HILKIA DIMAS K - E0018182 - UAS HUMAS A - 16 Juni 2021
HILKIA DIMAS K - E0018182 - UAS HUMAS A - 16 Juni 2021
1. Dalam kajian hukum dan perubahan sosial, pada satu sisi hukum dapat berperan sebagai
variable dependent dan hukum sebagai variable independent, jelaskan dan berikan contoh
masing-masing yang aktual?
2. Ada asas hukum “Equality before the law” yang selanjutnya dinormakana dalam Pasal 27
ayat (1) UUD yang berbunyi, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya”. Jelaskan dalam perspektif hukum dan stratifikasi sosial (law and social
stratification) dengan menggunakan pendekatan teori the behavior of law Donald Black
dan berikan contohnya? apakah teori tersebut masih relevan tidak ?
3. Penegakan hukum korupsi di Indonesia dapat dikatakan masih belum efektif. Koruptor
kelas kakap sulit tertangkap dan terkadang hukumannya pun tak sebanding dengan
perbuatannya. Bagaimana cara memperbaiki penegakan hukum korupsi dengan
menggunakan pendekatan the legal system karya Lawrence M. Friedman? Jelaskan
disertasi contohnya ?
5. Buatlah sebuah tulisan artikel ilmiah populer berupa analisis penegakan hukum di
Indonesia. Apakah penegakan hukum masih seperti “pisau” yang Tajam ke bawah dan
tumpul ke atas (1-2 halaman spasi 1,5 m, huruf times new size 12 times new roman) Silakan
dianalisis dalam kajian law and society ?
JAWABAN
3. Lawrence M. Friedman menyatakan bahwa penegakan hukum tergantung pada tiga unsur
sistem hukum, yaitu struktur hukum (struktur of law), substansi hukum (substance of the
law) dan budaya hukum (legal culture).
• Struktur Hukum, terdapat struktur institusi-institusi penegakan hukum seperti
kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Sedangkan kelembagaan tertingginya yaitu
Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam hal ini efektifi atau tidaknya tergantung
dari semua aparatur penegak hukum, mereka harus mempunyai jiwa integritas dan
loyal terhadap hukum. Maksudnya ketika terjadi sebuah agenda Operasi tangkap
Tangan (OTT) deputi penyidik tidak boleh membocorkan agenda tersebut, atau
bahkan jangan sampai menerima bentuk suap agar para koruptor lolos atau bahkan
diringankan hukumannya.
• Substansi Hukum, yaitu aturan, norma, dan pola perilaku nyata manusia yang
berada dalam sistem hukum. Jadi substansi hukum menyangkut peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang memiliki kekuatan yang mengikat dan
menjadi pedoman bagi aparat penegak hukum. Indonesia sebenarnya telah memilik
peraturan khusus mengenai tindak pidana korupsi, bahkan aturan terebut dibuatkan
aturan Lex Specialis. Dengan adanya peraturan yang telah jelas seperti Undang-
Undang Tindak Pidana Korupsi aparatur sehrusnya dapat berpegang teguh pada
aturan tersebut dengan tidak menyimpangkannya.
• Budaya Hukum, merupakan sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum.
Kualitas substansi hukum yang dibuat tanpa didukung budaya hukum oleh orang-
orang yang terlibat dalam sistem dan masyarakat maka penegakan hukum tidak
akan berjalan secara efektif.
4. Hukum Progresif yang digagas sang begawan hukum Prof. Dr. Satjipto Rahardjo adalah
sebuah gagasan yang fenomenal yang ditujukan kepada aparatur penegak hukum terutama
kepada sang Hakim agar supaya jangan terbelenggu dengan positivisme hukum yang
selama ini banyak memberikan ketidakadilan kepada yustisiaben (pencari keadilan) dalam
menegakkan hukum karena penegakan hukum merupakan rangkaian proses untuk
menjabarkan nilai, ide, cita yang cukup abstrak yang menjadi tujuan hukum. Salah satu
contoh Undang-Undang yang tidak adil adalah UU Pemilu yang hanya mengizinkan partai
politik yang punya kursi di DPR yang boleh ikut pemilu pada 2009. Aturan semacam itu
dinilai Mahfud sebagai bentuk kolusi yang tidak memberikan rasa keadilan. Mahkamah
Konstitusi menggunakan optik hukum progresif untuk membatalkan regulasi itu. Hukum
Progresif ini harus kita dorong untuk menjadi roh atau jiwa pelaksanaan hukum di
Indonesia, supaya penegak hukum dari tahapan petama (polisi), tahap kedua (jaksa), dan
tahap ketiga (hakim) mempunyai persepsi yang sama bahwa sesungguhnya hukum itu tidak
terbelenggu atau terjebak pada hukum positif.
5.
ANALISA
Berikut ini adalah beberapa kasus di Indonesia dengan terdakwa masyarakat kaum bawah
yang menurut banyak orang sangat menggelikan, di antaranya :
Dari dua contoh kasus berikut, hukuman yang tidak masuk akal dijatuhkan kepada pelaku
yang sudah berusia lanjut dan buruh tani dimana tidak adanya hukum progresif yang dilakukan.
Contoh perilaku penegak hukum yang merefleksikan pernyataan “Hukum itu tajam ke bawah
tumpul ke atas”:
Menurut analisa saya, berdasarkan pengumpulan data yang saya kumpulkan, penegakan
hukum di Indonesia masih lemah, terbukti dari banyaknya kasus yang masih berat sebelah dan
tidak adanya keadilan bagi masyarakat. Lemahnya penegakan hukum yang berakibat kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di Indonesia. Oleh karena itu, perlu
diterapkan dengan baik peraturan perundang-undangan kepada semua pelaku kejahatan tanpa
memandang status social pelaku tersebut. Hukum yang cenderung tumpul ke atas akan
menyebabkan para kelas social yang lebih tinggi untuk semena-mena menggunakan kekuatannya
untuk bermain hukum.