Anda di halaman 1dari 2

Jurnal Pendampingan Daring Modul 1.

1
Tuliskan hasil tahap pembelajaran yang telah Anda lakukan dalam kolom berikut.
Dalam setiap tahap pembelajaran, Anda dapat menuliskan beberapa poin berikut:
 Rangkuman ataupun benang merah dari jawaban anda 
 Jawaban atau pengumpulan tugas yang paling menarik, atau menginspirasi
1. Nama Sekolah

UPT SMPN 4 PITU RIASE

2. Nama Calon Guru Penggerak

JUMIATI, S.Pd. M.Pd.

3. Kegiatan Mulai Dari Diri

Saya mulai memahami filosofi dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, mengetahui perbedaan
pendidikan di era kolonial dengan pendidikan sekarang dan . memahami 3 prinsip dan
transformasi perubahan berdasarkan pemikiran KHD, yaitu kodrat keadaan, konsep trikon, dan
esensi dari budi pekerti. Lebih mengerti tentang maksud Ing ngarso sung tulodo, ing madyo
mangun karso, dan tut wuri handayani. Selain itu saya merasa tersadar bahwa ternyata konteks
budaya lokal sangatlah penting dan berpengaruh, dimana selama ini saya merasa tidak terlalu
fokus kepada budaya lokal, padahal menurut KHD sanagt perlu untuk memasukkan konteks
social budaya dalam pengajaran untuk membentuk karakter dan budi pekerti peserta didik.
4. Kegiatan Eksplorasi Konsep
Pada tahap ini, saya memahami konsep pemikiran filosofis KHD bahwa pendidikan itu menuntun,
sesuai kodrat alam dan zaman, serta bagaimana menanamkan budi pekerti. Memahami konsep
pendidikan diibaratkan sawah sebagai tempat persemaian benih-benih. Dimana benih-benih
tersebut harus diberikan perawatan yg tepat, pupuk yang tepat. Dan jangan sekali-kali berharap
saat kita menanam jagung akan tumbuh padi. Begitu pula sebaliknya.. Disini kita diajarkan bahwa
anak harus bertumbuh kembang sesuai dengan potensinya masing-masing
5. Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 2

Setelah berdiskusi di ruang kolaborasi saya menyadari bahwa sebagai seorang pendidik kita
harus mengerti karakteristik peserta didik dan memberikan ruang kenyamanan dalam belajar.
Bagaima menuntun mereka dengan segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. KHD juga menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak
berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan
“bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan
“irama”. Dan yang paling menarik dalam diskusi tersebut bagaimana pendidikan itu di
implementasikan pada konteks lokal social budaya daerah masing-masing. Sebagai contoh dari
kelompok kami mengangkat Budaya 3S yaitu Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge.
6. Kegiatan Demonstrasi Kontektual

Pada kegiatan Demonstrasi Kontekstual saya mendesain sebuah video yang menggambarkan
tentang pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang berpusat pada murid.
Dibagian awal video saya memaparkan tentang budaya kearifan lokal yang diimplementasikan
dalam pembelajaran. Pada demonstrasi kontekstual ini juga memuat pentingnya menerapkan
gagasan filosofis KHD, karena sangat sesuai dengan perkembangan zaman dan memerdekakan
peserta didik. Selain itu ada tantangan dalam penerapan pemikiran KHD seperti kurangnya minat
belajar peserta didik dalam belajar. Sehingga sebagai seoran guru harus menghadirkan
pembelajaran yang menarik dan nyaman, karena kodrat anak adalah bermain.

7. Kegiatan Elaborasi Pemahaman

Setelah mendapatkan materi dari instruktur di ruang Elaborasi dan menuliskan pandangan dan
pemahaman kita mengenai konsep pemikiran KHD pada Padlet, saya memahami bahwa menjadi
seorang pendidik harus mampu memberikan ruang kenyamanan kepada peserta didiknya.
Bagaimana makna menuntun yang sesungguhnya, konsep menghamba pada anak (memandang
anaka dengan rasa hormat dan pembelajaran yang beriorentasi pada anak. Jadi sebagai seorang
pendidik harus memiliki kesabaran dan semangat pantang menyerah dalam menuntun peserta
didiknya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

8. Kegiatan Koneksi Antar Materi

Pada kegiatan ini saya mendeign sebuah video tentang bagaimana pemahaman saya sebelum
mempelajari modul 1.1. Seperti adanya pemahaman bahwa kegiatan pembelajaran lebih banyak
berfokus pada guru. Penilaian terhadap anak mengutamakan aspek kognitif, peserta didik harus
tuntas salam mencapai setiap kompetensi yg sesuai rpp. Setelah belajar dari serangkaian
kegiatan di program CGP, saya mulai memahami bahwa pandangan saya sebelmnya itu keliru,
saya harus merubah mindset saya terhadap proses pbm. Sebagai contoh saya harus mengerti
karakter setiap peserta didik, bisa menata emosi agar lebih bijak menyikapi permasalahan yang
dihadapi. Dan yang yang terpenting bahwa bagaimana menanamkan budi pekerti dalam proses
pendidikan. Disini saya mencoba untuk melestarikan kembali budaya yang sudah mulai terkikis
seperti budaya Tabe’. Dengan menerapkan Budaya 3S (sipakatau, sipakainge, sipakalebbi),
semoga bisa memberikan perubahan positif bagi karakter pesertadidik.

9. Kegiatan Aksi Nyata

Pada kegiatan aksi nyata, saya menuliskan dalam bentuk cerita bergambar. Yang mana saya
berusaha mendesain ruang Bahasa Inggris, dengan gambar dan media pembelajaran yang
mudah diakses oleh peserta didik. Selain itu ruangan itu saya lengkapi dengan kipas angin agar
peserta didik nyaman dan betah belajar. Pada kegiatan berikutnya saya memulai dengan
melakukan Ice breaking terlebih dahulu agar agar membuat peserta didik semangat dan fokus
belajar. Untuk menghadirkan nuansa bermain sambil belajar, saya mencoba menggunakan
aplikasi Comic Strip untuk membuat percakapan singkat tentang Ekspressions of Agreement
(ungkapan-uangkapan persetujuan).Dan setelah melakukan refleksi di kelas dominan peserta
didik senang dengan aplikasi tersebut. Mereka juga bisa berkarya untuk mendesain comic
menarik yang selanjutnya di share digrup pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai