Antropologi adalah sesuatu yang mempelajari tentang kehidupan manusia baik dari segi fisik,sosial dan budayanya. Sebagai salah satu cabang ilmu antropologi juga sebuah studi yang mempelajari tentang budaya yang ada pada kalangan masyarakat dalam suau etnis tertentu. Definisi tersebut menggambarkan bahwa antropologi menelaah tiga hal mendasar, yaitu: manusia, rasa dan budaya. Sedangkan dakwah, secara bahasa, adalah sebuah kata dalam bahasa Arab dalam bentuk masdar. Dalam bahasa Indonesia kata tersebut berarti: memanggil, menyeru, menegaskan . Dengan demikian, bisa dipahami bahwa kegiatan dakwah melibatkan manusia, baik yang berdakwah (da’i) maupun yang didakwahi (mad’u). Jadi, Hubungan antropologi dengan dakwah adalah bagaimana islam diimpelementasikan secara kompherensif pada tatanan masyarakat dimana kita mempelajari seluk beluk manusia, kehdiuapan sosial mereka, kebudayaannya, sebagai antropologi dakwah menjadi satu kajian ilmu yang penting bagi tercipatanya tatanan kehidupan yang harmonis bagi dakwah islam. Secara antropologis konsep dakwah yang ditanamkan pada seorang da’i adalah dengan perantara komunikasi, mengapa demikian? Karena merupakan transenden bagi penyampaian tugas dakwah. Komunikasi sendiri bermacam-macam dalam pembagiannya, salah satunya dengan komunkasi massa. Seorang da’i yang memberikan kontribusi dakwah nya harus mengetahui situasi dan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka ketika dakwah berlangsung tidak akan terjadi miss komunikasi antara da’i dan mad’u. Didalam antropologi sendiri kita akan menjumpai konsep dalam berdakwah, diantaranya pendekatan terhadap masyarakat. Memiliki jiwa kritis yang mampu membacaserta menerka lingkungan sekitar sehingga dapat memahami apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat (mad’u) dan mampu memahami perkembangan yang terjadi disekitar lingkungan masyarakat tersebut. Karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa peran antropologi dalam dakwah amatlah besar, guna mempengaruhi besar tidaknya kemungkinan berhasilnya dakwah tersebut. Sebuah contoh metode dakwah yang dilakukan oleh sunan kalijaga yaitu dimana beliau sebelum berdakwah meneliti terlebih dahulu apa yang sedang digemari oleh masyarakatnya, dakwah via wayang adalah salah satu contoh dalam pengmalan serta perpaduan antara antropologi dan dakwah itu sendiri. Jadi, Antropologi dakwah itu secara sederhana adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia yang diatur oleh pesan-pesan dakwah dari sudut pandang budaya melalui proses dakwah. Ruang lingkup antopologi dakwah mengkaji satu bidang antropologi sosial atau antropologi budaya yang memusatkan studi pada manusia dengan kehidupannya, manusia dan kebudayaannya, termasuk juga manusia dengan gejala dakwah. SUMBER : Syamsul Yakin, Antropologi dakwah, 2018,jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan, Vol.22 No.1 Hal.56-67