Anda di halaman 1dari 2

Sierra Ayuningtyas Muktisari – 201721293

Administrasi Publik (Mata Kuliah Pengambil Keputusan)

Dari ilustrasi keadaan yang dialami oleh Bapak Saharudin Salam sebagai Direktur
Utama PT Otomotif Sejahtera, beliau memiliki beberapa opsi sebelum melakukan
tindakan pengambilan keputusan atau decision making. Secara realistis, keadaan
ekonomi yang sulit tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk meluncurkan produk
otomotif baru, meskipun dengan embel-embel kualitas tinggi dengan harga yang lebih
murah.

Apabila menghadapi kondisi yang sama seperti yang dialami Bapak Saharudin Salam,
seseorang tersebut harus memperhitungkan segala sesuatu dengan detail sebelum
memutuskan sesuatu. Menimbang kondisi pasar yang daya belinya sedang menurun,
ada kemungkinan untuk menghadapi kerugian apabila memproduksi barang baru dalam
rangka memenuhi target penjualan hingga 9.5% tersebut.

Dibanding mengambil tindakan terburu-buru seperti memproduksi mobil atau benda


otomotif baru lainnya, konsep wait and see terlihat lebih menguntungkan dan peluang
untuk terhindar dari resiko jauh lebih besar. Dengan konsep wait and see, perusahaan
beserta jajaran bawahannya bisa mengikuti dan memperhatikan arus pasar. Kondisi
pasar yang awalnya menurun dan tidak memungkinkan peningkatan daya beli,
adakalanya akan berubah dan mengalami kondisi seperti semula, meskipun waktunya
tidak dapat dipastikan.

Selain itu, selama penerapan konsep wait and see, PT Otomotif Sejahtera dapat
melakukan alternatif-alternatif lainnya dalam rangka meningkatkan target menjadi 9.5%,
yaitu dengan mempromosikan kembali produk-produk yang telah diluncurkan
sebelumnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara re-branding, memberikan
potongan harga dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, serta melakukan
kerjasama dengan pihak-pihak tertentu untuk “mengiklankan” produk-produk di PT
Otomotif Sejahtera.

Dengan adanya re-branding dan pemasaran kembali produk-produk PT Otomotif


Sejahtera, sedikit demi sedikit target penjualan 9.5% akan terwujud. Perusahaan juga
tidak perlu menanggung resiko adanya kerugian materi, karena produk-produk yang
ditawarkan merupakan produk-produk sebelumnya yang telah dipasarkan namun
dengan penampilan dan spesifikasi berbeda dari sebelumnya.

Konsep wait and see ini juga membantu perusahaan untuk terhindar dari kemungkinan
kerugian materi yang lebih besar. Misalnya, apalabila setelah peluncuran produk mobil
baru dengan harga terjangkau namun daya beli di pasar masih rendah. Hal itu justru
memicu masalah baru dengan besarnya pengeluaran yang tidak mendapatkan
keuntungan ataupun timbal balik. Ditambah lagi, apabila melakukan peminjaman dana
terhadap bank yang menimbulkan besarnya suku bunga bank yang harus dibayar oleh
perusahaan.

Keuntungan lainnya dengan konsep wait and see, perusahaan bisa memerhatikan
kondisi pasar sehingga dapat melihat kapan kondisi pasar membaik serta daya beli
pasar yang kembali normal. Dengan begitu, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan
daya beli pasar serta memperoleh keuntungan yang ditargetkan.

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe pengambil keputusan yang
cocok untuk penjabaran tersebut adalah karakteristik/tipe risk indifference. Karakteristik
ini condong terhadap seseorang yang berhati-hati dan netral dalam mengambil
keputusan, dan cenderung bersikap netral terhadap resiko. Setiap keputusan yang
dibuat dilakukan dengan analisa yang mendalam serta memikirkan dampaknya ke
depan. Termasuk dampak dari segi internal dan eksternal, sehingga keputusan yang
dibuat dianggap dan bisa dikatakan bijaksana namun lambat atau terlalu lama
diputuskan.

Anda mungkin juga menyukai