Nadia Saftiyan Rahayu (22 / 2207611023) I Gede Wirajaya (23 / 2207611024) Ida Bagus Gde Agung Lintang Sutha (24 / 2207611025)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2023 1. I Putu Gede Sudana (2207611005) Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan dari strategi ofensif jika diterapkan oleh perusahaan ? Jawaban : Keuntungan dari strategi ofensif : Strategi ofensif ditunjukkan untuk meraih pelanggan yang baru. Dengan penerapan strategi ini, perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar, penjualan, dan jumlah pelanggan. Dapat dikatakan bahwa strategi ofensif dapat memperkuat partisipasi perusahaan yang mudah memasuki pasar. Baik dengan produk baru atau menggunakan teknik pemasaran dan periklanan yang sangat agresif yang membantu mereka mendapatkan pangsa pasar dan posisi. Dengan menggunakan iklan yang agresif memastikan bahwa meskipun produk serupa diproduksi oleh dua organisasi, hanya satu yang akan mempertahankan pelanggannya. Kerugian dari strategi ofensif : menciptakan konflik antar organisasi karena iklan melibatkan komentar negatif tentang pesaing. dan tidak dapat dipungkiri juga bahwa di pasar ini terdapat pesaing yang akan merespon dengan segala kemampuannya untuk mempertahankan posisi dan pangsa pasarnya yang nantinya dapat menyerang balik dan merugikan perusahaan yang menjalankan strategi ofensif ini.
2. I Gusti Bagus Indra Kusuma (2207611008)
Pertanyaan : Bisakah diberikan contoh perusahaan yang menerapkan strategi defensif? Jawaban : Perusahaan menerapkan strategi defensif untuk mempertahankan posisi yang ada saat ini atau karena kondisi yang terbatas maka perusahaan paling tidak harus survive. Terdapat tiga macam strategi defensif yang dapat diterapkan perusahaan. Hal tersebut disesuaikan dengan urutan skala prioritas mulai dari strategi yang paling awal yaitu strategi penghematan yang jika diterapkan tidak ada hasil maka strategi berikutnya adalah divestasi jika strategi inipun tidak menolong perbaikan kondisi perusahaan maka jalan dan strategi terakhir adalah likuidasi. Berikut akan dijabarkan satu persatu beserta contoh perusahaan yang menerapkan setiap macam strategi tersebut : a. Strategi Penghematan/Retrenchment Penghematan : terjadi ketika perusahaan melakukan regrouping melalui pengurangan biaya dan asset untuk mengatasi penurunan penjualan dan profit. Selama retrenchment, strategist bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari pemilik, karyawan, dan media. Wujud nyata dari strategi ini berupa pemangkasan lini produk, penutupan unit bisnis, penutupan pabrik, otomatisasi proses, pengurangan karyawan, system pengendalian biaya yang ketat. Contoh: PT.Dirgantara Indonesia telah mem-PHK-kan sekitar 9.643 karyawannya Perusahaan garmen di Cilincing, PT. Molaxx Internasional yang sudah mem- PHK 1.282 karyawan dari 2.564 karyawannya pada tahun 2009 b. Strategi Divestasi/Divesture : jika langkah penghematan tidak menolong perbaikan kondisi perusahaan maka penjualan asset nonproduktif ataupun selanjutnya asset produktif seperti tanah, bangunan, dan aktiva tetap lainnya perlu dilakukan untuk memperoleh dana segar. Strategi divestasi juga sering dilakukan untuk menggali modal untuk selanjutnya digunakan mendanai akuisisi atau investasi. Contoh: PT Bank Niaga Tbk. Melepas seluruh kepemilikan saham (divestasi) di PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia yang berkedudukan di Jakarta PT. Indosat mendivestasi anak perusahaannya, PT. Pramindo Ikat Nusantara yang memiliki nilai buku Rp. 162 miliar. c. Strategi Likuidasi : menjual seluruh aset perusahaan yang bernilai tangible merupakan strategi likuidasi. Strategi likuidasi diakui sebagai suatu kekalahan dan memiliki konsekuensi secara emosional. Akan tetapi, lebih baik berhenti operasi daripada terus menerus kehilangan sejumlah uang. Sebelumnya perusahaan menyatakan diri bangkrut baru setelah itu, dijual aset-aset tangible yang masih bernilai untuk memenuhi kewajiban terutama kepada kreditor. Contoh: Bank IFI dilikuidasi oleh Bank Indonesia PT Asahimas Flat Glass melakukan likuidasi terhadap anak perusahaannya, yakni Glavermas Mirror Pte Ltd.
3. A. A. Gde Agung Smarabhawa (2207611015)
Pertanyaan : Jelaskan apa yang dimaksud dengan Strategi Lautan Biru, berikan contohnya, dan bagaimana perusahaan menerapkannya? Jawaban : Blue ocean strategy diterapkan oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne untuk pertama kalinya. Dalam penjelasan secara sederhana, blue ocean strategy adalah semacam strategi bisnis yang mencari konsumen dengan segmen tertentu untuk menghindari persaingan kompetitor. Untuk melakukan hal tersebut, perusahaan harus lebih inovatif dan kreatif dalam menentukan strategi. Selain inovatif dan kreatif, perusahaan membutuhkan modal yang lebih dari cukup untuk membangun pasar dengan segmen tertentu. Sebab, aktivitas akan dilakukan secara mandiri tanpa bantuan atau persaingan dari pihak lain. Jika berhasil, bisa
dipastikan permintaan terhadap produk akan tinggi. Pasar blue ocean akan
membuka peluang lebar atas keuntungan dan perkembangan bisnis apabila dapat dapat memunculkan permintaan pasar yang baru. Contoh : Gojek Gojek atau yang sebelumnya ditulis sebagai GO-JEK merupakan perusahaan pertama yang menghadirkan aplikasi ojek online pertama di Indonesia sebelum akhirnya muncul pesaing-pesaing baru. Perusahaan ini pertama kali dirintis pada tahun 2011, namun kepopuleran transportasi online baru merebak di tahun 2015. Gojek menawarkan suatu aplikasi ojek online pertama kali di Indonesia, sehingga mereka dapat membuat suatu permintaan masyarakat yang baru yakni kemudahan transportasi online. Dengan kemudahan serta tarif yang terjangkau menjadikan Gojek sukses dengan strateginya. Jika dilakukan analisis, ketika awal rilis, bisnis Gojek tidak memiliki industri yang khusus, bahkan pemegang kuasa mungkin bingung akan memasukkan Gojek ke industri teknologi atau transportasi. Pada saat itu, Gojek pun belum memiliki kompetitor sama sekali di Indonesia sampai akhirnya masuk Grab serta Uber. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik blue ocean strategy yang mana mereka membuat industri dengan target market baru dan pasar yang ada belum memiliki kompetitor sama sekali. Blue ocean strategy tidak dapat menjamin kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang. Seperti contohnya pada Gojek, setelah masuknya kompetitor, industri transportasi online tidak lagi industri yang tidak memiliki kompetisi. Dengan begitu, perusahaan tidak lagi berada dalam blue ocean market melainkan red ocean. Dengan adanya kompetitor, pangsa pasar perusahaan akan terbagi. Tidak ada jaminan apakah Gojek akan terus bertahan, bahkan ada kompetitornya yang telah meninggalkan pasar karena gempuran persaingan bisnis. Uber perusahaan layanan transportasi online asal Amerika Serikat harus meninggalkan pasar Indonesia di tahun 2018. Seluruh mitra pengemudi Uber akhirnya pindah ke platform Grab, pun ada yang pindah ke Gojek.
4. Ni Putu Achintya Wibawa Putri (2207611011)
Pertanyaan : Apa yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih pesaing pada strategi ofensif? Di dalam menjalankan strategi aliansi terdapat risiko salah satunya yakni hilangnya kendali operasional dan kerahasiaan informasi, bagaimana perusahaan mengatasi risiko tersebut? Jawaban : Dalam memilih pesaing perusahaan setidaknya mempertimbangkan pilihan-pilihan berikut sebagai sasaran serangan yakni : Menyerang pangsa pasar utama dari pimpinan pasar (market leader) Menyerang penantang pasar yang lain (market challenger) yang telah mengembangkan posisi dalam suatu segmen pasar utama Meyerang satu atau beberapa pesaing kecil yang memiliki sumber daya terbatas Menghindari penyerangan langsung terhadap kompetitor yang kuat Cara perusahaan mengatasi hilangnya kendali operasional dan kerahasiaan informasi akibat menjalankan strategi aliansi yakni : di awal menjalankan strategi aliansi perusahaan yang terlibat perlu menentapkan batasan-batasan kendali, aturan, kebijakan operasi, sistem, hak dan kewajiban seperti menentukan yang mana yang merupakan kendali, hak dan kewajiban yang menjadi ranah dari perusahaan A dan yang mana yang merupakan kendali, hak dan kewajiban yang menjadi ranah dari perusahaan B. Sehingga hal-hal tersebut ada di dalam bingkai atau batasannya . Jadi walaupun perusahaan terlibat dalam hubungan kerja sama, namun ia tetap memiliki kendali atas perusahaannya sendiri tanpa campur aduk dari mitra aliansi. Kemudian terkait dengan mengatasi risiko strategi aliansi yakni hilangnya kerahasiaan informasi. Dalam hubungan aliansi walaupun terjadi hubungan kerjasama yang saling mengisi, bukan berarti perusahaan dapat menyebarkan informasi yang dimiliki begitu saja tanpa diseleksi terlebih dulu. Dalam hal ini perusahaan harus lebih selektif dalam memilih informasi mana yang bisa dibagikan dan informasi mana yang memang harus dirahasiakan dan apabila diperlukan perusahaan juga bisa mengamankan informasi rahasianya dengan memanfaatkan teknologi yang ada seperti memanfaatkan fitur otorisasi dan autentikasi yang dibatasi hanya untuk pihak internal perusahaan. Dengan begitu walaupun terjalin hubungan kerjasama namun mitra aliansi tidak akan bisa mengakses informasi yang bukan menjadi haknya yang tidak seharusnya ia ketaui. Sehingga informasi perusahaan akan tetap terjaga kerahasiaannya.
5. Ni Luh Putu Ari Darmayanti (2207611012)
Pertanyaan : Salah satu dampak negatif penggunaan jasa outsourcing yakni adanya ketergantungan dari manajemen, apabila perusahaan sudah mengalami ketergantungan dari penggunaan jasa outsourcing ini dan ingin berhenti menggunakan jasa outsourcing apa saja hal yang harus dilakukan perusahaan? Jawaban : Untuk terlepas dari ketergantungan akan tenaga kerja outsourcing perlu adanya pengorbanan yang dilakukan oleh perusahaan baik itu pengorbanan biaya, waktu, maupun tenaga. Apabila perusahaan ingin berhenti menggunakan tenaga outsourcing berarti ia harus mengorbankan biaya dan waktu untuk merekrut orang yang nantinya akan menggantikan posisi tenaga outsourcing tersebut. Perusahaan harus menyiapkan biaya perekrutan dan apabila diperlukan juga mengeluarkan biaya pelatihan untuk membentuk tenaga kerja yang ahli sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan, sehingga perusahaan akan memiliki tenaga kerjanya sendiri dan rasa ketergantungan terhadap tenaga kerja outsourcing bisa dihilangkan.
6. Gede Udik Apriadi (2207611001)
Pertanyaan : Kapan baiknya kita melakukan merger dan kapan baiknya kita melakukan akuisisi? Bisa diberikan contoh perusahaan yang berhasil melakukan merger dan perusahaan yang tidak berhasil melakukan merger? Biasanya apa tantangan atau kendala yang dihadapi sehingga proses merger tidak sesuai dengan harapan? Jawaban : Direksi perusahaan wajib untuk mengumumkan ringkasan merger perusahaan secara tertulis kepada pekerjanya, hal tersebut dimaksud agar para pekerja perusahaan yang akan melakukan merger paling lambat 30 hari sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) (Pasal 127 ayat 2 UUPT). Sedangkan untuk melakukan akuisisi sangat dianjurkan dilakukan apabila perusahaan sedang mengalami krisis atau butuh melakukan ekspansi secara massif. Perusahaan yang berhasil melakukan merger yaitu: grup Djarum dengan PT Solusi Tunas Pratama Tbk, Indosat dan Tri, Grup Medco akuisisi Conoco Phillips, Blibli akuisisi Ranch Market. Perusahaan yang gagal melakukan merger yaitu: Hawlett-Packard akuisisi Autonomy, Microsoft dengan Aquantive, Hawlett-Packard dengan Palm Adapun yang menjadi kendala atau tantangan dalam melakukan merger yakni : pemilihan partner mitra merger dan akuisisi yang tidak cocok sehingga mengakibatkan timbul perselisihan pendapat yang sulit diselaraskan, perpecahan yang berakhir dan sulit diperoleh sinergi kemitraan, gagal dalam melakukan persiapan, pendekatan dan konsolidasi internal sehingga landasan hidup bersama sangat rapuh dan tidak adaptif dalam menghadapi dinamika perubahaan lingkungan. Pemilihan waktu pelaksanaan merger dan akuisisi yang kurang tepat sehingga menimbulkan masalah keuangan dan manajerial yang kompleks.
7. Ida Bagus Gde Mahayana Aditya Putra (2207611028)
Pertanyaan : Kapan strategi integrasi forward dan backward efektif diterapkan? Jawaban : Strategi integrasi ke depan (forward) menjadi sangat populer dengan meningkatnya tampilan internet. Banyak perusahaan manufaktur telah membangun toko online mereka dan mulai menjual produk mereka langsung ke konsumen, melewati pengecer. Strategi integrasi ke depan efektif ketika sebuah perusahaan di awal rantai pasokan mengendalikan tahapan lebih jauh. Contohnya termasuk perusahaan pertambangan besi yang memiliki kegiatan "hilir" seperti pabrik baja. Beberapa pedoman yang mempengaruhi efektifitas strategi integrasi ke depan antara lain: Distributor saat ini berbiaya mahal atau tidak andal Ketersediaan distributor yang berkualitas terbatas Perusahaan berada dalam industri yang tumbuh pesat Perusahaan memiliki modal dan sumber daya manusia yang mampu mengelola usaha baru dibidang distribusi Distributor saat ini menikmati profit margin yang terlampau tinggi Terkait dengan backforward integration, perusahaan menerapkan strategi integrasi mundur (backforward) untuk mengamankan input sumber daya yang stabil dan menjadi lebih efisien. Strategi integrasi mundur sangat bermanfaat ketika sebuah bisnis di akhir rantai pasokan melakukan kegiatan "hulu." Contohnya adalah ketika distributor film, seperti Netflix, juga memproduksi konten. Berkut pedoman yang diikuti agar strategi integrasi ke belakang efektif: Jika perusahaan perlu memperoleh sumber daya yang dibutuhkan secara cepat Pemasok saat ini mahal dan tidak andal Jumlah pemasok terbatas, tetapi jumlah pesaing banyak Pertumbuhan tinggi di sector industry Perusahaan memiliki modal dan SDM untuk mengelola bisnis baru Pentingnya stabilitas harga pasokan Pemasok yang ada menikmati profit margin yang tinggi