44 𝐴ℎ
12 𝑉
jelas.
4.2 Gambar Desain Perencanaan PLTS
Rumah turbin tersebut terletak pada titik sentral dari alat ini
dan lurus secara vertikal dengan tiang utama penyangga alat,
dikarenakan turbin adalah benda yang bergerak berputar maka titik
keseimbangan optimal adalah di titik tengah alat untuk mengurangi
efek dari gaya putaran turbin.
Peletakan 4 buah panel surya (solar cell) disusun menjadi
satu diatas turbin angin dengan tujuan agar mendapatkan sinar
cahaya matahri dengan maksimal tanpa terhalang bayangan turbin
tersebut. Sudut kemiringan panel surya (solar cell) tersebutadalah
sebesar 15 ͦ dan menghadap ke utara yang optimal secara
astronomis bagi daerah indonesia khususnya pada pulau jawa
yang berada pada garis katulistiwa supaya panel surya (solar cell)
dapat menyerap sinar cahaya matahari dengan maksimal.
Kemiringan tersebut sudah cukup untuk menghindari benda lain
atau air hujan dipermukaan panel surya(solar cell) sehingga dapat
mengurangi efek shading atau tertutupnya permukaan panel surya
(solar cell) dalam menyerap sinar cahaya matahari.

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

3
Analisis Perbandingan Penempatan Solar Panel 4x50 Wp Terhadap Daya Keluaran Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya
di Politeknik Negeri Malang
(Shofi Hani Maulina)

12.25 680,44 618,11 568,54 621,57 715,9 571,1


13.25 526,64 620,24 501,28 718,54 771,0 698,4
14.25 610,77 674,07 583,82 670,37 746,3 641,9
Tabel 4.1. Rata – Rata Pengukuran Radiasi Matahari
Dari hasil pengambilan rata – rata data radiasi matahari
diatas dapat disimpulkan bahwa Peak Solar Hours (PSH) di
lapangan Mini Soccer Politeknik Negeri Malang memiliki PSH 4 jam
dalam satu hari. Dan pada pemasangan PLTS bearada diatas
turbin angin sehingga tidak adanya shading, sehingga
mendapatkan daya yang optimal dari cahaya matahari.
4.5 Pengujian Panel Surya Dirangkai Paralell
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari keluran
Tampak Kiri Tampak Kanan panel surya sebesar 4x50 Wp yang dirangkai secara parallel
Gambar 4.1. Desain PLTS 4x50 Wp dengan data radiasi yang diperoleh dalam satu hari mulai pukul
09.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB dengan jarak interval 1 jam
4.3 Menentukan Kapasitas Panel Surya sekali data diambil dan diamati.
Setelah menemukan jumlah kebutuhan energi maka bisa Arus yang menuju charge controller kita ukur menggunakan
ditentukan kapasitas panel surya yang akan dibutuhkan dengan alat Ampere Meter untuk mengetehaui besar Imp pada panel surya
cara membagi kebutuhan energi dengan 4. Angka 4 tersebut yang kita gunakan. Untuk mengetahui besar Vmp maka alat ukur
merupakan lamanya waktu penyerapan idealnya panel surya di yang kita gunakan seperti Volt Meter di rangkai secara parallel
indonesia yang berlangsung mulai dari pukul 10.00 WIB sampai antara output pada panel surya dengan input dari charge controller.
dengan 14.00 WIB. Panel surya tetap mampu menghasilkan daya
pada waktu sebelum pukul 10.00 WIB dan setelah pukul 14.00 WIB,
tetapi kapasitas daya yang dihasilkan tidak semaksimal antara
pukul tertentu.
Telah diketahui bahwa kebutuhan total energi listrik pada
440 𝑊ℎ
penelitian ini adalah sebesar 440 Wh, maka = 110 𝑊𝑝
4ℎ
Kebutuhan panel surya tersebut 110 Wp agar menyesuaikan
dengan ketersedian yang berada di pasaran, maka di penelitian ini
menggunakan 4x50 Wp.
4.4 Penentuan Tata Letak Solar Cell
Dalam menentukan tata letak solar cell maka dibutuhkan
pengujian data – data radiasi matahari, dengan keluaran dari
resapan sel surya yang digunakan. Dalam penelitian ini akan
diambil data keseluruhan sel surya dari pukul 09.25 WIB sampai Gambar 4.2. Pengujian Vmp dan Imp PLTS Rangkaian Paralel
dengan 12.25 WIB dengan jarak interval 1 jam sekali pengambilan
data dan diamati. Berikut merupakan tabel rata – rata hasil 4.6 Pengujian Panel Surya Dirangkai Seri
pengujian besar radiasi matahari. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari keluran
JAM Utara Selatan panel surya sebesar 4x50 Wp yang dirangkai secara parallel
Normal Max Min Normal Max Min dengan data radiasi yang diperoleh dalam satu hari mulai pukul
09.25 696,17 748,21 641,28 578,67 608,6 553,6 09.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB dengan jarak interval 1 jam
10.25 985,48 1067,2 931,77 697,78 737,1 656,7 sekali data diambil dan diamati.
11.25 893,72 968,54 876,01 854,55 906,2 811 Arus yang menuju Charge Controller kita ukur menggunakan
12.25 729,85 817,4 673,25 638,08 707,5 658,2 Ampere Meter untuk mengetahui besar Imp pada panel surya yang
13.25 765,84 844,85 729,58 603,64 635,7 578,1 kita gunakan. Untuk mengetahui besar Vmp maka alat ukur yang
14.25 737,74 822,95 706,6 711,74 766,7 676,1 kita gunakan seperti Volt meter dirangkai secara paralel antara
output pada panel surya dengan input dari Charge Controller.
JAM Timur Barat
Normal Max Min Normal Max Min
09.25 647,27 700,11 607,01 575,1 616,1 538,9
10.25 888,47 955,38 840,25 805,71 864,0 783,0
11.25 841,65 902,52 827,44 841,84 884,9 841,7

4
Analisis Perbandingan Penempatan Solar Panel 4x50 Wp Terhadap Daya Keluaran Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya
di Politeknik Negeri Malang
(Shofi Hani Maulina)

𝑃 𝑜𝑢𝑡 15,026
𝜂= 𝑥 100% = 𝑥 100% = 0,034%
𝑃 𝑖𝑛 429,659
Rangkaian Seri
Diketahui Pin sebesar 378,145 W Pout sebesar 39,32 W
𝑃 𝑜𝑢𝑡 39,32
𝜂= 𝑥 100% = 𝑥 100% = 0,103%
𝑃 𝑖𝑛 378,145
Berdasarkan hasil efisiensi diatas menunjukan nilai sangat
kecil karena pada pengujian parallel dan seri baterai dalam
keadaan hampir penuh. Jadi arus (Imp) yang masuk pada input
multiple input charge controller tipe MPPT masih mengalir
kemungkinan sangat kecil dikarenakan baterai tersebut dalam
keadaan hampir penuh.
4.10 Analisa Perbandingan Hasil Output PLTS Terhadap PLTH
Dari hasil pengujian PLTS 4x50 Wp sebelumnya dan
sesudah dilakukan rekonfigurasi maka dilakukan perbandingan
daya output yang dihasilkan oleh PLTS terhadap pembangkit listrik
Gambar 4.3. Pengujian Vmp dan Imp PLTS Rangkaian Seri
tenaga hybrid darrieus – surya ini. Hasil perbandingan tersebut
4.7 Perhitungan Daya Pada Rangkaian Parallel untuk mengetahui pengaruh kinerja PLTS 4x50 Wp ini apakah
sudah beroperasi secara optimal atau belum optimal.
Berdasarkan data yang dihasilkan. Kita mengambil data rata
Berikut ini data yang di dapat oleh pengujian dan pengukuran
– rata dalam sehari, untuk mendapatkan daya masuk (Pin) dan
sebagai berikut :
daya keluaran (Pout) dalam sehari pengujian.
Rata – Rata Daya Input PV dan Daya Output PV
P in = Ir x A
Waktu Radiasi Daya Input PV Daya Output
= 898,87 W/𝑚2 x 0,478 𝑚2 PV
Sblm Ssdah Sblm Ssdah Sblm Ssdh
= 429,659 W
09.00 724,37 1035,9 1,18 3,23 8,39 11,67
10.00 914,65 1088,6 1,77 2,80 9,95 19,48
𝑉𝑚𝑝 𝑥 𝐼𝑚𝑝 21,28 𝑉 𝑥 0,71 𝐴 15,108 11.00 788,18 1250 1,51 2,63 10,68 24,05
FF = = = = 0,149 12.00 700,22 1173,7 1,29 2,20 9,67 29,66
𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐 20,13 𝑉 𝑥 5,01 𝐴 100,85
P out = Voc x Isc x FF Tabel 4.2. Perbandingan Output PLTS 4x50 WP
= 20,13 V x 5,01 A x 0,149
= 15,026 W Dari tabel 4.2 tersebut saat sebelum adanya rekonfigurasi
pada panel surya 4x50 Wp, daya output yang dihasilkan lebih kecil
4.8 Perhitungan Daya Pada Rangkaian Seri daripada daya output sesudah rekonfigurasi. Oleh sebab itu
Berdasarkan data yang dihasilkan. Kita mengambil data rata dilakukannya perencanaan ulang PLTS 4x50 Wp diatas turbin
– rata dalam sehari, untuk mendapatkan daya masuk (Pin) dan supaya kinerja PLTS ini lebih optimal dan tidak ada shading di
daya keluaran (Pout) dalam sehari pengujian. waktu waktu tertentu. Dengan rekonfigurasi ini dapat diketahui
P in = Ir x A bahwa nilai output lebih tinggi 2 kali lipatnya dari nilai output panel
surya 4x50 Wp sebelum di rekonfigurasi.
= 791,10 W/𝑚2 x 0,478 𝑚2

= 378,145 W 5. Penutup
𝑉𝑚𝑝 𝑥 𝐼𝑚𝑝 41,34 𝑉 𝑥 0,97 𝐴 40,09 5.1 Kesimpulan
FF = = = = 0,39
𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐 40,66 𝑉 𝑥 2,48 𝐴 100,83
1. Berdasarkan hasil percobaan, pengujian dan perencanaan
P out = Voc x Isc x FF PLTS 4x50 Wp tersebut dipasang disisi atas turbin, karena
= 40,66 V x 2,48 A x 0,39 pemasangan tiang Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Drrieus
= 39,32 W – Surya ini berada di lapangan minisoccer Politeknik Negeri
4.9 Perhitungan Efisiensi Malang sehingga intensitas radiasi matahari dapat menyinari
panel surya 4x50 Wp tersebut secara optimal dan maksimal,
Efisiensi yang terjadi pada sel surya adalah merupakan dikarenakan tidak adanya shading.
perbandingan daya yang dapat dibangkitkan oleh sel surya dengan 2. Dari hasil analisa kinerja aliran daya bahwa panel surya yang
energi input yang diperoleh dari radiasi matahari. Dari hasil dirangkai parallel menghasilkan radiasi matahri rata – rata
perhitungan daya masuk (Pin) dan daya keluaran (Pout) diatas, sebesar 898,87 W/m2, dengan nilai rata – rata tegangan yang
maka menghasilkan efesiensi sebagai berikut. dihasilkan oleh Voc sebesar 20,13 Volt, dan Vmp sebesar
Rangkaian Parallel 21,28 Volt dengan arus Isc sebesar 5,01 Ampere dan Imp
Diketahui Pin sebesar 429,659 W Pout sebesar 15,026 W sebesar 0,71 Ampere. Sedangkan panel surya dirangkai seri
5
Analisis Perbandingan Penempatan Solar Panel 4x50 Wp Terhadap Daya Keluaran Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Darrieus – Surya
di Politeknik Negeri Malang
(Shofi Hani Maulina)

menghasilkan radiasi matahari rata – rata sebesar 791,10 [6] King, Borni Flours, dkk: 2020 “Sistem Kontrol Charging dan
W/m2, dengan nilai rata – rata tegangan yang dihasilkan Voc Discharging Serta Monitoring Kesehatan Baterai”. Jurnal
sebesar 40,66 Volt dan Vmp sebesar 41,34 Volt dengan arus Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Isc sebesar 2,48 Ampere dan Imp sebesar 0,97 Ampere. Hal Tanjungpura.
ini telah sesuai dengan hukum khirchof 2 bahwa sumber [7] Lubis, A. (2007). “ENERGI TERBARUKAN DALAM
tegangan yang terpasang seri saling menjumlahkan PEMBANGUNAN”. Energi Terbarukan,, 156 – 160.
sedangkan parallel tidak berubah nilai totalnya. Oleh karena [8] Mahardhika, Indra. (2021). “PERENCANAAN DAN ANALISA
itu panel surya 4x50 Wp ini dirangkai secara parallel PEMBANGKIT LISTRIK HYBRID ANTARA PLTS 2x100 WP
dikarenakan arusnya lebih kecil sedangkan kalau diseri itu DAN PLTB TIPE SAVONIUS KAPASITAS 60 WATT DI
arusnya lebih besar. Ditakutkan arusnya nanti melebihi LABORATORIUM RENEWABLE ENERGY POLITEKNIK
kapasitas MPPT atau Charge Controller tersebut yang dapat NEGERI MALANG”. Teknik Elektro, 7 – 11.
mengakibatkan over current pada komponen MPPT tersebut. [9] Muhammad Arya Iga, W. (2021).”PERENCANAAN DAN
3. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan setelah adanya ANALISA PEMBANGKIT LISTRIK HYBRID ANTARA PLTS
rekonfigurasi penempatan posisi panel surya 4x50 Wp 4x50 WP DAN PLTB TIPE DARRIEUS KAPASITAS 100
didapatkan hasil output PLTS 4x50 Wp menjadi lebih optimal WATT DI LAPANGAN FUTSAL POLITEKNIK NEGERI
dibandingkan dengan hasil output sebelum dilakukan MALANG”. Teknik Elektro, 21 – 25.
rekonfigurasi. [10] Muhammad Rizal Fachri, H. (2017). ”Analisa Potensi Energi
Angin Dengan Distribusi Weibull untuk Pembangkit Listrik
5.2 Saran
Tenaga Bayu (PLTB) Banda Aceh”, Jurnal Ilmiah Pendidikan
1. Untuk pengembangan PLTH apabila ada penambahan Teknik Elektro, Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala 156 –
kapasitas PLTB Tipe Darrieus atau PLTS untuk 163.
memperhatikan dan mengecek kapasitas Multiple Input [11] Phanias, E. D. (2014). Pemanfaatan teknologi hybrid
Charge Controller Tipe MPPT supaya tidak terjadinya berbasis energi surya dan angin. Slideshare, 13.
kerusakan pada sistem PLTH tersebut dan memperhatikan [12] Rinna Hariyati, M.N., & Hassanah, A.W. (2019). Konsep
kapasitas yang mengalir ke baterai. Fotovoltaik Terintegrasi On Grid dengan Gedung STT – PLN
2. Berhati – hatilah ketika memasang kabel positif dan negatif, Konsep Fotovoltaik Terintegrasi On Grid dengan Gedung
jarak terminal positif dan negative berdekatan STT – PLN. Energi dan Kelistrikan : Jurnal Ilmiah, 17 – 26.
memungkinkan terjadinya hubung singkat yang dapat [13] Sankelux: 2019 “Penting Mengatur Sudut Kemeringan Ideal
merusak komponen baik itu MPPT atau komponen lainnya Saat Pemasangan Solar Cell”.
yang berada di sistem PLTH tersebut. [14] Timotius, Eric Abit Duka. (2018). ”Perencaan Pembangkit
3. Melakukan maintenance sistem komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hybrid Pada Area Parkir Gedung Dinas
Listrik Tenaga Hybrid supaya sistem tetap berjalan dengan Cipta Karya, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten
baik tanpa adanya kerusakan dengan semestinya. Bandung”. Teknik Elekto, Universitas Udayana 67 – 69.

Daftar Pustaka
[1] Azhar, Fachmi H. (2020). “ANALISA PENGARUH
INTESITAS CAHAYA TERHADAP KERJA PANEL SURYA 50
WP”. Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara 13 – 33.
[2] Builder: 2020. “Efek shading panel surya dan pengaruhnya
terhadap output daya”. http://www.bulder.id/efek-shading-
panel-surya/, diakses 3 Desember 2021.
[3] Cahyadi, Catra Indra, dkk (2020).”Efesiensi Recharrger
Baterai Pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya”. Electrical
Journal Vol.9 No.2
[4] Gesainstech, (2021), Rangkaian panel surya secara seri,
paralel dan seri – paralel,
https://www.gesainstech.com/2021/09/rangkaian-seri-
pararel-panel-surya.html, diakses 3 Desember 2021
[5] Hartono, B.S. (2016). “STUDI KOMPARASI KUALITAS DAYA
ANTARA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)
DENGAN PEMBANGKIT GENSET DENGAN DAYA SAMA
15KVA”. Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Jakarta
415 – 418.
6

Anda mungkin juga menyukai