Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
STEM merupakan singkatan dari sebuah pendekatan
pembelajaran interdisiplin antara Science, Technology, Engineering and
Mathematics. Torlakson (2014) menyatakan bahwa pendekatan dari
keempat aspek ini merupakan pasangan yang serasi antara masalah yang
terjadi di dunia nyata dan juga pembelajaran berbasis masalah.
Pendekatan ini mampu menciptakan sebuah sistem pembelajaran secara
kohesif dan pembelajaran aktif karena keempat aspek dibutuhkan secara
bersamaan untuk menyelesaikan masalah. Solusi yang diberikan
menunjukkan bahwa peserta didik mampu untuk menyatukan konsep
abstrak dari setiap aspek. 
Tantangan dari seorang pendidik adalah menyediakan sebuah
sistem pendidikan yang menciptakan kesempatan kepada peserta didik
untuk menghubungkan antara pengetahuan dan keterampilan sehingga
menjadi familiar bagi setiap peserta didik. Kesempatan tidak akan tercipta
jika pengetahuan dan keterampilan dipisahkan dalam suatu proses
pembelajaran. Pfeiffer, Ignatov, & Poelmans (2013) menyatakan bahwa
dalam pembelajaran STEM keterampilan dan pengetahuan digunakan
secara bersamaan oleh peserta didik. Perbedaan dari aspek pada STEM
akan membutuhkan sebuah garis penghubung yang membuat seluruh
aspek dapat digunakan secara bersamaan dalam pembelajaran. Peserta
didik mampu menghubungkan seluruh aspek dalam STEM merupakan
indikator yang baik bahwa ada pemahaman metakognisi yang dibangun
oleh peserta sehingga bisa merangkai 4 aspek inter disiplin dalam STEM.
Setiap aspek dari STEM memiliki ciri-ciri khusus yang
membedakan antara ke empat aspek tersebut. Masing-masing dari aspek
membantu peserta didik menyelesaikan masalah jauh lebih komprehensif
jika diintegrasikan. Adapun ke empat ciri tersebut berdasarkan defenisi
yang dijabarkan oleh Torlakson (2014) yakni: (1) sains yang mewakili
pengetahuan mengenai hukum-hukum dan konsep-konsep yang berlaku di
alam; (2) teknologi adalah keterampilan atau sebuah sistem yang
digunakan dalam mengatur masyarakat, organisasi, pengetahuan atau
mendesain serta menggunakan sebuah alat buatan yang dapat
memudahkan pekerjaan; (3) teknik atau Engineering adalah pengetahuan

1
untuk mengoperasikan atau mendesain sebuah prosedur untuk
menyelesaikan sebuah masalah; dan (4) matematika adalah ilmu yang
menghubungkan antara besaran, angka dan ruang yang hanya
membutuhkan argument logis tanpa atau disertai dengan bukti empiris.
Seluruh aspek ini dapat membuat pengetahuan menjadi lebih bermakna
jika diintegrasikan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STEM secara
langsung memberikan latihan kepada peserta didik untuk dapat
mengintegrasikan masing-masing aspek sekaligus. Proses pembelajaran
yang melibatkan keempat aspek akan membentuk pengetahuan tentang
subjek yang dipelajari lebih dipahami. Bybee (2010) dalah karakter dalam
pembelajaran STEM adalah kemampuan peserta didik mengenali sebuah
konsep atau pengetahuan dalam sebuah kasus. Sebagaimana dalam
pembelajaran fisika, maka STEM membantu peserta didik untuk
menggunakan teknologi dan merangkai sebuah sebuah percobaan yang
dapat membuktikan sebuah hukum atau konsep sains. Kesimpulan
tersebut didukung oleh data yang telah dikelola secara matematis.
Tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan STEM cocok untuk
diterapkan pada pembelajaran sekolah menengah yang subjek dalam
pembelajarannya membutuhkan pengetahuan yang komplek. Gonzalez &
Kuenzi (2010) menemukan bahwa STEM memiliki arti pengajaran dan
pembelajaran yang berkaitan dengan bidang Sains, Teknologi, Engineering
dan Matematika. Pendekatan STEM tidak hanya dapat dilakukan dalam
tingkat pendidikan dasar dan menengah saja, tetapi juga dapat
dilaksanakan sampai tingkat kuliah bahkan sampai jenjang postdoctoral.
Manfaat dari pembelajaran STEM yang berkelanjutan sebaiknya mulai
ditunjukkan oleh pendidikan sejak dini dan pada tahap peserta didik sudah
mampu mengkombinasikan antara pengetahuan kognitif dan psikomotorik.
Penggunaan pendekatan STEM dalam bidang pendidikan
memiliki tujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat bersaing
dan siap untuk bekerja sesuai bidang yang ditekuninya. Penelitian yang
dilakukan oleh lembaga penelitian Hannover (2011) menunjukkan bahwa
tujuan utama dari STEM Education adalah sebuah usaha untuk
menunjukkan pengetahuan yang bersifat holistik antara subjek STEM.
Keterpaduan dalam sistem pembelajaran STEM dapat dikatakan berhasil

2
jika seluruh aspek yang ada dalam STEM terdapat dalam setiap proses
pembelajaran untuk masing-masing subjek.

Defining STEM - ie-services.com


Pada masa pendidikan sekolah menengah atas program ilmu
alam, peserta didik sebaiknya disiapkan untuk dilatih dalam menggunakan
segala sumber daya yang dimiliki. Bekal ini ini selanjutnya digunakan
peserta didik setelah menempuh jenjang pendidikan SMA. White (2010)
menyatakan bahwa pendekatan STEM dalam pembelajaran akan
memberikan pengenalan yang bagi peserta didik pasca melewati masa
sekolah. Pengenalan ini sangat bermanfaat bagi peserta didik dalam
melanjutkan pendidikan pada tingkat universitas baik itu untuk ilmu murni
maupun pada pendidikan sains terapan.
Penerapan pendekatan STEM dalam pembelajaran tentunya
terintegrasi selama proses pembelajaran. Keempat aspek dalam STEM
mengambil bagian dalam setiap pelaksanaan langkah-langkah
pembelajaran. Adapun langkah-langkah dari setiap pelaksanaan aspek
tersebut adalah sebagai berikut; (1) Aspek Science dalam pendekatan
STEM didefinisikan oleh Hannover (2011) adalah keterampilan
menggunakan pengetahuan dan proses sains dalam memahami gejala
alam dan memanipulasi gejala tersebut sehingga dapat dilaksanakan; (2)
Aspek Technologyadalah keterampilan peserta didik dalam mengetahui
bagaimana teknologi baru dapat dikembangkan, keterampilan
menggunakan teknologi dan bagaimana teknologi dapat digunakan dalam
memudahkan kerja manusia; (3) Aspek Engineering memiliki lima tahap
fase dalam proses pembelajaran; dan (4) Aspek Mathematics adalah
keterampilan yang digunakan untuk menganalisis, memberikan alasan,
mengkomunikasikan idea secara efektif, menyelesaikan masalah dan

3
menginterpretasikan solusi berdasarkan perhitungan dan data dengan
matematis.
Aspek engineering dalam pendekatan STEM adalah keterampilan
yang dimiliki seseorang untuk mengoperasikan ata merangkai sesuatu.
Bligh, (2015) mengklasifikasikan aspek engineering merujuk pada aplikasi
dari pengetahuan sains dan keterampilan dalam menggunakan teknologi
dalam menciptakan suatu cara yang memiliki manfaat. Pada pembelajaran
fisika tingkat sekolah menengah aspek ini diimplementasikan sebagai
keterampilan dalam menggunakan alat dan menyusun suatu rancangan
untuk mencapai suatu tujuan seperti keterampilan memasukkan bahasa
matematis dalam bahasa program.
Sejauh ini, gerakan pendidikan STEM telah bergema di negara
maju (Jepang, Korea, Australia, United Kingdom) ataupun negara
berkembang (Thailand, Singapura, Malaysia), memandang pendidikan
STEM sebagai jalan keluar untuk masalah kualitas SDM dan daya saing
bangsa. Kesadaran akan pentingnya pendidikan di Indonesia khususnya
pendidikan kejuruan. Kesadaran para pakar ini berimbas pada perubahan
paradigma pendekatan pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK) BOE Malang sebagai unit pelaksana teknis
pendidikan kejuruan di bawah Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
melaksanakan peningkatan kompetensi guru SMK melalui program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Salah satu alternatif
pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan mutu output peserta didik
SMK melalui program PKB bertema Pendekatan Pembelajaran Berbasis
STEM.

2) Tujuan
A. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dan manfaat dari model pembelajaran STEM yang
diharapkan, antara lain :
1. Mengasah keterampilan berpikir kritis dan kreatif, logis, inovatif dan
produktif
2. Menanamkan semangat gotong royong dalam memecahkan
masalah

4
3. Mengenalkan perspektif dunia kerja dan mempersiapkannya.
4. Memanfaatkan teknologi untuk menciptakan dan
mengomunikasikan solusi yang inovatif
5. Media untuk menumbuhkembangkan kemampuan menemukan dan
menyelesaikan masalah.
6. Media untuk merealisasikan kecakapan abad 21 dengan
menghubungkan pengalaman kedalam proses pembelajaran melalui
peningkatan kapasitas dan kecakapan peserta didik
7. Standar Literasi Teknologi

B. Tujuan Khusus
1. Mengasah ketrampilan berpikir kritis dan kreatif, logis, inovatif dan
produktif guru SMK AL AMNANIYAH KARANGJATI sehingga dapat
menerapkan kepada siswa.
2. Mempersiapkan guru untuk mengenalkan perspektif dunia kerja
terhadap siswa SMK AL AMNANIYAH KARANGJATI
3. Mencetak output siswa SMK AL AMNANIYAH KARANGJATI yang
siap bekerja sesuai dengan tuntutan kecakapan abad 21.

3) Manfaat
a. Guru SMK AL AMNANIYAH KARANGJATI lebih berpikir kritis dan
kreatif, logis, inovatif dan produktif.
b. Guru dapat mengenalkan perspektif dunia kerja terhadap siswa
c. Output siswa SMK AL AMNANIYAH KARANGJATI memiliki ketrampilan
dan siap bersaing di dunia kerja sesuai dengan bidang dan tuntutan
kecakapan abad 21.

5
BAB II
ON THE JOB LEARNING

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat : SMK Al-Amnaniyah Karangjati
Waktu : Rabu, 21 Nopember 2018

B. Gambaran Umum Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini difasilitasi oleh guru – guru yang mengikuti diklat
pembelajaran berbasis STEM di SMK Negeri 1 Geneng. Kegiatan
pembelajaran On The Job Learning ini dilaksanakan secara mandiri dan
berkomunikasi dengan peserta lain dan fasilitator. Ada dua modul yang
harus dipahami dan dipelajari sebagai referensi dalam menyelesaikan
tagihan-tagihan (lembar kerja / LK)  selama periode On The Job Learning.
Pada pertemuan kesatu yaitu menjelaskan gambaran umum tentang
abad 21, pengertian pembelajaran berbasis STEM, dan pentingnya
pembelajaran berbasis STEM dalam dunia pendidikan.
Pada pertemuan kedua yaitu pemberian materi mengenai langkah-
langkah pembuatan RPP menggunakan pembelajaran berbasis STEM.

C. Produk yang Dihasilkan


a. L.K 2 Karakteristik STEM - EDP
b. L. K 3
c. L.K 4.2.2
d. L.K 5 Soal Hots
e. L.K 6 RPP
f. L.K 7 RTL

6
BAB III
ANGGARAN

No. Keterangan Jumlah


1. Lembur pembuatan laporan Rp 100.000,00
2. Transport pelaporan Rp 100.000,00
3. ATK Rp 97.000,00
4. Banner dan paku Rp 60.000,00
Total Rp 257.000,00

Karangjati, 06 Januari 2019


Ketua Pelaksana Bendahara

Dwi Purwitasari, S.Pd Fitri Widayanti, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK Al-Amnaniyah

Rohmat,S.Ag., M.Pd.I

7
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program diseminasi diklat pembelajaran berbasis STEM sangat
bermanfaat untuk para guru dalam meningkatkan kompetensinya sebagai
pendidik. Menambah pengetahuan dan pemahaman guru tentang
pembelajaran berbasis STEM. Sehingga menghasilkan tenaga pendidik
yang berkualitas.  Karena guru yang bermutu dapat menghasilkan peserta
didik yang berprestasi.

B. SARAN
Guru peserta diseminasi diklat pembelajaran berbasis STEM diharapkan
mampu menerapkan pembelajaran berbasis STEM pada kegiatan belajar
mengajar di kelas, sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di
SMK Al-Amnaniyah Karangjati.

Anda mungkin juga menyukai