KP 141
ALIANSYA ZUCHTARI
ALFA RAHMAT MAULANA
AMAL NAJIB
ARDANIA DESTIN F
1406588566
1406588553
1406513180
1406513275
memutuskan
untuk
mengambil
alih
perusahaan
tersebut.
Proses
pengambilalihan yang dilakukan tidak mengganggu aset utama dari MAI karena
Adelman merasa bahwa aset utama yaitu penjualan mesin melalui Sorbus Service dan
komputer personal melalui Basic Four Information Systems tetap merupakan sumber
penghasilan utama perusahaan. Adelman melihat bahwa seharusya Sorbus Service
dapat menjual dua kali lipat dari penjualan saat itu dan Basic Four Information Systems
memiliki pemasaran yang kuat sebagai distributor dan melakukan penjualan produk
MAI maupun produk perusahaan lain. Sejak berada di bawah kepemimpinan Adelman,
MAI mengalami peningkatan keuntungan sebesar 73% dari sebelumnya.
2. What happened to Sorbus and Basic Four ?
Adelman menilai walaupun MAI mengalami kerugian yang besar tetapi terdapat
potensi yang cukup besar pada anak perusahaan Sorbus dan Basic Four. Kemudian pada
Januari 1985 ketika Adelman menjadi board of director, Ia menjual kedua anak
perusahaan tersebut dan hasil penjualan tersebut dibagikan sebagai liquidating dividend
sebesar $26 per saham.. Hasilnya Adelman mendapat keuntungan 73% dari investasi
yang dilakukannya pada MAI atau sebesar $11 juta dari investasinya sebesar $15 juta.
3. Why didnt the previous control group at MAI liquidate MAI?
Control group di MAI sebelum Adelman tidak melikuidasi MAI kemungkinan besar
dengan alasan berikut ini
a) Berpikir bahwa MAI lebih tepatnya Basic Four masih dapat survive dalam
persaingan penjualan personal computer dan mengembalikan kejayaan seperti
yang mereka miliki pada tahun 1979. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurang
tepatnya perhitungan dan survey yang mereka lakukan.
b) Tidak melihat potensi untuk mendapatkan keuntungan dari menjual MAI secara
terpisah dengan anak-anak perusahaannya seperti yang dilakukan oleh Adelman.
c) Control group takut mereka akan terkena dampak negative jika setelah mereka
memutuskan untuk melakukan likuidasi dan hasilnya tidak sesuai rencana
mengalami kerugian, bukannya mendapat keuntungan.
Salah satu dari ketiga kemungkinan di atas atau mungkin ketiga-tiganya dapat
menjadi alasan mereka tidak melakukan likuidasi, karena keputusan untuk melakukan
likuidasi bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Dampak dari memutuskan
melakukan likuidasi yang kurang tepat dapat memberikan dampak buruk baik bagi
perusahaan serta semua shareholder nya dan diri sendiri.
Daftar Pustaka
Isidore, C. (2010, April 1). GM and Toyota's failed marriage. Retrieved 11 2, 2015, from
CNN Money:
http://money.cnn.com/2010/04/01/news/companies/Toyota_GM_joint_venture_closin
g/