Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP GANGGUANATAU DAMPAK NEGATIF TERHADAP

LINGKUNGAN

Puskesmas merupakan salah satu sumber penghasil lmbah, baik limbah klinis maupun limbah

non klinis. Limbah ini berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Keberadaan limbah yang di

hasilkan oleh puskesmas memerlukan penanganan yang baik sebelum limbah-limbah tersebut dibuang

sehingga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.

Karena limbah yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan gangguan pada ekosistem

dan gangguan kesehatan bagi manusia baik yang berada di dalam maupun diluar lingkungan puskesmas.

Hal ini disebabkan karena karakteristik dari limbah klinis yang infeksius dan berbahaya bagi lingkungan

dan kesehatan manusia.

Dampak terhadap komponen fisik-kimia yang dikelola dan dipantau dalam dokumen ini terjadi

dari dampak : kualitas air tanah, udara, gangguan lalu lintas, infeksi nosokomial, estetika lingkungan dan

sanitasi lingkungan.

1. Kualitas Air Tanah

Kegiatan operasional UPTD Puskesmas Abang I yang menimbulkan dampak terhadap

lingkungan air tanah adalah kegiatan dari rawat jalan dan persalinan. Kegiatan tersebut

menghasilkan limbah cair yang berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas air tanah.

Pengelolaan limbah cair dengan cara ditampung dalam IPAL.

2. Kualitas Udara

Sumber pencemaran udara atau penurunan kualitas udara pada kegiatan Puskesmas Abang

I adalah kegiatan lalu lintas yang keluar masuk lingkungan Puskesmas. Kendaraan yang keluar

masuk Puskesmas Abang I diprediksi akan menyebabkan meningkatnya kadar debu dan polutan

dari emisi kendaraan bermotor. Pengelolaan untuk mengatasi masalah pencemaran udara

dengan cara menanam pohon besar dan rindang.

3. Gangguan Lalu Lintas

Mengingat lokasi Puskesmas Abang I yang berada dijalur lintas alternatif Desa Pidpid-Desa

Abang, maka peningkatan jumlah kendaraan yang keluar masuk lingkungan puskesmas sedikit

banyak akan mempengaruhi lalu lintas terutama pada saat jam sibuk yaitu saat masyarakat

berangkat ketempat aktivitas nya masing-masing dan saat pulang dari tempat aktivitas.
Pengelolaan gangguan lalu lintas dengan cara mengatur kendaraan yang keluar masuk di

lingkungan puskesmas dan parkir kendaraan baik roda dua maupun empat di tempat parkir yang

ada di halaman puskesmas.

4. Infeksi Nosokomial

Sumber infeksi Nosokomial yang ditimbulkan berasal dari kegiatan rawat jalan, dan

pengunjung yang datang karena letaknya dekat dengan pemukiman padat penduduk.

Pengelolaan infeksi nosokomial yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan pelaksanaan

sanitasi lingkungan dengan baik dan pemeriksaan kesehatan bagi pegawai puskesmas Abang I.

Sedangkan pemantauannya dengan melihat jumlah dan frekuensi karyawan/ masyarakat

yang terinfeksi nosokomial yang merupakan salah satu tolok ukur dari dampak infeksi

nosokomial.

5. Estetika Lingkungan

Estetika Lingkungan yang meliputi kebersihan, ketertiban dan keindahan akan dangat

dipengaruhi oleh keberadaan sampah Puskesmas, sampah yang juga ,merupakan limbah

domestik biasanya berupa kertas, karton, kertas bungkus, plastik, kaleng, botol, sisa makanan

dan daun pembungkus.

Pengelolaan estetika lingkungan yang dilakukan adalah dengan meletakkan kotak sampah

disetiap ruangan dan tempat-tempat penghasil sampah yang dilapisi dengan kantong plastik dan

selanjutnya setiap hari dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah.

6. Sanitasi Lingkungan

Sumber dampak berasal dari

- Limbah padat infeksisus berupa jarum suntik (spuit), botol kemasan obat, plastik, kapas

dan verban serta limbah padat non infeksius yang berasal dari kantor administrasi dan

penyapuan/pembersihan.

- Kamar mandi dan tempat penampungan air harus diwaspadai agar terbebas dari jentik

nyamuk

- Penyimpanan barang, terutama gudang jika tidak diatur dengan baik akan mengundang

tikus dan kecoa


- Keberadaan lalat, nyamuk, kecoa dan tikus kemungkinan bukan hanya berasal dari dalam

lingkungan puskesmas tetapi juga berasal dari luar puskesmas.

Pengelolaan sanitasi lingkungan yang dilakukan adalah dengan penbuatan IPAL untuk

penanganan limbah cair, pengelolaan limbah B3 (limbah medis) bekerja sama dengan pihak ke

3, pembersih kamar mandi dan gudang untuk menyimpan barang. Sedangkan pemantauannya

dengan melihat kebersihan dan hieginitas lingkungan yang merupakan salah satu tolok ukur

sanitasi lingkungan
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP GANGGUANATAU DAMPAK NEGATIF TERHADAP
LINGKUNGAN

Puskesmas merupakan salah satu sumber penghasil lmbah, baik limbah klinis maupun limbah

non klinis. Limbah ini berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Keberadaan limbah yang di

hasilkan oleh puskesmas memerlukan penanganan yang baik sebelum limbah-limbah tersebut dibuang

sehingga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.

Karena limbah yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan gangguan pada ekosistem

dan gangguan kesehatan bagi manusia baik yang berada di dalam maupun diluar lingkungan puskesmas.

Hal ini disebabkan karena karakteristik dari limbah klinis yang infeksius dan berbahaya bagi lingkungan

dan kesehatan manusia.

Dampak terhadap komponen fisik-kimia yang dikelola dan dipantau dalam dokumen ini terjadi

dari dampak : kualitas air tanah, udara, gangguan lalu lintas, infeksi nosokomial, estetika lingkungan dan

sanitasi lingkungan.

1. Kualitas Air Tanah

Kegiatan operasional UPTD Puskesmas Abang I yang menimbulkan dampak terhadap

lingkungan air tanah adalah kegiatan dari rawat jalan dan persalinan. Kegiatan tersebut

menghasilkan limbah cair yang berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas air tanah.

Pengelolaan limbah cair dengan cara ditampung dalam IPAL.

2. Kualitas Udara

Sumber pencemaran udara atau penurunan kualitas udara pada kegiatan Puskesmas Abang

I adalah kegiatan lalu lintas yang keluar masuk lingkungan Puskesmas. Kendaraan yang keluar

masuk Puskesmas Abang I diprediksi akan menyebabkan meningkatnya kadar debu dan polutan

dari emisi kendaraan bermotor. Pengelolaan untuk mengatasi masalah pencemaran udara

dengan cara menanam pohon besar dan rindang.

3. Gangguan Lalu Lintas

Mengingat lokasi Puskesmas Abang I yang berada dijalur lintas alternatif Karangasem-

singaraja, maka peningkatan jumlah kendaraan yang keluar masuk lingkungan puskesmas sedikit

banyak akan mempengaruhi lalu lintas terutama pada saat jam sibuk yaitu saat masyarakat

berangkat ketempat aktivitas nya masing-masing dan saat pulang dari tempat aktivitas.
Pengelolaan gangguan lalu lintas dengan cara mengatur kendaraan yang keluar masuk di

lingkungan puskesmas dan parkir kendaraan baik roda dua maupun empat di tempat parkir yang

ada di halaman puskesmas.

4. Infeksi Nosokomial

Sumber infeksi Nosokomial yang ditimbulkan berasal dari kegiatan rawat jalan, dan

pengunjung yang datang karena letaknya dekat dengan pemukiman padat penduduk.

Pengelolaan infeksi nosokomial yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan pelaksanaan

sanitasi lingkungan dengan baik dan pemeriksaan kesehatan bagi pegawai puskesmas Abang I.

Sedangkan pemantauannya dengan melihat jumlah dan frekuensi karyawan/ masyarakat

yang terinfeksi nosokomial yang merupakan salah satu tolok ukur dari dampak infeksi

nosokomial.

5. Estetika Lingkungan

Estetika Lingkungan yang meliputi kebersihan, ketertiban dan keindahan akan dangat

dipengaruhi oleh keberadaan sampah Puskesmas, sampah yang juga ,merupakan limbah

domestik biasanya berupa kertas, karton, kertas bungkus, plastik, kaleng, botol, sisa makanan

dan daun pembungkus.

Pengelolaan estetika lingkungan yang dilakukan adalah dengan meletakkan kotak sampah

disetiap ruangan dan tempat-tempat penghasil sampah yang dilapisi dengan kantong plastik dan

selanjutnya setiap hari dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah.

6. Sanitasi Lingkungan

Sumber dampak berasal dari

- Limbah padat infeksisus berupa jarum suntik (spuit), botol kemasan obat, plastik, kapas

dan verban serta limbah padat non infeksius yang berasal dari kantor administrasi dan

penyapuan/pembersihan.

- Kamar mandi dan tempat penampungan air harus diwaspadai agar terbebas dari jentik

nyamuk

- Penyimpanan barang, terutama gudang jika tidak diatur dengan baik akan mengundang

tikus dan kecoa


- Keberadaan lalat, nyamuk, kecoa dan tikus kemungkinan bukan hanya berasal dari dalam

lingkungan puskesmas tetapi juga berasal dari luar puskesmas.

Pengelolaan sanitasi lingkungan yang dilakukan adalah dengan penbuatan IPAL untuk

penanganan limbah cair, pengelolaan limbah B3 (limbah medis) bekerja sama dengan pihak ke

3, pembersih kamar mandi dan gudang untuk menyimpan barang. Sedangkan pemantauannya

dengan melihat kebersihan dan hieginitas lingkungan yang merupakan salah satu tolok ukur

sanitasi lingkungan

Anda mungkin juga menyukai