Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perundungan atau Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk
menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun
psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Kata
bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng
yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi
kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Pelaku
bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan
ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk
melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya
sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancan oleh bully.
Berdasarkan data riset dari Programme for International Students Assessment
(PISA) di tahun 2018, Indonesia berada di urutan kelima tertinggi dari 78 negara
sebagai negara yang paling banyak murid mengalami perundungan (bullying).
Sebesar 41,1% murid mengaku pernah mengalami perundungan (bullying). Di
Indonesia, angka murid korban bully jauh di atas rata-rata negara anggota OECD
yang hanya sebesar 22,7%. OECD merupakan organisasi untuk kerja sama dan
pembangunan ekonomi yang beranggotakan 36 negara Eropa dan Amerika Utara
ditambah Jepang dan Korea Selatan.
Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), jumlah kasus
pendidikan di Indonesia per tanggal 30 Mei 2018 adalah 161 kasus, dengan
rincian; anak korban tawuran sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku
tawuran sebanyak 31 kasus atau 19,3 persen, anak korban kekerasan dan bullying
sebanyak 36 kasus atau 22,4 persen, anak pelaku kekerasan dan bullying sebanyak
41 kasus atau 25,5 persen, dan anak korban kebijakan (pungli, dikeluarkan dari
sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah) sebanyak 30 kasus atau 18,7
persen.
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya pencegahan yang dilakukan
oleh pihak sekolah agar kejadian bullying khususnya di lingkungan sekolah dapat
dihindari. SMK Kesehatan Pro-Skill Indonesia adalah salah satu sekolah di Kota
Pekanbaru yang merupakan sekolah yang telah memprogramkan dan
melaksanakan kegiatan pencegahan perundungan siswa melalui program
pembinaan karakter yang dilakukan secara daring.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari terselenggaranya kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang bahaya bullying
yang berdampak negatif bagi semua pihak

1
2. Memberikan pemahaman kepada peserta didik akan pentingnya saling
tolong menolong dan saling peduli antar sesama
3. Membiasakan peserta didik untuk saling menghormati dan menghargai
antar sesama

C. Sasaran Kegiatan
Adapun sasaran dalam kegiatan ini adalah seluruh peserta didik SMK
Kesehatan Pro-Skill Indonesia.

D. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat kegiatan ini adalah mencegah terjadinya perundungan
(bullying) di SMK Kesehatan Pro-Skill Indonesia dan memberikan edukasi
mengenai bullying agar peserta didik dapat berperilaku dan berakhlak mulia.

2
BAB II
ISI

A. Panduan Pelaksanaan Program Pencegahan Perundungan


Program ini dilaksanakan pada saat pembelajaran di kelas dengan tujuan
membuat peserta didik lebih memahami tentang perundungan atau bullying di
sekolah. Harapannya setelah dilaksanakan program ini peserta didik dapat
mengimplementasikan perilaku anti bullying dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan di kelas adalah sebagai berikut.
a) Guru memberikan ice breaking di awal kegiatan
b) Guru menyampaikan materi tentang “Generasi Anti Bullying”
c) Peserta didik mendengarkan dan mencermati materi yang dipresentasikan
oleh Guru
Tahapan yang dilakukan sebagai pembinaan kepada peserta didik yang
melakukan tindakan bullying atau pelaku bullying adalah sebagai berikut.
a) Sosialisasi Program Anti Bullying dilakukan setahun sekali pada Kegiatan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah pada materi Pendidikan Karakter yang
diikuti oleh seluruh peserta didik baru SMK Kesehatan Pro-Skill Indonesia.
b) Program Pembinaan Karakter dilaksanakan secara rutin setiap hari oleh wali
kelas pada jam pembiasaan.
c) Program Pembinaan Karakter (bagi muslim) dilaksanakan secara rutin setiap
pekan dalam kegiatan muhasabah Jum’at, dan bagi non-muslim juga
dilaksanakan setiap pekan dalam kegiatan keagamaan pada hari Jum’at
sepulan sekolah, serta Pembinaan Karakter untuk seluruh peserta didik
dilaksanakan melalui kegiatan Upacara Pagi setiap hari Senin.
d) Jika guru/ walikelas mengetahui langsung atau menerima laporan dari peserta
didik lain tentang peserta didik yang melakukan tindakan bullying, maka
guru/wali kelas melaporkan kepada guru BK agar dapat dilakukan pembinaan
dan pendekatan khusus bagi peserta didik pelaku bullying.
e) Guru BK memberikan pembinaan secara intensif kepada pelaku bullying, jika
berkelanjutan maka wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan kepala
sekolah akan menindaklanjuti pelaku bullying tersebut.
Pelaksana pencegah perundungan/ bullying :
a) Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan
b) Guru BK
c) Wali Kelas
d) Guru dan Tenaga Pendidik

B. Tata Tertib Peserta Didik SMK Kesehatan Pro-Skill Indonesia


Tata tertib peserta didik SMK Kesehatan Pro-Skill Indonesia tahun pelajaran
2019-2020 sebagai berikut.

3
C. Agenda Pelaksanaan Program Pencegahan Perundungan

Indikator
Bentuk/ Jenis Waktu
No. Pencegahan Tujuan
Kegiatan Pelaksanaan
Perundungan
a. Praktik Memberikan Sosialisasi Setahun
perundungan fisik pemahaman kepada Program sekali
b. Praktik peserta didik tentang “Generasi Anti
1. perundungan bahaya perundungan Bullying”
verbal yang berdampak
c. Praktik negatif bagi semua
perundungan pihak
seksual Memberikan Pelaksanaan Sepekan
d. Praktik pemahaman kepada Program sekali
perundungan dunia peserta didik tentangPendidikan
maya pentingnya saling
Karakter pada
tolong menolong dan setiap Upacara
saling peduli antar Senin Pagi
sesama Pelaksaan Sepekan
Program sekali
Pendidikan
2.
Karakter
melalui
Muhasabah
Jum’at (bagi
muslim) dan
Kegiatan
Keagamaan
(bagi non
muslim)
Membiasakan Evaluasi Sebulan
peserta didik untuk Tahapan sekali
3. saling menghormati Program
dan menghargai
antar sesama

D. Waktu dan Tempat


Adapun kegiatan ini dilaksanakan dalam 3 hari yaitu :
Hari/Tanggal : Rabu – Jum’at, 26-28 Agustus 2019
Pukul : 08.00 s/d selesai
Tempat : Ruang kelas masing-masing

E. Kepanitiaan
Adapun kepanitiaan dalam kegiatan ini adalah :
Ketua : Ns. Dwi Yuliana Putri, S.Kep.
Sekretaris : Rahmi Annisa S

4
Bendahara : Ira Puspita Sari, S.Pd.
Anggota : Irham Ansya Bastian, S.E, M.K.M.
Dianna Sulistyani, S.Pd.

F. Partisipasi Peserta Didik


Adapun program anti bullying di sekolah ini diikuti oleh seluruh peserta didik
kelas X, XI dan XII di kelas masing-masing sesuai dengan jadwal yang diberikan
sekolah. Peserta didik sangat antusias dalam pelaksanaan kegiatan anti bullying
ini.
Foto Kegiatan :

5
BAB III
PENUTUP

Kegiatan Pencegahan Perundungan yang dilaksanakan memberi pemahaman


kepada peserta didik tentang arti saling menghargai dan menghormati antar
sesama. Peserta didik terbiasa melakukan aktivitas gotong royong di sekolah
dalam setiap kegiatan. Peserta didik menyadari akan perlunya pembiasaan yang
rutin dan konsisten, bukan hanya didalam kelas tapi juga diluar kelas. Selain itu,
peserta didik juga membiasakan diri berperilaku unggul dan beretika dan
konsisten melakukannya, para guru juga tidak kalah dengan peserta didik, bahwa
setiap hari guru dan staff juga mendapatkan pembinaan dan arahan dari Kepala
Sekolah untuk terus memberi contoh dan teladan yang baik bagi para siswa.
Kami yakin dan percaya banyak kekurangan dari laporan ini baik dari sistem
pelaksanaannya maupun bentuk penulisan laporan ini. Oleh sebab itu kami
memohon maaf dan berharap semoga kekurangan-kekurang tersebut dapat
menjadi awal untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Demikianlah laporan ini disusun, kritik dan saran sangat kami perlukan untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan dan penulisan laporan pada tahun-
tahun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai