Anda di halaman 1dari 4

Diantara rencana strategi baru GM, salah satunya adalah mengembangkan konektifitas vehicle to vehicle.

Rencana strategis GM ini mencakup mengembalikan kepopuleran brand Cadillac sebagai merek premium
di pasar Amerika. “Dalam jangka waktu sembilan bulan sejak tim kepemimpinan terbentuk, kami
menghabiskan banyak sekali waktu untuk menetapkan tujuan-tujuan bisnis kami demi masa depan
General Motors dan mengembangkan action plan yang lebih spesifik,” ujar Mary Barra CEO General
Motors Co. (GM) di konferensi para investor dan analis keuangan yang diselenggarkan di Milford
Proving Ground, Michigan, A.S belum lama ini. Rencana strategis General Motors mencakup beberapa
inisiatif besar yang akan membantu perusahaan meraih 9 hingga 10 persen margin pada basis pendapatan
sebelum bunga dan pajak yang telah disesuaikan (EBIT-adjusted basis) di awal dekade selanjutnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, GM menjadi pemimpin dalam produk dan teknologi, Dalam rentang
waktu yang sama, GM juga berencana untuk

 melaksanakan penerapan teknologi pita lebar bergerak kecepatan tinggi 4G-LTE (4G LTE high-
speed mobile broadband), menghadirkan konektivitas vehicle-to-vehicle pada Cadillac CTS pada
tahun 2017, dan meluncurkan teknologi berkendara yang sangat otomatis (highly automated)
bernama Super Cruise, yang memungkinkan pengendara menikmati pengalaman berkendara
tanpa memegang kemudi lebih lama di jalan raya.
 kedua, mengembangkan Cadillac. GM sedang membangun merek unggulannya sebagai unit
bisnis yang terpisah dengan kantor pusat di Kota New York untuk lebih fokus dan jelas mengejar
peluang pertumbuhan di pasar kendaraan mewah.
 Ketiga, meningkatkan hubugan kerjasama dengan mitranya di tiongkok (China).
 eempat, melanjutkan Pertumbuhan GM Financial. GM Financial, memperlihatkan pertumbuhan
aset dari USD 8.7 miliar pada 2010 hingga mencapai USD 37 miliar saat ini.
 Terakhir, menghasilkan Efisiensi Operasi Inti. Strategi GM untuk memperbaiki hubungan
dengan para pemasok, menghasilkan volume global lebih banyak dari tipe kendaraan yang lebih
sedikit. (Ristu)

Awal Persaingan Bisnis dan Kekalahan General Motors Company (GMC) dari Ford Motor Car
Company (FMCC) Sejak pendirian perusahaan pada tahun 1908 GMC bersaing dengan FMCC
dan GMC mengalami kekalahan di dalam persaingan tersebut yang disebabkan beberapa
kelemahan (weakness) yang ditunjukkan oleh GMC, sebagai berikut:  Tidak inovatif di dalam
mengembangkan produk dengan biaya produksi yang efisien.  R&D yang tidak berpikir
mengenai metode mass production atau lean production untuk menciptakan efisiensi. 
Marketing yang hanya tertuju kepada pasar orang kaya dan tidak merespon perubahan di pasar
yang lebih bawah.  Terlalu banyak model atau jenis mobil dari 25 divisi produksi mobil yang
mengakibatkan mereka bersaing dengan diri sendiri.  Melupakan pasar menengah dan tidak
berpikir untuk menciptakan pasar di kelas tersebut yang sebenarnya mempunyai potensi serapan
pasar. Sehingga kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh FMCC dengan menciptakan mobil
dengan biaya produksi yang lebih efisien yaitu model T.
A. Persaingan Bisnis dan Kekalahan General Motors Company (GMC) dari Ford Motor Car
Company (FMCC)
C. Kebangkitan GMC (1920) Namun demikian setelah mengalami kekalahan di dalam bersaing
dengan FMCC selama beberapa tahun GMC berusaha untuk bangkit di dalam mendapatkan
competitive advantage di industri tersebut yang meningkatkan kekuatan (strength) perusahaan
sebagai berikut:  Dengan merampingkan 25 divisi menjadi 5 divisi saja (Chevrolet, Pontiac,
Oldsmobile, Buick dan Cadillac) GMC meraih superior effisiency di dalam ongkos produksi dan
ongkos operasional.  Langkah tersebut juga memberikan posisi superior customer
responsiveness, di mana perusahaan lebih fokus di dalam menangani keluhan konsumennya. 
Setiap divisi tersebut diberikan tugas untuk memproduksi mobil untuk beberapa segmen pasar
dan divisi Chevrolet juga harus membuat mobil sekelas model T yang diproduksi oleh FMCC.
Di sini terlihat bahwa setiap lini pasar akan dikepung oleh produk-produk GMC yang membuat
entry barrier yang tinggi bagi Ford untuk masuk ke pasar mobil kelas atas yang belum
dimasukinya. Sedangkan pada level mobil kelas menengah yang relative murah GMC
menghantam pasar Ford dengan kualitas mobil yang sama namun lebih murah. Meskipun bentuk
pasar industri ini adalah oligopoly namun demikian karena Ford memposisikan produknya pada
kelas menengah yang relatif sensitif 3 terhadap harga (dengan kualitas yang setara) di mana
elastisitas permintaan (demand elasticity) atas produk sejenis itu adalah tinggi dan pada
umumnya produk mobil tersebut adalah relatif murah maka maneuver yang dilakukan GMC
lewat produk Chevrolet membuat Ford kalah di dalam persaingan.
C. Kejayaan GMC
Sejak kebangkitannya dengan menerapkan strategi baru GMC memimpin industri mobil di
Amerika Serikat dengan menguasai 65% pasar mobil, sedangkan gabungan antara Ford dan
Chrysler menguasai 25%nya, dan 10% sisanya dikuasai oleh produk non Amerika seperti Jepang
atau Jerman. Di dalam strategi baru tersebut GMC menerapkan strategi vertical integration untuk
mencapai competitive advantage, yaitu dengan mendirikan pabrik komponen mobil seperti Delco
yang memasok komponen electrical dan electronic dan juga Fisher Body Company yang
memasok pembuatan bodi mobil. Sampai dengan tahun 1970 strategi yang diterapkan GMC
memposisikan perusahaan ini menjadi pemimpin pasar di industri ini.
E. Terlambat di dalam merespon perubahan sehingga dikalahkan oleh produk Jepang
Selain sedan perusahaan ini juga mengembangkan mobil niaga seperti truk dan lain sebagainya
yang mengkonsumsi jumlah bahan bakar yang cukup banyak untuk setiap kilometernya.
Keterlambatannya di dalam merespon perubahan di industri otomotif membawa GMC kepada
bencana. Perusahaan ini tidak mempertimbangkan adanya ancaman kekuatan produk substitusi
(threat of substitute product) yang dikembangkan oleh industri otomotif Jepang yang lebih
responsif di dalam membaca suatu arah perubahan. Perusahaan otomotif Jepang seperti Toyota
maupun Honda sudah mengembangkan mobil kecil yang hemat bahan bakar. Dengan adanya
embargo minyak bumi pada tahun 1973 yang dipelopori oleh OPEC mengakibatkan harga
minyak dunia menjadi mahal yang mengakibatkan terpukulnya industri otomotif Amerika
Serikat. Keterlambatan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat termasuk GMC di dalam
merespon suatu perubahan memudahkan perusahaan Jepang menguasai pasar industri otomotif
baik di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia. Kelemahan (weakness) yang ditunjukkan oleh
GMC adalah sebagai berikut: 4  Produk yang dihasilkan tidak efisien yang diakibatkan oleh
tingginya gaji pekerja yang tidak dengan mudah dapat direvisi mengingat perusahaan memiliki
perjanjian jangka panjang dengan serikat kerja UAW.  Tingginya gaji pekerja juga
mengakibatkan tingginya harga komponen yang dihasilkan oleh anak-anak perusahaan GMC
yang membuat ongkos pembuatan mobil menjadi tinggi.  Keterlambatan di dalam berinovasi
mengenai teknologi yang dapat menurunkan ongkos produksi dan inovasi di dalam menciptakan
mobil yang irit bahan bakar. Menghadapi hal seperti GMC tidak tinggal diam, perusahaan mulai
melakukan perampingan dengan tidak melanjutkan pembuatan komponen mobil yang tidak
efisien dan menutup pabrik yang tidak dapat memberikan kontribusi keuangan yang sehat seperti
Oldsmobile. Namun demikian langkah tersebut tidak banyak menolong untuk menciptakan
efisiensi produksi. GMC mencoba menekan pemasoknya dengan meminta harga murah untuk
produk komponen mobil yang dibutuhkan, akan tetapi jawaban para pemasok cukup
mengejutkan yaitu dengan harga yang rendah pemasok tidak akan menyediakan mesin-mesin
yang lebih baik untuk memasok GMC dan juga lebih suka memasok perusahaan Jepang. Di sini
terlihat bargaining power of supplier lebih kuat ketimbang GMC dan perusahaan tetap tidak bisa
bersaing dengan produk Jepang. Competitive advantage GMC tersungkur, unsur-unsur yang
mendukung seperti superior efficiency, superior quality, superior innovation, superior customer
responsiveness tidak terlihat. Peran dari value chain-pun runtuh, R&D yang melempem,
Production yang tidak dapat diandalkan, Marketing&Sales yang tidak mulus yang diikuti oleh
Customer Service yang tidak prima. Pendek kata usaha-usaha yang dilakukan oleh GMC sulit
untuk kembali kepada kejayaannya.
E. Hancurnya GMC (June 2009)
Hal yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana GMC masih bisa survive secara finansiil di
dalam menghadapi serangan bertubi-tubi dari pesaingnya. GMAC adalah anak perusahaan GMC
yang bergerak di bidang keuangan yang menangani pendanaan secara kredit yang salah satunya
mendanai produk-produk GMC. Namun demikian dengan adanya krisis di Amerika Serikat pada
tahun 2008 yang menghantam perusahaan jasa keuangan di negara tersebut membuat pertahana
GMC semakin rapuh. Meskipun manajemen GMC telah berusaha secara mati-matian untuk
menurunkan ongkos produksi dan operasional akan tetapi kondisi yang semakin rapuh tersebut
tidak dapat diperthankan dan pada bulan Juni 2009 GMC dinyatakan 5 bangkrut. Saham-saham
perusahaan dikuasai oleh pemerintah, serikat pekerja dan para bond holders.
Melihat kondisi di atas dengan menggunakan Porter’s Five Forces terlihat bahwa (1)persaingan
diantara industri (rivalry among the industry) perusahaan dalam kondisi yang tidak
menguntungkan tidak dapat melawan dominasi perusahaan Jepang dan Jerman di sektor efisiensi
dan inovasi, (2) threat of substitute, jelas perusahaan tidak dapat mencegah/menciptakan entry
barrier yang tinggi terhadap produk substitusi dari perusahaan Jepang karena keterlambatan di
dalam merespon perubahan, (3) bargaining power of supplier, perusahaan kalah di dalam
berunding untuk menekan harga komponen mobil dari pemasok sehingga tidak dapat
menurunkan harga produksi mobil, (4) risk of entry by potential competitors, terlihat jelas
keterlambatan di dalam merespon perubahan tidak dapat menciptakan entry barrier yang tinggi
untuk menghadang potential competitors, (5) bargaining power of suppliers, harga mobil yang
tinggi yang tidak efisien membuat posisi tawar perusahaan atas konsumen sangat lemah.

Riwayat Singkat Perusahaan General Motors Corporation, singkatnya (GMC) didirikan oleh
William C. Durant pada tahun 1908 dengan menggabungkan 25 buah perusahaan otomotif
independen termasuk di dalamnya Buick, Chevrolet, Pontiac, Cadillac dan yang lainnya. Dalam
hal ini GMC memposisikan diri sebagai holding company dengan 25 divisi yang memproduksi
ratusan model mobil dengan segmentasi pasar untuk orang-orang kaya dengan alasan bahwa
hanya orang-orang tersebut yang mampu membeli mobil dikarenakan biaya produksi membuat
mobil sangat tinggi pada waktu itu. Selama seratus tahun perusahaan ini mengalami dinamika
naik dan turunnya suatu bisnis dan sayangnya pada tahun 2009 perusahaan ini harus mengalami
kebangkrutan karena kesalahan di dalam memainkan suatu strategi bisnis di dalam menghadapi
lawan-lawannya

Old and New company atau NewCo. Konsep “New Co” ialah membuka perusahaan yang
benarbenar baru dengan catatan keuangan yang masih bersih dengan memanfaatkan ketentuan
kebangkrutan pasal 363. Dalam pasal 363 dikatakan, perusahaan yang akan bangkrut boleh
menjual aset-asetnya -- bukan perusahaannya secara utuh -- atas persetujuan pengadilan. Dengan
begitu, perusahaan akan mendapat dana untuk bisa membuat perusahaan baru. “NewCo” akan
menjalankan operasional dan merek GM yang terbaik dan “OldsCo” akan menyisakan berbagai
hutang dan liabilitas dari General Motors yang akan bangkrut

Anda mungkin juga menyukai