Anda di halaman 1dari 9

Siapa yang sangka ternyata perusahaan sebesar General Motors (GM) sudah salah urus sejak lama sehingga

mengakibatkan perusahaan itu menjadi bangkrut dan nyaris hilang dari permukaan bumi? Aneh memang, apalagi
mengingat pengalaman para direksi mereka yang luar biasa di industri otomotif dan kemampuan perusahaan untuk
membayar konsultan manajemen kelas kakap. Tapi itulah kesimpulan dari buku yang berjudul “American
Turnaround: reinventing AT&T and GM and the way to do business” yang ditulis oleh Ed Whitacre.
Ed Whitacre adalah pengganti dari Rick Wagoner sebagai chairman di GM setelah Wagoner dianggap gagal oleh
Gedung Putih untuk melakukan perubahan di GM. Ed yang tidak memiliki latar belakang di industri otomotif
sebenarnya ragu untuk menggantikan Wagoner yang jauh lebih berpengalaman di bidang itu. Namun, ada 2 hal yang
membuatnya lantas menjadi percaya diri. Yang pertama adalah kenyataan bahwa para pakar otomotif itulah yang
sebenarnya menjerumuskan GM ke lubang kehancuran. Yang kedua, GM adalah ikon Amerika dan menyelamatkan
GM merupakan tindakan patriotis bagi Ed. Alasan yang kedua ini memang agak sentimental, tetapi sebenarnya
itulah yang akhirnya membuat Ed menjadi mantap untuk menghadapi tantangan di GM.

Berdasarkan catatannya, Ed menyimpulkan bahwa salah urus tersebut sudah mulai kelihatan sejak tahun 80an di
mana GM memproduksi mobil-mobil yang tidak laku di pasaran dan terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya.
Akibatnya, GM kehilangan pangsa pasarnya di Amerika, dari yang semula 50% di tahun 1960 menjadi sekitar 22%
di tahun 2000an. Secara global, GM kalah dari Toyota yang dulu bukan apa-apa bagi GM. Pangsa pasar GM secara
global kini hanya tinggal 12,4%, kalah dari Toyota yang menguasai 12,5%. Para direksi mulai mencari-cari alasan.
Mulai dari menyalahkan keadaan ekonomi, harga minyak yang melonjak drastis, sampai alasan kurang beruntung.
Pemasukan terus menurun, tapi gaji tidak turun, bahkan cenderung naik. Selama 5 tahun, GM tidak pernah
membukukan keuntungan. Hasilnya sudah pasti bisa ditebak. GM semakin mantab, alias makan tabungan.
Perusahaan ini kehilangan tabungannya sebanyak 82 milyar dolar gara-gara harus mempertahankan gaji direksi dan
karyawannya di tengah pemasukan yang kian turun.  Nilai saham pun anjlok sebanyak 95% dari harga semula. Di
tengah krisis ekonomi tersebut, tidak ada satupun yang mau membeli saham GM. Pada bulan Juni 2009, GM
mendaftarkan diri sebagai salah satu perusahaan yang bangkrut dengan nilai hutang sebesar 172 milyar dolar yang
tidak bisa dibayar dengan aset yang cuma sebesar 82 milyar dolar.

Ed tidak percaya atas apa yang Ia temukan di GM. Para direksi rupanya tidak menganggap ada masalah. Mereka
berpendapat bahwa everything will be back to normal, tapi tidak tahu kapan. Mereka menjalankan business as usual,
tidak ada gebrakan yang fenomenal. Struktur organisasi tidak ada. Setiap orang yang ditanya mengenai
pekerjaannya memberikan jawaban yang ambigu, tidak jelas apa sebenarnya yang dikerjakan oleh mereka. Banyak
yang akhirnya frustrasi, demotivated, dan kehilangan orientasi. Rapat direksi bisa berlangsung berjam-jam, bahkan
sampai menghabiskan 1 hari tanpa hasil apapun. Beda sekali dengan pengalaman Ed sewaktu Ia menjadi CEO dari
AT&T. Setiap rapat direksi harus selesai dengan keputusan dalam waktu tidak lebih lama dari 3 jam. Hal ini yang
membuat AT&T terus tumbuh dan menjadi perusahaan yang besar di Amerika. Apa yang dibicarakan di rapat-rapat
direksi GM adalah sesuatu di luar krisis. Mereka tidak pernah membicarakan keadaan keuangan mereka, besarnya
pangsa pasar mereka saat ini dan hal-hal fundamental lainnya.

Lalu apa modal Ed untuk bisa memutarbalikkan keadaan? Hutang sudah sedemikian banyak, organisasi kacau balau,
dan dukungan dari direksi sulit diharapkan. Semua kenyataan itu semakin memojokkan Ed untuk bisa membuktikan
bahwa dirinya mampu membawa GM kembali ke kejayaan mereka. Di tengah kemelut yang dihadapi GM, Ed
memiliki sebuah harapan. Harapan Ed terletak pada karyawan GM yang sebenarnya sangat berbakat dan
bersemangat, namun tersia-siakan oleh karena tidak ada yang memompa semangat mereka di perusahaan. Ed
menuliskan bahwa “GM management had not communicated to employees that they important, that they mattered”
(hal. 197). Tidak ada yang membimbing mereka untuk menjadi leader di perusahaan. “GM didn’t spend much time
on talent development” seperti yang ditulis Ed di halaman 179 dari buku ini. Selain karyawan yang berpotensi, Ed
mendapatkan kepercayaan penuh dari Gedung Putih untuk melakukannya dengan caranya sendiri. Tidak ada
intervensi. Ed memiliki kekuasaan penuh untuk memecat orang-orang di GM yang tidak satu visi dengannya.

Buku ini berkisah tentang pengalaman Ed Whitacre dalam merombak manajemen di GM sehingga berhasil
mencatatkan keuntungan di tahun 2010, hanya 1 tahun sejak Ed menjadi CEO di perusahaan mobil terbesar di
Amerika itu. Mengapa para CEO lainnya tidak bisa melakukannya? Apa yang spesial dari Ed sehingga Ia mampu
melakukan itu?
Ternyata sangat sederhana dan Ed selalu membuat sesuatu menjadi sangat sederhana. Ed Whitacre memimpin GM
dengan semangat Mendesain, Membangun dan Menjual Kendaraan Terbaik di Dunia (hal. 191). Tidak lebih dari itu
dan Ed sangat fokus kepada prinsipnya itu. Tetapi dari hal yang sederhana itulah Ed berhasil menyuntikkan
semangat baru di semua lini organisasi, dari atas sampai bawah. Kepemimpinan Ed adalah kepemimpinan yang
humanistis. Ed mampu membuat orang yakin bahwa mereka sangat penting bagi perusahaan. Ia mampu
membangkitkan moral karyawannya dan mendapatkan dukungan dari mereka. Ed berhasil menemukan orang-orang
terbaiknya di GM dan berjuang bersama-sama untuk kemajuan GM. Ed bahkan berani memberikan jaminan kepada
konsumen bahwa jika kendaraan yang diproduksi GM tidak lebih baik daripada merek lainnya, mereka bisa
mengembalikan kendaraan tersebut dan memperoleh uang mereka kembali dalam waktu 60 hari setelah pembelian.
“Put us to the test. Put us up against anyone. And may the best car win ” (hal. 224), itulah kata-kata Ed kepada
seluruh calon pembeli mobil di Amerika. Ed memperbaiki manajemen organisasi dan berjuang dengan modal
seadanya. Hasilnya luar biasa. Kepercayaan konsumen meningkat dan GM berhasil membayar pinjaman ke
pemerintah dari hasil penjualan mobil mereka. Keberhasilan itu disampaikan oleh Ed ke seluruh karyawannya. Hal
ini membuat karyawan semakin percaya diri dan mendorong mereka untuk terus memberikan yang terbaik bagi
perusahaan.

Buku ini tidak hanya bicara mengenai strategi turnaround sebuah perusahaan. Bahkan tidak ada cerita mengenai
bagaimana Ed memformulasikan strateginya. Tidak ada cerita tentang analisis lingkungan bisnis, cerita tentang
aplikasi matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix), cerita tentang aplikasi matriks SWOT dan cara-
cara perumusan strategi lainnya. Buku ini bercerita tentang kepemimpinan dan manajemen. Strategi tidak akan
berarti apa-apa tanpa adanya kepemimpinan dan manajemen yang baik. Kepemimpinan bukan hanya menjadi
seorang pemimpin secara struktural, tetapi merupakan kemampuan untuk mengajak orang untuk menjadi bagian dari
visi kita, keberanian untuk mengambil resiko, dan keberanian untuk mem-by pass orang-orang yang terlalu takut
untuk mengambil resiko agar tujuan kita tercapai. Buku ini juga mengilhami kita bahwa strategi juga butuh sumber
daya manusia yang dikelola secara humanis dan bahwa pendekatan yang humanis sangat efektif untuk membuat
orang tergerak memberikan yang terbaik darinya. Terakhir, buku ini mengisyaratkan kepada kita bahwa strong
belief, makes things simple, dan focus adalah tiga hal yang perlu dimiliki oleh leader dan followerdalam
menjalankan strategi.
Kesimpulannya, buku ini bisa menjadi referensi yang baik bagi mereka yang ingin belajar tentang cara
mengaplikasikan strategi di lapangan. Buku ini memberikan contoh kepemimpinan, manajemen dan tindakan yang
baik dan juga contoh yang buruk dalam penerapan strategi untuk kita perbandingkan. Selain itu, buku ini juga
memberikan inspirasi bahwa behavioral management atau manajemen yang mengedepankan pemahaman mengenai
perilaku memang sangat penting untuk diterapkan di perusahaan. Pendekatan inilah yang membedakan high
performer dan low performer di perusahaan menurut John Zenger dan Joseph Folkman seperti yang mereka tulis di
buku mereka yang berjudul “The Extraordinary Leader: Turning Good Managers into Great Leaders”. Semoga
SBM ITB mulai mengembangkan konsep manajemen praktis yang berbasis humaniora dan keperilakuan sehingga
menjadi sekolah bisnis dan manajemen yang unggul dan membawa manfaat bagi dunia bisnis di Indonesia dan
dunia.

Referensi:

1. Whitacre, E., 2013, American Turnaround: reinventing AT&T and GM and the way to do
business, Business Plus, Hachette Book Group, New York
2. Zenger, J. and J. Folkman, 2009, Extraordinary Leader: Turning Good Managers into Great
Leaders, 2nd Edition, McGraw-Hill
https://reza4marketing.wordpress.com/2013/02/28/pelajaran-penting-dari-strategi-
turnaround-di-general-motors/
Detroit - Raksasa otomotif AS, General Motors (GM) semakin dekat menuju
kebangkrutan. Persiapan kebangkrutan segera dilakukan setelah tenggat waktu para
pemegang obligasi untuk menerima proposal pengalihan utang ke saham atau debt for
equity yang disponsori oleh pemerintah terlampaui.

Para pemegang obligasi memiliki waktu hingga Sabtu (30/5/2009) pukul 17.00 waktu
setempat.  Namun hingga tenggat waktu terlampaui, para pemegang obligasi GM yang
merepresentasikan  lusinan kreditor utama GM tidak ada yang berkomentar.

Namun New York Times melaporkan, para pemegang obligasi bersedia menerima
penawaran debt for equity yang disponsori oleh pemerintah AS tersebut. Kesediaan
pemegang obligasi untuk menerima tawaran itu menjadi modal kuat untuk segera
mendaftarkan perlindungan kebangkrutan, chapter 11.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


Dewan GM bertemu untuk kedua kalinya guna mereview perkembangan terakhir
setelah tenggat waktu terlampaui. Mereka pun kini memfinalisasi rencana kebangkrutan
yang akan menjadi salah satu kasus terbesar dalam sejarah korporasi AS itu.

Seperti dikutip dari Reuters, Minggu (31/5/2009), kebangkrutan GM akan menjadi kasus
terbesar ketiga di AS. Kebangkrutan GM juga akan menjadi kasus terbesar dan paling
kompleks untuk kebangkrutan sektor manufaktur. 

Jika GM bangkrut, maka inilah akhir dari sebuah ikon korporasi besar AS. GM telah
kehilangan pangsa pasarnya sejak awal 1980-an ketika masih memiliki pangsa pasar
hingga 45%. 

Seiring berjalannya waktu, GM kehilangan daya saingnya karena ketergantungannya


pada  penjualan jenis truk. GM bahkan baru saja kehilangan mahkotanya sebagai raja
penjualan  kendaraan, setelah dilibas Toyota. Kondisi GM semakin diperburuk oleh
krisis kredit yang melanda negara adi kuasa itu.

Pemerintah AS sejauh ini juga telah memberikan berbagai suntikan dana agar GM tetap
hidup  demi para karyawannya. Namun suntikan dana itu dinilai tak mampu
menyelesaikan persoalan GM  yang masih terbelit besarnya utang. Pemerintah Obama
juga telah memberikan kesempatan  kepada GM untuk menyampaikan rencana
restrukturisasi yang layak pada 1 Juni 2009. 

Sejak pekan lalu, GM terus berpacu untuk menyelesaikan serangkaian kesepakatan


untuk menyelesaikan proses kebangkrutan dengan secepat-cepatnya. GM dijadwalkan
mendaftarkan perlindungan kebangkrutan pada Senin, 1 Juni 2009.

Pemerintah AS telah menyiapkan berbagai rencana untuk GM antara lain akan


menginvestasikan US$ 60 miliar. Sementara US$ 12,5 miliar akan diberikan kepada
perusahaan afiliasi GM, GMAC.

Saham GM pada penutupan perdagangan Jumat lalu juga sudah tersungkur hingga di
bawah US$ 1, yang merupakan level terendah sejak Great Depression. 

Didirikan pada tahun 1908, GM mampu menjual kendaraan lebih banyak ketimbang
para pesaingnya selama periode 1931 hingga 2008, sebelum akhirnya diambil alih oleh
Toyota. 

Pangsa pasar GM di Amerika bahkan terus tergerus dari 54% pada tahun 1954 menjadi
hanya 22% pada tahun 2008.

GM yang pada tahun 2004 mampu mencetak pendapatan hingga US$ 2,8 miliar
selanjutnya terus  merugi. GM kehilangan hampir US$ 88 mliar dari tahun 2005 hingga
kuartal I-2009.

Jumlah karyawan GM juga terus berkurang seiring dilakukannya restrukturisasi. Pada


tahun 1978, GM memiliki karyawan global hingga 850.000, dimana 600.000 diantaranya
adalah pekerja di AS. Dengan jumlah karyawan itu, maka GM tercatat sebagai
perusahaan swasta nasipnal AS dengna pekerja terbanyak.

Namun pada tahun 2005, jumlah karyawan menyusut menjadi hanya 335.000 orang
dan angkanya terus berkurang hingga di bawah 200.000 untuk seluruh dunia pada
tahun 2009 ini.

(qom/qom)

Baca artikel detikfinance, "General Motors Menjelang Bangkrut"


selengkapnya https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-1140265/general-
motors-menjelang-bangkrut.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-1140265/general-motors-menjelang-
bangkrut

Produsen mobil Jepang, yang dipimpin oleh Toyota dan Honda, merebut sebagian pangsa pasar GM. Pada
awal 1990-an, Jack Smith dipilih menjadi pemimpin GM. Smith langsung melakukan restrukturisasi radikal,
caranya dengan pengurangan tenaga kerja, pemotongan biaya yang dalam, dan penghapusan beberapa lini
produk GM yang paling terkenal, termasuk Oldsmobile. Melalui upaya tersebut, perusahaan menemukan
dirinya mendapatkan kembali pangsa pasar.  Abad ke-21 menguji kekuatan GM sebagai pembuat mobil
terbesar di dunia. CEO Rick Wagoner, berusaha mengurangi kewajiban perawatan kesehatan dan pensiunnya
di masa depan. GM juga menjadi pemilik tunggal Saab Automobile AB pada 2000.  GM memiliki saham
ekuitas di sejumlah perusahaan mobil, termasuk Fiat, Isuzu, Fuji Heavy Industries (Subaru), dan Suzuki. Pada
2004, perusahaan terpaksa menghentikan Oldsmobile. Empat tahun kemudian, GM dihantam ketangguhan
Toyota Motor Corporation. GM juga berupaya mengurangi kepemilikan jasa keuangannya melalui berbagai
kesepakatan, terkait General Motors Acceptance Corporation (GMAC) dan divisi terkait.  Pada 2006 GM
menjual 51 persen saham GMAC kepada Cerberus Capital Management. GMAC kemudian berganti nama
menjadi Ally Financial. Ajukan Bangkrut Pada Desember 2008, Presiden AS George W Bush saat itu
mengumumkan rencana menyelamatkan keuangan darurat yang menerpa pembuat mobil "Big Three", yakni
Chrysler LLC, General Motors, dan Ford. Tujuannya untuk mencegah runtuhnya industri otomotif yang
sedang berjuang. Pada Juni 2009, saat masalah keuangan perusahaan meningkat menjadi sekitar 173 miliar
dolar AS, GM mengajukan perlindungan kebangkrutan. Ini adalah salah satu pengajuan kebangkrutan terbesar
dalam sejarah AS. Pada 2010, GM secara resmi menghentikan merek Pontiac dan Saturn, serta menjual Saab.
Perampingan itu membuat GM hanya memiliki empat divisi kendaraan, yakni Buick, Cadillac, Chevrolet, dan
GMC. GM menghadapi kemunduran pada 2014, ketika terungkap selama sekitar satu dekade perusahaan telah
menutupi fakta bahwa beberapa model mobil memiliki sakelar pengapian yang salah. Sebelumnya, GM
menorehkan prestasi menduduki peringkat pertama dalam Global 500 Fortune, sejak 1996 sampai 2000.
Namun pada 2019, GM harus puas di posisi ke-32. Kemudian pada 2020, kondisi perusahaan semakin
memburuk merosot ke posisi 40 dari peringkat Global 500 Fortune. Namun, GM terus belajar dari
pengalaman. Banyak merek mobil tersedia di bawah GM, sehingga perusahaan masih berdiri tegak.

Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Sejarah Panjang General Motors, Raksasa Otomotif
AS Sempat Ajukan Bangkrut ", Klik untuk baca: https://www.inews.id/otomotif/mobil/sejarah-panjang-
general-motors-raksasa-otomotif-as-sempat-ajukan-bangkrut/3. 

Download aplikasi Inews.id untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


https://www.inews.id/apps
https://www.inews.id/otomotif/mobil/sejarah-panjang-general-motors-raksasa-otomotif-as-
sempat-ajukan-bangkrut/3

Ketika menurunkan tulisan yang berjudul Membayangkan Dunia Tanpa General Motors di
harian Kompas, 26 November 2008, saya optimis bahwa General Motors akan bertahan. Tulisan
itu merupakan reaksi saya terhadap berita utama di harian Kompas tiga hari sebelumnya, yang
berjudul GM Berniat Bangkrut.
Judul yang disebut terakhir itu memang sangat mengejutkan. Siapa yang pernah
membayangkan GM, singkatan dari General Motors, perusahaan pembuat mobil yang terbesar
di dunia, yang 16 September 2008 baru merayakan usianya yang ke-100, berniat menyatakan
diri bangkrut. Kalau sampai GM bangkrut, ada 226.000 pekerja di seluruh dunia akan kehilangan
pekerjaan dan 139.000 pekerja di antaranya berada di Amerika Serikat. Pada saat ini, GM
menaungi 13 merek mobil, yakni Chevrolet, Pontiac, Saturn, Buick, Cadillac, Hummer, Saab,
GMC, GM Daewoo, Holden, Opel, Vauxhal, dan Wuling, serta memiliki 160 pabrik di dunia.
Pertengahan November 2008, diberitakan bahwa tiga perusahaan pembuat mobil terbesar di
AS, yakni General Motors, Ford, dan Chrysler, memerlukan dana talangan sebesar 25 miliar
dollar AS untuk menyehatkan kembali keuangan mereka akibat deraan krisis keuangan yang
melanda AS. Namun, permintaan dana talangan sebesar 25 miliar dollar AS itu terhambat
karena mendapatkan tentangan keras dari Kongres AS. Akan tetapi, banyak kalangan yang
percaya bahwa Pemerintah AS pada akhirnya akan bersedia membantu ketiga perusahaan
pembuat mobil itu untuk mengatasi kesulitan keuangan yang dihadapi. Karena, bagaimanapun,
GM, Ford, dan Chrysler itu sudah menjadi simbol kebesaran AS dalam industri otomotif di
dunia. Itu sebabnya, ketika muncul berita bahwa GM "Berniat" Bangkrut, banyak orang yang
terkejut. Banyak yang tidak percaya bahwa Pemerintah AS membiarkan GM bangkrut
mengingat GM dan Ford merupakan dua perusahaan mobil pertama di negara itu, yang usianya
sudah lebih dari 100 tahun. Dan, memang benar akhirnya Pemerintah AS, dalam hal ini Presiden
George W Bush, 19 Desember 2008, menyetujui pemberian dana talangan sebesar 17,4 miliar
dollar AS untuk membantu ketiga raksasa otomotif AS.

Dalam percakapan dengan wartawan, 5 Januari 2009 malam, di Jakarta, D Nick Reilly, Group
Vice President/President General Motors Asia Pacific, mengatakan, GM memang menghadapi
masalah yang besar dengan terjadinya krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat, tetapi itu
tidak berarti bahwa GM akan bangkrut. Ia menegaskan, dengan turunnya dana talangan bagian
pertama, sebesar 4 miliar dollar AS dari 17,4 miliar dollar AS pada tanggal 31 Desember lalu,
persoalan itu dapat diatasi. Namun, ternyata Nick Reilly keliru, persoalan yang dihadapi GM dan
Chrysler lebih hebat dari yang diperkirakan. Mengingat dana talangan sebesar 17,4 miliar dollar
AS yang diterima oleh GM dan Chrysler itu tidak cukup. GM mengatakan, masih membutuhkan
dana 16,7 miliar dollar AS, sedangkan Chrysler memerlukan 5 miliar dollar AS lagi.

Persoalannya menjadi rumit karena Presiden Barack Obama menolak permintaan GM dan
Chrysler untuk memberikan tambahan dana. Bukan itu saja, Gedung Putih juga meminta Chief
Executive Officer (CEO) GM Rick Wagoner untuk mengundurkan diri. Rick Wagoner yang telah
bekerja di GM selama 30 tahun itu digantikan oleh Fritz Herderson, yang saat ini menduduki
Presiden dan Chief Operating Officer (COO) GM. Presiden Obama tengah mempersiapkan
langkah penyelamatan bagi GM dan Chrysler. Sementara itu, Obama mengatakan, hanya akan
memberi bantuan keuangan untuk mendanai operasional GM selama 60 hari ke depan, dan
meminta GM mengajukan kembali rencana restrukturisasi yang lebih rinci. Sedangkan, Chrysler
dianggap tidak dapat bertahan. Oleh karena itu, Chrysler diminta melakukan merger dengan
Fiat, Italia, jika ingin survive, dan mengatakan, pemerintah hanya akan menyediakan modal
kerja untuk 30 hari. Rick Wagoner telah berjanji akan seperlima dari tenaga kerja GM, atau
47.000 orang, dan menutup 47 pabrik. Namun, dengan menekan Wagoner untuk mundur,
berarti Presiden Obama menganggap semua langkah Wagoner itu belum cukup. Baik GM
maupun Chrysler memerlukan suatu awal yang baru, dan cara terbaik untuk melakukan itu
adalah dengan menggunakan segera undang-undang bangkrut dan menjalani pengobatan. Dan,
seandainya cara itu yang ditempuh, maka dapat diperkirakan GM yang baru tidaklah segemuk
seperti sekarang. Namun, lebih langsing, lebih kecil, dan lebih kompetitif. Kehilangan besar
Tidak adanya lagi GM dan Chrysler akan dirasakan dunia sebagai kehilangan yang besar,
demikian juga dengan Indonesia. Persoalannya, mobil-mobil seperti Cadillac dan Buick sudah
hadir di Indonesia jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945. Tepatnya, pada saat Indonesia masih berada dibawah pendudukan Belanda dan
bernama Hindia Belanda (Nederlands Indie). Sejak tahun 1906, Cadillac sudah hadir di
Yogyakarta. Bahkan, ketika para pembesar Hindia Belanda yang tergabung dalam
Soerabajasche Motor Club (Klub Motor Surabaya) berpose beramai-ramai dengan mobil
mereka dalam perjalanan menuju ke pemandian Banyu Biru, 24 Februari 1907, Cadillac
merupakan salah satu di antaranya. Ford model T pun mulai hadir sejak tahun 1912, sementara
Chevrolet mulai hadir tahun 1928. Bahkan, kendaraan resmi kepresidenan Indonesia yang
pertama adalah Buick Eight. Pada tahun 1945, Presiden Soekarno mendapatkan mobil buatan
tahun 1939 itu dari seorang pengusaha dan ia menjadikannya sebagai mobil dinas presiden.
Selain mobil Buick Eight itu, di Istana Kepresidenan kemudian juga terdapat mobil DeSoto
(1947) cabriolet, Cadillac (1947) cabriolet, Lincoln (1952) cabriolet, Chrysler Crown Imperial
(1957), dan Mercedes Benz 600. Pada masa Orde Baru (1967-1998), kehadiran mobil- mobil
keluaran AS secara perlahan digantikan oleh mobil-mobil keluaran Jepang. Pada masa itu,
walaupun mobil-mobil keluaran AS masih ada, jumlahnya sudah sangat minim. Pada masa
reformasi, secara perlahan-lahan mobil-mobil keluaran AS, seperti Ford dan Chevrolet, mulai
hadir kembali. Kendati jumlahnya masih kecil apabila dibandingkan dengan mobil-mobil
keluaran Jepang, seperti Toyota, Honda, Mitsubishi, dan Suzuki, tetapi jumlah itu sudah
lumayan banyak. Simak saja ada Ford Focus, Ford Escape, Ford Everest, dan Ford Ranger, serta
Chevrolet Spark, Chevrolet Captiva, Chevrolet Estate, Chevrolet Kalos, dan Chevrolet New Aveo.
Entah apa yang akan terjadi dengan kelanjutan mobil-mobil GM dan Chrysler di Indonesia jika
kedua perusahaan itu dibangkrutkan.(JL)

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "General Motors di Ujung Tanduk",
Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/jamesluhulima/54fd29eda333118f2050fa32/general-motors-di-
ujung-tanduk

Kreator: James Luhulima

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com


https://www.kompasiana.com/jamesluhulima/54fd29eda333118f2050fa32/general-motors-di-
ujung-tanduk

New York, Sabtu - Harga saham General Motors naik pada hari kedua perdagangannya di lantai
bursa Wall Street di New York, AS. Saham produsen mobil kebanggaan AS itu naik 7 sen atau 0,2
persen dan ditutup pada harga 34,26 pada hari Jumat (19/11). Kenaikan harga saham General
Motors (GM) ini terjadi sehari setelah diperdagangkan kembali di Wall Street. Padahal, 16 bulan yang
lalu, perusahaan raksasa ikon AS itu jatuh ke dalam jurang kebangkrutan, kolaps, dan bahkan
mendapat uluran bantuan pemerintah dengan injeksi dana sebesar 50 miliar dollar AS dari para
pembayar pajak. Pemerintah AS saat ini menguasai 61 persen saham GM sebagai imbalan dari
suntikan dana sebesar 50 miliar dollar AS tersebut. Pemerintah berharap akan mendapatkan
kembali dana talangan tersebut dari penjualan saham perdana kepada publik (IPO) dan beberapa
penjualan lanjutan saham pada masa yang akan datang. GM baru saja bangkit dari perlindungan
kebangkrutan selama 16 bulan. Dalam masa restrukturisasi tersebut, GM telah menunjukkan banyak
kemajuan. GM berhasil membukukan laba sebesar 4,2 miliar dollar AS pada sembilan bulan pertama
tahun 2010.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "General Motors Bangkit Lagi", Klik untuk
baca: https://tekno.kompas.com/read/2010/11/22/04291099/general.motors.bangkit.lagi. 

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
https://tekno.kompas.com/read/2010/11/22/04291099/general.motors.bangkit.lagi

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Perusahaan mobil terbesar Amerika (sebelumnya juga terbesar
di dunia), General Motors Corp (GM), yang baru saja merayakan ulang tahun ke-100-nya, September
lalu, hari ini dinyatakan bangkrut. Menurut informasi, pengumuman tentang kebangkrutan GM ini
dilakukan pukul 08.00 pagi, Senin, 1 Juni, waktu Washington; di Jakarta, pada 19.00 WIB.
Selanjutnya, akan dibentuk perusahaan baru dengan operasional yang lebih efisien. Perkembangan
pada beberapa hari terakhir telah mempercepat proses GM dibangkrutkan. Antara lain, persetujuan
Pemerintah Jerman dengan keputusan GM menjual penjualan Opel ke Magna International Inc.
Dalam hal ini, Pemerintah Jerman juga akan membantu memberikan suntikan dana kepada Opel. Di
samping itu, pada Sabtu sore waktu Amerika Timur, mayoritas perusahaan yang memiliki piutang
pada GM setuju untuk mengubahnya menjadi  saham. Dalam laporan terakhir, setelah melakukan
reorganisasi, GM masih punya utang 27 miliar dollar AS. Terbesar Ketiga. Bangkrutnya GM
merupakan ketiga terbesar dalam sejarah kebangkrutan perusahaan di Amerika Serikat. Kendati
demikian, terbesar untuk perusahaan mobil dengan proses yang paling rumit. GM telah kehilangan
pangsa pasar sejak awal 1980-an ketika menguasai 45 persen pasar Amerika Serikat. Perusahaan
ini hancur karena terlalu mengandalkan produk pada truk dan tenggelam lebih dalam ketika kredit
diperketat pada 2008. Kini, GM bisa dikatakan sebagai BUMN-nya Amerika Serikat. Pasalnya, dana
yang dimiliki pemerintah untuk menalangi perusahaan tersebut mencapai 72,5 persen dari seluruh
kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama
dalam wawancara televisinya, Sabtu kemarin, mengatakan, administrasinya terpaksa 
membangkrutkan GM karena tidak punya pilihan lain, tetapi mereka harus membuat keputusan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari ini General Motors Corp Dinyatakan
Bangkrut", Klik untuk
baca: https://otomotif.kompas.com/read/2009/06/01/09044311/Hari.ini.General.Motors.Corp...Din
yatakan.Bangkrut. 

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
https://otomotif.kompas.com/read/2009/06/01/09044311/
Hari.ini.General.Motors.Corp...Dinyatakan.Bangkrut
Detroit - Raksasa otomotif Amerika Serikat (AS), General Motors akhirnya
mendaftarkan kebangkrutan. Inilah akhir sebuah simbol korporasi Amerika yang sudah
berusia lebih dari 100 tahun itu.

General Motors mendaftarkan kebangkrutan di pengadilan New York, atau pengadilan


yang sama tempat Chrysler mendaftarkan kebangkrutan. Pendaftaran kebangkrutan ini
akan membuat GM bisa membentuk suatu institusi baru dalam kurun waktu 60-90 hari.

GM kini tercatat sebagai perusahaan terbuka dengan aset mencapai US$ 82,3 miliar
dan utang US$ 172,8 miliar.

Seorang pejabat pemerintah AS yang dikutip dari AFP, Senin (1/6/2009) menyatakan,
pemerintah akan menyediakan US$ 30 miliar untuk 'GM baru'. Proses kebangkrutan
GM ini akan menyerupai Chrysler namun prosesnya kemungkina memakan waktu lebih
lama mengingat GM merupakan perusahaan yang lebih besar dan rumit.

Kebangkrutan GM telah banyak diprediksi setelah para pemegang obligasi GM


menyepakati rencana restrukturisasi yang diajukan pemerintah AS. Persetujuan dari
pemegang obligasi itu menjadi penting karena mereka menguasai sekitar 54% utang
obligasi GM

GM baru yang merupakan institusi setelah kebangkrutan GM lama, nantinya akan


dimiliki 60% sahamnya oleh pemerintah AS. United Auto Workers (UAW) akan
mendapatkan 17,5% saham dari 'New GM', pemerintah Kanada memiliki 12%,
pemegang obligasi sebesar 10%.

Presiden Barack Obama dijadwalkan akan memberikan pidato seputar kebangkrutan


GM ini pada pukul 11.55 waktu setempat.
(qom/qom)

Baca artikel detikfinance, "General Motors Bangkrut"


selengkapnya https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-1140979/general-
motors-bangkrut.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-1140979/general-motors-bangkrut

Anda mungkin juga menyukai