Anda di halaman 1dari 19

Volume 3 (2) (2020).

1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

Kinerja Pengelolaan Sampah: Studi Kasus Sistem


Pengelolaan Bank Sampah Menuju Ekonomi sirkular di
Kabupaten Maros, Indonesia

ABSTRAK Info Artikel :

Pengelolaan sampah menjadi sorotan dalam beberapa tahun Pasal sejarah :


terakhir karena jumlah sampah yang dihasilkan setiap tahunnya
semakin meningkat. Ekonomi sirkular merupakan konsep ekonomi
Menerima:
yang mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan
Direvisi:
terkait dengan tingkat konsumsi dan produksi yang bertanggung
Diterima:
jawab dan berkelanjutan yang dapat mendukung perekonomian
masyarakat. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dalam
memahami pengembangan dan pengelolaan sampah terhadap
pengembangan sistem pengelolaan sampah kota yang efisien yang Kata kunci:
dapat menjadi ekonomi sirkular. Metodologi yang digunakan dalam Perfrmance Pengelolaan Sampah:
penelitian ini adalah metode interpretatif deskriptif kualitatif Pengembangan Ekonomi Sirkular:
Pengelolaan Bank Sampah
dengan pendekatan fenomenologis dengan mengumpulkan data
yang diperoleh dari berbagai referensi terpercaya seperti jurnal,
buku, dan lain-lain, dari mana data tersebut kemudian diproses oleh
penulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja sistem
pengelolaan sampah di Kabupaten Maros berjalan dengan baik,
keterlibatan para pemangku kepentingan untuk mendorong
partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem ekonomi sirkular
dapat membantu masyarakat secara mandiri untuk meningkatkan
perekonomian dalam mengelola sampah, Bank Sampah Turikale
yang menjadi pusat Bank Sampah di Kabupaten Maros telah
berhasil mendukung perekonomian masyarakat dengan
memberikan omzet puluhan juta per bulan. Kontribusi penelitian ini
dapat memberikan rekomendasi evaluasi dan penyusunan strategi
pengelolaan sampah berbasis bank sampah di Kabupaten Maros.
PENDAHULUAN
Permasalahan lingkungan yang sering terjadi di perkotaan disebabkan karena
pengelolaan sampah perkotaan yang belum memadai sehingga sampah yang
merupakan bagian dari sisa aktivitas manusia perlu dibuang dengan baik agar tidak
menimbulkan berbagai permasalahan atau gangguan lingkungan dalam kehidupan
manusia. Sebagai mediator polusi, wabah penyakit, penurunan estetika, dan penyakit.
Pengelolaan sampah perkotaan di Indonesia belum mencapai hasil yang optimal.
Sampah merupakan masalah krusial yang dihadapi hampir semua wilayah di
Indonesia terkhusus di Kabupaten Maros. Masalah-masalah tersebut lebih
terkonsentrasi pada teknik operasional sampah dan manajemen pengelolaan sampah.
Timbulan sampah yang dihasilkan pada umumnya karena terbatasnya lahan di
perkotaan untuk dijadikan sebagai lahan pembuangan akhir (TPA). Menurut
Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

Undang-Undang No.18 Tahun 2008, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang


sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Pengelolahan persampahan di perkotaan merupakan suatu
sistem yang saling berinteraksi membentuk kesatuan dan mempunyai tujuan (Qadri,
U., Wahyuni, R., & Listiyawati, L. 2020). Sehingga di perlukan kemampuan, peningkatan
pemahaman serta keterampilan untuk mengolah sampah organik dan sampah plastik
menjadi berbagai produk yang bernilai dan memiliki nilai jual (Suryani, E. et al
2021).
Terkait permasalahan yang dihadapi, pengelolaan sampah perlu dilakukan
perhatian khusus oleh pemerintah baik pusat maupun daerah secara komprehensif dan
terintegrasi dari hulu hingga ke hilir dengan pendekatan circular economy. Pemerintah
daerah dan masyarakat menjadi bermanfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakatnya,
dan aman bagi lingkungan (Marves., 2021). Artinya, dalam mengukur peningkatan
kinerja pelayanan publik, pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri perlu adanya
kerjasama masyarakat, sehingga hal ini perlu diperhatikan dalam penempatan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan pada umumnya dan dalam
pelaksanaan pelayanan publik pada khususnya.
Meningkatnya kompleksitas sampah telah muncul sebagai masalah yang
membutuhkan perhatian dan pembuangan khusus. Salah satu penyebab buruknya
pengelolaan dan pengelolaan sampah adalah kurangnya kebijakan atau program
pengelolaan yang terintegrasi, serta kurangnya dukungan dan keterlibatan masyarakat
baik dalam dunia usaha maupun masyarakat umum. Permasalahan sampah yang belum
ditemukan solusinya terletak pada pengelolaan sampah yang tidak dikelola dengan baik
(Ajrina et al., 2020). Serta kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga
menyulitkan pelaksanaan tugas dan partisipasi masyarakat serta pelaku industri yang
masih rendah untuk mengikuti kegiatan pengelolaan sampah ( Saputri, Y., Adnan, M. F.,
& Alhadi, Z. 2019)
Melalui pengelolaan bank sampah, tentunya masyarakat akan mendapatkan
pengetahuan tentang bagaimana mempertimbangkan sampah yang layak disimpan di
bank sampah. Selain itu, perlu melatih masyarakat secara umum untuk mengelola jenis
dan nilai sampah melalui proses pemilahan. Ini memungkinkan Anda untuk
menumbuhkan ekonomi komunitas yang ada dalam ekonomi sirkular. Adanya sistem
ekonomi sirkular bertujuan untuk memanfaatkan bahan secara siklis sebaik-baiknya
untuk meminimalisir timbulan sampah dengan mengumpulkan dan menggunakan
kembali sebanyak mungkin produk dan material. Namun, kendala sistem, keterbatasan
dana pemerintah, jumlah staf, dan jumlah peralatan yang tersedia seringkali
menghambat pengelolaan sampah yang baik. Dengan menggunakan bank sampah,
masyarakat umum dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana
mempertimbangkan sampah berharga untuk disimpan di bank sampah (Nur, H., 2021).
Manfaat bank sampah untuk masyarakat adalah dapat menambah penghasilan
masyarakat karena saat mereka menukarkan sampah mereka akan mendapatkan
imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki
(Ariefahnoor, D., Hasanah, N., & Surya, A. 2020). Kemudian dalam penghasilan dan

Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

kemanfaatan dari kegiatan ini berpotensi membantu peningkatan ekonomi warga


sekaligus sebagai solusi masalah persampahan di masyarakat ( Santoso, P. N. 2020)
Terdapat tiga tujuan dalam pengelolaan sampah seperti yang di kemukakan
(Ratnawati, R. V 2021) Pertama, memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah
daerah dalam menerapkan pengelolaan sampah dengan memanfaatkan sampah sebagai
bahan baku ekonomi. Kedua, memperkuat partisipasi masyarakat dalam upaya
menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomis dengan memilah sampah. Tujuan
ketiga adalah memperkuat komitmen dan peran aktif produsen dan pelaku usaha
lainnya dalam melaksanakan usaha hijau dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan
baku ekonomi. Sehingga dalam pengelolaan sampah tentunya memerlukan strategi
yang dapat dihasilakn antara lain: mendorong penyediaan fasilitas pengangkutan
sampah, optimalisasi pengangkutan sampah, stimulus pengurangan sampah,
penyediaan sarana TPS 3R, meningkatkan kesadaran warga, optimalisasi pendanaan
APBD, pembangunan fisik TPA Sanitary Landfill, pengelolaan sampah berwawasan
lingkungan (Arda, M., Andriany, D., & Manurung, Y. H. 2021).
Dari uraian di bawah ini dapat dilihat pada tabel 1. dari timbulan sampah di
Kabupaten Maros berdasarkan tingkat kecamatan dengan jumlah penduduk yang
menggunakan sampah per hari, antara lain sebagai berikut:
Tabel 1 Timbulan Sampah per kecamatan di Kabupaten Maros
No Kecamatan Total Populasi (Jiwa) Timbulan Sampah
(m3/hari)
1 Mandai 36,440 130
2 Moncongloe 17,614 63
3 Maros Baru 24,766 88
4 Marusu 25,926 93
5 Turikale 42,580 152
6 Lau 24,886 89
7 Bontoa 27,043 97
8 Bantimurug 28,669 102
9 Simbang 22,693 81
10 Tanralili 25,020 89
11 Tompobulu 14,460 52
12 Camba 12,793 46
13 Cenrana 13,948 50
14 Mallawa 10,949 39
Seluruh 327.787 1.171
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maros, 2022
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diuraiakan bahawa rata-rata timbulan sampah
harian di 14 kecamatan di Kabupaten Maros cukup bervariasi dari segi jumlah
penduduk, di Kecamatan Mandai dengan populasi sekitar 36.440 orang dengan
timbulan sampah 130m3 per hari cukup tinggi karena dekat dengan perkotaan,
kemudian Kecamatan Moncongloe dengan populasi sekitar 17.614 orang dengan
timbulan sampah 63m3 perhari cukup rendah karena daerah tersebut cukup jauh dari
area perkotaan, selanjutnya di Kecamatan Maros Baru dengan populasi 24.766 dengan
timbulan sampah 88m3 perhari memiliki kategori tinggi karena wilayah tersebut
memiliki batas dengan wilayah begitupun dengan Kecamatan Marusu dengan populasi

Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

sekitar 25.926 dengan timbulan sampah yang dihasilkan 93m 3 perhari juga memiliki
kategori tinggi karena wilayah tersebut berbatasan dengan wilayah perkotaan,
terkhusus di kecamatan Turikale sebagai penyumbang sampah terbesar karena di sisi
lain kecamatan ibu Kota juga memiliki jumlah penduduk terbesar di antara 14
kecamatan yaitu sekitar 42.580 orang penghasil sampah terbesar 152 m 3 perhari.
Selanjutnya Kecamatan Lau dengan populasi 24.886 dengan sampah yang dihasilkan
89m3 perhari memiliki kategori tinggi karena wilayah berdekatan dengan perkotaan
dan Laut. Kemudian untuk kecamatan Bontoa dengan populasi 27.043 orang dengan
timbulan sampah yang dihasilkan 97m3 perhari masuk kategori tinggi meskipun
wilayah tersebut jauh dari perkotaan tetapi dengan wilayah pesisir laut yang tentu laut
tersebut dapat menghasilkan sampah yang berasal dari masyarakat. Untuk kecamatan
Bantimurung dengan jumlah populasi 28.668 orang dengan penghasil sampah 97m 3
perhari memiliki kategori yang tinggi karena wilayah tersebut merupakan tempat
wisata yang banyak di kunjungi masyarakat yang berasal dari luar daerah sehingga
timbulan sampah yang dihasilkan cukup tinggi, kemudian di kecamatan Simbang
dengan populasi 22.693 dengan sampah yang dihasilkan 81m 3 perhari masih dalam
kategori tinggi disebabkan wilayah Simbang memiliki bats wilayah dengan kecamatan
Turikale yang merupakan wilayah perkotaan. Selanjutnya jumlah populasi di
Kecamatan Tanralili sekitar 25.020 orang dengan timbulan sampah perhari 89m 3
merupakan penghasil sampah yang cukup tinggi karena wilayah tersebut merupakan
wilayah yang sering dikunjungi orang untuk melakukan camping dan merupakan dan
juga merupakan tempat wisata, untuk Kecamatan Tompobulu dengan populasi 14.460
orang dengan timbulan sampah yang dihasilkan 52m 3 perhari merupakan kategori
rendah selain wilayah hutan dan pegunungan juga jauh dari wilayah perkotaan,
begitupun dengan Kecamatan Camba dengan populasi 12.793 orang merupakan
wilayah hutan dan pegunungan sehingga sampah yang dihasilkan rendah yaitu 46m 3
perhari, demikian jugan dengan Kecamatan Cenrana dengan populasi 13.948 orang
dengan wilayah pegununan, hutan dan persawahan maka timbulan sampah yang
dihasilkan sekitar 50m3 perhari tentu masih rendah, kemudian di Kecamatan Mallawa
yang memiliki populasi paling sedikit yaitu 10.949 orang maka timbulan sampah pun
yang di hasilkan sangat rendah karena wilayah tersebut merupakan hutan, gunung dan
perkebunan yang tentu lebih banyak menghasilkan sampah organik. Jika total timbulan
sampah harian di 14 kecamatan di Kabupaten Maros diakumulasikan, maka rata-rata
jumlah hariannya adalah 1.171m3 sampah per hari. Sehingga dapat di katakan bahwa
semakin tinggi jumlah populasi setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Maros maka
besar pula timbulan sampah yang dihasilkan. Sehingga melihat daripada fenomena yang
terjadi mendorong munculnya ide-ide inovatif tentang bagaimana sampah dapat
dikelola dan memberi mamfaat, serta menjadi berkah bagi masyarakat, menjadi sampah
yang ramah lingkungan, bahkan meningkatkan tingkat pergerakan ekonomi
masyarakat.
Selain manfaat mengurangi jumlah sampah di TPA pengelolaan sampah juga
dapat menciptakan insentif ekonomi bagi pihak yang berkepentingan, salah satu upaya
yang dapat diterapkan untuk meminimalisir permasalahan yang disebabkan oleh
sampah adalah dengan menerapkan prinsip 3R (reduction, reuse, recycle) atau reduce,
Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

reuse and recycle waste (Radityaningrum et al., 2017 & Cahyani P.D et al., 2021).
Prinsip-prinsip 3R sejalan dengan penerapan konsep ekonomi sirkular. yang
merupakan alternatif dari model ekonomi tradisional yang telah dipraktikkan selama
ini. Dalam model ekonomi tradisional atau linier, penggunaan residual barang yang
dianggap tidak berguna segera dibuang tanpa penyelidikan lebih lanjut tentang potensi
penggunaan kembali mereka. Oleh karena itu, berbagai elemen masyarakat
menerapkan konsep ekonomi sirkular terkini dengan memaksimalkan nilai ekonomi
sampah, dan sampah membawa berkah dan manfaat bagi kehidupan manusia, tidak
hanya mengurangi pembuangan sampah tetapi dapat bernilai ekonomis bagi
masyarakat.
Sistem ekonomi sirkular pada produktivitas merupakan sebuah proses
pengelolaan sampah dan metode pemulihan pengelolaan sampah memerlukan
perubahan signifikan dalam struktur sistem pengelolaan sampah yang dapat
menimbulkan masalah baru, salah satunya adalah peningkatan biaya eksternalitas bagi
masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya peran serta masyarakat pengelola Bank
Sampah unit dan kurang tersosialisasinya eksistensi keberadaan bank sampah unit
pada masyarakat. Oleh karena itu, Pemulihan sumber daya sampah dalam jangka
panjang menghasilkan pendapatan yang tinggi karena dapat meningkatkan investasi
pengelolaan sampah sehingga dapat digunakan sebagai tempat pengelolaan sampah
menjadi bernilai ekonomis dan sekaligus sebagai tempat pengembangan produk
sampah yang dapat membantu perekonomian jika dikelola dengan baik.
Permasalahan ini menjadi perkembangan dalam pengelolaan bank sampah di
Kabupaten Maros yang dinilai sebagai pemenuhan ekonomi sirkular yang sangat
potensial karena bank sampah yang disediakan pemerintah dapat menghasilkan nilai
ekonomi yang lebih baik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Maros
sebagai nilai jual untuk perbaikan ekonomi. Saat ini ada 10 bank sampah yang telah
disediakan oleh pemerintah Kabupaten Maros, namun yang aktif ada enam bank
sampah yang omzet bulanannya bisa mencapai puluhan juta. Bank sampah sentral di
Kabupaten Maros adalah bank sampah Turikale. Kemudian dari sisi pengelolaan, bank
sampah yang dikelola pemerintah Kabupaten Maros dikelola dengan baik karena
memiliki struktural, direktur dan teller officer yang tentunya akan menerima dan
menimbang sampah tersebut. Pengelolaan bank sampah yang dilakukan pemesrintah
Kabupaten Maros tidak hanya membuat Kota Maros bersih dan asri tetapi dapat
mengurangi pembuangan sampah ke tempat pembuangan sampah (TPA) dan juga
memberikan manfaat ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif kualitatif-deskriptif dengan
pendekatan fenomenologis Craswell. J. W & Poth, C. N (2018) sebagai eksplorasi
permasalahan kinerja pengelolaan sampah di Kabupaten Maros sebagai penunjang
ekonomi sirkular masyarakat. Penelitian ini berfokus pada kinerja pengelolaan Bank
Sampah di Kabupaten Maros. Menurut (Dwiyanto, 2008) dua ukuran untuk menilai
kinerja organisasi Pemerintahan yaitu ukuran produktivitas yang dapat dipahami
sebagai rasio antara input dan ouput, kemudian ukuran kualitas pelayanan yang
mengukur sejauh mana kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Analisis
Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

kinerja berfokus pada pengeloaan sampah menjadi ekonomi sirkular serta


pengembangan pengeloaan sampah yang baik dan ramah lingkungan. Setelah data
diperoleh melalui studi kepustakaan dengan mempelajari dan membaca buku, jurnal,
dokumen resmi, dan sumber lain yang relevan. Data yang terkumpul kemudian
dianalisis dan diinterpretasikan melalui berbagai tahapan yang dikembangkan oleh
(Miles et al 2018) yaitu reduksi, penyajian, dan verifikasi, untuk menghasilkan
kesimpulan berupa temuan baru yang berguna bagi pembaca.
Kemudian dibantu dengan alat penelitian k Nvivo 12 Pro Wolf & Silver, (2017)
Pro sebagai alat kualitatif, digunakan untuk menggali lebih dalam masalah yang terjadi
untuk mendapatkan kesimpulan terbaik. Keterbatasan penelitian ini adalah
ketergantungannya pada interpretasi peneliti terhadap makna yang tersirat dalam
wawancara, sehingga kecenderungan bias masih ada. Proses triangulasi dilakukan
untuk mengurangi bias dengan melakukan pengecekan silang antara data dengan fakta
dari pengamatan penelitian yang berbeda.
HASIL DAN DISKUSI
Pengelolaan Sampah di Kabupaten Maros
Pengelolaan sampah melalui sistem bank sampah dinilai sebagai cara yang
efektif untuk menangani sampah di wilayah Kabupaten Maros. Organisasi pemerintah
yang bertanggung jawab atas pengelolaan sampah di Kabupaten Maros adalah Badan
Lingkungan Hidup. Kehadiran program Bank Sampah disebabkan oleh permasalahan
sampah yang ada saat ini tidak lagi mampu menampung peningkatan jumlah sampah di
lokasi pembuangan akhir (TPA), sehingga diperlukan perhatian khusus (Darmawan, I.
2020). Kemudian pengelolaan sampah dapat dilihat sebagai pembanding antara hasil
yang dicapai oleh organisasi dengan target yang telah direncanakan sebelumnya dalam
sistem pengelolaan sampah. Penilaian kinerja organisasi dalam pengelolaan sampah
sangat erat kaitannya dengan kualitas pelayanan dan kepuasan yang diperoleh
masyarakat (Usman, 2017).
Hasil penelitian Marlena, M et al., (2020) mengemukakan bahwa salah satu
upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan
masuk ke TPA adalah dengan membangun infrastruktur pengelolaan sampah berupa
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). TPST (Integrated Waste Management
Site) yang telah dibangun perlu menerapkan pengelolaan aset yang tepat agar dapat
berjalan secara efektif dan berkelanjutan. Saat ini masih ada TPST yang belum berfungsi
optimal, salah satunya karena sarana dan prasarananya belum terpenuhi. Salah satu
contoh kinerja dalam pengelolaan bank sampah yang dapat mendukung perekonomian
masyarakat adalah Bank Sampah Turikale di Kabupaten Maros misalnya, yang mampu
menghasilkan omzet rata-rata sebesar Rp. 50 juta/bulan. Mereka memiliki 18
karyawan, dengan penghasilan rata-rata Rp. 1,5 juta – 2,5 juta/orang. Saat ini, BSI
Turikale memiliki 578 pelanggan dari kantor, sekolah, dan pelanggan individu. Sampah
yang dikelola BSI Turikale adalah 1-2 ton/hari. Terdapat 4 jenis sampah yang dikelola
di BSI Turikale, yaitu sampah kertas (57%), plastik (31%), logam (7%), dan botol (5%)
(Ratnawati, R. V, 2021).
Adanya program pengelolaan sampah sesuai dengan undang-undang nomor 18
tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, maka peraturan pemerintah nomor 27 tahun
Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

2020 tentang pengelolaan sampah tertentu, Peraturan LH nomor 13 tahun 2012


tentang Pedoman Pelaksanaan Pengurangan, Penggunaan Kembali, dan Daur Ulang
Melalui Bank Sampah, dan turunan dari peraturan daerah Kabupaten Maros nomor 4
tahun 2012 tentang rencana tata ruang Kabupaten Maros. Sehingga upaya yang
dilakukan pemerintah Kabupaten Maros adalah mengajak masyarakat untuk
mengurangi produksi sampah dengan memilah sampah dengan baik agar sampah
tersebut tidak semua sampai ke lokasi pembuangan akhir (TPA).
Melihat regulasi yang telah ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah
Kabupaten Maros, tentunya memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi dalam lima
tahun terakhir, dapat dilihat berdasarkan tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten tahun 2017-2021Maros
PDRB "Produk Domestik Pertumbuhan
No Tahun
Regional Bruto" Ekonomi
1 2017 19.440,01 4.25
2 2018 21.311,33 6.19
3 2019 22.717,97 6.90
4 2020 18.621,04 3.87
5 2021 19.005,61 4.36
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2022.
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diuraikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Maros dalam lima tahun terakhir, yakni 2017-2021. Pada tahun 2017 nilai PDRB
Kabupaten Maros dengan harga konstan Rp 1.944.001,01 miliar dengan pertumbuhan
sebesar 4,25 persen. Kemudian pada 2018, nilai GRDP mencapai Rp 2.131.133,33 miliar
dengan pertumbuhan 6,19 persen dan pada 2019 nilai GRDP mencapai Rp 2.271.797,97
miliar dengan pertumbuhan 6,90 persen. Pada tahun 2020 nilai GRDP mengalami
penurunan akibat pandemi Covid-19 sehingga cukup berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi dengan nilai 1.862.104,04 miliar dengan pertumbuhan ekonomi
sebesar 3,87 persen. Dan terakhir, pada tahun 2021 nilai GRDP meningkat karena
pandemi COVID-19 mulai bergejolak dengan nilai Rp 1.900.561,61 miliar dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 4,36 persen.
Dilansir dari SINDOnews, (Limonu, N dkk., (2021) menunjukkan upaya yang
dilakukan pemerintah Kabupaten Maros dalam mengendalikan sampah memperluas
TPA yang berada di kecamatan Mandai yang saat ini belum mampu menampung
produksi sampah warga. Meskipun luas TPA yang ada adalah 10 hektar, namun tidak
akan mampu menampung produksi limbah setidaknya selama 2 tahun ke depan.
Artinya, pemerintah Kabupaten Maros menilai saat ini sampah merupakan sesuatu yang
perlu mendapat perhatian khusus, sehingga berbagai cara yang ditempuh agar
permasalahan sampah di Maros dapat dikelola dengan baik tentu perlu keterlibatan
Dinas Kebersihan dan lingkungan hidup untuk mengajak masyarakat melakukan
pengelolaan sampah. Kemudian dengan mengubah cara berpikir masyarakat, yang
dulunya merupakan prinsip yang dikumpulkan dan kemudian dibuang orang, sekarang
kita akan bersosialisasi sehingga sampah tersebut dapat diolah atau didaur ulang
sehingga dapat menjadi nilai ekonomi bagi masyarakat. Kemudian hasil penelitian yang
dilakukan Di Foggia, G., & Beccarello, M, (2021) menunjukkan bahwa kapasitas

Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

pengelolaan sampah di Italia memainkan peran penting dalam memenuhi tujuan


ekonomi sirkular, seperti mengurangi pembuangan limbah kota dengan penimbunan
sampah hingga 10%. Penggunaan TPA sebesar 11, 5%, pengurangan 13% dalam
perawatan biologis-mekanis. Kapasitas waste-to-energy adalah 4,6% dan kapasitas
pengolahan organik meningkat sebesar 8,3%. Artinya, keberhasilan pengelolaan
sampah tentunya membutuhkan langkah konkret yang tidak hanya dilihat di satu sisi
tetapi diperlukan di sisi lain yang dapat mengurangi produksi sampah yang tidak
memiliki manfaat.
Selanjutnya, (Nur, H., 2021) dalam rilis berdasarkan laporan Badan Pusat
Statistik (BPS), mengemukakan perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 pada 5
November 2020, sektor ini justru mengalami pertumbuhan yang positif. Sektor
penyediaan air minum, pengelolaan sampah, dan limbah merupakan sektor yang
tumbuh sangat tinggi, yaitu sebesar 6,04%. Pengelolaan sampah yang baik akan
menghasilkan output yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis, inilah tujuan dari
ekonomi sirkular sehingga sisa konsumsi tidak berakhir di TPA. Karena produksi,
penggunaan, dan manajemennya dapat menjadi lebih intensif sumber daya. Karena
atribut tersebut, plastik dianggap memiliki peran penting dalam mempromosikan
keberlanjutan sebagai bagian dari ekonomi sirkular (Hahlandakis, J. N et al., (2020).
Hasil penelitian dari Prayoga, D.S (2014) mengemukakan bahwa karakteristik
fisik rata-rata total timbulan sampah rumah tangga di Kota Maros adalah sebesar 276
m3/hari, rata-rata timbulan sampah kota yang diangkut ke TPA adalah 62m3 /hari, dan
komposisi limbah TPA adalah 80,7% sampah organik dan 19,3% sampah anorganik,
kepadatan sampah TPA 0,25 kg/ltr, kadar air 76,92%, kandungan volatil 18,325%,
kadar abu 81,765%, dan nilai kalor 859,825 Kkal/Kg, sedangkan hasil karakteristik
kimianya adalah kandungan karbon 1,105. %, kandungan nitrogen 0,705%, fosfor
902,645 ppm, dan sulfur 0,145%. Berdasarkan karakteristik sampah yang ada di TPA,
pengomposan, daur ulang, pakan ternak, dan TPA yang dikendalikan dapat menjadi
alternatif pertimbangan dalam hal pengolahan sampah di TPA Bontoramba namun
proses pembakarannya tidak tepat.
Berdasarkan daripada uraian diatas dapat dianalisis pengelolaan sampah
menggunakan Nvivo 12 pro berdasarkan beberapa klaster berdasarkan data yang
diperoleh baik melalui google scholar maupun website dari pemerintah Kabupaten
Maros.

Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

Gambar 1. Kinerja Pengelolaan Bank Sampah di Kabupaten Maros


Sumber: Diproses dari Nvivo 12 Pro, 2022
Berdasarkan Gambar 1 di atas, teridentifikasi bagaimana kinerja pengelolaan
sampah di Kabupaten Maros selama ini sudah berjalan dengan baik, selain mampu
mengubah perilaku masyarakat agar lebih peduli terhadap sampah bahkan mampu
menumbuhkan ekonomi sirkular, karena dalam pengelolaan bank sampah Kabupaten
Maros, banyak orang yang terlibat sehingga pendidikan pengelolaan sampah ini perlu
ditularkan ke daerah lain. Secara tidak langsung, hal ini juga memberdayakan seluruh
pemangku kepentingan, baik sebagai regulator maupun sebagai pekerja dalam memilah
sampah yang dapat didaur ulang, yang juga mampu menghasilkan omzet puluhan juta
rupiah selama satu bulan.
Kinerja Pengelolaan Sampah Menuju Ekonomi Sirkular
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kravchenko, M. dkk., (2019)
menunjukkan bahwa indikator kinerja terkait keberlanjutan terkemuka yang tersedia
untuk berbagai strategi Ekonomi Sirkular diklasifikasikan menurut tiga kategori:
dimensi keberlanjutan; proses bisnis; dan strategi ekonomi sirkular, sehingga
memungkinkan untuk mengukur potensi kinerja keberlanjutan dari strategi sirkular
sebelum implementasinya. Selanjutnya, spesifikasi indikator utama yang tersedia untuk
setiap kategori klasifikasi disajikan, beberapa kesenjangan diidentifikasi dan arah untuk
penelitian di masa depan ditetapkan. Dalam menyikapi hal tersebut, pemerintah
memiliki peran penting dalam selalu memberikan edukasi kepada masyarakat sebagai
bagian penting agar tidak menimbulkan sampah sembarangan dan menjadikan sampah
sebagai produk yang dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sejalan dengan kondisi yang ada dalam pengelolaan sampah kota semakin
meningkat karena persoalan sampah bukan hanya masalah lingkungan tetapi juga
Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

masalah ekonomi dan sosial. Terbukti bank sampah tersebut berkontribusi terhadap
pengurangan sampah yang dapat didaur ulang hingga 99,3 ton per hari atau 6,7% dari
total timbulan sampah. Untuk menjamin keberlanjutan, bank sampah harus terintegrasi
baik dalam pengelolaan sampah kota maupun dalam kegiatan ekonomi yang
mempengaruhi ekonomi sirkular dan pemerintah harus memperhatikan keuangan
(insentif), pengadaan sarana dan prasarana, serta pelatihan sumber daya manusia
(Satori, M et al., 2021). Dalam hal mendukung ekonomi sirkular, tentunya merupakan
kolaborasi yang saling menguntungkan dimana sampah plastik dapat membawa
ekonomi baru sekaligus mengurangi penumpukan sampah yang pada gilirannya dapat
memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Melihat daripada perkembangan dalam menunjang ekonomi sirkular maka ada 3
cara menuju ekonomi sirkular sebagai ukuran kinerja, antara lain, sebagaimana
tertuang dalam tabel 3 berikut. Bawah:
Tabel 3 Cara Menuju Ekonomi Sirkular
No Prosedur Penjelasan
- Fokus ekonomi sirkular adalah memanfaatkan sumber daya
alam dengan lebih baik dan melebih-lebihkan konsumsi.
- Topik konsumsi masih jarang dibahas, karena menjual
produk sebanyak-banyaknya masih menjadi prinsip utama
1 Kurangi konsumsi sebagian besar model bisnis.
- Kampanye perubahan perilaku dan insentif politik
memainkan peran kunci dalam mengubah perilaku ke arah
yang benar seputar mode cepat saji, plastik, limbah
makanan, dan banyak lagi.
- Pilih produk yang diproduksi secara berkelanjutan atau
dapat didaur ulang.
- Mengubah apa yang Anda makan seperti beralih ke pola
makan nabati, yang memiliki banyak keunggulan
Cara yang lebih baik dibandingkan daging dalam hal emisi dan sumber daya alam
2
untuk mengkonsumsi lainnya
- Tekanan konsumen memainkan peran utama dalam
mendorong bisnis untuk mengubah cara mereka melakukan
sesuatu dan dalam mendorong pemerintah untuk
mengambil langkah-langkah yang mendukung
- Mengingat sistem ekonomi kita menggunakan metode take-
make-waste, konsumen tidak bisa berbuat banyak.
- Ekonomi sirkular didasarkan pada prinsip bahwa produk
Menciptakan
3 yang terbuat dari komponen atau bahan yang dapat
perubahan sistematis
digunakan kembali harus dibuat agar tahan lama.
- Ini juga membutuhkan investasi dan daur ulang yang besar
untuk berkembang.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2022
Berdasarkan dari tabel 3 di atas dapat diuraikan bahwa ada 3 cara menuju
ekonomi sirkular, yaitu mengurangi konsumsi, yaitu fokus ekonomi sirkular adalah
memanfaatkan sumber daya alam dengan lebih baik, dan tingkat konsumsinya terlalu
tinggi, sehingga masalah konsumsi masih jarang dibahas, mengingat penjualan produk,
sebanyak mungkin, tetap menjadi prinsip utama sebagian besar model bisnis, ditambah
pentingnya mempromosikan kampanye perubahan perilaku dan insentif kebijakan

Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

untuk mengubah perilaku ke arah yang benar berkaitan dengan hal-hal seperti fast
fashion, plastik, dan limbah makanan. Cara kedua adalah cara konsumsi yang lebih baik,
artinya ketika memilih produk yang diproduksi secara berkelanjutan atau dapat didaur
ulang, Anda dapat mengganti produk yang Anda konsumsi, seperti beralih ke pola
makan nabati, yang memiliki berbagai dampak pada emisi. Manfaat dan sumber daya
alam lainnya dibandingkan dengan makanan lain. Selain itu, konsumen perlu menekan
dan memainkan peran penting dalam mendorong perusahaan untuk mengubah cara
mereka melakukan bisnis dan mendorong pemerintah untuk memperkenalkan
kebijakan yang mendukung. Cara ketiga adalah dengan melakukan perubahan pada
sistem, artinya sebagai konsumen kita tidak bisa berbuat banyak, mengingat sistem
ekonomi kita digunakan untuk menciptakan sampah, maka ekonomi sirkular berbasis
produk harus dirancang pada prinsipnya. kesuksesan. Gunakan komponen yang tahan
lama atau bahan yang dapat digunakan kembali, maka memerlukan investasi yang
signifikan untuk memperluas atau bahkan memerlukan daur ulang. Sedangkan konsep
ekonomi sirkular adalah menggunakan material sebanyak-banyaknya dari barang yang
dihasilkan (Bucknal, 2020). Sehingga konsep tersebut bukan hanya dalam rangka
menjaga nilai ekonomi tetapi juga dapat menjaga kelestarian lingkungan (Kazstelan,
(2017).
Keban (Kobogau, J et al 2018) menemukan pencapaian hasil kinerja dapat dinilai
pelaku yaitu sebagai berikut: a), Kinerja Individu, yang menggambarkan sampai
seberapa jauh seseorang telah melaksanakan tugas pokoknya sehingga dapat
memberikan hasil yang telah ditetapkan oleh kelompok atau instansi. b), Kinerja
Kelompok, yaitu menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah melaksanakan
tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang telah ditetapkan oleh kelompok
atau instansi. c), Kinerja Organisasi, yaitu menggambarkan sampai seberapa jauh satu
kelompok telah melaksanakan semua kegiatan pokok sehingga mencapai visi dan misi
Institusi dan, d), Kinerja Program, yaitu berkenaan dengan sampai seberapa jauh
kegiatan-kegiatan dalam program yang telah dilaksanakan sehingga dapat mencapai
tujuan dari program tersebut. Artinya bahwa dalam mengukur kinerja peran Dinas
dalam kebersihan pengelolaan sampah dari perkembangan kehidupan masyarakat
dapat disimpulkan bahwa sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Maros. Strategi dan program pengelolaan sampah pada wilayah Kota
mencakup beberapa aspek kegiatan yaitu perencanaan strategis, kerangka peraturan
dan kebijakan, partisipasi masyarakat, manajen keuangan, pegembangan kapasitas
institusi serta penelitian dan pengembangan terasuk di dalamnya pemeriksaan dan
tindakan perbaikan. Sehingga indikator keberhasilan atas kinerja dari pelayanan Bank
Sampah Pusat adalah bergantung pada kinerja Bank Sampah Unit, maka penelitian
menunjukkan bahwa kinerja UPT Bank sampah pusat masih rendah jika dibandingkan
dengan jumlah sampah yang seharusnya tereduksi (Fatmawati, A., Muhsin, M. A., &
Taufik, A. 2019).
Kemudian dalam pengembangan ekonomi sirkular diperlukan inovasi-inovasi
yang lebih lebih terarah seperti penelitian dari (Van Fan, Y et al., (2020).
Mengemukakan bahwa untuk mengembangkan desain sistem pengelolaan sampah yang
terintegrasi dalam mendukung Ekonomi Sirkular dengan P-graph (alat optimasi grafis
Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

bipartit) sebagai alat pendukung keputusan yang efektif untuk menunjukkan bahwa
kerangka kerja yang dikembangkan oleh P-graph adalah alat yang efektif untuk
perencanaan sistem. Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Soegoto, E. S et al.,
(2018) menunjukkan bahwa pengembangan sistem informasi berbasis desktop yang
terintegrasi dan terkomputerisasi untuk bisnis pengelolaan bank sampah. Hasilnya
membantu pemilik bank sampah untuk mengelola bisnis bank sampah dan
memudahkan semua orang yang terlibat di dalamnya untuk mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan terkait dengan harga jual beli tempat sampah ini. Desain sistem
adalah tahap lanjutan dari analisis sistem yang sedang berlangsung. Sehingga dalam
perencanaan sebagai acuan dalam memperbaharui atau meningkatkan kinerja sistem
yang ada, perlu dirancang sistem yang memadai.
Keberadaan model ekonomi sirkular bertujuan, selain memperluas masa
manfaat limbah menjadi sesuatu yang kuat, serta menjadi sebuah program inovasi dan
teknologi serta bantuan kepada pelanggan atau kelompok binaan dalam mengurangi
emisi GRK di Kabupaten Bandung (Nurani, I. W et al., 2020). ). Hal ini dimaksudkan agar
sesuatu yang efisien untuk digunakan kembali sehingga dapat menghemat biaya
produksi atau dapat menjadi produk baru yang laku dengan baik sehingga upaya
bersama, mulai dari individu, rumah tangga, masyarakat, organisasi, produsen, dan
pemerintah dalam mengelola dan mendaur ulang sampah plastik akan menjadi
kekuatan besar dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Perwujudan ekonomi sirkular tentunya dapat menghasilkan peluang ekonomi
yang besar tidak hanya saat ini tetapi juga dalam jangka panjang di masa mendatang
mengingat produksi sampah akan terus meningkat dengan meningkatnya jumlah
konsumsi juga, dengan kondisi yang terjadi menunjukkan bahwa masyarakat mampu
memilah dan mengolah sampah serta mengubah Pandangan masyarakat terhadap
sampah yang dulunya menjijikkan menjadi menjanjikan dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman tentang pemanfaatan pemahaman tentang pemanfaatan
pentingnya bank sampah untuk meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat yang
tercermin dalam peran yang diinginkan dalam mengembangkan pengelolaan sampah
menjadi ekonomi sirkular, tentunya pengelolaan dan nasabah, yaitu adanya
pengetahuan, sikap konkret, dan perilaku yang konsisten (Putra, M. A. H et al., 2020).
Oleh karena itu, dengan peran seluruh pemangku kepentingan, kinerja yang baik akan
tercapai karena kesadaran para aktor dan kreativitas sehingga mampu menghasilkan
dan membantu perekonomian masyarakat. Dengan demikian hal itu dapat mendukung
regulasi yang selaras, dan model bisnis baru, dan meningkatkan tingkat keberlanjutan
bagi warga negara melalui solusi yang mengintegrasikan kebijakan dan praktik antara
dan di dalam blok ekonomi (Xavier, L. H et al., 2021).
Pengembangan Sistem Pengelolaan Bank Sampah Di Kabupaten Maros
Pengelolaan sampah di Kabupaten Maros masih perlu diupayakan, ditingkatkan,
dan dikembangkan, mulai dari daur ulang sampah menjadi sumber energi baru
terbarukan, pembangkit listrik, daur ulang menjadi produk bernilai ekonomi, hingga
kampanye plastik pelangsingan nasional (Pasande, et al., 2021) Dalam konteks ini,
sampah dapat berubah fungsi, dari produk limbah menjadi bahan baku yang dapat
menambah nilai ekonomi pada gerakan sosial ekonomi. Potensi ini didukung oleh
Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

sumber produksi sampah yang melimpah, sebanyak 60% produksi sampah nasional
berasal dari limbah rumah tangga.
Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, D et al., (2017) menyatakan bahwa
model pengelolaan bank sampah tidak hanya bermanfaat dalam menciptakan
lingkungan yang bersih tetapi juga berdampak pada perekonomian lokal dengan
meningkatkan pendapatan ibu rumah tangga di sekitar bank sampah. Masyarakat
mengharapkan lebih banyak dukungan dari pemerintah untuk memperbaiki
mekanisme bank sampah dan model penetapan harga sampah yang lebih baik. Melihat
kondisi yang terjadi, peran pemerintah sangat diperlukan untuk dapat membuat aturan
agar masyarakat memiliki kesadaran dan memanfaatkan limbah rumah tangga yang ada
agar dapat bermanfaat sehingga dapat menjadi nilai ekonomi bagi masyarakat
pengumpul. Pelaksanaan tempat pengumpulan sampah sebagai sistem pengelolaan
sampah sudah berjalan efektif, namun masih ada beberapa kendala, yaitu alokasi dana
untuk penyediaan sarana dan prasarana, jadwal angkutan sampah, dan kesalahan
petugas transportasi. , dan kurangnya sosialisasi oleh pemerintah kota (Ridha, M et al.,
2021).
Sebagai salah satu bagian terpenting, keberadaan bank sampah dapat
mempengaruhi pola perilaku dan perekonomian masyarakat sehingga untuk mencapai
tujuan tersebut, model bisnis bank sampah di Indonesia dianalisis dengan mensintesis
data sekunder terkait strategi bank sampah dan dampaknya di Indonesia. Bank sampah
di Indonesia dari segi model bisnisnya diklasifikasikan ke dalam empat kelompok:
tabungan, kesehatan, kewirausahaan masyarakat, dan energi (Dwiyanto, W et al., 2018).
Artinya, pengembangan ekonomi sirkular memiliki peluang untuk menciptakan aliran
nilai baru dari materi sebelumnya. Prinsip ekonomi sirkular melampaui praktik
perbaikan pengelolaan sampah tradisional. Prinsip-prinsip ini menekankan pada
peningkatan praktik desain dan produksi untuk menghilangkan konsep tradisional
limbah dan penggunaan kembali sumber daya dari produk pada akhir siklus hidupnya
lagi sebagai input bahan baku untuk menciptakan produk baru (Romero, H. O &
Romero, S., 2018).
Untuk dapat meminimalisir pengelolaan sampah yang telah ada Purwendah, E. K
& Wahyono, D. J (2021) mengemukakan bahwa sistem pengelolaan sampah merupakan
proses pengelolaan sampah yang mencakup beberapa aspek, yaitu aspek kelembagaan,
pembiayaan, (TPA) sampah dalam jumlah besar. Sehingga keberadaan bank sampah
menjadi alternatif solusi bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi jumlah
sampah yang terus meningkat. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan
pendekatan pengelolaan sampah berbasis partisipasi aktif masyarakat. Penata layanan
lingkungan membutuhkan promosi dan implementasi upaya berbasis masyarakat
sebagai strategi untuk memberdayakan mereka dan meningkatkan akses mereka
terhadap sumber daya lingkungan. Pertimbangan lingkungan juga perlu diperhatikan
ketika menerapkan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah plastik. Tidak semua
sampah plastik diperlakukan sama dan dapat digunakan kembali. Selain itu, ketika
menggunakan produk plastik daur ulang sebagai kemasan makanan dan minuman,
mereka harus lulus uji dan memenuhi standar penggunaan yang sesuai (Balwade et al.,
2021).
Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

Di masa depan, untuk mengelola sumber daya dan limbah secara berkelanjutan,
pengelolaan sampah membutuhkan pendekatan yang lebih berorientasi pada sistem
yang mengatasi akar penyebab masalah. Masalah khusus yang harus ditangani adalah
pengembangan informasi umpan balik yang lebih baik (statistik) tentang bagaimana
timbulan limbah terkait dengan konsumsi (Singh, J et al., 2014). Hal ini dimaksudkan
agar perlu ada strategi dari pemerintah agar dalam aspek pengelolaan sampah bisa
terjangkau dan ada hasil yang diperoleh. Sehingga Pemerintah dalam mengurangi
sampah anorganik yang masuk ke TPA dengan melibatkan peran masyarakat dalam
memilah sampah dapat digunakan untuk memprediksi potensi pengurangan sampah
melalui pengembangan bank sampah dalam 10 tahun ke depan (Kesauliya, O. M et al.,
2020).
Salah satu solusi yan dapat dilakukan dalam mengoptimalkan pengelolaan
sampah yakni dengan melalui pendekatan berbasis IoT dimana limbah yang dibuang
dari smart bin dapat dipantau oleh sensor yang menginformasikan tingkat pengisian
setiap kompartemen pada waktu yang ditentukan (Pardini, K dkk., 2020). Hal ini
dimaksudkan agar dapat memantau pengumpulan sampah secara akurat dalam hal
pengelolaan sumber daya dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Warga
dapat dengan mudah mengakses informasi tentang tempat sampah publik melalui Web
atau aplikasi seluler. Penciptaan contoh awal nyata dari wadah pintar, pengembangan
aplikasi pengelolaan limbah, dan kasus penggunaan eksperimental skala nyata untuk
evaluasi, demonstrasi, dan validasi menunjukkan bahwa sistem yang diusulkan dapat
secara efisien mengubah cara orang menangani limbah mereka dan mengoptimalkan
sumber daya ekonomi dan material. Kemudian keberlanjutan sistem WM adalah
konsep yang luas dan harus didefinisikan di tingkat lokal, dengan masalah lingkungan
yang paling mendesak ditangani oleh masing-masing negara (Ikhlayel, M. 2018).
Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja sistem pengelolaan sampah di
Kabupaten Maros berjalan dengan baik, keterlibatan pemangku kepentingan antara
pemerintah dalam hal ini dinas lingkungan Kabupaten Maros, swasta dan masyarakat
Kabupaten Maros dalam membentuk partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem
ekonomi sirkular membantu masyarakat secara mandiri meningkatkan perekonomian
dalam mengelola sampah. , Bank Sampah Turikale yang merupakan pusat Bank Sampah
di Kabupaten Maros ini berhasil mendukung perekonomian masyarakat dengan
memberikan omzet puluhan juta per bulan.
SIMPULAN
Pengelolaan sampah di Kabupaten Maros yang dikemas dalam program Bank
Sampah membuat barang ekonomi menjadi lebih baik dari tahun ke tahun. Hal ini di
sebabkan, karena adanya keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pengelolaan
sampah. Keterlibatan dan peran stackholder dalam pengembangan pengelolaan sampah
memiliki peran penting selain sebagai pelaku maupun produksi juga dapat memberikan
manfaat yang sangat besar untuk mendukung kinerja pemerintah dalam pengelolaan
sampah sehingga kebersihan dan pengelolaan sampah semakin baik. Model ekonomi
sirkular bertujuan untuk memperpanjang masa manfaat pengelolaan sampah menjadi
sesuatu yang dapat digunakan kembali dan juga dapat digunakan sebagai bahan baku
alternatif yang dapat didaur ulang menjadi produk baru, sehingga dapat menghemat
Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

biaya produksi atau menjadi produk baru yang memiliki nilai jual tinggi. Sistem
ekonomi sirkular memiliki produksi yang berkelanjutan karena dapat mengurangi
kerusakan lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungan. Selain lebih ramah
lingkungan, ekonomi sirkular juga mampu memberikan nilai tambah ekonomi kepada
masyarakat, memberikan kesempatan kerja, berkontribusi dalam pembangunan, serta
salah satu upaya penanggulangan perubahan iklim yang telah terjadi hingga saat ini.
Dalam memperbaiki manajemen pengelolaan sampah kedepan pemerintah Kabupaten
Maros tentunya harus melakukan peluncuran bank sampah di tiap desa serta
menambah armada pengangkut sampah sehingga sampah masyarakat dapat terkelolah
dengan baik dan tidak di buang di sembarang tempat, kemudian menambah perluasan
lahan pembuangan tempat akhir (TPA).
REFERENSI
Ajrina, F. I., Putri, H. T., & Maryati, S. (2020). Kinerja Pengelolaan Sampah Kota Bandar
Lampung Berdasarkan Sudut Pandang Pemerintah. Jurnal Perencanaan dan
Pengembangan Kebijakan, 1(2), 13–20.
https://doi.org/doi.org/SB2009100065/22116092_20_163632.
Arda, M., Andriany, D., & Manurung, Y. H. (2021). Analisis SWOT dalam Menentukan
Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Kota Medan. Prosiding Konferensi
Nasional Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (KNEMA), 1(1).
Ariefahnoor, D., Hasanah, N., & Surya, A. (2020). Pengelolaan sampah Desa gudang
tengah melalui manajemen bank sampah. Jurnal Kacapuri: Jurnal Keilmuan
Teknik Sipil, 3(1), 14-30. DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jk.v3i1.3594.g2337.
Balwada, Jaideep, Samaiya, Siwam, & Mishra, Rajesh P. (2021). Pengemasan Pengelolaan
Sampah Plastik untuk Ekonomi Sirkular dan Identifikasi Sistem Pengumpulan
Sampah yang Lebih Baik menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP).
Procedia CIRP, 98, 270275.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.procir.2021.01.102
Bucknall, David. (2020). Plastik sebagai sistem material dalam ekonomi sirkular.
Transaksi Filosofis Royal Society A: Ilmu Matematika, Fisika dan Teknik, 378,
20190268. https://doi.org/10.1098/rsta.2019.0268.
Cahyani, P. D., Adys, A. K., & Abdi, A. (2021). Kinerja Dinas Lingkungan Hidup Dalam
Pengelolaan Sampah Di Kabupaten Gowa. Kajian Ilmiah Mahasiswa Administrasi
Publik (KIMAP), 2(5), https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index
1595-1614.
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Penyelidikan kualitatif dan desain penelitian (edisi
siswa internasional): Memilih di antara lima pendekatan. Bahasa, 25(459p),
23cm.
Darmawan, I. (2020). Peningkatan Kesadaran Akan Pengelolaan Sampah di Desa Cinta
Mulya Melalui Workshop Integratif Dan Kreatif. Dharmakarya, 9(4), 249-253 DOI
: https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v9i4.26624.
Dhewanto, W., Lestari, Y. D., Herliana, S., & Lawiyah, N. (2018). Analisis model bisnis
Bank Sampah di Indonesia: Sebuah studi pendahuluan. Jurnal Bisnis
Internasional, 23(1), 73-88. ISSN: 1083˗4346.

Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

Di Foggia, G., & Beccarello, M. (2021). Merancang sistem pengelolaan limbah untuk
memenuhi tujuan ekonomi sirkular: Kasus Italia. Produksi dan Konsumsi
Berkelanjutan, 26, 1074-1083. https://doi.org/10.1016/j.spc.2021.01.00.
Dinas LHK Makassar, (2019), Pengelolaan Sampah Tumbuhkan Sirkulasi Ekonomi
Masyarakat. [online] tersedia di https://dinaslh.kaltimprov.go.id/pengelolaan-
sampah-tumbuhkan-sirkular-ekonomi-masyarakat/ diakses pada Maret 2022.
Dwiyanto, Agus. 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Fatmawati, A., Muhsin, M. A., & Taufik, A. (2019). Kinerja Pelayanan Bank Sampah Kota
Makassar. Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar, 1(2), 1-15.[Google
Scholar].
Hahladakis, J. N., Iacovidou, E., & Gerassimidou, S. (2020). Sampah plastik dalam
ekonomi sirkular. Dalam Sampah plastik dan daur ulang (hlm. 481-512). Pers
Akademik. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-817880-5.00019-0.
Ikhlayel, M. (2018). Pengembangan sistem manajemen untuk limbah padat kota yang
berkelanjutan di negara-negara berkembang: pendekatan pemikiran siklus
hidup yang sistematis. Jurnal Produksi Bersih, 180, 571-586.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2018.01.057.
Marves, (2021), Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah. [daring] Tersedia di
https://jdih.maritim.go.id/en/pengelolaan-sampah-pada-bank-sampah, Diakses
pada Maret 2022.
Kasztelan, Armand. (2017). Pertumbuhan Hijau, Ekonomi Hijau dan Pembangunan
Berkelanjutan: Wacana Terminologis dan Relasional. Makalah Ekonomi Praha,
26, 487499. https://doi.org/10.18267/j.pep.626
Kesauliya, O. M. C., & Warmadewanthi, I. D. A. A. (2020). Upaya Peningkatan
Pengurangan Sampah Melalui Pengembangan Bank Sampah di Surabaya Selatan.
Dalam Seri Konferensi IOP: Ilmu Bumi dan Lingkungan (Vol. 506, No. 1, hlm.
012008). Penerbitan IOP. https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-
1315/506/1/012008/meta.
Kobogau, J., Sumampow, I., & Kumayas, N. (2018). Kinerja Dinas Kebersihan Dalam
Pengelolaan Sampah Kabupaten Mimika. Jurnal Eksekutif, 1(1). ISSN : 2337-
5736.
Kravchenko, M., Pigosso, D. C., & McAloone, T. C. (2019). Menuju skrining keberlanjutan
ex-ante dari inisiatif ekonomi sirkular di perusahaan manufaktur: Konsolidasi
indikator kinerja terkait keberlanjutan terkemuka. Jurnal Produksi Bersih, 241,
118318. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2019.118318.
Limonu, N. (2021) Pemkab Maros Akan Tambah Luas TPA. Begini Saran Aktivis
Lingkungan. [daring] Tersedia di
https://makassar.sindonews.com/read/431896/713/pemkab-maros-akan-
tambah-luas-tpa-begini-saran-aktivis-lingkungan-1621436719, diakses pada
Maret 2022.
Marlena, M., Adi, T. J. W., & Warmadewanthi, I. D. A. A. (2020). Evaluasi Kinerja Aset
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal

Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, 4(3). DOI:


http://dx.doi.org/10.12962/j26151847.v4i3.7101.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldañ a, J. (2018). Qualitative data analysis: A methods
sourcebook. Sage publications.
Morseletto, P. (2020). Restoratif dan regeneratif: Mengeksplorasi konsep-konsep dalam
ekonomi sirkular. Jurnal Ekologi Industri, 24(4), 763-773.
https://doi.org/10.1111/jiec.12987.
Nur, (2021), Berdayakan Sampah untuk Ekonomi Sirkular. [daring] Tersedia
dihttps://www.womensobsession.com/detail/969/berdayakan-sampah-untuk-
ekonomi-sirkular, diakses pada Maret 2022.
Nur, H. (2021), Circular Economy, Upaya Mengelola Sampah Plastik dalam Bisnis
Berkelanjutan. [daring] Tersedia di https://www.ui.ac.id/circular-economy-
upaya-mengelola-sampah-plastik-dalam-bisnis-berkelanjutan/ diakses pada
Maret 2022.
Nurani, I. W., Wibowo, S. B., Prihastopo, Z. I., Pelangi, A. P., & Sunardi, S. (2020).
Kontribusi bank sampah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di Kabupaten
Bandung. Dalam E3S Web of Conferences (Vol. 200, hlm. 02004). Ilmu EDP.
https://doi.org/10.1051/e3sconf/202020002004.
Pardini, K., Rodrigues, J. J., Diallo, O., Das, A. K., de Albuquerque, V. H. C., & Kozlov, S. A.
(2020). Solusi pengelolaan sampah cerdas yang ditujukan untuk warga. Sensor,
20(8), 2380. https://doi.org/10.3390/s20082380.
Pasande, P., & Tari, E. (2021). Daur Ulang Sampah di Desa Paisbuloli Sulawesi Tenggara.
Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1):143-157 DOI:
https://doi.org/10.31849/dinamisia.v5i1.4380.
Prayoga, D. (2014) Studi Karakteristik Sampah pada Tempat Pembuangan Akhir di
Kabupaten Maros. [daring] Tersedia di
https://www.scribd.com/document/211192246/Studi-Karakteristik-Sampah-
Pada-Tempat-Pembuangan-Akhir-di-Kabupaten-Maros. Diakses pada Maret
2022.
Purwendah, E. K., & Wahyono, D. J. (2021). Bank sampah sebagai alternatif pengelolaan
sampah berbasis masyarakat. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha,
9(3), 930-936. DOI: http://dx.doi.org/10.23887/jpku.v9i3.40169.
Putra, M. A. H., Mutiani, M., Jumriani, J., & Handy, M. R. N. (2020). Pengembangan Bank
Sampah Sebagai Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah.
Jurnal IPS Kalimantan, 2(1), 22-30.
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/kss/article/view/2460/2050.
Qadri, U., Wahyuni, R., & Listiyawati, L. (2020). Inovasi Manajemen Pengelolaan
Sampah Yang Berwawasan Lingkungan Di Kota Pontianak Berbasis Aplikasi.
Eksos, 16(2), 144-160. DOI: https://doi.org/10.31573/eksos.v16i2.175
Radityaningrum, A. D., Caroline, J., & Restianti, D. K. (2017). Potensi Reduce, Reuse,
Recycle (3r) Sampah Pada Bank SampahBank Junk For Surabaya Clean (BJSC).
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan),
3(1):1-11.https://doi.org/10.20527/jukung.v3i1.3194.

Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

Ratnawati, R.V. (2021) Berdayakan Sampah Untuk Ekonomi Sirkular. Dirjen PSLB3
Kementrian LHK. [daring] Tersedia di
https://www.womensobsession.com/detail/969/berdayakan-sampah-untuk-
ekonomi-sirkular.accessed pada Maret 2022.
Ridha, M., Rohmat, D., & Kastolani, W. (2021). Titik pengumpul sampah sebagai sekolah
sistem pengelolaan sampah. Dalam Seri Konferensi IOP: Ilmu Bumi dan
Lingkungan (Vol. 683, No. 1, hlm. 012015). Penerbitan IOP. doi:10.1088/1755-
1315/683/1/012015
Romero‐Herná ndez, O., & Romero, S. (2018). Memaksimalkan nilai limbah: Dari
pengelolaan sampah hingga ekonomi sirkular. Ulasan Bisnis Internasional
Thunderbird,60(5), 757-764. https://doi.org/10.1002/tie.21968.
Saputri, Y., Adnan, M. F., & Alhadi, Z. (2019). Manajemen Pengelolaan Sampah oleh
Dinas Lingkungan Hidup. JESS (Journal of Education on Social Science), 3(2),
213-221. DOI: https://doi.org/10.24036/jess/vol3-iss2/75.
Satori, M., Amaranti, R., & Srirejeki, Y. (2020). Keberlanjutan bank sampah dan
kontribusi pengelolaan sampah. Dalam Seri Konferensi IOP: Ilmu dan Teknik
Material (Vol. 830, No. 3, hlm. 032077). Penerbitan IOP.
doi:10.1088/1757899X/830/3/032077.
Singh, J., Laurenti, R., Sinha, R., & Frostell, B. (2014). Kemajuan dan tantangan terhadap
sistem pengelolaan sampah global. Pengelolaan &Penelitian Limbah, 32(9), 800-
812. https://doi.org/10.1177/0734242X14537868.
Soegoto, E. S., Azhari, R. H. G., & Istiqomah, A. O. (2018). Pengembangan sistem
informasi berbasis desktop pada bank pengelolaan sampah. Dalam Seri
Konferensi IOP: Ilmu dan Teknik Material (Vol. 407, No. 1, hlm. 012058).
Penerbitan IOP. doi:10.1088/1757899X/407/1/012058.
Suryani, E., Furkan, L. M., Serip, S., Muhdin, M., & Ali, M. (2021). Pengembangan
Manajemen Pengolahan Sampah Menjadi Aneka Produk Yang Memiliki Nilai
Ekonomis Tinggi Untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Desa Pijot. Jurnal
Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(2). DOI: 10.29303/jpmpi.v4i2.809.
Tomić, T., & Schneider, D. R. (2020). Ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah–
Pengaruh sosial ekonomi dari perubahan struktur sistem pengelolaan
sampah. Jurnal pengelolaan lingkungan, 267,
110564.https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2020.110564.
Usman, L. (2017). Analisa Kinerja Pengelolaan Sampah Di Kota Gorontalo ( Studi Kasus
Kecamatan Kota Selatan ). 5(1),
47–54.https://doi.org/10.37971/radial.v5i1.142.
Van Fan, Y., Klemeš, J. J., Walmsley, T. G., & Bertó k, B. (2020). Menerapkan Ekonomi
Sirkular dalam sistem pengolahan limbah padat kota menggunakan P-graph.
Ilmu Lingkungan Total, 701, 134652.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.134652.
Wulandari, D., Utomo, S. H., & Narmaditya, B. S. (2017). Bank sampah: model
pengelolaan sampah dalam meningkatkan ekonomi lokal. Jurnal Internasional
Ekonomi dan Kebijakan Energi, 7(3), 36-41. ISSN: 2146-4553.

Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699
Volume 3 (2) (2020).1-20
Jurnal Masalah Pemerintah Daerah
(LOGOS)
ISSN: | cetak 2620-8091 2620-3812 online
Jurnal Situs Web : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index

Woolf, N. H., & Perak, C. (2017). Analisis kualitatif menggunakan NVivo: Metode QDA®
lima tingkat. Routledge.
Xavier, L. H., Ottoni, M., & Lepawsky, J. (2021). Ekonomi sirkular dan pengelolaan
limbah elektronik di Amerika: kerangka kerja Brasil dan Kanada. Jurnal Produksi
Bersih, 297, 126570.https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2021.126570.
Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolan sampah.
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 27 tahun 2020 tentang pengelolaan sampah spesifik.
Permen LH No.13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, Dan
Recycle Melalui Bank Sampah.
Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 4 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Maros tahun 2012-2032.

Silakan kutip artikel ini sebagai: Sacramento.E. (2020). Inisiatif dan Prospek Pemerintah Daerah untuk
Peningkatan Modal Masyarakat Pertanian Mangga dalam Guimaras Provinsi, Filipina. Jurnal Masalah
Pemerintah Daerah (LOGOS), 3(2), 1-11.
Doi: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699

Anda mungkin juga menyukai