Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN STRATEGIK DAN KEPEMIMPINAN

“PERTANYAAN DAN PEMBAHASAN RPS 6”

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Gayatri, M.Si., Ak., CA

KELOMPOK 05

Anggota Kelompok :

Made Putri Ardia Garini (21 / 2207611021)


Nadia Saftiyan Rahayu (22 / 2207611023)
I Gede Wirajaya (23 / 2207611024)
Ida Bagus Gde Agung Lintang Sutha (24 / 2207611025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
1. I Putu Gede Sudana (2207611005)
Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan dari strategi ofensif jika diterapkan
oleh perusahaan ?
Jawaban : Keuntungan dari strategi ofensif : Strategi ofensif ditunjukkan untuk
meraih pelanggan yang baru. Dengan penerapan strategi ini, perusahaan dapat
meningkatkan pangsa pasar, penjualan, dan jumlah pelanggan. Dapat dikatakan
bahwa strategi ofensif dapat memperkuat partisipasi perusahaan yang mudah
memasuki pasar. Baik dengan produk baru atau menggunakan teknik pemasaran
dan periklanan yang sangat agresif yang membantu mereka mendapatkan pangsa
pasar dan posisi. Dengan menggunakan iklan yang agresif memastikan bahwa
meskipun produk serupa diproduksi oleh dua organisasi, hanya satu yang akan
mempertahankan pelanggannya.
Kerugian dari strategi ofensif : menciptakan konflik antar organisasi karena iklan
melibatkan komentar negatif tentang pesaing. dan tidak dapat dipungkiri juga bahwa
di pasar ini terdapat pesaing yang akan merespon dengan segala kemampuannya
untuk mempertahankan posisi dan pangsa pasarnya yang nantinya dapat
menyerang balik dan merugikan perusahaan yang menjalankan strategi ofensif ini.

2. I Gusti Bagus Indra Kusuma (2207611008)


Pertanyaan : Bisakah diberikan contoh perusahaan yang menerapkan strategi
defensif?
Jawaban : Perusahaan menerapkan strategi defensif untuk mempertahankan posisi
yang ada saat ini atau karena kondisi yang terbatas maka perusahaan paling tidak
harus survive. Terdapat tiga macam strategi defensif yang dapat diterapkan
perusahaan. Hal tersebut disesuaikan dengan urutan skala prioritas mulai dari
strategi yang paling awal yaitu strategi penghematan yang jika diterapkan tidak ada
hasil maka strategi berikutnya adalah divestasi jika strategi inipun tidak menolong
perbaikan kondisi perusahaan maka jalan dan strategi terakhir adalah likuidasi.
Berikut akan dijabarkan satu persatu beserta contoh perusahaan yang menerapkan
setiap macam strategi tersebut :
a. Strategi Penghematan/Retrenchment Penghematan  : terjadi ketika perusahaan
melakukan regrouping melalui pengurangan biaya dan asset untuk mengatasi
penurunan penjualan dan profit. Selama retrenchment, strategist bekerja dengan
sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari pemilik, karyawan, dan
media. Wujud nyata dari strategi ini berupa pemangkasan lini produk, penutupan
unit bisnis, penutupan pabrik, otomatisasi proses, pengurangan karyawan,
system pengendalian biaya yang ketat.
Contoh:
 PT.Dirgantara Indonesia telah mem-PHK-kan sekitar 9.643 karyawannya  
 Perusahaan garmen di Cilincing, PT. Molaxx Internasional yang sudah mem-
PHK 1.282 karyawan dari 2.564 karyawannya pada tahun 2009
b. Strategi Divestasi/Divesture : jika langkah penghematan tidak menolong
perbaikan kondisi perusahaan maka penjualan asset nonproduktif ataupun
selanjutnya asset produktif seperti tanah, bangunan, dan aktiva tetap lainnya
perlu dilakukan untuk memperoleh dana segar. Strategi divestasi juga sering
dilakukan untuk menggali modal untuk selanjutnya digunakan mendanai akuisisi
atau investasi.
Contoh:
 PT Bank Niaga Tbk. Melepas seluruh kepemilikan saham (divestasi) di PT
Bank Sumitomo Mitsui Indonesia yang berkedudukan di Jakarta
 PT. Indosat mendivestasi anak perusahaannya, PT. Pramindo Ikat Nusantara
yang memiliki nilai buku Rp. 162 miliar.
c. Strategi Likuidasi : menjual seluruh aset perusahaan yang bernilai tangible
merupakan strategi likuidasi. Strategi likuidasi diakui sebagai suatu kekalahan
dan memiliki konsekuensi secara emosional. Akan tetapi, lebih baik berhenti
operasi daripada terus menerus kehilangan sejumlah uang. Sebelumnya
perusahaan menyatakan diri bangkrut baru setelah itu, dijual aset-aset tangible
yang masih bernilai untuk memenuhi kewajiban terutama kepada kreditor.
Contoh:
 Bank IFI dilikuidasi oleh Bank Indonesia
 PT Asahimas Flat Glass melakukan likuidasi terhadap anak perusahaannya,
yakni Glavermas Mirror Pte Ltd.  

3. A. A. Gde Agung Smarabhawa (2207611015)


Pertanyaan : Jelaskan apa yang dimaksud dengan Strategi Lautan Biru, berikan
contohnya, dan bagaimana perusahaan menerapkannya?
Jawaban : Blue ocean strategy diterapkan oleh W. Chan Kim dan Renee
Mauborgne untuk pertama kalinya. Dalam penjelasan secara sederhana, blue
ocean strategy adalah semacam strategi bisnis yang mencari konsumen dengan
segmen tertentu untuk menghindari persaingan kompetitor. Untuk melakukan hal
tersebut, perusahaan harus lebih inovatif dan kreatif dalam menentukan strategi.
Selain inovatif dan kreatif, perusahaan membutuhkan modal yang lebih dari cukup
untuk membangun pasar dengan segmen tertentu. Sebab, aktivitas akan dilakukan
secara mandiri tanpa bantuan atau persaingan dari pihak lain. Jika berhasil, bisa

dipastikan permintaan terhadap produk akan tinggi.  Pasar blue ocean akan


membuka peluang lebar atas keuntungan dan perkembangan bisnis apabila dapat
dapat memunculkan permintaan pasar yang baru.
Contoh : Gojek
Gojek atau yang sebelumnya ditulis sebagai GO-JEK merupakan perusahaan
pertama yang menghadirkan aplikasi ojek online pertama di Indonesia sebelum
akhirnya muncul pesaing-pesaing baru. Perusahaan ini pertama kali dirintis pada
tahun 2011, namun kepopuleran transportasi online baru merebak di tahun 2015.
Gojek menawarkan suatu aplikasi ojek online pertama kali di Indonesia, sehingga
mereka dapat membuat suatu permintaan masyarakat yang baru yakni kemudahan
transportasi online. Dengan kemudahan serta tarif yang terjangkau menjadikan
Gojek sukses dengan strateginya. Jika dilakukan analisis, ketika awal rilis, bisnis
Gojek tidak memiliki industri yang khusus, bahkan pemegang kuasa mungkin
bingung akan memasukkan Gojek ke industri teknologi atau transportasi. Pada saat
itu, Gojek pun belum memiliki kompetitor sama sekali di Indonesia sampai akhirnya
masuk Grab serta Uber. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik blue ocean
strategy yang mana mereka membuat industri dengan target market baru dan pasar
yang ada belum memiliki kompetitor sama sekali. Blue ocean strategy tidak dapat
menjamin kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang. Seperti contohnya pada
Gojek, setelah masuknya kompetitor, industri transportasi online tidak lagi industri
yang tidak memiliki kompetisi. Dengan begitu, perusahaan tidak lagi berada
dalam blue ocean market melainkan red ocean. Dengan adanya kompetitor, pangsa
pasar perusahaan akan terbagi. Tidak ada jaminan apakah Gojek akan terus
bertahan, bahkan ada kompetitornya yang telah meninggalkan pasar karena
gempuran persaingan bisnis. Uber perusahaan layanan transportasi online asal
Amerika Serikat harus meninggalkan pasar Indonesia di tahun 2018. Seluruh mitra
pengemudi Uber akhirnya pindah ke platform Grab, pun ada yang pindah ke Gojek. 

4. Ni Putu Achintya Wibawa Putri (2207611011)


Pertanyaan : Apa yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih pesaing
pada strategi ofensif?
Di dalam menjalankan strategi aliansi terdapat risiko salah satunya yakni hilangnya
kendali operasional dan kerahasiaan informasi, bagaimana perusahaan mengatasi
risiko tersebut?
Jawaban : Dalam memilih pesaing perusahaan setidaknya mempertimbangkan
pilihan-pilihan berikut sebagai sasaran serangan yakni :
 Menyerang pangsa pasar utama dari pimpinan pasar (market leader)
 Menyerang penantang pasar yang lain (market challenger) yang telah
mengembangkan posisi dalam suatu segmen pasar utama
 Meyerang satu atau beberapa pesaing kecil yang memiliki sumber daya
terbatas
 Menghindari penyerangan langsung terhadap kompetitor yang kuat
Cara perusahaan mengatasi hilangnya kendali operasional dan kerahasiaan
informasi akibat menjalankan strategi aliansi yakni : di awal menjalankan strategi
aliansi perusahaan yang terlibat perlu menentapkan batasan-batasan kendali,
aturan, kebijakan operasi, sistem, hak dan kewajiban seperti menentukan yang
mana yang merupakan kendali, hak dan kewajiban yang menjadi ranah dari
perusahaan A dan yang mana yang merupakan kendali, hak dan kewajiban yang
menjadi ranah dari perusahaan B. Sehingga hal-hal tersebut ada di dalam bingkai
atau batasannya . Jadi walaupun perusahaan terlibat dalam hubungan kerja sama,
namun ia tetap memiliki kendali atas perusahaannya sendiri tanpa campur aduk dari
mitra aliansi. Kemudian terkait dengan mengatasi risiko strategi aliansi yakni
hilangnya kerahasiaan informasi. Dalam hubungan aliansi walaupun terjadi
hubungan kerjasama yang saling mengisi, bukan berarti perusahaan dapat
menyebarkan informasi yang dimiliki begitu saja tanpa diseleksi terlebih dulu. Dalam
hal ini perusahaan harus lebih selektif dalam memilih informasi mana yang bisa
dibagikan dan informasi mana yang memang harus dirahasiakan dan apabila
diperlukan perusahaan juga bisa mengamankan informasi rahasianya dengan
memanfaatkan teknologi yang ada seperti memanfaatkan fitur otorisasi dan
autentikasi yang dibatasi hanya untuk pihak internal perusahaan. Dengan begitu
walaupun terjalin hubungan kerjasama namun mitra aliansi tidak akan bisa
mengakses informasi yang bukan menjadi haknya yang tidak seharusnya ia ketaui.
Sehingga informasi perusahaan akan tetap terjaga kerahasiaannya.

5. Ni Luh Putu Ari Darmayanti (2207611012)


Pertanyaan : Salah satu dampak negatif penggunaan jasa outsourcing yakni
adanya ketergantungan dari manajemen, apabila perusahaan sudah mengalami
ketergantungan dari penggunaan jasa outsourcing ini dan ingin berhenti
menggunakan jasa outsourcing apa saja hal yang harus dilakukan perusahaan?
Jawaban : Untuk terlepas dari ketergantungan akan tenaga kerja outsourcing perlu
adanya pengorbanan yang dilakukan oleh perusahaan baik itu pengorbanan biaya,
waktu, maupun tenaga. Apabila perusahaan ingin berhenti menggunakan tenaga
outsourcing berarti ia harus mengorbankan biaya dan waktu untuk merekrut orang
yang nantinya akan menggantikan posisi tenaga outsourcing tersebut. Perusahaan
harus menyiapkan biaya perekrutan dan apabila diperlukan juga mengeluarkan
biaya pelatihan untuk membentuk tenaga kerja yang ahli sesuai dengan kualifikasi
yang dibutuhkan perusahaan, sehingga perusahaan akan memiliki tenaga kerjanya
sendiri dan rasa ketergantungan terhadap tenaga kerja outsourcing bisa
dihilangkan.

6. Gede Udik Apriadi (2207611001)


Pertanyaan : Kapan baiknya kita melakukan merger dan kapan baiknya kita
melakukan akuisisi?
Bisa diberikan contoh perusahaan yang berhasil melakukan merger dan
perusahaan yang tidak berhasil melakukan merger?
Biasanya apa tantangan atau kendala yang dihadapi sehingga proses merger tidak
sesuai dengan harapan?
Jawaban : Direksi perusahaan wajib untuk mengumumkan ringkasan merger
perusahaan secara tertulis kepada pekerjanya, hal tersebut dimaksud agar para
pekerja perusahaan yang akan melakukan merger paling lambat 30 hari sebelum
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) (Pasal 127 ayat 2 UUPT).
Sedangkan untuk melakukan akuisisi sangat dianjurkan dilakukan apabila
perusahaan sedang mengalami krisis atau butuh melakukan ekspansi secara
massif.
Perusahaan yang berhasil melakukan merger yaitu: grup Djarum dengan PT Solusi
Tunas Pratama Tbk, Indosat dan Tri, Grup Medco akuisisi Conoco Phillips, Blibli
akuisisi Ranch Market.
Perusahaan yang gagal melakukan merger yaitu: Hawlett-Packard akuisisi
Autonomy, Microsoft dengan Aquantive, Hawlett-Packard dengan Palm
Adapun yang menjadi kendala atau tantangan dalam melakukan merger yakni :
pemilihan partner mitra merger dan akuisisi yang tidak cocok sehingga
mengakibatkan timbul perselisihan pendapat yang sulit diselaraskan, perpecahan
yang berakhir dan sulit diperoleh sinergi kemitraan, gagal dalam melakukan
persiapan, pendekatan dan konsolidasi internal sehingga landasan hidup bersama
sangat rapuh dan tidak adaptif dalam menghadapi dinamika perubahaan
lingkungan. Pemilihan waktu pelaksanaan merger dan akuisisi yang kurang tepat
sehingga menimbulkan masalah keuangan dan manajerial yang kompleks.

7. Ida Bagus Gde Mahayana Aditya Putra (2207611028)


Pertanyaan : Kapan strategi integrasi forward dan backward efektif diterapkan?
Jawaban : Strategi integrasi ke depan (forward) menjadi sangat populer dengan
meningkatnya tampilan internet. Banyak perusahaan manufaktur telah membangun
toko online mereka dan mulai menjual produk mereka langsung ke konsumen,
melewati pengecer. Strategi integrasi ke depan efektif ketika sebuah perusahaan di
awal rantai pasokan mengendalikan tahapan lebih jauh. Contohnya termasuk
perusahaan pertambangan besi yang memiliki kegiatan "hilir" seperti pabrik baja.
Beberapa pedoman yang mempengaruhi efektifitas strategi integrasi ke depan
antara lain:
 Distributor saat ini berbiaya mahal atau tidak andal
 Ketersediaan distributor yang berkualitas terbatas
 Perusahaan berada dalam industri yang tumbuh pesat
 Perusahaan memiliki modal dan sumber daya manusia yang mampu
mengelola usaha baru dibidang distribusi
 Distributor saat ini menikmati profit margin yang terlampau tinggi
Terkait dengan backforward integration, perusahaan menerapkan strategi integrasi
mundur (backforward) untuk mengamankan input sumber daya yang stabil dan
menjadi lebih efisien. Strategi integrasi mundur sangat bermanfaat ketika sebuah
bisnis di akhir rantai pasokan melakukan kegiatan "hulu." Contohnya adalah ketika
distributor film, seperti Netflix, juga memproduksi konten. Berkut pedoman yang
diikuti agar strategi integrasi ke belakang efektif:
 Jika perusahaan perlu memperoleh sumber daya yang dibutuhkan secara
cepat
 Pemasok saat ini mahal dan tidak andal
 Jumlah pemasok terbatas, tetapi jumlah pesaing banyak
 Pertumbuhan tinggi di sector industry
 Perusahaan memiliki modal dan SDM untuk mengelola bisnis baru
 Pentingnya stabilitas harga pasokan
 Pemasok yang ada menikmati profit margin yang tinggi

Anda mungkin juga menyukai