Anda di halaman 1dari 27

SISTEM PENGATURAN

LOOP TERBUKA

FIDYA EKA PRAHESTI ST. M.T


Pengantar
 Dalam bahasan ini akan dijelaskan tentang sistem
pengaturan loop terbuka : apa yang dimaksud
dengan sistem pengaturan loop terbuka,
bagaimanakah perilakunya dan representasi
diagram bloknya
 Materi yang dibahas merupakan dasar
pengetahuan teknik yang diperlukan untuk
melakukan instalasi, perawatan, dan
“troubleshooting” bila terjadi penyimpangan
didalam sistem.
SP Loop Terbuka
 Sistem kendali yang keluarannya tidak mempunyai
pengaruh terhadap aksi kontrol
 Tidak terdapat jaringan umpan balik
 Hanya dapat digunakan jika hubungan antara
masukan dan keluaran sistem diketahui dan tidak
terdapat gangguan internal maupun eksternal.
Representasi diagram blok

Diagram blok SP loop terbuka :

setpoin Kontroler Plant keluaran

Keluaran sistem pengaturan loop terbuka tidak


mempengaruhi sinyal masukan ke plant
Contoh 1
Sistem pengaturan nyala api pada kompor gas

Valve input

Pin Pressure Ps
nyala api
Regulator

Output nyala api open loop terhadap valve input


Kelebihan
Kelebihan sistem pengaturan loop terbuka :
• Konstruksi sederhana
• Pemeliharaan lebih murah
• Tidak ada persoalan stabilitas
• Cocok apabila keluaran sulit diukur atau
secara ekonomis tidak fisibel
Kekurangan
Kekurangan sistem pengaturan loop tertutup :
• Keluaran sistem mungkin berbeda terhadap apa yang
diinginkan
• Rekalibrasi dari waktu ke waktu.
• Dapat digunakan hanya jika hubungan antara masukan
dan keluaran diketahui
• Dapat digunakan hanya jika tidak terdapat gangguan
internal maupun eksternal.
SISTEM
PENGATURAN
LOOP
TERTUTUP

FIDYA EKA PRAHESTI


Pengantar
 Dalam bahasan ini akan dijelaskan tentang
sistem pengaturan loop tertutup : apa yang
dimaksud dengan sistem pengaturan loop
tertutup, bagaimanakah perilakunya dan
representasi diagram bloknya
 Materi yang dibahas merupakan dasar
pengetahuan teknik yang diperlukan untuk
melakukan instalasi, perawatan, dan
“troubleshooting” bila terjadi penyimpangan
didalam sistem.
SP Loop Tertutup
 Sistem pengaturan dimana sinyal keluaran
mempunyai pengaruh langsung terhadap aksi
kontrol
 Terdapat jaringan umpan balik
 Disebut sebagai sistem pengaturan umpan balik
Diagram blok SP loop tertutup :

Representasi diagram blok


setpoin error keluaran
+
 Kontroler Plant
-
Elemen
ukur

Keluaran sistem pengaturan loop tertutup digunakan


untuk menentukan sinyal masukan ke plant
Sistem pengaturan temperatur cairan pada
CSTR

Contoh 1 w Tin

error Q
Tsp  Tala CSTR Tout
+
-

Ukur
Kelebihan
Kelebihan sistem pengaturan loop tertutup :
• mengatasi ketidakpastian
pengetahuan akan plant dan
perubahan kelakuan atau karakteristik
plant
• Nonlinearitas komponen tidak terlalu
mengganggu
• Ketelitian (accuracy) terjaga
Kekurangan
Kekurangan sistem pengaturan loop tertutup :
• Perlengkapannya lebih komplek dan
lebih mahal Rekalibrasi dari waktu ke
waktu.
• Instalasi dan perawatannya lebih sulit
• Kecenderungan ke arah osilasi atau
ketidakstabilan
Ringkasan
1. Pada sistem pengaturan loop terbuka tidak terdapat
jaringan umpan balik
2. Keluaran sistem pengaturan loop terbuka tidak
mempengaruhi masukan ke plant
3. Sistem pengaturan loop terbuka tidak mampu
mengatasi ketidakpastian pengetahuan akan plant dan
perubahan kelakuan/karakteristik plant
Ringkasan
1. Pada sistem pengaturan loop tertutup terdapat
jaringan umpan balik
2. Pada sistem pengaturan loop tertutup,
keluaran sistem digunakan untuk menentukan
masukan ke plant
3. Feedback merupakan fitur esensial pada
sistem pengaturan yang efektif (hal ini
membantu kita mengatasi ketidakpastian pada
pengetahuan akan plant dan perubahan
kelakuan/karakteristik plant)
Aktuator
Pengantar

 Pada sistem pengaturan, kebanyakan sinyal kontrol


yang dihasilkan oleh kotroler tidak cukup kuat
dayanya untuk mendrive plan sehingga diperlukan
aktuator.
 Pada bagian ini akan dijelaskan tentang aktuator
termasuk fungsinya dalam sistem pengaturan dan
klasifikasi aktuator berdasarkan daya yang dihasilkan.
Fungsi
• Merupakan komponen penguat dan pengkonversi
daya
• Menguatkan sinyal kontrol menjadi sinyal baru
dengan daya yang besar dan sesuai dengan daya
yang dibutuhkan oleh plant.

E(s)
R(s)  Kontroler Aktuator Plant C(s)
+
-
Sensor /
C*(s) Tranduser
Klasifikasi
Klasifikasi aktuator berdasarkan daya yang dihasilkan :

Aktuator elektrik

Aktuator mekanik
Aktuator
Aktuator hidrolik

Aktuator pneumatik
Contoh aktuator elektrik (1)
1. Selenoid
• Mengubah sinyal elektrik menjadi gerakan mekanik, biasanya
rectilinear.
• Terdiri dari coil dan plunger (berkedudukan bebas)

gambar selenoid
Contoh aktuator mekanik
Motor DC
• Mengubah energi listrik (tegangan) menjadi energi mekanik
(putaran)
• Diagram skematik motor dc penguat medan konstan :

Ra La

θ,ω
ea T J
if
ia
B
Aktuator pneumatik
 Mentranslasikan sinyal kontrol menjadi suatu gaya atau
torsi yang besar untuk memanipulasi elemen kontrol.
 Prinsip kerjanya berdasarkan konsep tekanan.

F  P1  P2  A

• Biasanya aktuator pneumatik dilengkapi dengan


valve kontrol.
Direct Pneumatic Actuator
Aktuator hidrolik
 Aktuator hidrolik menggunakan fluida yang
incompressible
 Prinsip kerja :
 Aktuator hidrolik mengubah gaya kecil Fin menjadi
gaya yang diperbesar Fout
 Tekanan hidrolik :
F1
PH 
A1

• Gaya yang dihasilkan pada working piston :


Fw  PH A2
Ringkasan
1. Pada sistem pengaturan, aktuator berfungsi untuk
menguatkan sinyal kontrol yang berasal dari
kontroler menjadi sinyal baru dengan daya yang
besar dan sesuai dengan daya yang dibutuhkan oleh
plant.
2. Berdasarkan daya yang dihasilkan, aktuator dapat
diklasifikasikan menjadi aktuator elektrik, aktuator
mekanik, aktuator pneumatik dan aktuator hidrolik

Anda mungkin juga menyukai