Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tipe-tipe dari campur bahasa terutama yang
ditemukan pada media sosial seperti Instagram juga untuk menemukan alasan yang
mendasari penggunaan campur bahasa yang digunakan oleh mahasiswa jurusan
pendidikan Bahasa Inggris dalam keseharian. Model dari penelitian ini yaitu penelitian
deskriptif kualitatif dimana penelitian ini difokuskan pada suatu kejadian campur bahasa.
Berkaitan dengan hal itu, penelitian ini hanya fokus pada campur bahasa antara Bahasa
Indonesia – Bahasa Inggris yang digunakan oleh mahasiswa. Selain itu, data diperoleh
melalui observasi pada akun Instagram mahasiswa dan mewawancarai beberapa subjek
terpilih dengan menggunakan sebuah panduan wawancara. Selanjutnya, data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan teory Ho (2007) dan Hoffman (1991).
Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa tipe campur bahasa yang paling dominan
yaitu lexical words dengan jumlah 54 (34.6%). Sedangkan, alasan yang mendasari
penggunaan campur bahasa oleh mahasiswa yang paling dominan yaitu talking about a
particular topic dimana seluruh subjek terpilih memilih alasan tersebut. Meskipun begitu,
peneliti menemukan tiga alasan tambahan diluar dari teori Hoffman (1991) yaitu:
keterbatasan kosa kata, gengsi, dan melatih penguasaan berbahasa Inggris.
Kata kunci: Campur bahasa antara Bahasa Indonesia-Bahasa Inggris dan Instagram.
Abstract
This study aimed to analyze the types of code mixing, specifically found in the social
media, especially in Instagram as well as to find out the reasons underlying the use of
code mixing by the students of English Language Education in daily conversation. The
design of this research is descriptive qualitative study since it focused on a single case of
phenomenon of code mixing. Related with that, in this study, the researcher only focused
on Indonesian-English code mixing used by the students. Moreover, the data were
collected through observing on the students’ Instagram account and interviewing the
selected subjects by using an interview guide. Furthermore, the collected data were
analyzed by using Ho’s theory (2007) and Hoffman’s theory (1991). Based on the data
analysis, the result of the study showed that the dominant type of code mixing used by
the students was lexical word with the total number of 54 items (34.6%). Meanwhile, the
dominant reason underlying the use of code mixing by the students was talking about a
particular topic, where all of the selected subjects picked that reason. However, the
researcher found three additional reasons out of Hoffman’s theory (1991), namely:
vocabulary limitation, prestige, and practicing English mastery.