ORLI Vol. 43 No2 Tahun 2013 ‘Penutpan defek dasat tempor
Laporan Kasus
Penutupan defek dasar tengkorak dengan pendckatan endoskopi
menggunakan jabir Hadad-Bussagasteguy
Umar Said Dhurmabakti, Hably Warganegura
Departemen {mu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia — RS Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta
ABSTRAK
Latar belakang: Defek pacla daar tenghorak dapat menyebshkan Lebocoraa ctiran serebrospinal (CSS) ke
rongga hidung. Defek ini berisiko menycbabkan kamplikast yang terbahaya dan mungkin fatal oleh karena ita
Perla peautalaksanaan segera berupa rekonstruksi pemutupan. Penutupun defek dengan pendekatan endaskopi
ddilaporkan mematiki angka keberhisilan yang tinggi. Jabir masoseptal ata yang dikenal juga sebagal jabir
Hadad-Bassasasteguy (Hi) merupakan jabis putan uniuk meoup defek daar tengkorak Tajuan: Kastis int
digjuhan unuk menyampaikan pengetahuan afanya jabir dari makoperikondrium dan mmukoperiosiewn sepium
‘Yang menjach plan untuk menutup deiek dasar tengkorak. Kasas: Dilupofkan pasien searang wana usia 42
{hus dengan diagnosis niore CSS spontan. Defek tcridentifikasi pala sisi lateral sinus sfenoid aman.
Penatalaksanaan: Dilakukan peoutepan defek per endoskopi mengrunakan obliterasi tandur lemak am jabir
HB. Pada follow wp selama 1.5 tahun tidak dadapatkan kebocoran CSS berulang. Keslmputin: Jabir nasoscpial
erupakan pilihan dalam penutupan defck dasar tengkorak yang memuliki proses penyembulan lebih cepat dan
menarunkan iso teyjadinya kebocoran CSS beralang pawopenutupan.
Kata kamei: Defek dasar tengl orak, jubir Hadad-Bassagasteguy, jabir masoseptal.
ABSTRACT
Bockground: Defect om a skullbase can leoul 40 a leakage of cerehrospinal fluid (CSF) threnegh the mast
‘amin. The skullhase defect needs immadiowe management and repsir because of the possibile of dangerout wr
ren fatal complications. The repair of CSF leataige with endloscepie metho has a high success navy, Nusoaepta
‘flap (tad: Bassagaxeguy flap) isthe chosen method in skulthave defect reconitiuction. Purpase; We present chit
cease 10 efighien ororhinolaeyngelogis that mucoperichondrium and mucoperioxteal flap frow the masel septuen
could be the metho of choice for eepairing the defect om a sdudtbase. Case: We repomed a case of 4? years ob
woman diagnosed with spouancons CSF leak rhinorrea. The defect wat senified at the lateral side of the ight
spheric sinus Management: The repair was performed using fal grit and Hadad-Bassargastepuy flap vo clove the
defect. aS months follow wp, there wax nwo recurrent CSE teak Canclution: Navoseptal flap is the meth off
choice in saltbase defect recomsruction because thas some advanurge, it can hel fuster and dectece the wif
recurrent CSF lak
Key word: Stull hive defect. Hadud-Bassagasteguy flap, nasoseptal fap.
Alamat korespondensi: Umar Said Dharmaboht, ¢-mai: ward 1. Hably Waryanegara,e-
tmareaihth @gmailcom,
‘uu: hublewareanevara @ email com. Depariemen THT FKUF-RSCM JL Dipanegoro No, 71 Jakarta Pusat,
10130.
wan (CSS) apabila ada fistula antara ruang sub-
Defek dasar tengkorak dapat terjadi
akibat trauma kecelakaan, trauma oper
tumor atau secara spontan. Defek ini dapat
menyebabkan rinore cairsn serebrospinal
arakhnoid dan dasar tengkorak yang me-
nyebabkan mengalimya CSS melalui hiding.
Defek ini dapat terjadi pada Lamina ksibi-
formis, sinus frontal, sinus etmoid atau
MtORLI VoL 43 No Tahun 3013
sinus sfenoid. Diagnosis kebocoran CSS me-
liputi_anamnesis, pemeriksaan fisik, peme-
Fiksaan naspendoskopi serta pemeriksumn pes
nunjang (pemeriksaan fluoresens, radiologi
dan fi2 transferin),"?
Rinore CSS memerlukan tatalaksona dan
rekonstruksi penutupan kebocoran segera
karena dapat menyebabkan komplikasi yang
berhahaya sampai fatal, Penatalaksanaan
awal adalah konservatif sclama 1-2 minggu
yang bertujuan untuk mengurangi aliran ke-
bocoran CSS dengan mengurangi tekanan
intra-kranial (TIK) sehingga defek dapat
menutup tanpa intervensi bedah. Bila tidak
terjadi perbaikan, dilakukan penatalaksanaan
operasi. Penutupan kebocoran CSS dengan
pendekatan endeskopi dilsporkan merniliki
angka keberhasilan 90-100% dan menjadi
pilihan pertama dalam penutupan kebocoran
CSS dalam 20 tahun terakhir.**
‘Saal ini penutupan defek dasar tengkorak
dengan pendekatan endoskopi menggunakan
jabir nasoseptal (dikenal juga sebagai jabir
Hadad-Bassagasteguy) menjadi pilihan, Jabir
HB adalah jabir pedikel bervaskular dari
mukopenosieun dan muko-perikondrium
septum nasi yang diperdarahi oleh a, nase
septal. cabang terminal daria. muksilaris
imerna. Arteri nasoseptal (gambar 1) mem-
perdarabi seluruh septum yang berunasto-
mosis dengan pembuluh darah lainnya.'**
Pemakaion jabir nasoseptal duput mengu-
rangi kebocoran CSS pascaoperasi dari
>20% menjadi <5%. Hadad et al” melaporkan
penutupan defek menggunakan jabir HB
memiliki angka kebethasilan 95.5% (42
dari 44 pasien)."”
a2
Gainbar 1. Pendarahan jabir aasoreptal.!*
¢ = arteri naxoseptal (pedikel jabir IIB).
Pengambilan Jabir HB diawali dengan
infiltrasi lidokain 0,5-1% dengan epinephrine
1/100.000-1/200.000, Jabir didesain meng
ikuti ukuran dan bentuk dari defek yang akan
ditwup. Dua insisi horizontal dilakukan
mengikuti potongan sagital septum, insisi
pertama dibuat di atas krista maksilaris dan
insisi kedua dibuat L-2 cm di bawah sisi
paling superior dari septum. Kedua insisi
kemudian disatukan di bagian anterior
dengan insisi vertikal. Elevasi dimulai dari
bagian anterior ke posterior dengan preservasi
saraf dan pembuluh darah pedikel pada hagian
Posterior septum (ilustrasi pada gambar 2),
Seluruh mukoperioweum dan mukoperiken-
drium diambil, Area defek ditutup oleh jabir
HB ini, selanjutnya dibenkan perekat (fibria
give), kemudian dipasang tampon untuk
menahan tandur atau jabir tervebat.!!"
Kasus ini diajukan untuk memperkenal-
kan bahwa jabir HB merupakan pilihan untuk
penutupan defek dasar tengkorak dengan
angka kesuksesan yang cukup ting i.(Cambar 2 Hustrani (nisl yang meneakup pertuasan jabir dan bubungan |
sfenold dengan «.tusoseptal pads gambaran endoskopi karum mad dekstra, Panab: ostium xfenold;
Johir nasoseplal; $: sepium; IT: kenka Inferior,"
LAPORAN KASUS
Pasien perempuan usia 42 tahun datang:
ke poli THT tanggal 30 Mci 2011, dengan
keluhan keluar cairan bening dari hidung
kanan sejak 3 bulan, Cairan juga dirasakan
mengalir di tenggorok, lerana asin, encer dan
tidak berbau, Awalnya cairan keluar hanya
pada saat menunduk lama, makin lama
keluar spontan saat aktivitas ainnya. Pasien
juga mengeluh gangguan penciuman pada
hidung Kanan. Pasien tidak mempunyai
keluhan hidung tersumbat, rasa nyeri di
‘wajah, sakit kepala, bersin-bersin pagi har
maupun
gangguan keveimbangan. Riwayat trauma,
mimisan, telinga — berde
operasi schelumnya, penyakit para kronis
dan hipertensi disangkal.
Pada pemeriksaun — naso-endoskopt
kavurn nasi dekstra lapang, konka inferior
eutrofi, konka media eutrofi, meatus medius
terbuka, tidak tampuk sekret. Di nasofaring
tidak tampak sckret, septum tidak deviasi,
tampak cairan serous dari resesus sfeno-
sra insisi pda rostrum sinun
‘ctmoid, Pada kavum nasi sinistra tidak di-
femukan kelsinan, Pada pemeriksaan
fuoresens topikal intranasal tidak didapatkan
adanya sekret kehijauan yang mengalir aktif.
Pasien kemudian diposisikan duduk dan
hepala menunduk 30", setelsh 5 menit
tampak cairan jenih menctes dari hidung
Kanan yang terus-menerus. Pasien mem
tinggi badan 155 cm, berat badan 8S kg
(BMI 35.4 kg/m?) dan tekanan darah dalam
atas normal (120/80. rumlg), Pasien
didiagnosis rinore kavum nasi dekstra
suspek kebocoran CSS. Pasien disarankan
dirawat dan hed res total, namun pasien
menolak, Pasien direncanakan pemeriksaan
tomografl computer (TK) sinus. paranasal
(SPN) tanpa kontras dan diberikan antibiotike
per oral.
Pada tanggal 6 Juni 2011 pasicn kontrol
dengan keluhan yang masih sama. Masi
TK SPN, tampak destruksi dinding Tateral
sinus sfenoid deksira, dengan lebar defek £
8 mm (gambar 3), Perselubungan di sinus
143RL Vol. 43 No.2. Tahun 2013
sfenoid dan kavum nasi dekstra, konka bulosa
bilweral, Pasien kemwidian setuju untuk
dirawal, diberikan antibiotik Ceftriaxone 2 x
2 gram IV, Ranitidine 2 x 50 mg IV,
Laxadine 30x 15. mil per oral, Dextm-
methorpan 3 x 15 mg. Pasien diedukasi untuk,
tidak mengedan dan clevasi kepala 341,
Hasil pemeriksaan laboraterium die
dupatkan hemoglobin 12.8 gidl, hematokeit
38,9 %, Ieukosit 11.230/uL, trombosit
221.000/pL, gula darah sewaktu (GDS) 88
mg/dL, gula darah puasa 116 mg/dL. dan
hasil laboratorium lain dalam batas normal,
asit konsul Neurologi tidak ditemukan
tanda papil edema dan kelemahan saraf
Kranialis, Hasil konsul Penyakit Dalam
tidak terdapat hipertensi, pany dalam batan
‘noma, xaran cek GDS serial (inp 2-3 hari),
Pasien didiagnosis rinore CSS spoatan, Hasil
onsul Bedah Saraf tidak ada tindakan cito
di bidang Bedah Saraf, Pasien direncanakan
‘operasi penutupan defek,
Gambar 3. TK SPN petoogat abaial dan Loronat: defek paca dining Latcral sinus sfeanid dekotra + 8 mn,
Pada tanggal 10 Juni 2011 dilakukan
operasi penutupan defck sinus sfenoid per
endoskopi dalam anestesi umum. Tampon
di kavum nasi dekstra dicabut, dilakukan
evaluasi per endoskopi pada resesus sfeno-
etmoid dekstra, tampak eairan jernih yang
Keluar iti ostium sfenoid, Mukesa ostium
dilcbarkan dengan custing forceps, kemudian
dilakukan trimming mukosa di sekitar
dlinding anterior sinus sfenoid agar terdapat
vaskularisasi, Evaluasi sinus sfenoid kanan,
tampak defek pada dinding superotateral
sinus sfenoid = 6 mm. Diambil tandur
lemak 22x15 cm. dimayukkan pada defek
di sinus sfenoid, kemudian ditutup dengan
jabir HB. Pengambilan jsbir HE diawali
dengan infiltrasi lidokain dan adrenalin
1/200.000, dilanjutkan melakukan insisi
horizontal di superior mukosa septum, ber=
bentuk persegi panjang dengan membuat
pedikel di bagian postero-infetior mukosa
septum, jabir berukuran #2,5x1,5 em. Jabie
HB diletakkan di atas defek, disuntikkan
Jibrin give di atas Jabie, diutup dengan
spongostan, kemudian dipasang tampon
anterior (Net Cell”),ONLI Voll 43 Na? Talos 301
Pascaoperasi pasien diberikan terapi
yang sama, ditambah dengan Tramadol 3 x
50 mg IV, Acctazolamide 3 x S00 mg per
‘oral, Aspar K x 300 mg tablet, Pasien harus
bed rest, elevasi kepala 30" dan dilarang
mengedan,
Pada tanggal 15 Juni 2011 (pascaoperasi
hari ke-5) dilakukan pengangkatan tampon
anterior (Net Cell"), Evaluasi per nasoendos-
kopi, pada dacrah rescsus sfenocimoid ter-
tutup spongostan, xekret mukoid, tidak ter-
dapat cairan mengalir maupun perdarshan
alti, Pasien mendapat terapl cuci hidung
NaCL.0,9%, Ambroxol 3x 30 mg tablet,
Pada tanggal 17 Junk 2011 (pasca-
operasi hari ke-7) dilakukan evaluasi per
endoskopi tampak jabir melekat baik, tidak
terdapat cairan mengalir, Pasien dipulang-
kan dengan terapi Cefixime 2 x 20) mg,
Ambroxol 3 x 30 mg tablet, dekongestan 2
x 1 tablet dan cuci hidung NaCl 0,9%,
Pasion kontrol tanggal 30 Juni 2011
(pascaoperasi hari ke-20) tidak terdapat
keluhan cain menetes dari hidung kanan
maupun hidung tersumbat, Pada pemerike
san naxoendaskopi di area bekas defek
fterdapat krusts, tidak ditemukan adanya
sckret dan terapl dilanjutkan.
Pasien kontrol tanggal 21 Juli 2011
{pascaoperasi hari kel) tidak terdapat
keluhan cairan menetes dari hidung kanan
atau keluhan hidung tersumbat. Pada
pemeriksaan nasoendaskopi di area bekas
defck terdapat krusta dan tidak ditemukan
tdanya sekret, Terapi diberikan cuct hidung
NaCl 0.9%.
etna deh dana engbersh
Pasien kontrol tanggal 12 Desember
2012 (pascaoperasi 1,5 tahun), Tidak ada
Keluhan kelusr cairn dari kedua hidung,
Pasien masih mengeluh ada gangguan pen-
ciuman pada hidung kanan, namun menurut
panien ada perhuikan, Hani! pemeriksaan
mascendoskopi pada hidung: kana kavum
pak sinckia pada bagian
anterior konka media dengan septum, tidak
asi lapang, tu
tampak sckret dari resesus sfenoctmeid, jabir
dan mukosa septum tumbuh baik. Pasien
dianjurkan kontrol 6 bulan kernudian,
DISKUSI
Diagnosis dan penatalaksanaan yang
balk harus dilakukan pada pasien dengan
keluhan kebocoran CSS akibat defek dasar
tengkorak, karena potensial menyebabkan
komplikasi yang mengancam jiwa seperti
meningitis, abses oak lau kematian,
‘Anamnesis, pemerikaaaan fisik, identifikasi
Jokasi defek yang tepal, penting untuk ke-
suksesan penutupan defek.'*7*
Pada pemeriksaan fisik dan pemerik-
saan nasoendoskopi pada pasicn ini dixim-
pulkan terdapat defek dasa tenghorak
yang menychabkan rinore CSS dari resesus
sfenoctmoid. Mengetahui lokasi kebocoran
dengan tepat adalah hal wtama untuk ke-
sullsesan penutupan dari defek dasar teng-
korak, kemudian dikonfirmasi dengan peme-
fiksaan TK SPN. Pemeriksaan ini membantu
mengevaluasi Iokasi defek, ukuran defek dan
perencanaan teknik operasi.!*
145Musil evaluasi TK SPN, teridentifikast
defek pads sinus sfenoid dekstra, Ha ini
sesuai dengan kepustakaan, yaitu terdapat
dua area paling tipis yung berisike terjadinya
defek sehingga menyebabkan kebocoran
CSS spontan, yaitu Lamina kribiformis dan
sinus sfenoid, Peningkatan tekanan pulsatif
pada intrakranial pada akhimya mendesak
daerah anterior dari dasur tengkorak.”
Dilakukan penatalaksanaan_ konservatif
dengan bed rest, elevasikepala, pasien
dilarang batuk, bersin, membuang ingus,
mengejan dan mengangkat benda berat.
Pasien juga diberi obat pencahar dan penekan
seflek batuk, Penatalaksanaan konservatif
ini dak menunggu sampai 1-2 minggu
Karena defek sudah fama terjadi (3 bulan),
sehingga kemungkinan penutupan defek
secara spontan sulit terjadi dan defeknya
relatif cukup besar.*"*
Pemilihan teknik operasi tergantung
kemampuan operator, Pada pasien ini di-
pili pendekatan operasi per endoskopi.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa
Penatalaksanaan kebocoran CSS dengan
pendekaian endoskopi aman dan efektif,
‘Angka kesuksesannya mencapai 90-10%
Keuntungan pendekatan endoskopi adalah
mempertahankan fungsi penciuman, waktu
ruwat yang lebih pendek, tidak ada luka
joringan parut dan risiko rendah terjadinya
perdarahan, kelang serta infeksi,'?
Terdapat beberapa macam teknik pent=
tupan defek dengan pendekatan endoskopi,
146
di antaranya teknik bath plug, gasket seal
sera penggunaan tandur atau jabir hervas-
ular, Defek paula resesus lateral sinus sfenoid
sulit ditutup dengan pemasangan tandur secara
inlay atau underlay, pada pasicn ini dilakukan
obliterasi dengan tandur lemak dan dilapisi
oleh jabir HB serta fibrin glue, Jabir bers
vaskular memiliki keunggulan yaitu, penyem-
buhan yang lebih cepat, dan tidak mudah ber-
geser schingga mengurangi risiko kebocoran
CSS pascaoperasi,!"™*
Pada kasus pasien ini, folfow up pasca-
operasi 1,5 tahun, kondisi jabir masih baik,
tidak tampak defek yang menyebabkan ke~
bocoran kembali, Subir HB lebih unggut di«
banding jabir lainnya dari segi fleksibilitas,
kelengkungan rotasi dan area yang ditulup
arena pedikel pada jabir HB kaya akan
pembuluh darah, Jabir HB dapat distur
Panjang dan lebarnya sesuai kebutuhan, se-
hhingga jabir ini baik digunakan pada defck
yang kompleks atau besar. Kelebihan Iain
jabir ini dapat digunakan pada kasus kegn-
nasan yang memerlukan radiasi pasea-
ceperay!*27
Jabir HB merupakan pilihan pada pasien
dengan defek dasar tengkorak, baik yang
menimbukan keluhan rinore CSS atau pasca
Pengangkatan tumor dasar tengkorak dengan
pendekstan eadloskopi. Jabir ini menurunkan
risiko kebocoran CSS pascapenuiupan defek
karena_memiliki vaskularisasi yang. baik
(beraval dari a. nasoseptal)Vol. 16.
loca
No.1. Februari 2017, piSSN 1411-3023. elSSN 2580-0264
Analisa Akurasi Geometri Penggunaan Metode
Injection Moulding Berbasis Printer 3D Untuk
Produksi Implan Pada Bedah Cranioplasty
Djako Kuswanta!, Alva Edy Tontowi?, Trulik
Hidayat', Agus Windharto', dan Arie Kumiawan!
"Departemen Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Insiitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
*Program Studi Bioicknologi, Sekolah
“Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
ullas Teknik, Universitas Gadjah Mada
‘e-mail: erewol@ prodes.its.ac.id
Absirak. Berkembangun icksologl printer 3D untuk medis,
‘memungiiaian aplikad produkd lmplan pra-operad
dengan rungyulan akurasi prometri yang halk,
mengurangl wakiu operssi dan reska kebllangan Banya
arab. Teknolog! printer 30) paling populer dan potensial
‘woieh dikembanghan mmsal di Indesenesia adalah fused
deposition madelingiFDM, Akan tetupl —wacilihd
Aekurangan: single material, Jenis material terbatas dan
‘emperater yang tngzl sebingg= dak Bie dicsmpur
dengan materiaVscnyawa Bioaltif yay semllif tebadap
Pengembingan imetode injection moulding berbaale
printer 3D telah dilakukan pada penelidan inl dengan
metakokon wodifkasl aint, material, tahapan dan sista
Produk lmplan pra-operas! yang mengacu peda teknologh
Printer 3D umtuk craniaplanty yang sudah dilakukan 4
negara maja. Untuk memastihan medificas tal bie
menghasilLan lmplan pra-operad dengan skurad geametrd
Yang dilnginkan, dlakukan Karakteriiasl terhodap devia
dimensl Implan yang diproduked yaltu deviaal volume,
deviad bal, deviacl pasjang linear dan deviatl wudut
Aslenglungan permukzan implan, pada dua mutode
berbeda yang dinjl, yaltn metode Ajarkan.keluarga tentang penggunaan zat secara Substansial
= Ajarkan keliarga mengidentifikasi tanda dan gejala kecanduan
2 Anjurkan keluarga berpartisipasi dalam kegiatan anak di sekolah
a
eo
“A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (
Wilkins, :
Galvin, 0. M, (2000), Workplace managed care: Collaboration for substance abuse prevention. The Journal of
Behavioral Health Services & Research, 27(2), 125-30.
‘A. & Ralf, L. (2042). Community-based prevention support: Using the
Firesheets, E. K., Francis, M., Bamum,
interactive systems framework (o faciitate grassroots evidenced-based substance abuse prevention.
‘American Journal of Community Psychology, 503-4), 347-56. doi:http:lidx.c'si.org/10.1007/s10464-
012-9506-x.
‘Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 ed.). St.Louis: Mosby.
niece ERIE
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko atau komplikasi stimulus yang menyel yabkan perdarahan
atau risiko perdarahan. +
= Manion, fonda dan gejala perdarahan
~ Monitor nilai hematokrifhemoglohit i
; Wen ten ae oan sebelum dan setelah kehil:
~ Monitor koagule (mis. prothrombin ti ie
Monitor koaguls in time (PT), partial thromboplasti
2 maven mboplastin nse (PTT), fibrinogen,
~ Pertahankan bed rest selama
~ Batasi tindakan invasif, fika pene
Pe
‘ersatuan Perawat Nasional Indonesia Eg
ogan darahMonitor oksimetri nad
> Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan
= Identifikasi TDD)
Terapouti | PTveba» Perubahan tanda vial
~ Atur interval pemantauan sesusi
= Dokument kondisl pasien
Edits) nator heel pemantauen ‘
> Jelaskan tujuan dan prosedur
= informasikan hasil pemantaugn, fe pave
SBF =
os - asian radsen, G. (2016). Kozior & Erb's Fundamentals of Nursing (10° ed). USA: Pearson
uughatty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Gini :
“auton er, §, (2015). Manual of Ginical Nursing Proceduros (9" od). UK: The Royal Maraden NHS
Perry, A.G. & Potter, P.A. i 3
Ferny AG. &PolterP-A. 2014), Nursing Stils & Procedures (8 ei). Lous Elsover
J. M., Treas, L. S., Bamolt,
Philadelphia: F. A. Davis company” & Smith, M. H, (2016). Fundamentals of Nursing (3° ed).
ee ,
= Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. les! mnempati ruang, lan metaboli
‘edema serebral, peningkatan tekanan vena, obstruksi aliran Calton sprobrospinal eee!
intrakranial idiopatik)
- Monitor peningkatan TD
‘Monitor pelebaran tekanan nadi (selisin TDS dan TDD)
Monitor penurunan frekuens! jantting :
Monitor ireguleritas irama napas .
Monitor penurunan tingkat kesadaran
Monitor perlambatan atau ketidaksimetrisan respon pupil
‘Monitor kadar CO2 dan pertahankan dalam rentang yang dindikasikan
Monitor tekanan pertusi serebral
Monitor jumiah, kecepatan, dan karakteristik drainase cairan ‘serebrospinal
“Monitor efek stimulus lingkungan tarhadap TIK .
Terapeutik
= Ambil sampel drainase cairan serebrospinal
- Kalibrasi transduser 2
= Pertahankan sterilitas sistem pemantauan
= Pertahankan posisi kepala dan leher netral
~ Bilas sistem pemantauan, jika peru
- Atur interval pemantauan sesuai. kondisi pasien