1322-Article Text-3047-1-10-20210609-Dikonversi
1322-Article Text-3047-1-10-20210609-Dikonversi
1 Juni 2021
Patawala, R. and Manuputty, A.D. (2021) “Audit Sistem Informasi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga ISSN: 1410-3737(p) 2621-069X(e)
Menggunakan Framework Cobit 4.1 Domain Monitor and Evaluate”, Sebatik, 25(1). Open access article licensed under CC-BY
Submitted: 2021/05/02 Accepted: 2021/05/30 Published: 2021/06/01 DOI:10.46984/sebatik.v25i1.1322
ABSTRAK
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga merupakan instansi pemerintah penyedia sumber informasi, yang mana
pengoperasiannya menggunakan peranan TI. Senayan Library Management System (SLiMS) adalah sistem informasi yang
digunakan dalam menjalankan bisnis proses perusahaan. Sistem ini mempermudah staf menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dalam melayani kebutuhan anggota Perpustakaan seperti peminjaman, pengembalian serta menentukan denda
keterlambatan pengembalian buku. Namun, proses pemantauan rutin terhadap SLiMS dilakukan hanya pada hardware dan
server. Tidak ada pemantauan yang di lakukan pada software, pemantauan dilakukan hanya pada saat diperlukan atau
terjadi masalah. Hal ini mengakibatkan munculnya masalah pada sistem. Control Objective for Information and related
Technology (COBIT) 4.1 merupakan kerangka kerja dari best of practices manajemen teknologi informasi yang membantu
organisasi untuk memaksimalkan kinerja TI, serta dapat membantu mengelola risiko dan masalah teknis dalam organisasi.
COBIT 4.1 digunakan untuk mengukur level kedewasaan dalam proses TI dan mengukur kesesuaian antara kebutuhan
perusahaan dan tujuan TI dalam organisasi. Penelitian ini menggunakan framework COBIT 4.1 domain ME untuk
menganalisa kinerja sistem informasi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ME1 berada di level 2,5 (Repeatable but Intuitive), ME2 berada di level 3,2 (Defined Process), ME3 berada di level
2,4 (Repeatable but Intuitive), ME4 berada di level 4,5 (Managed and Measurable). Dalam hal ini Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Salatiga perlu memberikan perhatian dan penanganan khusus pada faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pemantauan SLiMS, sehingga sistem dapat di operasikan secara maksimal, serta meningkatkan kapasitas karyawan
dalam penggunaan TI khususnya skills dalam mengoperasikan SLiMS, sehingga kemampuan penanggung jawab TI dapat
mengimbangi perkembangan teknologi.
Kata Kunci: Audit, System Information, Frameworks COBIT 4.1, Monitor and Evaluate, Maturity Level, SLiMS
42
Sebatik Vol. 25 No. 1 Juni
2021 ISSN: 1410-3737(p)
2621-069X(e)
Open access article licensed under CC-
sebab itu diadakan evaluasi atau penilaian terhadap Penelitian Andry dan tim berjudul “ Penggunaan
penerapan teknologi dalam perusahaan. Audit Sistem COBIT 4.1 Dengan Domain ME Pada Sistem Informasi
Informasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Absensi (Studi Kasus: Universitas XYZ) ”. Fokus
sejauh mana kinerja SI/TI, SDM perusahaan, dan untuk penelitian ini adalah proses audit pengawasan dan
mengetahui tingkat kematangan penggunaan TI dalam evaluasi terhadap Sistem Informasi Absensi. Tujuan dari
perusahaan, sehingga penggunaan teknologi informasi penelitian ini adalah menilai dan mengevaluasi proses
dalam perusahaan dapat berperan secara maksimal. Pada kinerja absensi fingerprint apakah beroperasi dengan
penelitian ini menggunakan Control Objective for baik dan efektif menggunakan standar Framework
Information and related Technology (COBIT) 4.1 bukan COBIT 4.1 domain ME. Penelitian ini menunjukkan
COBIT 5, karena penerapan tingkat kematangan masih bahwa Universitas XYZ telah menerapkan Framework
menggunakan Capability Maturity Level bukan Process monitor pada tingkat defined process. Tingkat tersebut
Maturity Level pada COBIT 5 sehingga penggunaan ditemukan berdasarkan hasil dari beberapa standar
COBIT 4.1 lebih optimal daripada COBIT 5 dan domain yaitu ME1, ME2, ME3, dan ME4 yang telah
merupakan kerangka kerja yang representatif dan dioperasikan dan menghasilkan maturity level sebesar
mencakup semua permasalahan perencanaan, penerapan, 3,4 dengan expected level berada pada tingkat 4 yaitu
operasional dan pemantauan terhadap proses jalannya managed and measurable dan memiliki nilai gap
seluruh proses bisnis perusahaan (Rahayu and Wijaya, sebanyak 0,6. Hal ini berarti bahwa proses monitor dan
2020). evaluasi serta kesimpulan yang dihasilkan dari sistem
Audit sistem informasi bertujuan untuk
informasi absensi pada Universitas XYZ sesuai dengan
menganalisa dan mengevaluasi apakah sistem sudah
standar Framework COBIT 4.1 (Andry dkk., 2018).
beroperasi sesuai dengan prosedur agar dapat mencapai Penelitian dilakukan Marzuki dan tim dengan judul
tujuan dari perusahaan/organisasi. Organisasi yang “Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan
dimaksud adalah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Cobit 4.1 Domain Monitoring Evaluasi Pada Perguruan
Kota Salatiga khususnya pada bagian Sirkulasi. Dalam Tinggi Swasta ”. Penelitian ini menerapkan Framework
melakukan audit sistem diperlukan standar yang jelas, COBIT 4.1 domain ME, dimana audit dilakukan secara
sebagai acuan dasar TI. Kerangka kerja sistem audit yang garis besar pada kondisi kematangan tata kelola TI pada
umum digunakan adalah COSO, COBIT, ISO, dan lain- kampus STMIK Bumigora Mataram yang mengacu pada
lain (Rumere, Tanaamah and Sitokdana, 2020). maturity level yang ada pada kerangka kerja COBIT 4.1.
Kerangka kerja yang digunakan dalam melakukan Hasil audit tata kelola TI domain ME pada sistem
penelitian ini adalah Framework COBIT 4.1 domain informasi kampus STIMK ditemukan telah memenuhi
Monitor and Evaluate (ME) dengan alasan proses TI tingkat kematangan (maturity level) yaitu berada pada
yang harus diawasi dan dinilai kelayakannya pada sistem level 2,3 (repeat but intuitive). Kondisi ini berdasarkan
informasi secara regular dan berkala menurut standar beberapa kekurangan dalam proses pengoperasian TI,
COBIT 4.1, yakni mengawasi dan mengevaluasi kinerja seperti penetapan dokumentasi, dan prosedur yang tidak
TI, mengawasi dan mengevaluasi kontrol internal, sempurna, serta tidak tersedianya service level yang di
memastikan pemenuhan terhadap kebutuhan eksternal disepakati bersama (Marzuki, Setyanto and Nasiri,
dan menyediakan tata kelola TI (Taslihudin, 2016). Oleh 2018).
sebab itu, penulis menjadikan beberapa penelitian Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang
sebelumnya sebagai bahan acuan komparatif, antara lain: telah dipaparkan di atas, maka penulis akan fokus pada
Penelitian yang dilakukan oleh Jourdano dan tim, audit sistem informasi menggunakan Framework COBIT
dengan judul “Audit Sistem Informasi Menggunakan 4.1 domain ME pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Framework COBIT 4.1 (Dengan Domain Monitor and kota Salatiga.
Evaluate) Pada PT. Samudera Indonesia Tbk ”. Peneliti
menggunakan Framework Cobit 4.1 domain ME dalam 2. RUANG LINGKUP
penelitian tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut:
mengukur tingkat kematangan dari TI perusahaan 1. Cakupan masalah pada penelitian ini adalah
berdasarkan proses monitor, pengelolaan dan sejauh pengelolaan sistem informasi yang dipakai oleh
mana perusahaan memenuhi aturan hukum dalam TI Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota Salatiga.
yang berlaku. Proses penilaian menunjukkan tingkat Oleh sebab penelitian ini berfokus pada audit
kematangan domain ME tergolong domain yang Sistem Informasi menggunakan Framework COBIT
memenuhi prosedur dan standar, dengan hasil perolehan 4.1 pada domain ME.
nilai ME1 sebesar 4,04, ME2 3,87, ME3 sebesar 3,74, 2. Penelitian ini berfokus pada proses monitor dan
ME4 sebesar 3,91. Tingkat kematangan TI pada PT. evaluasi kinerja TI, menggunakan domain ME pada
Samudera Indonesia dinilai tergolong kriteria defined, Framework COBIT 4.1
dikarenakan perusahaan menjalankan proses TI sesuai 3. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam
dengan prosedur dan standar yang telah ditentukan, dan mengidentifikasi risiko-risiko yang terjadi dan juga
sudah disesuaikan dengan model bisnis, strategi dan rekomendasi penanganan risiko sesuai dengan
tujuan bisnis dari perusahaan (Jourdano dkk., 2018).
Framework COBIT 4.1.
43
© 2021, The Author(s). This is an open access article, free of all copyright, that anyone can freely read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full
texts or use them for any other lawful purpose. This article is made available under a Creative Commons Attribution 4.0 International License, which permits
unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. SEBATIK is a journal of the STMIK Widya Cipta
Dharma
3. BAHAN DAN METODE oleh auditor internal dan eksternal (Azizah, 2017).
Bahan kajian, metode dan tahapan penelitian yang Ditampilkan pada gambar 1, domain ini berhubungan
akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai dengan proses monitor dan evaluasi pengelolaan secara
berikut: internal dalam sebuah organisasi (Asyari and Triana,
2018), domain COBIT yang dipakai peneliti yaitu:
3.1 Audit Sistem Informasi 1. ME1 (Monitor and Evaluate IT Performance)
Audit TI adalah sebuah bentuk audit operasional. Domain ME1 menekankan pada keperluan proses
Namun, pada saat ini, Audit TI telah menjadi jenis audit monitor kinerja manajemen TI yang efektif dalam sebuah
yang berfokus dalam peningkatan tata kelola TI. perusahaan. Proses ini mencakup penentuan indikator
Pengoperasian sumber informasi mengacu pada kinerja, merumuskan faktor-faktor yang relevan, serta
efektivitas unit fungsional sistem informasi. COBIT sistem laporan yang dilakukan secara sistematis dan tepat
sukses mentransformasikan konsep klasik menjadi waktu, serta reaksi yang cepat terhadap penyalahgunaan
sebuah sistem informasi yang kerahasiaan informasi sistem. Pemantauan dibutuhkan dalam memastikan
terjamin. COBIT adalah sebuah sistem yang efektif dan bahwa pengoperasian sistem dilakukan secara benar
terpercaya. Hal ini dikarenakan COBIT dapat memonitor berdasarkan aturan dan kebijakan yang berlaku (Jourdano
pengoperasian sesuai peraturan hukum sistem informasi dkk., 2018).
(Muhammad, J. R., 2021)
2. ME2 (Monitor and Evaluate Internal Controls)
Audit sistem informasi adalah sebuah proses
Domain ME2 berfokus pada penentuan program
pengumpulan dalam rangka menilai bukti - bukti dalam
pemantauan dan monitoring TI secara internal dalam
proses penentuan apakah “sistem komputer” dapat
sebuah perusahaan. Proses ini meliputi monitor dan
menjaga integritas data dan mengamankan aset sehingga
pelaporan, serta hasil evaluasi diri dan pihak external
tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien
dari perusahaan. Manfaat utama dari pemantauan dan
(Kurniawan, Yohanes and Wijaya, 2018).
pengendalian internal adalah untuk menjaga sistem
Audit sistem informasi merupakan proses
operasi yang efektif dan efisien serta sesuai berdasarkan
pengumpulan data dalam rangka mengevaluasi bukti
hukum dan aturan yang berlaku (Jourdano dkk., 2018).
dalam proses menentukan apakah sistem informasi telah
3. ME3 (Ensure Compliance External Requirements)
menggunakan sistem kontrol internal sesuai standar, dan
Domain ME3 menekankan perusahaan untuk
apakah aset terlindung dan tidak disalahgunakan, serta
mengikuti hukum dan peraturan kontrak yang berlaku.
terjaminnya integritas data, dan sistem informasi yang
Proses ini berfokus pada identifikasi persyaratan yang
berbasis pada komputer (Wahono, 2015).
berlaku, memaksimalkan dan menilai respon,
3.2 COBIT mendapatkan jaminan bahwa aturan telah dipatuhi, serta
COBIT (Control Objectives for Information and proses integrasi laporan yang sesuai dengan aturan bisnis
Related Technology) merupakan suatu kerangka kerja TI (Jourdano dkk., 2018).
(framework) bagi pengelola teknologi Informasi. COBIT 4. ME4 (Provide IT Governance)
dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) yang Domain ME4 bertujuan menentukan kepastian
merupakan bagian dari Information System Audit and sebuah perusahaan dalam proses investasi kebutuhan TI
Control Association (ISACA). COBIT disusun oleh ITG berdasarkan strategi bisnis yang diterapkan. Domain ini
pada tahun 1996. Sampai saat ini ada 6 versi COBIT fokus pada pembentukan kerangka kerja pengoperasian
yang diterbitkan, COBIT 1 diterbitkan pada tahun 1996, TI yang efisien dengan tujuan memenuhi rencana strategi
COBIT 2 tahun 1998, COBIT 3 tahun 2000, COBIT 4.0 yang disepakati bersama (Jourdano dkk., 2018).
tahun 2005, COBIT 4.1 tahun 2007, COBIT 5.0 tahun
2012 dan yang terakhir adalah COBIT 19 diterbitkan
tahun 2018 (Rumere, Tanaamah and Sitokdana, 2020).
COBIT 4.1 merupakan kerangka best of practices
manajemen TI dengan tujuan menolong organisasi dalam
memaksimalkan pendapatan bisnis, serta dapat
membantu auditor, user dan manajemen dalam
pengelolaan risiko bisnis dan masalah teknis yang terjadi
pada organisasi. COBIT merupakan sistem pengukur
level kedewasaan (maturity level) TI, dan juga berfungsi
dalam mengawasi kesesuaian antara keperluan bisnis dan
tujuan TI dalam sebuah organisasi. (Jourdano dkk.,
2018). Monitor and Evaluate IT perlu dievaluasi secara
berkelanjutan dengan tujuan menjaga kualitas dan Gambar 1. Maturity Model
pemenuhan standar pengendalian. Domain ME IT (Rahayu and Wijaya, 2020)
membutuhkan pengawasan dan pengendalian manajemen
dalam organisasi serta evaluasi secara mandiri dilakukan
44
Sebatik Vol. 25 No. 1 Juni
2021 ISSN: 1410-3737(p)
2621-069X(e)
Open access article licensed under CC-
Maturity Model berperan sebagai pengukur pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota
kematangan proses TI yang telah diterapkan oleh sebuah Salatiga.
perusahaan. Menurut C. T. Harjanto dalam Utomo Dasa 3. Analisis Data
Styo Ndaru, tingkat kedewasaan (Maturity Level)
Tahap ini fokus pada proses analisis data
COBIT 4.1 bertujuan mengontrol proses TI
menggunakan Framework COBIT 4.1 dengan
menggunakan metode penilaian (scoring), sehingga
domain ME.
organisasi/perusahaan dapat memonitor dan
4. Hasil dan Kesimpulan
mengevaluasi proses TI yang dimilikinya (Styo dkk.,
Pada tahap ini peneliti akan menulis kesimpulan
2021). Implementasi yang sesuai aturan pada tata kelola
dan rekomendasi berdasarkan analisis data.
TI di lingkungan perusahaan, berfokus pada pemenuhan
tiga aspek kematangan (maturity models), yaitu
kemampuan, jangkauan, dan kontrol. Dampak dari
peningkatan kematangan yaitu mengurangi risiko dan
membuat sistem menjadi semakin efisien dan efektif,
serta mengurangi risiko dan meningkatkan kuantitas
dan kualitas proses yang sesuai standar, serta menjamin
efisiensi biaya dalam pengoperasian sumber daya TI.
Kemampuan pengoperasian TI yang berfokus pada
kerangka kerja COBIT 4.1 mempunyai level
kematangan dengan skala level 0 sampai 5 (Jourdano
dkk., 2018).
45
© 2021, The Author(s). This is an open access article, free of all copyright, that anyone can freely read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full
texts or use them for any other lawful purpose. This article is made available under a Creative Commons Attribution 4.0 International License, which permits
unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. SEBATIK is a journal of the STMIK Widya Cipta
Dharma
Tabel 1. Tabel RACI Chart penulisan secara manual dan setelah listrik menyala dan
RACI Fungsi/Peran Responden server sudah kembali berfungsi dengan baik, kita
Memastikan aktivitas Kepala
memasukan data ke SLiMS.
Responsible berjalan sesuai rencana. Perpustakaan
Berdasarkan jawaban Bapak Alwan Fauzan dari
Bertanggungjawab Pranata
Accountable dalam mengontrol dan Komputer bagian pelayanan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
menerima pelaksana kota Salatiga, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja TI
aktivitas. telah sesuai standar. Hasil wawancara menunjukkan
Narasumber yang Pranata bahwa evaluasi Kinerja TI pada Dinas Perpustakaan dan
memberikan pendapat Komputer Kearsipan kota Salatiga memiliki tingkat kematangan
Consulted atau yang pendapatnya (maturity level) berdasarkan COBIT 4.1, berada ada pada
diperlukan dalam level 2 (Repeatable but Intuitive).
sebuah aktivitas.
Memonitor kemajuan 2 Orang 4.2 ME2 (Monitor and Evaluate Internal Controls)
Informed informasi atas aktivitas Pustakawan
Proses monitoring dan evaluasi internal pada sistem
yang dilakukan.
aplikasi SLiMS pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
kota Salatiga bertujuan mengatur dan menjamin standar
4. PEMBAHASAN
penilaian dan pengendalian internal, seperti yang
Pada pembahasan ini, peneliti mengukur tingkat
disampaikan oleh Bapak Chandra Brian dari bagian
kematangan SLiMS pada Dinas Perpustakaan dan
pelayanan PERPUSDA Salatiga:
Kearsipan kota Salatiga berdasarkan hasil wawancara
“Pengendalian internal dari server SLiMS sekarang
dan observasi bagian terkait pengguna Framework
telah dipakai pada kantor perpustakaan sendiri dan jika
COBIT 4.1 domain ME. Penelitian ini berfokus pada 4
terjadi masalah terhadap server sudah bisa di kontrol
manajemen area yaitu proses monitor keperluan
secara langsung oleh pustakawan yang ada. Untuk
perusahaan dan sistem yang digunakan apakah sesuai
mengakses SLiMS pengguna harus memiliki username
standar, memastikan kontrol desain memenuhi syarat dan
dan password yang khusus dan hanya diketahui oleh
peraturan, serta melakukan proses pemantauan yang
penggunanya sendiri. Untuk pustakawan dibuat juga
berhubungan dengan standar efektivitas sistem, serta
username dan password masing-masing dan untuk
kemampuan dalam mencapai tujuan bisnis oleh penilaian
backup datanya dilakukan setiap minggu.”
yang dilakukan secara mandiri. Wawancara pada
Hasil percakapan dengan Bapak Chandra Brian dari
penelitian ini berfokus pada proses ME Framework
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota Salatiga
COBIT 4.1 dengan narasumber yaitu Dinas Perpustakaan
menyimpulkan bahwa proses pemantauan internal SLiMS
dan Kearsipan kota Salatiga. Narasumber dipilih
menunjukkan bahwa hanya pengguna atau admin yang
berdasarkan posisi, jabatan dan tanggung jawab yang
memiliki username dan password yang dapat mengakses
berperan pada proses ME SLiMS.
SLiMS, sedangkan data akan terus di backup setiap
4.1 ME1 (Monitor and Evaluate IT Performance) minggu dengan tujuan menjaga kerahasiaan data ketika
Evaluasi kinerja TI pada aplikasi SLiMS Dinas di perlukan. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat
Perpustakaan dan Kearsipan kota Salatiga dilakukan disimpulkan bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
dengan proses pemetaan tujuan bisnis dan TI. kota Salatiga memiliki sistem pemantauan dan
Teknologi Informasi dan strategi Perpustakaan pengendalian internal yang mengelola dan menjaga
berdasarkan hasil penelitian telah berjalan dengan baik, standar pengoperasian sehingga tingkat kematangan
namun ada beberapa kendala seperti yang disampaikan (maturity level) berdasarkan COBIT 4.1, Dinas
oleh Bapak Alwan Fauzan dari bagian pelayanan Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga berada pada
PERPUSDA Salatiga: level 3 (Defined Process).
“Jadi dari dulu itu kita masih menggunakan SLiMS 7
4.3 ME3 (Ensure Compliance External Requirements)
untuk pengelolaan pelayanan perpustakaan dan itu
Bapak Budi Santoso dari bagian pengelolaan
sudah termasuk standar. Ada beberapa menu yang bisa
PERPUSDA Salatiga menjelaskan tentang sistem
mengakomodir kebutuhan pelayanan perpustakaan,
monitoring dan evaluasi pada proses tingkat kematangan
tetapi sekarang ini suda direkomendasikan untuk
bisnis TI Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
menggunakan aplikasi INLISLite dari Perpustakaan
Salatiga. Beliau mengatakan bahwa:
Nasional, dan rencananya akan berpindah di Tahun
“Untuk proses bisnis sendiri seperti yang saya bilang
2022 ke aplikasi INISLite. Selama ini memang kinerja
tadi menu-menu yang digunakan dalam aplikasi SLiMS
SLiMS termasuk baik, namun ada beberapa masalah
telah memenuhi standar. Misalnya menu pendaftaran
teknis diluar aplikasi seperti server sering down atau
anggota, menu absensi kehadiran pengunjung, menu
listrik padam. Namun sudah bisa ditangani dengan di
penelusuran atau koleksi, menu peminjaman dan
sediakan genset di kantor perpustakaan untuk
pengembalian, menu perpanjangan buku yang di pinjam,
menghidupkan listrik dan untuk masalah server down,
serta menu untuk pelaporan buku yang di pinjam atau
sejauh ini kita pakai layanan secara manual yakni
kelompok buku yang di pinjam dalam satu tahun atau
46
Sebatik Vol. 25 No. 1 Juni
2021 ISSN: 1410-3737(p)
2621-069X(e)
Open access article licensed under CC-
dalam beberapa bulan, dan dalam sehari dapat dilihat Pada gambar 3. Spider Chart tingkat kematangan
pada aplikasi SLiMS. Untuk stock opname perhitungan menunjukkan bahwa ME1 (Monitor and Evaluate IT
koleksi juga bisa di lakukan di aplikasi SLiMS, jadi Performance) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota
menurutu saya SLiMS telah memenuhi standar.” Salatiga berada pada posisi kematangan level 2
Hasil wawancara bersama Bapak Budi Santoso dari (Repeatable but Intuitive).
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota Salatiga maka
dapat dikemukakan bahwa proses bisnis TI misalnya
dalam proses perhitungan koleksi (stock opname) pada
aplikasi SLiMS telah memenuhi standar. Dengan ME1
demikian maka dapat disimpulkan bahwa Dinas 5
4 2.5
Perpustakaan dan Kearsipan kota Salatiga telah memiliki
3
bisnis proses TI dengan tingkat kematangan (maturity
2
level) berdasarkan COBIT4.1 berada pada level 2 4.5
1 Sekarang
(Repeatable but Intuitive). ME4 0 3.2 ME2 Target
47
© 2021, The Author(s). This is an open access article, free of all copyright, that anyone can freely read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full
texts or use them for any other lawful purpose. This article is made available under a Creative Commons Attribution 4.0 International License, which permits
unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. SEBATIK is a journal of the STMIK Widya Cipta
Dharma
Salatiga yakni ME4 (Provide IT Governance) berada pada 4.5 Rekomendasi Proses TI
tingkat kematangan level 4 (Managed and Measurable). Proses evaluasi dan audit yang dilakukan pada
Pengelolaan TI pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
penelitian ini menggunakan Framework COBIT 4.1
Kota Salatiga, menggunakan aplikasi SLiMS cukup menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah pada
memenuhi standar dalam proses pelayanan sirkulasi. Di
aplikasi SLiMS pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
lain pihak, proses pembaharuan software yang lebih baik Kota Salatiga yang belum memenuhi standar yang
misalnya aplikasi INISLite, tetap diharapkan dan
berlaku dalam domain ME, melalui maturity model.
direkomendasikan untuk dapat direalisasikan karena saat Penelitian ini menemukan bahwa tingkat level
ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota Salatiga
kematangan dari aplikasi SLiMS berada pada kategori
masih menggunakan SLiMS 7. Selain itu, hal penting cukup memadai. Dapat dilihat pada tabel 2, peneliti
lainnya adalah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota
merekomendasikan agar setiap permasalahan yang
Salatiga telah memiliki sumber daya manusia yang terjadi pada aplikasi SLiMS dapat menggunakan domain
memadai dan mampu untuk mengelola aplikasi SLiMS,
ME sebagai alat ukur. Hasil dari penelitian juga dapat
dan juga dalam memberikan pelayanan kepada digunakan sebagai bahan acuan dalam mencapai target
pelanggan PERPUSDA.
yang diinginkan oleh PERPUSDA Salatiga.
48
Sebatik Vol. 25 No. 1 Juni
2021 ISSN: 1410-3737(p)
2621-069X(e)
Open access article licensed under CC-
49