Anda di halaman 1dari 6

BUSINESS ETHICS – SEMBA 38 A

Dosen pengampu: Zuni Barokah, M.Comm., Ph.D., CA


September 2022

CASE 2 - THE GM BAILOUT

Group 5

21/490639/PEK/28274 Novista Sarastia

21/490670/PEK/28281 Dicky Dharmawan Susanto

21/490830/PEK/28340 I Wayan Arya Ngudiana

21/489873/PEK/28032 Muhammad Fachri Nasution

(1) Case Summary

Pada pertengahan Desember 2008, GM, perusahaan manufaktur otomotif terbesar kedua di
dunia mengalami kerugian USD 2 juta dalam satu bulan. Rick Wagoner yang sudah menjabat
sebagai CEO sejak tahun 2000, sudah menyadari bahwa GM sudah tidak memiliki cukup
dana untuk bertahan lebih lama. Total GM sudah mengalami kerugian sebesar USD 80 juta
dalam 4 tahun terakhir.

Wagoner merupakan pribadi yang berdedikasi, ramah, dan sangat disukai oleh sekitar. Sejak
lulus MBA dari Harvard University, Wagoner bergabung dengan GM dan pada tahun 2000
menjadi CEO termuda dalam sejarah perusahaan.

Wagoner beranggapan kerugian yang menimpa GM berasal dari beberapa sumber. Krisis
finansial pada 2008 dianggap sebagai faktor yang paling signifikan dan menyebabkan
berkurangnya penjualan dari semua perusahaan otomotif. Bank-bank bermasalah mulai
mengurangi pinjaman kepada masyarakat salah satunya pinjaman untuk pembelian
kendaraan. GM tidak mengantisipasi kondisi ini dan pada 2006 menjual mayoritas
kepemilikan sahamnya di GMAC yang menyediakan pinjaman kendaraan yang murah dan
mudah. Cerberus, sebagai pemilik baru menolak GMAC memberikan pinjaman dengan pola
yang sama seperti sebelumnya sehingga semakin berdampak negatif bagi penjualan GM.
Di sisi lain, GM memiliki beban biaya tenaga kerja yang jauh lebih tinggi dibanding pesaing
pada industri otomotif lainnya. Misalnya jika dibandingkan dengan Toyota, GM memiliki
beban tenaga kerja lebih tinggi 30% dibandingkan dengan Toyota.

Jika dilihat lebih dalam, masalah utama yang menyebabkan kemunduran GM karena sangat
tergantung dan fokus pada kendaraan SUVnya. Sementara, perusahaan Jepang dapat
memproduksi mobil yang lebih kecil dan lebih murah dan menyebabkan GM harus
mengurangi margin profitnya agar dapat berkompetisi. Kemunduran daya jual SUV ini
dikarenakan kenaikan harga BBM dibanding pada masa jayanya sehingga konsumen perlu
mengeluarkan biaya operasional yang lebih tinggi jika menggunakan SUV dibanding mobil
kecil.

Untuk menyelamatkan perusahaan, Wagoner bersama CEO Chrysler & Ford berusaha untuk
mendapatkan TARP atau Troubled Asset Relief Program yang merupakan bentuk pendanaan
dari pemerintah US untuk menyelamatkan industri keuangan yang sedang jatuh saat itu.
Wagoner memiliki keyakinan bahwa industri otomotif juga bisa mendapatkan pendanaan
tersebut. Setelah dilakukan analisa, kejatuhan industri otomotif dapat menyebabkan
penurunan real GDP sebesar 1% dan 1.1 juta orang terancam kehilangan pekerjaannya.
Dengan pertimbangan ini, GM & Chrysler akhirnya bisa mendapatkan fasilitas TARP dari
US Treasury ini, sementara Ford masih yakin untuk bisa bertahan.

Banyak pihak yang mempertanyakan kebijakan ini dikarenakan tidak sesuai dengan konsep
pasar bebas dan dapat berubah menjadi paham sosialis. Perubahan konsep ekonomi yang
mengarah ke sosialis ini dikhawatirkan akan menimbulkan bahaya bagi perekonomian negara
dan melukai asas kebebasan yang selama ini dianut oleh warga Amerika.

Setelah pergantian Presiden Amerika, GM diminta membuat rencana jangka panjang terkait
kelangsungan hidup perusahaan. Dalam hal ini, GM perlu melakukan negosiasi dengan
asosiasi pekerja untuk kemungkinan mengurangi biaya gaji karyawan dan dengan kreditor
dengan harapan untuk mengurangi beban hutang sesuai yang disarankan pemerintah US. Saat
kedua hal ini mengalami kegagalan, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan GM adalah
dengan mendeklarasikan bangkrut. Jalan ini akhirnya diambil dan dengan sangat menyesal
Wagoner mengundurkan diri dari jabatan CEO pada 30 Maret 2009.
Pada 1 Juni 2009, GM akhirnya dinyatakan bangkrut dan berganti nama menjadi General
Motors, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah US. GM bukan satu-satunya
perusahaan yang berbagi kepemilikannya dengan pemerintah US selama krisis keuangan
tersebut. Sebuah artikel yang ditulis oleh Michael Winter menyatakan, Sistem Bailout yang
dilakukan saat itu dapat dikategorikan sebagai super-sosialis dengan adanya: re-distribusi
upah/kesejarteraan karyawan, peningkatan kontrol atas modal perusahaan, bahkan dalam hal
ini pemerintah sebagai pemilik modal.

(2) Identifikasi atas dilema etika

Terdapat beberapa dilema etika diantaranya:

a. Sebagai negara yang menganut paham free-market, perusahaan otomotif selalu


berusaha untuk memperkaya dirinya sendiri dan menikmati segala keuntungan
usahanya secara maksimal. Namun, ketika mengalami kerugian yang dapat berujung
kebangkrutan, perusahaan berusaha berlindung pada pemerintah yang sebenarnya
tidak sesuai dengan konsep ekonomi yang dianut oleh Amerika. Rick Wagoner
berusaha mencari celah dalam kebijakan US Treasury dalam hal ini TARP yang
awalnya hanya diberikan bagi lembaga keuangan yang terdampak krisis. Dengan
mempertimbangkan penurunan real GDP dan dampak pengangguran yang dapat
ditimbulkan, pemerintah akhirnya menyetujui pengajuan TARP ini.
b. Untuk menyelamatkan perusahaan, pemerintah menyarankan GM motor untuk
bernegosiasi dengan kreditor dan karyawan untuk pemotongan beban hutang dan gaji.
Hal ini secara tidak langsung memperlihatkan intervensi pemerintah terhadap
kesejahteraan dari stakeholders.
c. Rick Wagoner yang sebenarnya masih sangat ingin berkontribusi bagi perusahaan
mampu untuk mengalahkan egonya dan mundur dari jabatan CEO untuk keselamatan
perusahaan dan karyawan di dalamnya.

(3) Stakeholders yang terdampak

Dalam kasus ini, stakeholders yang terdampak antara lain:

a. Kreditor GM. Opsi bangkrut yang akhirnya dipilih menyebabkan kreditor harus ikut
menanggung beban dari kegagalan operasional yang terjadi pada GM.
b. Masyarakat US. Bailout ini melukai pedoman ekonomi yang dianut oleh masyarakat
AS dan mencederai asas kehidupan bebas yang selama ini dianut. Pendanaan TARP
yang menggunakan uang pemerintah ini juga dilakukan dengan dana negara yang
salah satunya bersumber dari pajak yang dibayarkan masyarakat.
c. Karyawan GM. Opsi kebangkrutan dan re-branding GM menjadi General Motor
berdampak pada pengurangan karyawan bahkan sampai level TOP Management.
Dampak PHK yang terjadi ini juga menjadi masalah baru bagi karyawan terdampak di
tengah kondisi krisis finansial yang sedang terjadi saat itu.

(4) Jawaban atas pertanyaan pada kasus

a. How would Locke, Smith, and Marx evaluate the various events in this case?
Locke yang meyakini adanya kebebasan bagi semua orang untuk memaksimalkan
potensinya cenderung tidak sesuai dengan apa yang dilakukan oleh GM dengan
melibatkan negara untuk menyelamatkan kepentingan perusahaannya. Dalam hal ini
terjadi akibat konflik yang terjadi ketika hak kebebasan positif yang dimiliki oleh GM
untuk menghasilkan profit secara optimal berubah menjadi kebebasan negatif karena
GM akhirnya meminta bantuan negara karena kesalahan tata kelola perusahaannya.
Dana negara dalam hal ini dapat dikategorikan dana dari seluruh masyarakat Amerika
yang belum tentu ikut menikmati hasil usaha GM selama ini.

Dalam Teori Smith, aksi yang dilakukan oleh GM ini juga tidak sesuai dengan asas
pasar kompetitif yang diusung oleh Smith. Saat pemerintah membantu GM,
pemerintah secara langsung bertentangan dengan hal ini karena kerugian yang dialami
GM dikarenakan GM tidak mampu berkompetisi dengan manufaktur lain yang lebih
efisien. GM juga gagal mengalokasikan sumber dayanya untuk mencapai profit yang
maksimal sesuai pedoman Smith. Campur tangan pemerintah dalam hal ini terlihat
mengarah ke kerugian kreditur GM dan para karyawannya dengan arahan untuk
mengurangi beban hutang & gaji karyawan/pensiunan GM. Pada poin ini juga terkait
dengan teori Mark, dimana ketika pemerintah berusaha menyelamatkan perusahaan,
hak-hak dari pekerja dan investor/kreditur ikut dikorbankan. Penetapan bangkrut
menyebabkan kreditur mengalami kerugian yang sangat besar namun pemerintah
tetap dapat memiliki hak atas re-branding GM motor. Hal ini sangat tidak sesuai
dengan asas distribusi kesejahteraan yang adil karena kreditur dan karyawan menjadi
pihak yang paling dirugikan.

b. Explain the ideologies implied by the statements of: the letter to the U.S.
Congress signed by 100 leading economists, Joseph Stiglitz, Bob Corker, the
Republican resolution on the bailouts, Robert Higgs, and Michael Winther.
Surat tersebut adalah bentuk pernyataan ketidaksetujuan para ahli ekonomi ternama
untuk mementahkan rencana persetujuan U.S. Congress untuk melakukan bailout
kebangkrutan General Motors dengan anggapan bahwa intervensi pemerintah
terhadap U.S. Market yang menganut free market economy adalah sebuah
pelanggaran yang dapat mengganggu pergerakan bebas pasar dan mengarah menjadi
socialist economy system yang pergerakan pasar ditentukan oleh pemerintah. Diduga
tampaknya hal ini menjadi sebuah kartu politik yang dimainkan oleh partai incumbent
untuk memuluskan agenda politik juga menarik simpati masyarakat U.S. secara luas
dengan membangun narasi bailout GM melanggar kesetaraan hak dan kebebasan serta
campur tangan pemerintah akan menurunkan kesejahteraan masyarakat. Bisa juga
surat tersebut adalah salah satu alat politik untuk menekan GM agar memberikan
kontribusi politik ke Republican

c. In your view should the GM bailout have been done? Explain why or why not.
Was the bailout ethical in terms of utilitarianism, justice, rights, and caring?
Menurut kami, tindakan bailout ini perlu dilakukan dan sudah sesuai dengan asas
utilitarianism dan pemerintah sudah melakukan cost and benefit analysis di awal
dengan mempertimbangkan penurunan GDP serta kenaikan potensi angka
pengangguran jika GM sebagai perusahaan otomotif terbesar kedua di dunia tidak
diselamatkan. Memang cenderung bertentangan dengan asas justice karena
sebelumnya profit yang dihasilkan hanya dinikmati oleh perusahaan sendiri. Selain
itu, ketika perusahaan dinyatakan bangkrut dan berganti nama menjadi General
Motors, kreditur harus menanggung kerugian karena beban hutangnya hanya dapat
dibayar sebagian.

d. In your judgement, was it good or bad for the government to take ownership of
61 percent of GM? Explain why or why not in terms of the theories of Lock,
Smith, and Marx.
Proses bailout oleh pemerintah terhadap GM pada dasarnya adalah proses pembelian
kepemilikan GM dengan penyertaan modal pemerintah, sehingga ketika kepemilikan
terbesar sebagai pengendali adalah sah dan dibenarkan menurut teori Lock dengan
tetap adanya pengakuan kepemilikan GM. Diharapkan intervensi pemerintah ini tidak
sampai mengatur kehendak bebas pasar, hanya sebatas untuk menyehatkan GM agar
dapat kembali mencapai potensi optimal di pasar bebas yang kompetitif.

Anda mungkin juga menyukai