Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Antikorupsi INTEGRITAS, 5 (2-2), 93-106

e-ISSN/p-ISSN: 2615-7977/2477-118X
DOI: https://doi.org/10.32697/integritas.v5i2-2. 485
©Komisi Pemberantasan Korupsi

Peran Masyarakat Sipil


dalam Pemberantasan Korupsi Sektor Sumber Daya Alam
Epakartika, Rizky Nugraha M, Agung Budiono

Komisi Pemberantasan Korupsi


Komisi Pemberantasan Korupsi
Yayasan Indonesia Cerah

epakartika@kpk.go.id, Rizky.Murnawan@kpk.go.id, agung@cerah.or.id

Abstract
Civil society has an important role in fighting corruption agenda. This paper wants to describe
and analyze how the role of civil society in to support The National Movement to Save Natural
Resources activities were initiated by the Corruption Eradecation Commision (CEC) involving
several other parties such as the Regional Government, Ministries/Institutions. This paper
examines how involving the civil societies groups in efforts to improve the management of
natural resources could have a positive impact not only in supporting corruption prevention and
eradication work, but also encourages the evolution of the role of civil society from information
providers to implementers in GNP SDA activities.

Keywords: National Movement, Natural Resources, Corruption, Civil Society, Prevention

Abstrak
Masyarakat sipil memiliki peranan penting dalam agenda pemberantasan korupsi. Tulisan ini
mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana peran masyarakat sipil dalam kegiatan
Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (GNP SDA) yang diinisiasi Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), dengan melibatkan beberapa pihak lain seperti
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Dari tulisan ini setidaknya menunjukan
bagaimana pelibatan masyarakat sipil dalam upaya meningkatkan tata kelola sumber daya
alam dapat memberikan dampak positif tidak hanya dalam mendukung kerja pencegahan dan
pemberantasan korupsi, namun juga mendorong terjadinya evolusi peran masyarakat sipil
dari pemberi informasi menjadi pelaksana dalam kegiatan GNP SDA.

Kata Kunci: Gerakan Nasional, Sumber Daya Alam, Korupsi, Masyarakat Sipil, Pencegahan

93
Epakartika, Rizky Nugraha M, Agung Budiono

Pendahuluan untuk membenci korupsi sudah harus


Pemberantasan korupsi adalah ditanamkan sejak dini.
salah satu masalah besar yang dihadapi Ketika korupsi itu terealisasi dalam
oleh negara-negara di seluruh dunia, perbuatan nyata, tindakan hukum harus
bahkan sejak awal negara bangsa tercipta. diambil. Pelaku tindak kejahatan korupsi
Kisah tentang Cicero di masa Yunani Kuno harus bertanggung jawab terhadap
merupakan salah satu kisah klasik tentang perbuatannya. Melalui mekanisme formal,
kejatuhan sebuah negara karena korupsi. penegak hukum akan memberikan hukum
Karenanya peperangan melawan korupsi, sesuai dengan aturan yang berlaku.
adalah peperangan sipil yang telah berusia Dampak yang luas dari korupsi, juga
ribuan tahun lamanya. menjadikan agenda pemberantasan
Kesepakatan negara-negara untuk korupsi sebagai agenda multipihak.
melawan korupsi tertuang dalam Agenda ini tidak hanya melibatkan elemen
Konvensi United Nations Convention masyarakat sebuah negara, namun juga
Against-Corruption (UNCAC) pada tahun melibatkan peran lembaga internasional.
2003. UNCAC merupakan konvensi Dalam pandangan Pope (2002),
antikorupsi pertama pada tingkat global pemberantasan korupsi harus melibatkan
yang mengambil pendekatan setidaknya 11 pilar kelembagaan sistem
komprehensif dalam penyelesaian integritas nasional. Pilar tersebut terdiri
permasalahan korupsi. UNCAC terdiri dari dari legislatif, eksekutif, sistem peradilan,
delapan bab dan 71 pasal yang auditor negara, ombudsman, pelayanan
mewajibkan negara-negara yang publik, pemerintah daerah, media, swasta
meratifikasinya untuk dan mekanisme internasional. Selain
mengimplementasikan kesepakatan dari elemen di atas, pilar kelembagaan sistem
konvensi tersebut. Korupsi telah menjadi integritas nasional juga mencakup badan
kejahatan luar biasa (extra ordinary antikorupsi independen dan masyarakat
crime). Sebab kejahatan korupsi memiliki sipil.
daya rusak bukan terhadap perekonomian Masyarakat sipil mencakup keahlian
negara melainkan juga kehidupan dan dan jaringan yang diperlukan dalam
kesejahteraan masyarakat. Selain itu, memberantas korupsi. Sebab, masyarakat
korupsi tidak hanya menyebabkan sipil biasanya menjadi korban utama
kerugian keuangan negara namun korupsi. Untuk itu, masyarakat sipil hadir
belakangan semakin terbukti bahwa sebagai pihak yang memperjuangkan
korupsi menyengsarakan masyarakat haknya sendiri, bersama dengan unsur
karena merusak sendi-sendi peri bangsa yang lain.
kehidupan bangsa, melanggar hak asasi Dalam pandangan yang demikian,
manusia, dan merusak lingkungan. kehadiran masyarakat sipil dalam
Daya rusak korupsi yang sedemikian pemberantasan korupsi adalah sesuatu
besarnya, melahirkan kesadaran kolektif yang penting. Apalagi berkenaan dengan
di seluruh dunia dengan memberantas penyelamatan sumber daya alam dari
korupsi dengan cara-cara luar biasa. Sejak praktik korupsi, keterlibatan masyarakat
awal, korupsi sudah harus dicegah bahkan sipil mestinya menjadi hal yang mutlak.
ketika korupsi baru bersifat perilaku yang Sumber daya alam mencakup unsur
akan mungkin terjadi. Dalam hal ini, setiap kehidupan yang dibutuhkan oleh semua
kesempatan untuk berbuat korupsi harus elemen bangsa tanpa kecuali. Sumber daya
ditutup. Paralel dengan hal itu, pola pikir alam merupakan hajat hidup orang

94
Peran Masyarakat Sipil
dalam Pemberantasan Korupsi Sektor Sumber Daya Alam

banyak, yang harus dikelola untuk Setelah masa Yunani Kuno kandas
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. dan Eropa memasuki abad pencerahan,
Korupsi di sektor sumber daya alam sejumlah ahli, pemikir lainnya
adalah sebuah kejahatan yang akan mengembangkan lebih lanjut mengenai
mengancam hajat hidup orang banyak. civil society seperti John Locke, J.J Rosseau
Korupsi di sektor ini juga akan berdampak dan lainnya. Akan tetapi salah satu pemikir
pada pelanggaran hak hidup, hak sosial yang mampu mempertegas konsep
ekonomi, dan hak lingkungan warga mengenai civil society seperti yang dikenal
negara, yang semuanya dijamin oleh UUD saat ini adalah Hegel.
1945. Dampak korupsi di sektor sumber Sassoon sebagaimana dikutip oleh
daya alam juga bisa bersifat lintas waktu, Bachtiar Alam dalam Antropologi dan Civil
karena akan mengancam keberlanjutan society: Pendekatan Teori Kebudayaan
ruang hidup dan pemenuhan hak dasar (1999) menyatakan bahwa Hegel
masyarakat. merupakan salah satu pemikir yang
Memperhatikan dampak korupsi di mempertegas konsep mengenai civil
sektor sumber daya alam, maka society. Menurut Hegel, civil society ialah
keterlibatan unsur masyarakat sipil dalam suatu wilayah (sphere) perantara antara
upaya pemberantasan korupsi menjadi hal wilayah keluarga dan wilayah negara.
yang penting. Untuk itu Gerakan Nasional Munculnya kaum borjuis di Eropa pada
Penyelamatan Sumber Daya Alam (GNP abad 17, sedikit banyak menciptakan
SDA) yang diinisiasi Komisi konsep civil society. Kaum ini melepaskan
Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak tahun dan memisahkan diri dari kekuasaan,
2014 mengakomodasi keterlibatan wilayah Negara, dan keluarga, sehingga
masyarakat sipil dalam serangkaian membentuk komunitas baru. Komunitas
kegiatannya. tersebut menciptakan ruang dan wilayah
sendiri, yakni melepaskan diri dari negara.
Pembahasan Walaupun konsep civil society
Konsep Civil Society berkembang dan mapan di Eropa, konsep
Pemikiran mengenai civil society tersebut tidak dapat diterima seutuhnya di
tumbuh dan berkembang sejak lama. Asia dan Amerika Latin. Perbedaan history
Bahkan pemikiran tersebut, dianggap antara Eropa, Asia, dan Amerika Latin
sudah ada sejak masa Yunani Kuno. Jean L. dianggap sebagai faktor penyebab
Cohen dan Andreo Arato sebagaimana tersebut. Alagappa sebagaimana dikutip
dikutip dalam Wacana Civil society oleh Gemael Flamirion dan Muradi dalam
(Masyarakat Madani) di Indonesia (2016) jurnal Demokrasi Civil Society di Indonesia
mengidentifikasi awal mula munculnya dan India: Sebuah Perbandingan (2016),
gagasan ini. Oleh mereka, Aristoteles menyatakan konsep civil society Eropa
dianggap sebagai peletak dasar gagasan yang berasal dari masyarakat yang telah
civil society. Istilah politike koinonia yang mapan dalam memahami demokrasi tidak
berarti masyarakat politik, komunitas bisa diaplikasikan pada masyarakat Asia,
politik yang merujuk pada polis. Istilah Amerika Latin yang cenderung hidup
tersebut, digunakan untuk dalam rezim otoritarianisme bahkan
menggambarkan sebuah kondisi totalitarianisme.
masyarakat politik. Warga negara di Pada dekade terakhir, gerakan
dalamnya memiliki kedudukan yang sama masyarakat sipil mulai
di mata hukum. mengkombinasikan sejumlah isu dalam
setiap aktivitasnya. Isu-isu yang ramai

95
Epakartika, Rizky Nugraha M, Agung Budiono

digunakan adalah isu mengenai tentang Perubahan Kedua Atas Undang-


demokrasi, hak-hak masyarakat sipil, dan Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang
degradasi lingkungan hidup akibat adanya Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
praktik korupsi. Gerakan masyarakat sipil Korupsi dibuat dalam suasana
tersebut, lalu memainkan perannya dalam keprihatinan akan praktik korupsi di era
memonitor perilaku pejabat publik dari orde baru. Sebab pada itu praktik ini hadir
dua perspektif, yakni: hak asasi manusia dalam berbagai praktik kehidupan
dan antikorupsi. Sebagai contoh, berbangsa. Kegelisahan akan praktik
kampanye global dilakukan untuk korupsi yang sedemikian masif inilah yang
menghentikan kerusakan lingkungan dan melatari gerakan reformasi dimana KPK
pelanggaran hak asasi manusia yang dibentuk untuk memberantas korupsi.
didorong oleh adanya eksploitasi sumber Dalam UU KPK itu, disebutkan
daya alam dan korupsi dalam sistem bahwa dalam melaksanakan tugas dan
ekonomi dan politik di tingkat global. wewenangnya, KPK berasaskan pada
Korupsi yang didefinisikan sebagai kepastian hukum, keterbukaan,
penggunaan kekuasaan publik untuk akuntabilitas, kepentingan umum dan
kepentingan personal menjadi penyebab proporsionalitas, serta penghormatan
lahirnya cost yang tidak semestinya terhadap hak asasi manusia. Asas
ditanggung oleh masyarakat termasuk Keterbukaan menjamin hak masyarakat
biaya lingkungan, sehingga korupsi untuk memperoleh informasi yang benar,
mencederai hak-hak masyarakat (RWI, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
2018). kinerja KPK dalam menjalankan tugas dan
Gerakan masyarakat sipil, pada fungsinya. Akuntabilitas berarti bahwa
perjalanannya tidaklah selalu mulus. Akan setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan
selalu ada, tantangan yang dihadapi oleh KPK harus dapat dipertanggungjawabkan
kelompok yang kerap menyuarakan kritik kepada masyarakat atau rakyat sebagai
terhadap kebijakan atau tindakan yang pemegang kedaulatan tertinggi negara
diambil oleh pemerintah dan korporasi sesuai dengan peraturan perundang-
yang dinilai melanggar hak-hak undangan.
masyarakat. Bentuk tantangan tersebut Peran serta masyarakat dalam
mulai dari pembatasan keterlibatan pemberantasan korupsi, secara khusus
sampai pada ancaman secara psikis dan disebutkan dalam UU No. 31 tahun 1999
fisik terhadap para kelompok masyarakat tentang Pemberantasan Tindak Pidana
sipil. Bentuk ancaman tersebut sangat Korupsi sebagaimana telah diubah oleh UU
bervariasi mulai dari ancaman tertulis No. 20 Tahun 2001 pada pasal 41. Dalam
melalui media sosial, perusakan properti hal ini, masyarakat dapat berperan dalam
sampai dengan penculikan dan membantu upaya pencegahan dan
pembunuhan. Hal ini kerap terjadi pemberantasan tindak pidana korupsi.
walaupun kebebasan berpendapat adalah Dalam pelaksanaan peran tersebut,
hak yang dijamin dalam konvensi hak asasi masyarakat mempunyai hak dan tanggung
manusia PBB (UN Human Right, 2014). jawab yang dijalankan dengan berpegang
teguh pada asas-asas dan norma
Landasan Peran Masyarakat Sipil peraturan perundang-undangan. Peran
UU No. 30 tahun 2002 tentang serta masyarakat dalam pencegahan dan
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana pemberantasan korupsi, bisa hadir dalam
Korupsi (UU KPK), sebagaimana telah beberapa bentuk sebagai berikut:
direvisi menjadi UU No. 19 Tahun 2019

96
Peran Masyarakat Sipil
dalam Pemberantasan Korupsi Sektor Sumber Daya Alam

1. Mencari, memperoleh, dan telah membantu upaya pencegahan


memberikan informasi adanya dugaan atau pemberantasan tindak pidana
tindak pidana korupsi; korupsi berhak mendapat
2. Memperoleh pelayanan dalam penghargaan dalam bentuk piagam
mencari dan memberikan informasi atau premi.
dugaan tindak pidana korupsi kepada Dalam UNCAC tahun 2003,
penegak hukum; menyebutkan bahwa negara-negara perlu
3. Menyampaikan saran dan pendapat mengambil langkah-langkah untuk
kepada penegak hukum; meningkatkan partisipasi aktif dari orang-
4. Memperoleh jawaban atas pertanyaan perorangan dan/atau kelompok
perkembangan laporan yang telah masyarakat. Partisipasi tersebut diperkuat
disampaikan kepada penegak hukum; dengan tindakan untuk mendorong:
5. Memperoleh perlindungan hukum 1. Transparansi dan kontribusi publik
atas keterlibatan dalam proses pada proses pengambilan keputusan;
penanganan perkara. 2. Akses publik yang efektif pada
Tata cara pelaksanaan peran informasi;
masyarakat dalam pemberantasan 3. Kegiatan informasi publik yang
korupsi, lebih lanjut diatur dalam menimbulkan sikap non-toleransi
Peraturan Pemerintah (PP) No. 43 tahun terhadap korupsi, serta program
2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran pendidikan publik, meliputi kurikulum
Serta Masyarakat dan Pemberian sekolah dan universitas;
Penghargaan dalam Pencegahan dan 4. Perlindungan kebebasan untuk
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. mencari, menerima,
Dalam aturan tersebut peran serta mempublikasikan, dan
masyarakat mencakup peran aktif menyebarluaskan informasi tentang
perorangan, organisasi masyarakat, atau korupsi;
lembaga swadaya masyarakat dalam 5. Pembatasan kebebasan hanya sejauh
pencegahan tindak pidana korupsi. yang ditetapkan dalam undang-
Beberapa hal penting dalam keterlibatan undang dan sejauh diperlukan yakni
tersebut yakni: menghormati hak atau nama baik
1. Penyampaian informasi, saran, dan pihak lain, melindungi keamanan
pendapat masyarakat dilakukan nasional atau ketertiban umum atau
secara tertulis dengan disertai kesehatan atau moral masyarakat.
identitas pelapor dan organisasinya Kajian Kendra Dupuy (2017) yang
serta keterangan mengenai dugaan menyarikan studi dari (Furstenberg 2015,
tindak pidana korupsi dan bukti Aaronson 2011, Bieri 2010) menunjukan
permulaan. Terhadap informasi peran masyarakat sipil untuk mendorong
tersebut, harus diklarifikasi dengan tata kelola sektor sumber daya alam
gelar perkara oleh penegak hukum; terjadi melalui empat mekanisme, yakni:
2. Penegak hukum atau komisi wajib mendorong akses informasi, hadirnya
merahasiakan identitas pelapor dan isi masyarakat sipil sebagai legitimasi moral
laporannya. Apabila diperlukan maka (moral legitimation), partisipasi
penegak hukum atau komisi dapat masyarakat sipil untuk memicu
memberikan pengamanan fisik demokratisasi dalam mengelola sumber
terhadap pelapor atau keluarganya; daya alam, dan sebagai pengawas untuk
3. Setiap orang, organisasi masyarakat, meningkatkan akuntabilitas.
lembaga swadaya masyarakat yang

97
Epakartika, Rizky Nugraha M, Agung Budiono

Dengan demikian, peranan kolaborasi dengan masyarakat sipil


masyarakat sipil merupakan hal strategis menjadi bagian dari kerja unit-unit
yang diakomodir dalam UU KPK. Peranan tersebut. Setidaknya hal ini terlihat pada
tersebut menjadi penting mengingat tugas unit Pengaduan Masyarakat (Dumas),
dan peran KPK dalam pencegahan dan Pendidikan Dan Pelayanan Masyarakat
penindakan tindak pidana korupsi. (Dikyanmas), Humas, Penelitian dan
Pengembangan (Litbang), serta
Posisi Masyarakat Sipil dalam Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama
Pelaksanaan Tugas KPK Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI)
Secara kelembagaan, keberadaan seperti yang dijabarkan pada Tabel 1 di
masyarakat sipil diakui sebagai salah satu bawah ini.
mitra strategis KPK. Dalam penjabaran
tugas dan fungsi unit-unit di internal KPK,
Tabel 1. Unit yang Terkait Langsung dengan Masyarakat Sipil

No. Unit Tugas Terkait


1. Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Pengembangan dan pemeliharaan jaringan
Antar Komisi dan Antar Instansi informasi dengan instansi pemerintah dan
(PJKAKI) masyarakat
2. Direktorat Pengaduan Masyarakat Pemrosesan pengaduan masyarakat
(Dumas)
3. Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Pelaksanaan kegiatan sosialisasi, edukasi,
Masyarakat (Dikyanmas) kampanye, dan program pengembangan budaya
antikorupsi
4. Direktorat Penelitian dan Pengkajian sistem administrasi pemerintahan
Pengembangan (Litbang) dan perumusan rekomendasi perbaikan sistem
administrasi pemerintahan
5. Pusat Edukasi Anti-Korupsi Pelaksanaan kegiatan pendidikan antikorupsi
6. Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Diseminasi dan pemberitaan kegiatan terkait
antikorupsi
Sumber: Ortaka KPK, 2018

Evolusi Peran Masyarakat Sipil mengakselerasi tata batas kawasan hutan.


Posisi dan peran masyarakat sipil Pihak yang menjadi penanggung jawab
dalam kegiatan pencegahan korupsi di pelaksana rencana aksi tersebut adalah
sektor sumber daya alam, mengikuti Direktorat Jenderal Planologi
pendekatan pelaksanaan fungsi Kementerian Kehutanan. Tugas KPK
monitoring yang dilakukan oleh KPK. dalam hal ini memonitor pelaksanaan
Fungsi monitoring yang dimaksud berupa rencana aksi.
perbaikan sistem tata kelola sumber daya Kemudian pada tahun 2011, KPK
alam yang menjadi kewenangan melakukan kajian sistem pengusahaan
pemerintah pusat dan daerah. pertambangan batu bara di Indonesia.
Pada tahun 2009, KPK mulai masuk Pihak yang berkewajiban untuk
ke sektor sumber daya alam dengan melaksanakan rencana aksi perbaikan
melakukan kajian sistem perencanaan untuk menutup celah terjadinya korupsi di
kawasan hutan. Dalam kajian ini KPK pertambangan batu bara adalah
melakukan pemetaan permasalahan yang Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
menghambat penetapan tata batas Kementerian ESDM. Peran masyarakat
kawasan hutan. Dari permasalahan sipil dalam kajian awal KPK, masih
tersebut, KPK merekomendasikan terbatas sebagai pelengkap sumber data
sejumlah rencana aksi untuk

98
Peran Masyarakat Sipil
dalam Pemberantasan Korupsi Sektor Sumber Daya Alam

dan informasi. Akan tetapi dalam Soal penyelesaian permasalahan


memetakan permasalahan pada kajian tata batas kawasan hutan misalnya,
yang dilakukan, KPK berupaya untuk masalah yang muncul sangatlah kompleks
melibatkan masyarakat sipil secara lebih karena mencakup persoalan tata batas
luas dengan melakukan diskusi, dan lain- administratif wilayah, wilayah usaha, dan
lain. Diskusi perlu dilakukan untuk perizinan yang ditetapkan oleh sektor lain,
menggali data dan informasi untuk serta wilayah kelola masyarakat termasuk
melengkapi konstruksi permasalahan. masyarakat adat. Karenanya penetapan
Dalam pengembangan rekomendasi untuk kawasan hutan tidak hanya menjadi
menyelesaikan permasalahan sektoral, domain kementerian kehutanan, namun
masyarakat sipil juga belum dilibatkan juga kementerian lain seperti
secara khusus. Kementerian ESDM, Kementeria Dalam
Secara parsial, rencana aksi telah Negeri, Kementerian Pertanian,
mengakselerasi penataan sektor Kementerian Agraria dan Tata
pertambangan di Direktorat Jenderal Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) (ATR/BPN) serta lembaga pemerintah
Kementerian ESDM dan Ditjen Planologi lainnya.
Kementerian Kehutanan. Namun, Sejalan dengan semakin
persoalan baru yang muncul di kedua bertambahnya jumlah pihak yang terlibat
sektor tersebut, tidak sepenuhnya menjadi sekaligus kebutuhan untuk menyelesaikan
kewenangan Ditjen Minerba dan Ditjen permasalahan terkait, maka rencana aksi
Planologi. Persoalan juga terkait dengan didesain multipihak. Setiap
unit lain di internal kedua kementerian kementerian/lembaga menjadi
tersebut atau dengan lembaga pemerintah penanggung jawab dari indikator
lainnya. Belajar dari pendekatan tersebut, keberhasilan pelaksanaan rencana aksi.
KPK mendorong keterlibatan lintas Dengan demikian, beban penyelesaian
pemangku kepentingan terutama rencana aksi tidak lagi menjadi semata-
kementerian dan lembaga terkait untuk mata tugas dari unit pelaksana utama.
menyelesaikan permasalahan yang Seperti terlihat pada Tabel 2 di bawah ini.
menjadi kewenangannya.

Tabel 2. Rencana Aksi Multipihak SDA

No. Rencana Aksi Pihak Terkait


1. Penyusunan data dan informasi Kementerian teknis, Pemda, BIG, LAPAN,
berbasis spasial dan nonspasial Dishidros AL, Kominfo
2. Perlengkapan dan perbaikan kebijakan Kementerian teknis, Pemda, Kementerian
dan aturan perundang-undangan KumHAM, Setneg
3. Pemenuhan hak-hak masyarakat Kementerian teknis, Pemda, Ombudsman,
KomnasHAM
4. Pengawasan dan penegakan hukum Kementerian teknis, Pemda, Aparat Penegak
Hukum
5. Perbaikan tata kelola perizinan Kementerian teknis, Pemda, BKPM, Kemenko
Perekonomian
Sumber: Rencana Aksi GNP SDA, 2014 - 2017

Pendekatan rencana aksi multipihak bertransformasi yang awalnya hanya


mensyaratkan adanya partisipasi publik sekedar sumber data dan informasi menjadi
yang semakin intensif. Dalam situasi fasilitator kegiatan. Masyarakat sipil juga
tersebut, peran masyarakat sipil bertindak sebagai konsultan dalam

99
Epakartika, Rizky Nugraha M, Agung Budiono

perumusan rekomendasi, rencana aksi dan masyarakat sipil mulai terlibat sebagai mitra
indikator keberhasilan dalam pelaksanaan KPK untuk melakukan monitoring
rencana aksi. implementasi rencana aksi yang dilakukan
Keterlibatan masyarakat sipil dalam oleh kementerian lembaga dan pemerintah
kegiatan GNP SDA, mengakselerasi upaya- daerah.
upaya pencegahan korupsi di sektor SDA. Dalam setiap kegiatan evaluasi
KPK sebagai penggagas kegiatan bersama lintas pihak, masyarakat sipil hadir
mempunyai mitra strategis untuk untuk menyampaikan pandangan mereka
mendesain strategi perbaikan tata kelola tentang pencapaian rencana aksi dan ulasan
sektor sumber daya alam. Kolaborasi yang kritis terhadap isu yang muncul dalam
demikian, setidaknya ditunjukkan dalam penataan sektor pertambangan dalam forum
penyusunan rencana aksi lintas pihak Nota yang dihadiri oleh Kepala Daerah Provinsi
Kesepakatan Bersama Percepatan dan Kabupaten, kementerian, dan dinas
Pengukuhan Kawasan Hutan tahun 2013. terkait. Pertemuan tersebut sekaligus
Porsi keterlibatan masyarakat sipil menjadi ruang diskursus antara para
dalam pemberantasan korupsi di sektor pengambil kebijakan dengan masyarakat
sumber daya alam semakin kuat sejalan sipil. Proses dialektika antara dua pihak
dengan semakin luasnya aspek yang dapat terjadi secara langsung maupun tidak
ditangani oleh KPK. Di tahun 2014, KPK langsung. Sehingga setiap pihak yang
menginisiasi perbaikan tata kelola sektor terlibat tersebut dapat melakukan klarifikasi
pertambangan melalui kegiatan yang maupun justifikasi atas argumen yang
dinamai koordinasi dan supervisi disampaikan dan informasi yang beredar di
pertambangan minerba. Kegiatan ini publik. Bentuk keterlibatan masyarakat sipil
berkembang dari 12 provinsi menjadi 31 dapat dilihat sebagaimana Tabel 3 di bawah
provinsi. Dalam kegiatan tersebut, ini.

Tabel 3. Bentuk Keterlibatan Masyarakat Sipil dalam Kegiatan GNP SDA

No Agenda Kegiatan Bentuk Keterlibatan Masyarakat Sipil


1 Pengkajian dan pendalaman isu dan Sumber data dan informasi dan
permasalahan sektor SDA informan/narasumber untuk pengembangan
rekomendasi
2. Monitoring perbaikan Sumber informasi alternatif selain
regulasi/sistem tata kelola sektor kementerian/lembaga atau pemda terkait
SDA
4. Koordinasi dan supervisi perbaikan Narahubung dengan masyarakat yang terkait
sistem sektor SDA dengan objek perbaikan
5. Diseminasi informasi terkait agenda Pelaku diseminasi
perbaikan tata kelola sektor SDA
6. Case building kasus korupsi sektor Sumber informasi dan data awal kasus korupsi
SDA

Kemudian transformasi peran penting bahwa aksi pencegahan KPK


masyarakat sipil dalam kegiatan GNP SDA melalui GNP SDA mampu menjadi wadah
KPK, dapat dilihat melalui uraian pada bersama yang dapat digunakan berbagai
Gambar 1. Kompleksnya permasalahan pihak untuk kepentingan bersama dalam
tata kelola sektor sumber daya alam di mendorong peningkatan tata kelola di
Indonesia telah menjadi pembelajaran sektor sumber daya alam.

100
Peran Masyarakat Sipil
dalam Pemberantasan Korupsi Sektor Sumber Daya Alam

Gambar 1. Uraian Transformasi Peran Masyarakat Sipil dalam Kegiatan GNP SDA

Masyarakat sipil yang terlibat di GNP SDA di sektor minerba


dalam GNP SDA pun semakin meluas, misalnya, telah berhasil membuka
tidak sekedar aktor yang selama ini hanya sengkarut tata kelola pertambangan di
ada di isu lingkungan dan transparansi Indonesia, mulai dari pemetaan masalah
melainkan lebih luas lagi ke pegiat perizinan, tingkat kepatuhan pelaku
masyarakat sipil yang bergerak di isu hak usaha dari aspek keuangan dan
asasi manusia, pengarusutamaan gender, lingkungan, serta aliran data lintas
dan masyarakat adat. kementerian/lembaga dan mendorong
GNP SDA telah memantik keterbukaan informasi.
kesadaran masyarakat sipil dalam Inisiatif ini kemudian digunakan
memahami korupsi sebagai sumber masyarakat sipil dari GNP SDA di sektor
masalah utama di Indonesia yang minerba untuk mendorong melakukan
berdampak bagi aspek kehidupan. Hal ini pemantauan bersama (joint monitoring)
sebagaimana tertuang dalam nota sintesa di sektor minerba. Rekomendasi GNP SDA
GNP SDA (2018) yang menyatakan: KPK yang ditindaklanjuti oleh
“Salah satu pemetaan akar masalah Kementerian Energi dan Sumber Daya
korupsi di sektor SDA selama 5 tahun Mineral salah satunya dengan membuat
perjalanan GNP SDA adalah kait kelindan peraturan tentang Tata Cara Evaluasi
praktik state-captured corruption dengan Penerbitan Izin Usaha Pertambangan
lemahnya fungsi otoritas kelembagaan Mineral dan Batubara, yaitu Permen
negara. State-captured corruption bukan ESDM No. 43 Tahun 2015. Regulasi
semata ditujukan untuk membuktikan tersebut menjalankan mandat dari
adanya kuasa oligarki atas birokrasi perubahan UU No. 23 Tahun 2014 tentang
negara, tetapi karena semakin jauhnya Pemerintahan Daerah, yang
tujuan dan mandat negara atas tujuan memindahkan kewenangan pemberian
konstitusionalnya”. izin pertambangan baru dari kabupaten
ke pemerintah pusat dan provinsi.

101
Epakartika, Rizky Nugraha M, Agung Budiono

Aturan menteri tersebut kemudian pengumpulan data dan verifikasi dari


meminta agar Provinsi hingga 31 Maret input data yang dimasukan dalam sistem
2017 untuk dapat mendata ulang dan informasi tersebut serta menjembatani
memastikan izin pertambangan dibangunnya saluran pelaporan apabila
memenuhi standar ‘clean and clear’. ada kasus dari masyarakat sekitar
Artinya izin-izin pertambangan sudah tambang di Provinsi Sumatera Selatan.
harus tidak tumpang-tindih dengan areal Selain itu, Pinus juga melakukan
konsesi lainnya seperti hutan konservasi, pendampingan terhadap masyarakat
lindung, maupun sesama izin minerba, untuk pengembangan kapasitas dan
dan memastikan izin-izin tambang di membangun komunikasi multipihak di
provinsi telah mematuhi peraturan wilayah sekitar tambang di Sumatera
keuangan dan membayarkan Selatan.
kewajibannya. Selain itu, aturan tersebut Selain Pinus di Sumatera Selatan,
juga meminta pendataan soal Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) di
pembayaran dana reklamasi dan dana Kalimantan Timur menggunakan
rehabilitasi yang dikumpulkan dan momentum GNP SDA untuk mendorong
disimpan di rekening bank pemerintah penegakan hukum lingkungan atas
sesuai aturan yang berlaku. meningkatnya fokus pemerintah
Masyarakat sipil menggunakan terhadap perbaikan tata kelola
momentum proses serah terima itu untuk pertambangan dengan melaporkan kasus
memperbaiki tata kelola sektor minerba kematian warga di lubang tambang bekas
dengan memastikan semua izin yang perusahaan yang tidak direklamasi
tidak ‘clean and clear’ dicabut dengan cara secara benar.
membandingkan operasi pertambangan
yang berlangsung dengan dokumentasi Faktor Kunci Keberhasilan
izin yang ada. Pengalaman dalam GNP SDA
Pengalaman joint monitoring menunjukan keberadaan masyarakat sipil
terjadi salah satunya ada di Provinsi sangat penting untuk mendukung kerja
Sumatera Selatan melalui organisasi pencegahan dan pemberantasan korupsi.
masyarakat sipil, Pilar Nusantara (Pinus). Kerangka kerja multistakeholder yang
Pinus melakukan kolaborasi dengan saling mendukung perlu disusun untuk
pemerintah daerah dengan Dinas ESDM membangun sinergi antara KPK,
Sumatera Selatan untuk mengembangkan pemerintah, dan masyarakat sipil, dalam
mekanisme pendaftaran ulang izin mempercepat pembenahan sektor sumber
pertambangan, dengan dokumentasi daya alam.
lengkap termasuk peta lahan, dokumen Di satu sisi keterlibatan masyarakat
AMDAL, dan rencana reklamasi yang sipil dalam kegiatan GNP SDA seakan
rinci. Pada tahun 2018, Pemda Sumsel memperkuat gagasan dan pemikiran Hegel
meluncurkan Sistem Informasi Minerba mengenai civil society sebagai kelompok
Sumsel melalui laman yang hadir di luar wilayah keluarga dan
http://minerba.desdm.sumselprov.go.id. negara. Akan tetapi di sisi lain,
Pinus dan Dinas ESDM Provinsi keterlibatan masyarakat sipil dalam
Sumsel menandatangani nota kegiatan GNP SDA juga menjadi antitesa
kesepahaman bersama untuk mendorong terhadap gagasan dan pemikiran Hegel itu
peningkatan tata kelola pertambangan sendiri. Hegel berpandangan
minerba yang baik. Peran Pinus dalam hal pertentangan kelas menjadi faktor yang
ini adalah membantu melakukan mendorong lahirnya masyarakat sipil

102
Peran Masyarakat Sipil
dalam Pemberantasan Korupsi Sektor Sumber Daya Alam

ketika itu. Sedangkan dalam kegiatan GNP reklamasi pesisir dengan isu suap izin
SDA, peran masyarakat sipil lahir bukan pesisir. Isu kebakaran hutan dengan isu
didorong oleh faktor pertentangan kelas korupsi alih fungsi lahan untuk kebun
semata. Bukan pada isu mana kepentingan sawit.
kaum borjuis-proletar. Akan tetapi Terdapat beberapa poin
menyentuh isu-isu lainnya. pembelajaran dari kolaborasi antara KPK
Terdapat dua faktor setidaknya yang dan Masyarakat sipil. Pertama, konsistensi
dapat memperkuat antitesa terhadap pelaksanaan agenda. GNP SDA merupakan
gagasan dan pemikiran Hegel terkait proses pembelajaran dari kegiatan KPK di
masyarakat sipil. Faktor pertama beranjak sektor SDA yang inisiasinya dimulai
pada pemikiran yang digagas Alagappa dengan kajian kemudian rencana aksi yang
bahwa konsep masyarakat sipil yang melibatkan pemangku kepentingan yang
tumbuh dan berkembang di Barat, tidak lebih luas. Konsistensi tersebut dibangun
bisa berlaku sepenuhnya di Asia dan dalam jangka waktu yang tidak sebentar,
Amerika Latin. Hal tersebut dikarenakan ada trust yang dibangun baik dari KPK
adanya perbedaan sejarah dan faktor yang maupun masyarakat sipil. KPK
mendorong lahirnya masyarakat sipil itu memposisikan masyarakat sipil sebagai
sendiri. Faktor kedua adalah transformasi mitra kerja strategis, begitu juga
pada konsep dan definisi masyarakat sipil. sebaliknya. Masyarakat sipil melihat KPK
Awalnya masyarakat sipil lahir karena isu sebagai lembaga negara yang sejauh ini
pertentangan kelas maupun politik. paling dapat dipercaya dalam
Namun seiring dengan faktor memperbaiki tata kelola sektor SDA.
demokratisasi pada sejumlah negara pada Kedua, dalam kegiatan GNP SDA
dekade 80an hingga 90an, isu tersebut keterlibatan multistakeholders termasuk
tidak lagi menjadi relevan. Masyarakat masyarakat sipil memperkuat mekanisme
sipil tumbuh dan berkembang untuk check and balances dari para pihak yang
berjuang pada isu lain, seperti lingkungan terlibat. Terutama antara KPK dengan
hidup, antikorupsi, keterbukaan kementerian/lembaga terkait. Selain itu,
informasi/transparansi dan sebagainya. mekanisme tersebut memberi dampak
Peranan masyarakat sipil dalam positif, karena sering kali masyarakat sipil
kegiatan GNP SDA, memperkuat gagasan mampu menyampaikan kondisi real di
dan pemikiran Hegel mengenai civil society lapangan yang tidak dapat dijangkau oleh
sebagai kelompok di luar wilayah keluarga pemerintah. Atas proses tersebut, juga
dan negara. Masyarakat sipil dalam GNP memberikan feedback pada masalah yang
SDA mampu memposisikan diri dan tertuang dalam monitoring dan evaluasi
bertransformasi untuk melakukan GNP SDA.
agenda-agenda antikorupsi berkolaborasi Ketiga, variasi peran masyarakat
dengan agenda strategis yang menjadi sipil, tidak hanya pada ranah advokasi
identitas masing-masing kelompok namun juga pada konsultasi, penyusun
masyarakat sipil. GNP SDA mampu naskah akademik, mitra monitoring dan
berperan sebagai media, ruang yang sebagainya. Hal ini justru dapat menjadi
mengkombinasikan isu strategis dan penopang kerja-kerja pemberantasan
berkembang di masyarakat sipil dengan korupsi, dengan tetap mengedepankan
isu antikorupsi. Misalnya isu pencemaran posisi sentral KPK sebagai meeting point
lingkungan dengan isu korupsi pada lintas pihak. Masyarakat sipil tidak lagi
sektor batu bara. Isu deforestasi dengan isu hanya bertindak sebagai watchdog
korupsi pada sektor kehutanan. Isu melainkan juga memainkan peranan yang

103
Epakartika, Rizky Nugraha M, Agung Budiono

lebih strategis dan substantif. pidana korupsi yang terkait dengan sektor
Pembelajaran pada poin ini setidaknya SDA juga melibatkan unsur pelaku usaha.
juga menambahkan pemikiran yang Dalam hal ini, perlu disusun standar
digagas oleh Kendra (2017). Berkenaan perilaku dan etika berusaha yang menjadi
dengan peran masyarakat sipil dalam aturan main pelaku usaha di sektor SDA,
mendorong tata kelola sumber daya alam, termasuk pebisnis lintas negara (OECD,
peran masyarakat sipil dalam kegiatan 2008). Namun hal ini akan mendapat
GNP SDA tidak hanya sekedar membuka tantangan tersendiri karena praktik
akses informasi, melegitimasi proses, korupsi di sektor SDA, seringkali berkaitan
bentuk demokratisasi atau pengawas dengan kejahatan keuangan lintas negara.
semata, melainkan mampu berperan Selain itu, peningkatan kapasitas dan
sebagai mitra strategis baik untuk pengetahuan masyarakat sipil dalam aksi
pemerintah dan KPK itu sendiri. pencegahan korupsi juga perlu diperluas
Keempat, pandangan bahwa korupsi untuk menambah daya dukung
adalah musuh bersama. faktor ini menjadi pemberantasan korupsi.
faktor krusial dalam kolaborasi yang Tantangan lainnya berupa
dilakukan oleh KPK dan masyarakat sipil. perubahan kewenangan dan kerja internal
Hancurnya tata kelola pada sektor sumber KPK karena adanya perubahan UU KPK,
daya alam sedikit banyak didorong oleh sebagaimana yang disebutkan dalam UU
korupsi. suap menyuap dalam mekanisme No. 19 tahun 2019 tentang perubahan No.
perizinan sektor tambang, alih fungsi 30 tahun 2002. Kondisi itu tentunya
lahan yang tidak sesuai dengan aturan memerlukan adanya adaptasi khususnya
yang berlaku, reklamasi yang tidak dalam aspek kewenangan supervisi KPK
sepatutnya, dan permasalahan lainnya dalam kerangka pencegahan korupsi.
menjadi bukti bahwa permasalahan sektor Keterbukaan informasi publik,
SDA didorong oleh korupsi para oknum adalah syarat mendasar terbangunnya
pejabat publik. tata kelola sumber daya alam yang
transparan dan akuntabel. Dalam
Tantangan ke Depan sejumlah kasus, masyarakat sipil mencoba
Partisipasi masyarakat (publik) mengakses informasi berkenaan dengan
memiliki peran dan dampak yang besar penguasaan sumber daya alam, alokasi
dalam pencapaian strategi KPK. lahan, dan aktivitas eksploitasi sumber
Pencegahan dan pemberantasan korupsi daya alam yang tercatat oleh pemerintah.
memerlukan sinergi dan kesamaan Namun sayangnya, tidak semua harapan
persepsi dari seluruh komponen bangsa, masyarakat sipil tersebut dapat dipenuhi
termasuk di dalamnya peran serta oleh penyedia informasi publik, sekalipun
masyarakat (Laksmana dkk, 2015). Upaya telah ada ketetapan resmi dari Komisi
mensinergikan kegiatan pencegahan dan Informasi Publik. Hal ini menjadi
penindakan telah memberikan kontribusi tantangan tersendiri dalam upaya
bagi perbaikan tata kelola di sektor SDA. mewujudkan cita-cita penyelamatan
Namun perlu strategi khusus karena sifat sumber daya alam, termasuk dalam
dan kepentingan penanganan memberantas korupsi dan kejahatan di
permasalahan yang memiliki karakteristik sektor sumber daya alam.
tersendiri. Sejalan dengan upaya untuk
Peran masyarakat sipil dari unsur mendorong pencapaian visi Indonesia
pelaku usaha atau swasta juga perlu 2045, tantangan pengelolaan sumber daya
ditingkatkan. Mengingat selama ini tindak alam kedepannya akan semakin besar.

104
Peran Masyarakat Sipil
dalam Pemberantasan Korupsi Sektor Sumber Daya Alam

Deregulasi perizinan sebagai upaya untuk masyarakat sipil semakin penting untuk
mempermudah penyelenggaraan bisnis menyuarakan hal tersebut di tengah
(easy of doing business) untuk menarik situasi geopolitik global yang tidak
minat para investor, pemerintah akan menentu dan ancaman katastropik dari
menghilangkan sejumlah persyaratan perubahan iklim.
dalam pemberian izin termasuk menyusun Partisipasi masyarakat sipil dalam
paket omnibus law yang akan rangka menyuarakan kebenaran pada
menyelaraskan regulasi yang selama ini sektor sumber daya alam, beresiko pada
tumpang tindih. Sayangnya, ketika akses keselamatan diri dan perlindungan atas
keterlibatan publik tidak dibuka seluas- hak-hak yang dimiliki. Sejumlah kasus
luasnya, maka proses penyusunan regulasi menunjukkan bahwa tidak sedikit aktivis
dikhawatirkan hanya akan menangkap mendapat ancaman karena dianggap
aspirasi dari sebagian stakeholders. membahayakan kepentingan kelompok
Kelompok masyarakat sipil yang tertentu pada sektor sumber daya alam.
seyogyanya berfungsi sebagai penyalur Ancaman meregang nyawa karena
aspirasi masyarakat pada akar rumput memperjuangkan penolakan eksploitasi
terkadang dipaksa hanya menjadi kini biasa terjadi. Hal ini menjadi bukti
pelengkap dari proses perumusan bahwa penyelamatan sumber daya alam
kebijakan. Kebijakan yang dirumuskan membutuhkan perjuangan dan
tidak lagi memperhatikan keseimbangan pengorbanan besar. Sayangnya, praktik
kepentingan lintas stakeholders. perlindungan terhadap peran dan kerja
Kekhawatiran ini sangat beralasan, masyarakat sipil dalam memperjuangkan
mengingat proses pengambilan kebijakan perbaikan sumber daya alam negeri ini,
yang berkenaan dengan pengelolaan SDA, belum seperti yang diharapkan.
sarat dengan praktik state capture
corruption. Jika demikian, mimpi Produk Penutup
Domestik Bruto Indonesia mencapai 7 Agenda pemberantasan dan
triliun dollar AS dan Indonesia masuk 5 pencegahan korupsi di sektor SDA tidak
besar ekonomi dunia dengan kemiskinan boleh berhenti. Hadirnya GNP SDA telah
mendekati nol persen di tahun 2045, bisa berkontribusi terhadap meningkatnya tata
jadi hanya tinggal impian belaka. kelola sektor SDA, dimana SDA merupakan
Persoalan penyelamatan sumber salah satu episentrum kasus korupsi yang
daya alam tidak sekedar menyelamatkan telah banyak diungkap oleh KPK.
kekayaan alam negeri ini dari praktik Pengelolaan SDA yang baik juga
korupsi. Saat ini, penyelamatan sumber merupakan salah satu kunci dalam
daya alam merupakan isu yang berkaitan mendukung pembangunan yang
dengan demokrasi, hak asasi manusia, dan berkelanjutan. Oleh karena itu kerangka
penyelamatan lingkungan. Selama ini GNP kerja aksi pencegahan korupsi yang
SDA telah menjadi meeting point gerakan melibatkan masyarakat sipil perlu
masyarakat sipil yang mengkombinasikan diperkuat dengan membangun rencana
ketiga isu tersebut. Tantangan kerja yang lebih terukur dan intensif.
kedepannya adalah bagaimana Selain itu, jangkauan keterlibatan
menyampaikan isu korupsi di sektor masyarakat sipil juga perlu diperluas
sumber daya alam akan mengancam kepada masyarakat sipil yang menjadi
proses demokrasi di tingkat masyarakat, pelaku usaha seperti asosiasi, untuk
pelanggaran terhadap hak asasi manusia, membangun tindakan bersama (collective
dan kerusakan lingkungan. Peran action) dalam pencegahan korupsi.

105
Epakartika, Rizky Nugraha M, Agung Budiono

Referensi Pope, J. (2002). Strategi Memberantas


Alam, Bachtiar. (1999). Antropologi dan Korupsi: Elemen Sistem Integritas
Civil Society: Pendekatan Teori Nasional. Transparansi
Kebudayaan. Jurnal Antropologi Internasional. Jakarta.
Indonesia XXIII (60).
UN Human Right. (2014). A Practical Guide
Dupuy, Kendra. (2017). The Global for Civil society: Civil society Space
Participation Backlash: on United Nations Human Rights
Implications for Natural Resource System. United Nation.
Initiatives. U4 Brief (4).
Undang-undang No. 30 Tahun 2002.
Flamirion, Gemael dan Muradi. (2016). Tentang Komisi Pemberantasan
Demokrasi Civil Society di Tindak Pidana Korupsi
Indonesia dan India: Sebuah sebagaimana telah Diubah oleh
Perbandingan. Jurnal Wacana Undang-undang No. 19 tahun 2019.
Politik 1 (2): 189–195. Jakarta.

Laksmana, G dkk. (2015). Laporan Tim Undang-undang No. 31 Tahun 1999.


Pengkajian Hukum tentang Tentang Pemberantasan Tindak
Partisipasi Aktif Publik dalam Pidana Korupsi sebagaimana telah
Pencegahan dan Pemberantasan diubah oleh Undang-undang No. 20
Korupsi. Puslitbang Sistem Hukum Tahun 2001. Jakarta.
Nasional BPHN- Kementerian
Hukum dan HAM Republik United Nation. (2003). United Nations
Indonesia. Jakarta. Convention Against-Corruption
(UNCAC).
OECD and ADB. (2008). Strategies for
Business, Government and Civil
Society to Fight Corruption in Asia
and the Pacific.

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2000.


Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta
Masyarakat dan Pemberian
Penghargaan dalam Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Jakarta.

106

Anda mungkin juga menyukai