Untitled
Untitled
Abstract: The development of Planning Solar Power Plants (SPP) of type photovoltaic (PV) systems
in Indonesia is very profitable, because Indonesia has consistent sunlight throughout the year. But why
is SPP of PV type not yet utilized optimally? To answer these questions, it is necessary to conduct a
study with the title "Critical Analysis of Planning Solar Power Plants of Photovoltaic (PV) type as
Alternative Energy in the Future". The research aims to find out how far SPP of PV type has been
used optimally. The research was conducted by the literature method on a number of
research/planning on SPP of PV type in Indonesia. The study found that: (1) on-grid solar power
plants using solar modules would be very beneficial if integrated with the PLN grid; (2) large
commercial buildings/public facilities that have flat roof surfaces are ideal places for SPP of PV type
development; (3) the ratio of power released by PLN for PJUs is 76.66%, while for solar panels it is
23.3%; (4) research on inverter performance found that the highest energy production was generated
by 44-E5 inverters (17,827 kWh) and the lowest energy production was 8-D3 inverters (8,898 kWh);
and (5) the main obstacle in SPP of PV type development, that the main components of SPP must still
be imported.
Keywords : PLTS, Photovoltaic (PV), PLTS off-grid, PLTS on-grid
Keterangan:
ηp = efisiensi fotovoltaik
(IV)max= daya kolektor maksimum (W)
I = Insolasi matahari (W/m2)
AC = luas kolektor fotovoltaik (m2)
karakteristik lingkungan termasuk lamanya 1. Maximum Power Point (Vmp dan Imp)
penyinaran matahari dan indeks kecerahan di Pada kurva I-V, Maximum Power Point (Vmp
suatu tempat. dan Imp) adalah titik operasi, dimana
Daya yang dihasilkan panel surya maksimum pengeluaran/output yang dihasilkan
maksimum diukur dengan besaran Wattpeak oleh panel sel surya saat kondisi operasional.
(Wp), yang konversinya terhadap Watthour Dengan kata lain, Vmp dan Imp dapat diukur
(Wh) tergantung intensitas cahaya matahari pada saat panel sel surya diberi beban pada 25
yang mengenai permukaan panel. Selanjutnya derajat Celcius dan radiasi 1000 watt per meter
daya yang dikeluarkan oleh panel surya adalah persegi. Pada kurva di atas voltase 17 volts
daya panel dikalikan lama penyinaran. Contoh: adalah Vmp, dan Imp adalah 2,5 ampere.
sebuah panel surya berkapasitas 50 Wattpeak Jumlah watt pada batas maksimum ditentukan
disinari matahari dengan intensitas maksimum dengan mengalikan Vmp dan Imp, sehingga
selama 8 jam maka daya yang dihasilkan jumlah watt maksimum pada STC adalah
adalah 50 kali 8 Watthour atau 400 Watthour. sebesar 43 watt.
Daya sebanyak ini dapat digunakan untuk 2. Voltage Open circuit (Voc)
menyalakan 4 buah lampu 25 Watt selama 4 Voltage Open Circuit (Voc) adalah kapasitas
jam atau sebuah televisi hitam putih 40 Watt tegangan maksimum yang dapat dicapai pada
selama 10 jam. Total pengeluaran listrik saat tidak adanya arus (current). Pada kurva I-
(wattage) dari panel sel surya adalah sebanding V, Voc adalah 21 volt. Daya pada saat Voc
dengan voltase/tegangan operasi dikalikan adalah 0 watt. Voc panel sel surya dapat diukur
dengan arus operasi saat ini. Panel sel surya di lapangan dalam berbagai kondisi. Saat
dapat menghasilkan arus dengan voltase yang membeli modul, sangat direkomendasikan
berbeda-beda. Hal ini berbeda dengan baterai, untuk menguji voltase, agar dapat diketahui
yang menghasilkan arus dari voltase yang “apakah voltase cocok dengan sepisifikasi
relatif konstan. pabrik”. Saat menguji voltase dengan
Karakteristik luaran/output dari panel sel multimeter digital dari terminal positif ke
surya dapat dilihat dari kurva performansi, terminal negatif. Voltage Open Circuit (Voc)
disebut I-V curve. I-V curse menunjukkan dapat diukur pada pagi hari dan sore hari.
hubungan antara arus dan voltase. 3. Short Circuit Curret (Isc)
Short Circuit Current (Isc) adalah maksimum
output arus dari panel sel surya yang dapat
dikeluarkan (output) di bawah kondisi dengan
tidak ada resistansi atau hubung pendek. Pada
kurva I-V di atas menunjukkan perkiraan arus
2,65 Ampere. Daya pada Isc adalah 0 watt.
Short circuit current dapat diukur hanya pada
saat membuat koneksi langsung antara
terminal positif dan negatif dari panel sel surya.
METODE
Gambar 4. I-V Curve Penelitian ini adalah penelitian
literature yang dilakukan sebagai kegiatan
Gambar di atas menunjukkan tipikal pengumpulan informasi yang relevan dengan
kurva I-V. Voltase (V) adalah sumbu topik yang dijadikan obyek penelitian (Notar &
horizontal. Arus (I) adalah sumbu vertikal. Cole, 2010). Teknik pengumpulan data
Kebanyakan kurva I-V diberikan dalam Standar dilakukan dengan melakukan kajian terhadap
Test Conditions (STC) 1000 watt per meter buku-buku Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS)
persegi radiasi (atau disebut satu matahari dan sejumlah artikel tentang PLTS (2009-
puncak/one peak sun hour) dan 25 derajat 2019). Teknik analisis data yang digunakan
Celcius/77 derajat Fahrenheit suhu solar cell adalah dengan mendeskripsikan data dan
panel. Sebagai informasi, STC mewakili informasi dalam bentuk kalimat yang mudah
kondisi optimal dalam lingkungan dipahami sebagai upaya memperoleh jawaban
laboratorium. Kurva I-V terdiri dari 3 hal yang dari permasalahan yang diteliti (Sugiyono,
penting yaitu:
122 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.1 Januari 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL
2006), terkait dengan beberapa studi kelayakan keterbatasan teknis PLTS solar thermal yang
tentang PLTS di Indonesia. Jurnal yang dikaji menyebabkan lokasi pemasangan harus di
berupa jurnal yang terkait dengan PLTS, baik tempat-tempat terten-tu yang memiliki direct
tipe on-grid maupun off-grid. irradiation (tidak fleksibel) dan secara
hitungan ekonomis hanya bisa jika dipasang
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam skala besar di atas 20 MW (tidak
Pada dasarnya terdapat dua tipe PLTS bisa dipasang dengan sistem terdistribusi
yaitu photovoltaic (PV) dan solar thermal. model PLTS PV yang umum).
PT. PLN (Persero) di Indonesia, maka jaringan listrik semaksimal mungkin. Dengan adanya
yang digunakan disebut on-grid. Angka daya sistem ini akan mengurangi tagihan listrik
listrik yang disalurkan (yang tercatat pada rumah tangga, dan memberikan nilai tambah
meteran) menjadi dasar untuk menghitung pada pemiliknya. PLTS on-grid adalah sebuah
penjualan listrik dari PLTS, dimana penjualan sistem yang bekerja secara langsung di panel
tersebut diperoleh dengan mengalikan kuantitas surya. Teknologi sistem ini tidak memakai
listrik disalur-kan yang tercatat pada meteran baterai, dan listrik yang dihasilkan langsung
dengan FIT. Perlu menjadi catatan, bahwa digunakan untuk berbagai keperluan. Listrik
meteran biasanya dipasang sedekat mungkin yang dihasilkan adalah listrik AC sehingga
dengan jaringan (on-grid), sehingga sebuah sistem panel surya on-grid ini dapat diterapkan
PLTS perlu memperhatikan jarak antara area bersama-sama dengan jaringan distribusi PLN.
pembangkitnya dengan titik jaringan tempat Pembangkit listrik tenaga surya sistem on-grid
meteran dipasang atau disebut point of ini cocok diterapkan di perumahan dengan
connection (POC). Semakin jauh jarak memanfaatkan atap sebagai ruang untuk
tersebut, semakin besar nilai investasi yang menyerap energi matahari. Sistem ini jika
harus disediakan PLTS untuk membangun dipasang bersamaan dengan PLN akan
penghubung dari pembangkit ke POC dan mengurangi pengeluaran biaya listrik.
semakin besar risiko “menguapnya” listrik Penerapan sistem PLTS on-grid dapat
yang sudah dihasilkan pembangkit selama dijalankan secara bersamaan dengan sistem
perjalanan menuju POC. Rule of thumb kelistrikan PLN. Dalam sistem ini, jaringan
untuk “penyusutan” atau “penguapan” listrik listrik PLN berperan sebagai penyalur atau
ini adalah sebesar 5% (jarak dari penghubung arus listrik yang berasal dari panel
pembangkit ke POC sekitar 10 km). surya yang dialirkan pada beban. Pada siang
Kementerian Energi dan Sumber Daya hari, penggunaan listrik dapat meman-faatkan
Mineral Republik Indonesia (2018) dalam energi listrik dari sinar matahari dan pada
bukunya yang berjudul Instalasi Pembangkit malam hari karena tidak ada sinar matahari
Listrik Tenaga Surya menerangkan bahwa menyebabkan tidak ada produksi listrik dari
PLTS PV adalah sistem pembangkit listrik solar panel, maka dapat menggunakan arus
energi terbarukan yang paling banyak listrik yang berasal dari PLN. Untuk PLTS
dikembangkan oleh negara-negara di dunia skala besar umumnya sistem PLTS
karena memiliki keunggulan yang sudah diakui disambungkan dengan jala-jala PLN di sisi
secara internasional, diantaranya adalah: (1) Tegangan Menengah (TM) 20 Kv dengan
cukup banyak tersedia produsen (skala besar menggunakan transforrmator step-up.
maupun kecil) yang dapat menyediakan produk Keuntungan menggunakan sistem PLTS
berkualitas mulai dari panel surya, inverter, on-grid adalah sebagai berikut: (1) dengan
electrical balance system, monitoring system, sistem monitoring yang terintegrasi, dapat
hingga jasa konstruksi teknis dan pengadaan; mengetahui listrik yang dihasilkan oleh PLTS
(2) lini produk terkait PLTS yang terus dan memonitor penggunaannya; (2)
berkembang; (3) sudah terdapat pengembangan mengurangi besarnya tagihan listrik dengan
protokol pengujian dan standar internasional memproduksi sendiri tenaga listrik tanpa perlu
yang berkelanjutan; (4) kecenderungan khawatir dengan kenaikan tarif listrik PLN; (3)
penurunan harga komponen utama (panel energi yang dihasilkan merupakan energi bersih
surya, inverter); (5) meningkatnya pemahaman dan ramah lingkungan karena bersumber dari
teknis dari penyedia jasa; (6) berkembangnya matahari; (4) dengan memanfaatkan energi
permodelan yang dapat diandalkan dan jumlah gratis dari matahari untuk menghasilkan energi
sumber data tenaga matahari; dan (7) Listrik yang dapat digunakan kapan dan
meningkatnya kepercayaan lembaga jasa dimana saja selama matahari menyinari
keuangan internasional terhadap bankability tempat tersebut; (5) pembangunan sistem PLTS
dari proyek PLTS. sangat cepat dibandingkan dengan pem-bangkit
PLTS on-grid adalah sistem PLTS yang listrik yang lain, rata-rata 6 bulan sistem PV
terhubung dengan jaringan distribusi PLN sudah dapat menghasilkan listrik; (6) sistem
dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi PLTS mudah di-operasikan sehingga tidak
dari panel surya untuk menghasilkan energi memerlukan ke-ahlian khusus untuk
sehingga lampu otomatis padam dan saat masing 20 kW. Penelitian ini bertujuan
malam hari sensor memberikan masukan untuk mengetahui unjuk kerja inverter serta
pada arduino sehingga lampu otomatis pengaruh posisi string array terhadap
menyala. PJU juga dapat dikontrol dengan produksi energi PLTS. Analisis produksi
menggunakan Gadget Android melalui energi di PLTS Kayubihi dilakukan dengan
Modul bluethoot HC-05. Hasilnya Lampu memetakan persentase produksi energi dari
otomatis menyala dan padam sesuai dengan setiap inverter, kemudian inverter dengan
pembacaan Sensor Cahaya dan komunikasi persentase produksi energi tertinggi dipilih
antara Mikrokontroller Arduino dengan sebagai acuan untuk menilai unjuk kerja
Smartphone Android dengan bantuan Modul dari 49 inverter yang lain. Analisis juga
Bluethoot HC-05 dapat berfungsi dengan memperhatikan letak string array yang
baik. Masalah yang terjadi pada alat ini terhubung dengan inverter serta berdasarkan
adalah bahwa mikrokontroller Arduino kondisi di lokasi PLTS terpasang. Penelitian
hanya dapat menerima perintah dari menyimpulkan bahwa produksi energi
Smartphone Android dengan jarak tertinggi dihasilkan oleh inverter 44-E5
maksimal 15 meter saja. Oleh karena itu sebesar 17.827 kWh dan terendah adalah
dibutuhkan solusi agar mikrokontroller inverter 8-D3 sebesar 8.898 kWh. Inverter
dapat menerima perintah dari mana saja dan dengan produksi energi rata-rata tertinggi
tidak terbatasi oleh jarak dari smartphone adalah inverter 44-E5 sebesar 72,47
android. kWh/hari dan terendah adalah inverter 11-
6. Dalam rangka meningkatkan kapasitas C5 sebesar 39,26 kWh/hari.
PLTS, Suriadi dan Syukri (2010) melakukan
penelitian yang berjudul “Perencanaan PENUTUP
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 1. PLTS on-grid yang menggunakan modul
Terpadu menggunakan Software PVSYST surya dapat digabungkan dengan jaringan
pada Kompleks Perumahan di Banda Aceh”, PLN sehingga menghasilkan listrik yang
menyarankan: (1) bahwa untuk perencanaan ramah lingkungan dan bebas emisi (solusi
sebuah pembangkit listrik tenaga surya Green Energi bagi perkotaan);
(PLTS) pada perumahan perlu diperhatikan 2. Penerapan sistem PLTS on-grid yang
kapasitas masing-masing komponen PLTS; diintegrasikan dengan sistem kelistrikan
(2) perlu dilakukan perhitungan untuk PLN sangat menguntungkan karena pada
kebutuhan distribusi listrik rumah tangga siang hari dapat memanfaatkan energi
sebesar 26,927 kWh perharinya dengan listrik dari sinar matahari dan pada malam
menggunakan sofware PVsyst. Bahan-bahan hari dapat menggunakan energi listrik dari
yang digunakan adalah modul surya dengan PLN;
kapasitas 200 Wp, baterai sebanyak 30 unit 3. Bangunan komersial atau fasilitas umum
dengan kapasitas 100 Ah, baterai charge berukuran luas yang memiliki permukaan
regulator (BCR) dengan kapasitas arus atap datar (tidak terhalangi dari cahaya
sebesar 500 A dan inverter dengan kapasitas matahari) merupakan tempat yang ideal
daya 12 kW. Penelitian membuktikan untuk pengembangan fasilitas energi listrik
bahwa sistem PLTS ini mampu melayani 10 tenaga surya (PLTS);
rumah masing-masing dengan daya 4. PLTS on-grid dapat diterapkan di
sambung 6 A. perumahan/kantor (dengan sistem daya 1
7. Unjuk kerja inverter sebagai bagian penting fasa/220V) maka untuk: (1) sebuah PLTS
dari PLTS juga perlu diketahui. Penelitian dengan kapasitas 1300Wp perlu luas atap
dengan judul “Analisis Produksi Energi dari 8 m2 dengan estimasi rata-rata daya yang
Inverter pada Grid-connected PLTS 1 MWp dihasilkan sebesar 160 kWh/bulan; (2)
di Desa Kayubihi Kabupaten Bangli”, kapasitas sistem 5500 Wp membutuhkan
dilakukan oleh Bagus Kumara, dan luas atap 32.5 m2 yang akan menghasilkan
Ariastina (2017). Bagus, Kumara, dan 660 kWh/bulan; dan (3) skala besar
Ariastina menganalisis Grid-connected (pabrik, gedung, hotel) yang memerlukan
PLTS 1 MWp Kayubihi yang menggunakan kapasitas 20 kWp, membutuhkan luas atap
50 unit inverter dengan kapasitas masing-
sekitar 130 m2 dengan estimasi rata-rata Hikmawan, S.R & Suprayito, E.A. (2018).
daya 2400 kWh/bulan; Rancang bangun Lampu Penerangan
5. Lampu penerangan jalan (PJU) dengan Jalan Umum (PJU) Menggunakan Solar
tenaga matahari berbasis LED jenis hi- Panel Berbasis Android. ELINVO
power menghasilkan PJU yang sangat (Electronics, Informatics, and Vocational
terang, hemat energi dan tahan lama; (2) Education). 3(1), 9-17. ISSN 2580-6424
penggunaan PJU tenaga surya sangat (printed), ISSN 2477-2399 (online),
efisien jika dibanding dengan PJU yang DOI: 10.21831/elinvo. v3i1.15343.
bersumber dari listrik PLN; dan (3) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
perbandingan daya yang dikeluarkan PLN Republik Indonesia. (2018). Instalasi
untuk PJU adalah sebesar 76,66%, Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
sedangkan dengan panel surya yang Jakarta: Kementerian ESDM.
menggunakan baterai accu 12 Ah adalah Kumara, N. S. (2010). Pembangkit Listrik
sebesar 23,3%. Tenaga Surya Skala Rumah Tangga
6. Penelitian terkait dengan kinerja inverter Urban dan Ketersediaannya di Indonesia.
menghasilkan temuan bahwa produksi Teknik Elektro Fakultas Teknik
energi tertinggi dihasilkan oleh inverter Universitas Udayana. pp. 68-75. Vol 9.
44-E5 yaitu sebesar 17.827 kWh dan Naim, M. & Wardoyo, S. (2017). Rancangan
produksi energi terendah adalah inverter 8- Sistem Kelistrikan PLTS On Grid 1500
D3 (8.898 kWh). Inverter dengan produksi Watt dengan Back Up Battery di Desa
energi rata-rata tertinggi adalah inverter Timampu Kecamatan Towuti. Teknik
44-E5 yaitu sebesar 72,47 kWh/hari dan Mesin Akademi Teknik Sorowako.
terendah adalah inverter 11-C5 yaitu ISSN: 2085-8817.
sebesar 39,26 kWh/hari. Nathawibawa, A.A. N. B. B, Kumara, I. N. S
7. Kendala utama pembangunan/ dan Ariastina, W. G. (2017). Analisis
pemanfaatan PLTS adalah bahwa Produksi Energi dari Inverter pada Grid-
komponen utama dari PLTS masih harus connected PLTS 1 MWp di Desa
import, meskipun komponen-komponen Kayubihi Kabupaten Bangli. Jurnal
yang lain sudah tersedia di tanah air. Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 1,
Januari-April 2017, pp-131-140.
DAFTAR PUSTAKA Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Pembiayaan
Akhmad, K. (2005). Pembangkit Listrik Tenaga Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Surya dan Penerapannya untuk Daerah Jakarta: LPEM FEB UI.
Terpencil. Pusat Pengkajian dan Ramadhan, A. I., dkk. (2016). Analisis Desain
Penerapan Teknologi Konversi dan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Konservasi Energi, BPP-Teknologi, Kapasitas 50 WP. Jurnal Teknik Mesin
Jakarta. Vol 1 (1), 1-34. ISSN: 1858- Fakultas Teknik Universitas
3075. Muhammadiyah Jakarta. 37(2), 59-63.
Alifyanti, D. F. & Tambunan, M. .J. (tanpa http://ejour nal.undip.ac.id/index.php/teknik.
tahun). Pengaturan Tegangan Sihombing, D.T.B. & Kasim, S. T. (2013).
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Perencanaan Sistem Penerangan Jalan
(PLTS) 1000 Watt. Jurusan Teknik Umum dan Taman di Areal Kampus Usu
Elektro STT PLN. pp. 79-95. Vol 1. dengan Menggunakan Teknologi Tenaga
Boedoyo, M.S. (2012). Potensi dan Peranan Surya (Aplikasi Pendopo dan Lapangan
PLS sebagai Energi Alternatif Masa Parkir). Departemen Teknik Elektro
Depan di Indonesia. Jurnal Sains dan Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Teknologi Indonesia. Vol 14(2), 146- Utara. Vol. 3. 2013, pp.118-123.
152. Suriadi & Syukri, M. (2010). Perencanaan
Hasan, H. (2012). Perancangan Pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Listrik Tenaga Surya di Pulau Saugi. (PLTS) Terpadu menggunakan Software
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan PVSYST pada Kompleks Peruma-han di
(JRTK) Vol 10(2), 169-180. Banda Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika.
Vol 9 (2), 77-80.
ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 129
EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.1 Januari 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL