Anda di halaman 1dari 9

Kerangka Acuan

Bank sampah sebagai ekonomi alternatif untuk


kelompok swadaya masyarakat

Latar Belakang

Jumlah penduduk kota medan baik penduduk tetap maupun tidak tetap mencapai 2.565.242
jiwa, dan kalau di ratio kan per jiwa menghasilkan sampah 0,6 Kg/jiwa/hari, maka sampah kota
medan yang dihasilkan akan mencapai 1436 ton perhari atau 5436 M3. hal ini kalau tidak
ditanggani dengan serius maka dikhawatirkan sampah ini akan menggunung di TPA (sumber;
Dinas Kebersihan Kota Medan 2006).

Sampah yang selama ini dianggap sebagai barang yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga, kalau saja diolah dengan baik maka akan mempunyai nilai ekonomis baik sebagai
tambahan pendapatan warga masyarakat yang mengelola juga dapat dijadikan tambahan
peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Di sisi lain yang merupakan target utama adalah
bagaimana lingkungan dapat terjaga kesehatannya dengan terbebasnya dari permasalahan
sampah.

Untuk menjawab permasalahan ini maka _________________ bekerja sama dengan


___________ menginisiasi satu methode pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat
secara swadaya dengan memaksimalkan pemanfaatan sampah dengan cara yang lebih
bermanfaat. Untuk mengurangi jumlah volume sampah yang masuk ke TPA, maka sampah harus
diolah sejak dari sumbernya. Jadi selain pengelolaan sampah organic menjadi kompos serta
dimanfaatkan langsung untuk pembudidayaan tanaman obat yang dilakukan oleh kelompok
masyrakat juga dilakukan pengelolaan daur ulang sampah plastic secara mandiri dan
berjaringan.

Berawal dari hal ini maka lahirlah sebuah konsep Bank Sampah, artinya kelompok bersama
dengan anggota kelompoknya melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah tangga mereka,
untuk kemudian sampah plastic mereka kumpulkan secara swadaya dan sesuai dengan aturan
yang mereka sepakati bersama di kelompok. Sampah plastic yang sudah mereka kumpulkan
akan diantar langsung ke pusat daur ulang plastic yang bertempat di Desa ________. Sampah
yang dikumpulkan oleh setiap kelompok masyarakat akan dijadikan sebuah tabungan yang
dapat menjadi penghasilan tambahan bagi setiap anggota kelompok.

Hal ini memang sesuatu hal yang sangat mudah kelihatannya tetapi pada kenyataannya proses
dilapangan yang dapat menjawab itu semua, jika jaringan antar kampong yang dibangun dapat
berkembang dengan baik dan system pasar yang dapat menerima hasil daur ulang plastic ini
maka mudah-mudahan akan berjalan dengan baik dan lancar.
Permasalahan yang diterangkan di atas inilah yang menjadi landasan kenapa muncul ide
pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini.

Tujuan

1. Mewujudkan paradigma baru dalam pengelolaan sampah dengan cara yang lebih
bermanfaat bersama-sama dengan kelompok masyarakat.
2. Membangun system ekonomi alternative yang akan menjadikan pendapatan tambahan
bagi kelompok dan anggota kelompok masyarakat.
3. Meningkatkan persentase dan peranserta masyarakat dalam hal mewujudkan
lingkungan kampung dan sungai deli yang bersih dan hijau serta terbebas dari sampah.

Sasaran

Sasaran dalam program ini adalah kelompok mitra dampingan Universitas Pembangunan Panca
Budi yang berada di wilayah pinggiran sungai deli (di 4 Kampung/ Kelurahan), maupun yang
tidak dan kelompok mitra lainnya yang berjaringan antar kampung.

Kelompok Mitra Dampingan ______________________ Wilayah Desa_______


1. Masyarakat sekitar Dusun ____ Desa __________
2. Masyarakat sekitar Dusun ____ Desa __________
3. Masyarakat sekitar Dusun ____ Desa __________
4. Masyarakat sekitar Dusun ____ Desa __________
5. Dan kelompok masyarakat lainnya

Mitra Lainnya
1. BLH Propinsi Sumatera Utara
2. BLH ____________
3. Dinas Kebersihan ___________
4. Assosiasi Pedagang
5. Pemerintah kecamatan dan kelurahan

Pendekatan Yang Dilakukan

Dalam pelaksanaanya program ini menggunakan pendekatan sebagai berikut :


1. Penguatan partisipatif organisasi rakyat
2. Penguatan ekonomi alternative masyarakat.

Proses Bank Sampah

a. Pembangunan Organisasi

Pembangunan organisasi yang kuat merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar
program yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini
_________________________ telah menginisiasi pembentukan sebuah Badan Usaha Milik
Lembaga (BUML) yang akan bersama-sama dengan kelompok mitra dampingan untuk dapat
lebih meningkatkan kemandirian serta keswadayaan dalam menjawab permasalahan
kebutuhan dasar manusia. BUML ini memiliki managemen tersendiri yang terpisah dari
managemen Universitas Pembangunan Panca Budi tetapi tetap dalam pengawasan langsung
________________________________ dan Kelompok Masyarakat dalam pelaksanaan
program di lapangan. Salah satu BUML yang dibangun adalah Bank Sampah [unit daur ulang
sampah] dengan membangun managemen menyerupai Bank.

b. Pendanaan Awal

Untuk tahap awal proses penerapan daur ulang sampah plastic ini tentu saja memerlukan
dana awal untuk bisa berproduksi secara aktif dan berkelanjutan. Untuk itu
_________________________ melakukan penggalangan dana publik bersama-sama
kelompok masyarakat, salah satu kerjasama yang telah dibangun adalah:
a. Kerjasama dengan ________ dalam hal program Pengorganisasian dan
Pendampingan Masyarakat Desa _________________ Peduli Sampah.
b. Kerjasama dengan produsen _______ di Kabupaten __________ (dengan nama
“______ Peduli”), dalam bentuk menyisihkan Rp.1000,- pada setiap penjualan satu
_________ untuk program mewujudkan tanaman obat pada setiap kegiatan
pengelolaan sampah organic.
c. Penggalangan jaringan program lainnya.

c. Pelatihan Masyarakat Desa

Untuk manjalankan kegiatan di lapangan _____________________________ bersama


BUML memilih dan menyeleksi masyarakat desa yang akan diminta untuk melaksanakan
program dilapangan.

Mahasiswa atau biasa kami sebut dengan relawan yang nantinya akan melakukan kegiatan
di lapangan tidak saja mempunyai kemampuan secara intelektual tetapi juga mempunyai
moral bahwa dia senang melakukan kegiatan bersama masyarakat yang secara ekonomi
termasuk golongan menegah ke bawah. Pelatihan yang diberikan kepada calon relawan
adalah :

1. Pemahaman Lembaga ________________ dan BUML


Diharapkan peserta mengenal secara sempurna apa, siapa, dan bagaimana
____________________berbuat untuk masyarakat. Pelatihan ini juga berperan untuk
membentuk karekter para peserta agar dapat menjadi pantang menyerah, jujur,
demikratis, santun dalam bertindak, sabar.

2. Pengetahuan dan Keterampilan mengelola sebuah kelompok masyarakat.


Pada pelatihannya ini diharapkan para peserta mempunyai kemampuan untuk
mengorganisir dan melakukan pendampingan kepada setiap kelompok masyarakat
sampai pada terwujudnya kemandirian mereka.

3. Pengetahuan tetang manajemen dan keuangan


Pada pelatihan ini untuk memberikan kejelasan dalam setiap pelaporan dan pembukuan
Bank sampah serta dapat mewujudkan transparansinya kepada setiap kelompok
masyarakat.

d. Penetapan Wilayah Sasaran

Penetapan wilayah sasaran ini sangat perlu karena untuk memberikan batasan keberhasilan
sebuah program yang dijalannya. Wilayah mana yang menjadi sasaran awal program
sehingga keberhasilan program dapat terukur dengan jelas.

e. Dukungan Kebijakan

Program pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini seyogiyanya mendapat dukungan dari
pemerintah baik Pemerintah di tingkat Lokal maupun Nasional. Karena alasan dilakukannya
pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan cara mengurangi sampah sejak dari
sumbernya dapat memperpanjang usia TPA.

Selain itu masyarakat juga semakin produktif dikarenakan mereka dapat melakukan
pengelolaan sampah dengan cara yang lebih bermanfaat. Pemerintah seharusnya sudah
mulai memikirkan sebuah kebijakan dalam hal pengelolaan sampah ini jadi tidak lagi hanya
berkonsentrasi dalam meningkatan retribusi sampahnya tetapi lebih pada bagaimana
sampah dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat yang melakukan
pengelolaannya.

Prosedur dan Methode Kerja

Prosedur dan methode kerja ini terdiri dari beberapa tahapan :


A. Pertemuan Kelompok (Diskusi Kampung)
B. Tahap Pemisahan/ Pemilahan
C. Tahap Pelaksanaan Daur Ulang & Pemasaran
D. Pemberian Kredit kepada Kelompok

A. Pertemuan Kelompok (Diskusi Kampung)

Pertemuan kelompok ini dilakukan setiap satu bulan sekali sebagai media diskusi kampung
untuk menemukan ide kreatifitas bersama dalam menyelesaikan permasalahan sampah yang
ada di setiap kampung.

Menyusun setrategi program selanjutnya, dan mengevaluasi setiap kegiatan yang telah
dilaksanakan. Sekaligus juga pada setiap pertemuan akan diumumkan hasil tabungan sampah
setiap anggota pada setiap bulannya.
B.Tahap Pemisahan/ Pemilahan

Proses pemilahan langsung dari sumbernya merupakan metode yang dilakukan dalam tahapan
ini artinya pemilahan dilaksanakan sepenuhnya di kelompok yang langsung dari dapur rumah
tangga setiap anggota kelompok dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Sampah plastic dipisah, artinya tidak di campur dengan sampah lainnya.
2. Pengumpulan sampah plastic tersebut sepenuhnya di koordinir oleh Kelompok masing-
masing sesuai dengan kesepakatan yang dibuat bersama-sama pada rapat kelompok
(Pertemuan Kelompok).
3. Setiap anggota diberi 1 (satu) buah buku tabungan sebagai bukti setoran sampahnya ke
kelompok
4. Pencatatan setoran sampah setiap anggota kelompok sepenuhnya dilakukan oleh
pengurus kelompok

C. Tahap Pelaksanaan Daur Ulang & Pemasaran

Pada tahapan ini merupakan tahap daur ulang sampah plastic menjadi biji palstik yang
kemudian nantinya akan dipasarkan. Daur ulang dan pemasaran sepenuhnya dikordinir oleh
managemen pusat daur ulang yang diawasi secara langsung oleh Universitas Pembangunan
Panca Budi.

D. Tahap Pemberian Kredit kepada Kelompok

Pada tahap ini adalah merupakan proses penilaian dan seleksi untuk mendapatkan kelompok
terpilih. Kelompok terpilih artinya kelompok yang sudah dianggap mampu melakukan proses
pengelolaan sampah secara mandiri. Kreteria kelompok terpilih sebagai berikut :
1. Tingkat keswadayaan dalam kelompok sudah tinggi (tolak ukur pada laporan CO lapang).
2. Memiliki visi dan misi yang jelas dalam mewujudkan lingkungan hijau dan bersih.
3. Keaktipan kelompok dalam melakukan pemilahan sampah dan menyetorkan sampah
jenis plastic ke Bank Sampah selama 4 bulan terakhir.
4. Memiliki jiwa kreatifitas dan inovasi yang tinggi.

Keberlanjutan Program

Program akan di monitoring dan di evaluasi untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan
program di lapangan. Direncanakan bahwa peroses pengelolaan sampah ini dapat dilakukan
oleh setiap kelompok masyarakat dengan cara memberikan modal awal oleh Bank sampah
kepada kelompok masyarakat yang memenuhi syarat untuk menjalankan sendiri proses
pengelolaan sampahnya secara mandiri.

Program diawal ini adalah hanya sampai pada daur ulang plastic menjadi biji plastic kedepan
bagaimana dapat melakukan daur ulang plastic menjadi sebuah produk siap pakai dan dapat
dipasarkan ke khalayak ramai.
Penerapan Bank Sampah di Lapang

a. Pembentukan Kelompok Masyarakat

Pembentukan kelompok masyarakat merupakan langkah awal agar dapat menjadi anggota Bank
Sampah. Pembentukan kelompok ini dilakukan oleh para relawan ________________________
dalam pelaksanaan program pengorganisasian masyarakat pemilahan dan pengelolaan serta
pemanfaatan sampah.

Proses pembentukan kelompok/ pengorganisasian masyarakat/ komunitas sebagai upaya untuk


memperkuat struktur masyarakat itu sendiri agar mampu menyelenggarakan kehidupannya
serta melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhannya.

Upaya pemenuhan oleh masyarakat sendiri (community base service) dengan ide utama
keberlanjutan dalam penyelenggaraan kebutuhan hidup karena dikembangkannya keswadayaan
masyarakat.

b. Pertemuan Sosialisasi Program

Dalam pertemuan ini dihadiri oleh seluruh anggota kelompok sehingga dapat disosialisasikan
dengan merata tentang Bank Sampah ini. Dalam pertemuan ini juga akan dibicarakan tentang
bentuk tabungan yang diinginkan oleh kelompok masyarakat.

c. Uji Kelayakan

Uji kelayakan adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat dalam hal
pemilahan dan pengelolaan sampah yang mereka lakukan dengan melihat volume sampah yang
disetorkan di Bank Sampah. Logikanya semakin banyak sampah yang disetorkan oleh kelompok
masyarakat maka proses pemilahan yang dilakukan sudah berjalan dengan baik dan sudah
dilakukan oleh seluruh warga masrakat yang tinggal di daerah tersebut.

d. Pertemuan Kelompok (Diskusi Kampung)

Pertemuan kelompok ini dilakukan agar supaya hubungan silaturahmi antar anggota kelompok
semakin erat dan terbangun jiwa kebersamaan karena merasa saling bertanggung jawab dalam
mewujudkan lingkungan yang sehat.

Pertemuan ini juga digunakan sebagai media membicarakan semua proses yang telah dilakukan,
apa kendala yang dialami, serta menemukan ide baru untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut secara bersama-sama. Dengan demikian akan membentuk karakter masyarakat yang
gemar menyelesaikan masalah bersama secara bersama-sama pula (bak kata pepatah; Ringan
sama dijinjing berat sama dipikul).
e. Pengelolaan Kelompok

Pengelolaan kelompok adalah cara untuk merawat kelompok agar program yang direncanakan
dapat berkelanjutan dan bermanfaat bagi setiap anggotanya. Keberlanjutan program sangat
tergantung pada manfaat dari kegiatan yang dilakukan, semakin besar manfaat yang didapat
dari kegiatan yang dilakukan maka akan berdampak pada keberlanjutan program tersebut.

Dalam hal penentuan program secara keseluruhan diserahkan kepada kelompok untuk
menentukannya sesuai dengan kesepakatan bersama, Petugas lapang tidak boleh melakukan
intervensi dalam penentuan program ini karena hal ini dapat mengakibatkan kelompok merasa
tidak memiliki program tersebut.

f. Pelatihan Pengelolaan Managemen Administrasi dan Keuangan Kelompok

Pelatihan keterampilan memanagemen administrasi dan keuangan kelompok perlu diberikan


kepada setiap leder kelompok agar mereka mempunyai kemampuan dalam mengatur
administarasi dan kondisi keuangan mereka secara mandiri.

g. Membangun Jaringan

Pembangunan jaringan harus dilakukan agar kelompok satu sama lain dapat bekerja sama dalam
hal meningkatkan kapasitas kelompok masing-masing. Pembangunan jaringan dapat dilakukan
dengan melakukan diskusi antar kampong yang dilakukan sekali dalam sebulan dengan dihadiri
oleh semua perwakilan kelompok yang tergabung dengan Bank Sampah. Hal ini dapat menjadi
media untuk tukar informasi dan pengetahuan antar leder kelompok untuk lebih meningkatkan
kelompoknya.
Pola Hubungan Bank Sampah
Antara Anggota, Kelompok dan Pusat Unit Daur Ulang

Kelompok
Rumah anggota (nasabah)
kelompok

Pasar/
Pabrik
Penampu Pusat Unit Daur Ulang
ng hasil Plastik
daur
ulang
plastic

Keterangan :
1. Hubungan anggota kelompok langsung kepada kelompoknya masing-masing, artinya
ada hubungan timbal balik yang terjadi di sana. Angota kelompok melakukan pemilahan
dirumah masing-masing dan menyetor sampah plastic mereka kepada kelompok,
kemudian kelompok memberikan bukti penyetoran kepada setiap anggota. Bukti
penyetoran ini sebagai bukti tabungan sampah setiap anggota.
2. Pembukuan tabungan setiap anggota sepenuhnya di lakukan oleh kelompok masing-
masing.
3. Kemudian hubungan antara kelompok dan pusat unit daur ulang adalah hubungan tibal
balik yaitu kelompok meyetor sampah plastic yang telah terkumpul dari setiap anggota
ke unit daur ulang.
4. Pembukuan antara unut daur ulang dan kelompok hanya buku besar bukti penyetoran
sampah plastic.
5. Unit daur ulang akan melakukan pengumuman pembukuan setiap satu bulan sekali.
STRUKTUR KEPENGURUSAN
BANK SAMPAH
(Bank sampah sebagai ekonomi alternatif untuk kelompok swadaya masyarakat)

Manager Pelaksana
Lembaga ? (Masyarakat
terlatih)

Administrasi

Bagian Tabungan Bagian Pemasaran Bagian umum Bagian Produksi


(Masyarakat) (Masyarakat) (Masyarakat) (Masyarakat)

Produksi Pekerja Sortir


(3 orang (Ibu-ibu
masyarakat) Rumah
Tangga)
Kelompok Swadaya Masyarakat
(Nasabah)

Untuk pelaksanaan aktivitas suatu perusahaan, serta penanganan perbaikan dan keamanan
dilingkungan perusahaan juga pekerjaan pengangkutan baik bahan baku maupun hasil produksi.
Melihat hal tersebut maka dianggap perlu untuk melakukan/ menyusun sebuah menagemen
dengan baik agar apa yang dicita-citakan bersama kelompok dapat terwujud.

Anda mungkin juga menyukai