Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS

PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR

PUSKESMAS SIKUMANA

Diana T. Tangi Bupu, S.Ked

1508010037

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN IKM-IKKOM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

PUSKESMAS SIKUMANA

KUPANG

2020
LAPORAN KASUS

PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR (P2M)

Diana T. Tangi Bupu, S.Ked

1508010037

IMUNISASI CAMPAK

1. PENDAHULUAN

Campak merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada

anak, sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari

sebelum muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya

ruam.1,2 Campak timbul karena terpapar droplet yang mengandung virus

campak. Sejak program imunisasi campak dicanangkan, jumlah kasus

menurun, namun akhir-akhir ini kembali meningkat(1). Adanya vaksinasi

campak menyebabkan kematian akibat campak mengalami penurunan hingga

78% secara global, dimana Indonesia merupakan salah satu dari negara-

negara dengan kasus campak terbanyak di dunia.(2)

Dalam kurun waktu tahun 2010 - 2015, diperkirakan terdapat 23.164 kasus

campak. Insiden rate campak per 100.000 penduduk di Indonesia pada tahun

2011-2017 menunjukan kecenderungan penurunan dari 9,2 menjadi 5,6 per

100.000 penduduk. Kasus luar biasa (KLB) campak dalam tiga tahun terakhir

hampir di setiap provinsi dengan jumlah provinsi melaporkan KLB

meningkat dari 27 provinsi tahun 2015 menjadi 30 provinsi tahun 2017.

Peningkatan ini diantaranya disebabkan perbaikan kewaspadaan dini terhadap


kasus Campak, yaitu petugas lebih cepat menangkap adanya peningkatan

kasus.(2,3)

Masa penularan penyakit campak terjadi pada 4 hari sebelum rash sampai

4 hari setelah timbul rash. Puncak penularan pada saat gejala awal (fase

prodromal), yaitu pada 1-3 hari pertama sakit. Masa inkubasi terjadi pada 7-

18 hari. Gejala campak ditandai dengan(1) :

a. Demam dengan suhu badan biasanya ≥38oC selama 3 hari atau lebih,

disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau mata

berair

b. Bercak kemerahan/ rash yang dimulai dari belakang telinga

c. Gejala pada tubuh membentuk mukopapular selama 3 hari atau lebih

yang pada kisaran 4-7 hari menjalar ke seluruh tubuh.

d. Khas (patognomonis) ditemukan koplik’s spot atau bercak putih

keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.

Meskipun campak sangat menular dan bisa menyebabkan kematian,

penyakit ini dapat dicegah melalui program Imunisasi. Pengendalian Campak

di Indonesia diawali pada tahun 1982. Program Imunisasi Nasional diperluas

dan mulai menerapkan jadwal standar untuk imunisasi rutin yang mencakup

dosis vaksin Campak diberikan pada usia 9 bulan. Cakupan imunisasi

Campak semakin meningkat sehingga pada tahun 1990 dapat mencapai lebih

dari 90%. Pada tahun 2000, dalam rangka mengatasi KLB dan memberikan

kesempatan kedua bagi anak yang belum diimunisasi atau pun yang belum

terbentuk kekebalannya, maka ditetapkan 3 strategi pengendalian Campak:


 Crash program Campak untuk anak balita di daerah risiko tinggi

 Catch-up campaign Campak untuk anak sekolah

 Introduksi pemberian dosis kedua melalui kegiatan rutin BIAS untuk

kelas satu SD pada tahun berikutnya setelah catch-up campaign(2).

2. PELAKSANAAN KEGIATAN

Nama pasien : An. MP

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 2 tahun 6 bulan

Alamat : Sikumana

Imunisasi : Campak

Waktu : 15 Juli 2020

Tempat : Posyandu Kamboja IIID

3. DOKUMENTASI

Dokter Muda saat memberikan Imunisasi Campak


DAFTAR PUSTAKA

1. Halim RG. Campak pada Anak. 2016;43(3):186–9.

2. Infodatin Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi

Campak Dan Rubella Di Indonesia; 2018

3. Infodatin Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi

Imunisasi di Indonesia; 2016

Anda mungkin juga menyukai