Anda di halaman 1dari 7

BUSINESS ETHICS – SEMBA 38 A

Dosen pengampu: Zuni Barokah, M.Comm., Ph.D., CA


September 2022

CASE 1 - TRAIDOS BANK AND ROCHE’S DRUG TRIALS IN CHINA

Group 5
21/490639/PEK/28274 Novista Sarastia
21/490670/PEK/28281 Dicky Dharmawan Susanto
21/490830/PEK/28340 I Wayan Arya Ngudiana
21/489873/PEK/28032 Muhammad Fachri Nasution

(1) Case Summary

Traidos Bank merupakan sebuah lembaga keuangan kecil Inggris. Mereka merupakan “bank
etis yang menawarkan rekening tabungan dan investasi" dan mengklaim diri sebagai "bank
etis dan berkelanjutan terkemuka di dunia." Traidos menyatakan bahwa pengambilan
keputusan sehari-hari dipandu oleh enam prinsip, diantaranya: (1) Mempromosikan
pembangunan berkelanjutan – dengan mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan
keuangan. (2) Menghormati dan mematuhi hukum – di setiap negara tempat mereka berbisnis
(3) Menghormati hak asasi manusia – individu, dan dalam masyarakat dan budaya yang
berbeda; mendukung tujuan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB (4) Menghormati
lingkungan – melakukan semua yang kita bisa untuk menciptakan dan mendorong dampak
lingkungan yang positif (5) Bertanggung jawab – kepada siapa pun atas apa pun yang kita
lakukan (6) Meningkatkan terus-menerus – selalu mencari cara yang lebih baik dalam
melakukan sesuatu di setiap area bisnis.

Pada tahun 2009, Traidos Bank menentukan bahwa perusahaan farmasi tersebut memenuhi
kriteria etika bank dan memenuhi syarat untuk memasukkan sahamnya ke dalam portofolio
investasi bank. Roche dinilai transparan tentang masalah keberlanjutan, komprehensif
mengenai rekayasa genetika dan pedoman etika yang jelas untuk uji klinis, memiliki sistem
untuk memantau dan menegakkan standar sosial dalam rantai pasokannya, dan mendukung
pemasok dengan sistem manajemen lingkungan bersertifikat dan memiliki target ambisius
untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca.

Pada Januari 2010, Traidos Bank memutuskan Roche tidak lagi memenuhi kriteria etisnya.
Hal ini karena Roche sedang menguji obat CellCept yang merupakan obat yang mencegah
sistem kekebalan pasien menolak organ yang telah ditransplantasikan ke pasien dan
ditemukan 90 persen dari semua transplantasi organ di China berasal dari tahanan yang
dieksekusi.

Sedangkan, pada Mei 2007, pemerintah China melarang penjualan organ tubuh manusia dan
mengharuskan pendonor yang masih hidup hanya dapat mendonorkan organ mereka kepada
pasangan, kerabat sedarah, atau anggota keluarga angkat dan tiri. Diketahui juga bahwa
sebagian besar tahanan China adalah pembangkang politik atau mereka yang dipenjara
karena keyakinan agama atau politik mereka dan bukan karena mereka telah melanggar
hukum atau merugikan orang lain.

Pasalnya, sejak tahun 2006, Falun Gong, sebuah kelompok spiritual kuasi-Buddha Tiongkok
yang dilarang pada tahun 1999 dan sekarang secara aktif dianiaya oleh pemerintah, telah
memberikan bukti yang dapat dipercaya bahwa banyak dari ratusan ribu anggota mereka
dipenjarakan oleh pemerintah Tiongkok dan yang kemudian "menghilang," telah dibunuh
untuk diambil organnya yang kemudian dijual atau diberikan kepada calon transplantasi.

Pada musim panas 2010, kelompok hak asasi manusia mengumumkan bahwa penyelidikan
mereka telah menemukan bukti bahwa lebih dari 9.000 anggota Falun Gong telah dieksekusi
di penjara Tiongkok karena kornea mata, paru-paru, hati, ginjal, dan kulit mereka. Anggota
kelompok agama lain yang dipenjara termasuk Kristen, Muslim, dan Buddha Tibet juga telah
dipenjara dan dieksekusi untuk diambil organnya.

Hal tersebut yang mendasari Traidos Bank pada 23 September 2010, secara terbuka
mengumumkan bahwa mereka telah mengeluarkan raksasa farmasi Swiss, Roche, dari
portofolio investasinya karena percobaan dengan organ transplantasi di China tidak
memenuhi kriteria yang ditetapkan Traidos Bank untuk dapat lolos seleksi penempatan
investasi.

Uji coba yang Roche lakukan termasuk kegiatan yang tidak etis sehingga hal ini bertentangan
dengan prinsip dan nilai yang dimiliki oleh Traidos Bank karena perusahaan bukan hanya
bertindak berdasarkan tujuan namun juga memiliki tanggung jawab social dan moral.
(2) Identifikasi atas dilemma etika

Terdapat beberapa dilemma etika diantaranya:

a. Traidos Bank yang mengklaim diri sebagai bank etis dan berkelanjutan terkemuka di
dunia menilai perusahaan farmasi Roche tampak menjanjikan tambahan yang luar
biasa untuk portofolio dana investasi perusahaan namun di sisi lain Roche
mendapatkan penghargaan yang menyebutkan bahwa Roche berperilaku sosial atau
ekologis yang tidak etis.
b. Roche merupakan perusahaan farmasi dengan kinerja terbaik 50% dari perusahaan
farmasi di Eropa namun uji obat CellCept yang dilakukan Roche di China 90 persen
dari seluruh transplantasi organ tersebut berasal dari tahanan yang dieksekusi.
c. Roche merasa bahwa kebaikan yang lebih besar akan terlayani dengan melanjutkan
tes obatnya meskipun banyak organ transplantasi pada pasien tesnya diambil dari
tahanan. Jika tidak, ribuan pasien transplantasi Tiongkok di masa depan tidak hanya
akan kehilangan manfaat dari obat tersebut, tetapi dalam banyak kasus akan menderita
akibat yang berbahaya dan mahal karena mereka membutuhkan obat tersebut tetapi
tidak akan tersedia.

Dari beberapa dilemma yang disebutkan diatas, kelompok kami berpandangan bahwa
perusahaan bukan hanya bertindak berdasarkan tujuan yang dibuat dengan sengaja tanpa
memerhatikan norma dan etika melainkan perusahaan mempunyai hak dan kewajiban moral,
serta bertanggung jawab secara moral. Maka etika harus dilbatkan pada setiap keputusan
bisnis.

Self-claim Traidos Bank sebagai sebagai bank etis dan berkelanjutan terkemuka di dunia
menilai perusahaan farmasi harus teguh pendirian dengan prinsip dan etika yang dianutnya
sehingga walaupun Roche tampak menjanjikan tambahan income pada portofolio dana
investasi perusahaan namun penghargaan yang menyebutkan bahwa Roche berperilaku sosial
atau ekologis yang tidak etis harus dieliminasi dari daftar kliennya.

Kinerja Roche sebagai perusahaan farmasi di Eropa dikenal baik namun uji obat CellCept
yang dilakukan Roche di China 90 persen dari seluruh transplantasi organ tersebut berasal
dari tahanan yang dieksekusi. Mayoritas tahanan tersebut adalah pembangkang politik atau
mereka yang dipenjara karena keyakinan agama atau politik mereka dan bukan karena
mereka telah melanggar hukum atau merugikan orang lain. Karena Falun Gong, sebuah
kelompok spiritual kuasi-Buddha Tiongkok yang dilarang pada tahun 1999 dan sekarang
secara aktif dianiaya oleh pemerintah, telah memberikan bukti yang dapat dipercaya bahwa
banyak dari ratusan ribu anggota mereka dipenjarakan oleh pemerintah Tiongkok dan yang
kemudian "menghilang," telah dibunuh untuk diambil organnya yang kemudian dijual atau
diberikan kepada calon transplantasi. Roche dalam hal ini harus lebih memerhatikan nilai
yang secara universal dihormati oleh sebagian besar kelompok dan budaya di seluruh dunia.

Kategori kasus ini berada di level paska-konvensional stage ke enam yakni tindakan yang
benar datang untuk didefinisikan dalam hal prinsip-prinsip moral yang dipilih karena
kewajaran, universalitas, dan konsistensinya. Yang merupakan prinsip-prinsip moral umum
yang berhubungan, misalny keadilan, kesejahteraan sosial, hak asasi manusia, penghormatan
terhadap manusia martabat, atau memperlakukan orang sebagai tujuan dalam diri mereka
sendiri. Perusahaan harus dapat melihat prinsip-prinsip ini sebagai kriteria untuk
mengevaluasi semua norma dan nilai yang diterima secara sosial.

(3) Stakeholders yang terdampak

Pada kasus tersebut stakeholders yang terdampak adalah:

a. Para tahanan di China yang dirampas hak kebebasaanya, untuk diambil organ
dalamnya secara paksa.
b. Roche yang kehilangan salah satu sumber pendanaannya yaitu Bank Traidos
c. Para pemangku kepentingan Roche (karyawan maupun pemegang saham) akan
dianggap tidak memiliki moral dan etika dikarenakan perusahaannya dianggap tidak
bertanggung jawab secara moral dan melanggar etika.
d. Bank Traidos yang hampir saja ikut kehilangan kepercayaan dari nasabahnya jika
Bank Traidos tidak cepat untuk memutuskan mengeluarkan Roche.
(4) Jawaban atas pertanyaan pada kasus

1. Jelaskan bagaimana utilitarianisme dapat memberikan pembelaan bagi Roche dan


bagaimana etika berbasis hak malah dapat mengutuk percobaan obat-obatan Roche di Cina.
Manakah dari dua pendekatan ini yang lebih kuat atau lebih masuk akal? Jelaskan alasan dari
jawaban Anda.

Jawab:

Pada kasus bank Traidos dan percobaan obat oleh Roche di Cina. Terjadi konflik etika ketika
Roche melakukan pengetesan obat CellCept pada pasien transplantasi di Cina dan sumber
pendonor transplant bisa dari tahanan di Cina yang diambil secara paksa organnya. Hukum di
cina mengharuskan agar seluruh pengobatan yang akan diimplementasikan harus
diujicobakan pada pasien cina.

Pada konsep utilitarian dengan menghitung hasil akhir utilitas sosial. Tindakan dengan
mengambil organ dari para tahanan penjara atau ‘brain dead’ sebenarnya dari sisi cost
terhitung murah. Para tahanan dapat dianggap sudah tidak dapat berkontribusi lagi untuk
masyarakat, dari sisi cost bagi Roche dalam hal penyediaan organ dari para tahanan pun lebih
murah dibandingkan dengan organ yang didapatkan sesuai dengan hukum eropa yang
berlaku. Dari sisi benefit kemudahan dalam mendapatkan organ dari para tahanan akan
membuat ribuan masyarakat yang membutuhkan transplantasi sangat terbantu oleh kebijakan
ini. Maka jika dilihat dari konsep utilitarian, hal yang dilakukan oleh Roche sudah tepat dan
memiki utilitas sosial yang posiitf.

Pada konsep hak, kita harus melihat bahwa seluruh individu dipandang memiliki hak yang
sama. Pada kasus ini kita bisa mengkerucutkan hak yang maksud adalah hak untuk hidup dan
bebas memiliki keinginan bebas. Masalah hak tersebut muncul saat organ transplantasi yang
digunakan berasal dari tahanan yang dipaksa atau dengan persetujuan tahanan dengan
paksaan. Dengan menggunakan imperatif kategoris milik Kant, kita bisa menggunakn konsep
universalizability dan reversibility. Menurut universalizability, tindakan pemaksaan
persetujuan agar organnya dapat diambil. Apakah hal tersebut bisa diterapkan oleh semua
orang didunia ini. Jawabannya adalah tidak. Selanjutnya dengan konsep reversibility, bila kita
menjadi tahanan yang dipaksa agar organ kita diambil secara paksa, apakah kita mau. Tentu
jawabannya adalah tidak. Dengan menggunakan formulasi kedua dari imperatif kategoris
milik Kant disebutkan bahwa kita harus memperlakukan manusia secara humanis seutuhnya.
Hal ini memiliki arti bahwa kita harus menghormati hak keinginan bebas seutuhnya bagi
suatu individu dan tidak membohongi mereka atau memaksa lalu menghilangkan hak
keinginan bebas mereka. Formulasi kedua milik kant ini sudah dilanggar dengan memaksa
persetujuan para narapidana untuk mendonorkan organ mereka.

2. Apakah etis bagi Roche untuk terus menguji CellCept pada pasien transplantasi China?

Jawab:

Menurut kami etika berdasarkan hak menjadi yang paling masuk akal dalam kasus ini. Saat
Roche akan berinvestasi disuatu negara, seharusnya perusahaan dapat mempelajari peraturan
atau kebijakan yang ada dinegara tersebut. Terlihat pada kasus bahwa China masih memiliki
banyak kekurangan perihal pengendalian pemaksaan pengambilan organ secara paksa dari
para tahanan. Walaupun pada tahun 2007 pemerintah Cina sudah melakuakan pelarangan
untuk pengambilan organ secara paksa tersebut, tetapi pada tahun 2010 terdapat laporan
bahwa ribuan etnis tertentu dicina telah diambil secara paksa organ tubuhnya. Oleh karena itu
Roche yang seharusnya dapat memandang hak hidup setiap individu adalah suatu hal yang
sangat penting, sebelum berinvestasi di China harus mempertimbangkan dampak sosial dan
hukum yang ada di Negara tersebut dan dengan tegas menolak berivestasi di China apabila
permasalahan pengambilan organ secara paksa ini terus berlanjut dan tidak menemukan titik
terang atau penyelesaian yang tepat.

3. Apakah Traidos Bank secara etis dibenarkan untuk mengeluarkan saham Roche dari dana
yang ditawarkan kepada pelanggannya? Mempertimbangkan jawaban Anda sehubungan
dengan tugas bank untuk menginvestasikan uang dengan bijak dan berdasarkan
kesimpulannya sendiri bahwa Roche adalah di antara "50% perusahaan farmasi dengan
kinerja terbaik di Eropa," adalah "transparan tentang masalah keberlanjutan," memiliki
"posisi komprehensif mengenai rekayasa genetika dan pedoman etika yang jelas untuk uji
klinis," menegakkan "standar" yang tinggi untuk pemasoknya, dan berusaha untuk
"mengurangi konsumsi energi dan misi gas rumah kaca."

Jawab:

Dikarenakan menurut kami yang paling masuk akal dikasus ini adalah dari sisi hak. Maka
Roche seharusnya menghentikan melakukan pengetesan CellCept pada pasien transplantasi
China hingga pemerintah China dapat memastikan bawwa tidak ada lagi hasil dari transaplasi
organ yang diambil secara paksa. Walaupun hal ini akan berdampak buruk pada pasien yang
membutuhkan transplantasi, tetapi hal ini tetap tak sebanding dengan ribuan hak keinginan
bebas yang diambil secara paksa organ tubuhnya. Diharapkan dari penghentian tindakan
pengetesan Roche ini sendiri akan mendorong pemerintah China untuk membuat regulasi
yang lebih ketat lagi.

Dalam hal tindakan bank Traidos mengeluarkan saham Roche dari para kustomernya.
Menurut kami hal ini sudah benar. Walapun Roche termasuk the best perfoming 50% of
pharmaceutical companies in Europe & enforced high standar for its suppliers, tetap Roche
igagal atau kurang baik dalam menginvestigasi temuan-temuan di Cina tentang pengambilan
paksa organ tubuh. Bank Traidos yang memiliki prinsp respect human right sudah sangat
tepat untuk mengeluarkan Roche, karena bila tidak dikeluarkan hal ini justru akan membuat
bank Traidos dipertanyakan tindakannya yang tidak selaras dengan prinsip-prinsipnya, dan
akan membuat bank Traidos ditinggalkan konsumennya.

4. Apakah standar etika Traidos Bank ditetapkan terlalu tinggi?

Jawab:

Menurut kami standar etika bank Traidos dapat dikatakan tinggi. Walaupun menggunakan
sudah etika relativisme dimana etika yang berlaku di Eropa dan di China dihubung-
hubungkan, tetapi tetap kita tidak bisa mengorbankan ribuan orang d China dipaksa untuk
diambil organ tubuhnya. Kebebasan ialah hak seluruh individu dan pengambilan paksa
kebebasan untuk hidup tidak bisa dibenarkan. Hak kebebsan di eropa dan di Cina adalah
sama, bersifat universalizability dan reversibility.

Anda mungkin juga menyukai