Tugas Essay Kurikulum Inti Tugas Essay PKA Angkatan 2 Tahun 2022
Agenda 1
Company 1
Logotype
A. PENDAHULUAN
Penjajahan yang membelengu bangsa Indonesia selama puluhan tahun telah melahirkan berbagai
perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Awal pergerakan memperjuangkan kemerdekaan masih banyak
dilakukan secara lokal karena nilai kesatuan masih belum ada terlebih penjajah selalu menggunakan politik
adu domba sebagai cara yang paling akurat untuk menekan segala perjuangan kemerdekaan. Meski
demikian perjuangan rakyat Indonesia saat itu tak pernah padam terbukti dari berbagai catatatan sejarah
yang menceritakan perjuangan yang begitu hebat meskipun saat itu masih bersipat kewilayahan. Kesadaran
akan persatuan dan kesatuan masih belum ada saat awal perjuangan kemerdekaan.
Pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 sebagai bentuk kesadaran bangsa Indonesia akan
pentingnya persatuan dan kesatuan untuk secara bersama-sama berjuang untuk satu tujuan yaitu Indonesia
merdeka yang disusul dengan lahirnya gerakan kebangasaan dibidang politik, ekonomi, dan pendidikan.
Pergerakan berikutnya adalah sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang mengikrarkan satu nusa, satu bangsa
dan satu Bahasa Indonesia yang mempersatukan berbagai perjuangan disambut dengan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Cara pandang bangsa Indonesia dari perjuangan
tercecer disetiap daerah kemudian menjadi perjuangan yang menjunjung persatuan dalam berbagai
pergerakan.
Kebangsaan dapat dimaknai sebagai suatu konsep yang didasarkan pada kesadaran diri, yaitu diri
sendiri sebagai warga suatu negara dan lingkungan tempat tinggalnya dalam negara dan kehidupanya.
Wawasan kebangsaan pada hakikatnya merupakan pandangan bersama seluruh komponen bangsa Indonesia
dan merupakan landasan bagi pengembangan sentiment dan semangat kebangsaan yang tinggi dalam segala
aspek kehidupan bangsa (Yuniarto Bambang, 2021).
Unsur penting wawasan kebangsaan adalah konsensus dasar berbangsa dan bernegara, yaitu
Pancasila, UUD Negara RI tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Keempat-nya merupakan seperangkat nilai fundamental yang berlaku bagi bangsa Indonesia. Demikian pula
ketika kita sebagai ASN harus benar-benar mendalami bagaimana wawasan kebangsaan dengan baik dan
mengaktualisasikanya dalam kegiatan tugas sehari-hari sebagai ASN.
Berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) telah
membawa perubahan yang sangat mendasar terkait dengan tata kelola kepegawaian pada khususnya. Dalam
undang-undang tersebut telah diatur bahwa Pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas
pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu, maka perlu dibangun Aparatur
Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat
dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tuntutan reformasi birokrasi saat ini jelas bahwa aparat birokrasi harus dapat bersikap dan
berperilaku seperti yang diinginkan masyarakat, yaitu pemberian pelayanan publik yang mudah, murah,
cepat, tepat waktu, serta tidak berbelit-belit. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan orientasi, cara berpikir,
dan bertindak dari seluruh aparat birokrasi dalam menghadapi perubahan lingkungan internal dan eksternal
yang dinamis. Penguatan manajemen Sumber Daya Aparatur menjadi tantangan bagi birokrasi modern yang
berorientasi pada pelayanan publik.
Melakukan review terhadap perjalanan reformasi bidang manajemen publik pada gilirannya akan
bermuara pada tuntutan kualifikasi atas kompetensi SDM pada institusi pemerintah. Mau tidak mau,
pengembangan SDM Aparatur saat ini dan yang akan datang harus diarahkan kepada penataan kompetensi
B. ANALISIS MASALAH
Revolusi Industri 4.0 melahirkan disrupsi yang menyerang semua lini. Tidak hanya
dunia bisnis, tetapi juga terjadi di dunia birokrasi. Pemerintah di seluruh dunia berusaha
menciptakan nilai menggunakan teknologi dan strategi disruptif. Kenyataan tersebut tidak terelakkan.
Dalam dunia administrasi publik, bila birokrasi tetap mempertahankan cara-cara lama yang tidak lagi
kontekstual di tengah banyak perubahan yang terjadi, yang dirugikan atas kemandekan birokrasi tersebut
justru adalah publik. Oleh karenanya, untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di zaman sekarang, bahkan
masa depan, perlu pandangan yang visioner untuk menghadapi era disrupsi ini. Ada beberapa dampak yang
timbul di era disrupsi sekarang ini:
1. Munculnya kerapuhan, ketidakpastian, permasalahan semakin kompleks dan serba
membingungkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dikarenakan informasi hadir dengan
cepat dan terkadang tidak akurat.
2. Lunturnya pemahaman dan karakter wawasan kebangsaan tergantikan dengan budaya baru yang
tidak sesuai idiologi bangsa.
3. Persatuan dan kesatuan bangsa terancam.
4. Tuntutan masyarakat terkait pelayanan publik yang berkualitas.
5. Tuntutan ASN untuk adaptif dengan lingkungan baru baik dari segi kualifikasi, kompetensi dan
kinerja
Wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara mutlak diperlukan sebagai upaya kita selaku warga
negara untuk tetap menjaga negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air (LAN RI). Atas kesadaran itu kemudian kita memiliki
kewajiban untuk saling toleransi dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam. Berbagai suku adat
istiadat dipandang sebagai kearifan lokal untuk terus mempertahankan nilai-nilai bela negara dan wawasan
kebangsaan kita. Terlebih ASN sebagai etalase pelayanan publik harus mengedepankan pelayanan prima
dengan mengedepankan nilai-nilai yang menjadi karakter terbaik ASN itu sendiri. ASN yang berkarakter
akan selalu mengedepankan kepentingan bangsa negara diatas kepentingan lainnya. Peningkatan kualifikasi,
kompetensi dan kinera juga merupakan modal dasar dalam menghadapi perubahan dan tuntutan masyarakat
yang semakin kompleks.
Hal yang menarik yang bisa kita cermati dari nilai-nilai wawasan kebangsaan dan Core Value ASN
adalah bagaimana saling keterkaitan antara keduanya. Nilai BerAKHLAK menjadi nilai dasar kita akan
kesadaran akan nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan, salah satu contoh nilai BerAKHLAK adalah
harmonis. Jelas bahwa keharmonisan harus tetap dipegang teguh oleh ASN dengan menghargai setiap orang
tanpa memandang latar belakangnya, suka menolong orang lain dan membangun lingkungan kerja yang
kondusif. Dengan menjalankan salah satu nilai Core value ASN tersebut secara tidak langsung kita
mendalami dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan melalui peningkatan
kualifikasi, kompetensi dan kinerja masing-masing individu setiap ASN yang secara langsung akan
mendongkrak kinerja organisasi.
C. PERAN KEPEMIMPINAN
SDM Aparatur menjadi prasyarat dasar untuk menciptakan kualitas SDM pemerintahan yang unggul,
lebih profesional, berkinerja tinggi, bersih dan akuntabel sehingga mampu menghadapi segala bentuk
perubahan perkembangan global dimasa mendatang. SDM Aparatur yang mampu melaksanakan tugas-
tugas penyelenggaraan pemerintahan, konstruksi, dan pelayanan publik sangat dibutuhkan guna mengikuti
perkembangan zaman dan teknologi, serta kondisi yang semakin kompetitif di segala aspek kehidupan sosial.
Melalui SDM Aparatur yang semakin berkualitas maka dapat memberikan kontribusi optimal kepada publik
serta menjadikan organisasi pemerintah yang unggul dalam menyesuaikan terhadap perubahan global dan
tuntutan dari publik.
Konsensus dasar wawasan kebangsaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari diri ASN dalam
mengemban tugasnya. Salah satu poin pentingnya adalah konsensus dasar Pancasila untuk selalu dipegang
teguh dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. Pendalaman pemahaman kita akan wawasan
kebangsaan akan tercermin dari perilaku kita sebagai ASN dalam menjalankan tugas dan kehidupan
bermasyarakat.
ASN BerAKHLAK akan menjadi individu yang sesuai dengan konsensus nilai dasar wawasan
kebangsaan yang akan berimplikasi pada karakter organisasi dan tentunya akan menjadi budaya organisasi.
Budaya kinerja yang BerAKHLAK akan berdampak pada kualitas pelayanan publik karena nilai-nilai
BerAKHLAK sangat sesuai dengan kepribadian yang harus dimiliki ASN.
Peran seorang pemimpin menjadi penentu apakah nilai konsensus dasar wawasan kebangsaan yang
ada dalam Core Value ASN tersebut dijalankan atau tidak. Pemimpin akan menjadi sosok penentu bahkan
menjadi sosok agen perubahan dalam organisasi yang kemudian akan menular terhadap semua individu
dalam organisasi yang akan berkembang menjadi budaya kerja organisasi yang seterusnya akan bermuara
kepada peningkatan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pemimpin mempunyai peranan penting dalam organisasi, organisasi akan sukses apabila memiliki
pemimpin yang mempunyai visi kedepan yang bagus sehingga mampu menjawab perubahan – perubahan
yang terjadi di lingkungan organisasi. Pimpinan akan sukses apabila didukung oleh bawahan yang
mempunyai kinerja yang baik dan sebaliknya bawahan akan mempunyai kinerja yang baik apabila memiliki
Tugas Essay PKA Angkatan 2 Tahun 2022
5
Company
Logotype
pemimpin yang mampu memotivasi bawahan untuk maju, membangun hubungan yang efektif serta mampu
merencanakan dan menerapkan perubahan dalam organisasi untuk menjawab perubahan lingkungan
organisasi. Paling tidak ada beberapa komponen yang dituntut perannya dari seorang pimpinan diantaranya
adalah :
1. bahwa pemimpin harus memiliki visi yang jelas dan mereka mampu mengartikulasikan visi mereka
kepada anggota tim.
2. mereka juga mampu mendorong kreativitas di kalangan anggota tim. Pemimpin mendorong anggota
timnya untuk mengeksplorasi cara- cara baru dalam melakukan sesuatu dan kesempatan baru untuk
belajar dan meningkatkan kinerja nya.
3. memiliki kemampuan dalam melibatkan, menawarkan dukungan dan dorongan kepada masing-masing
individu dalam tim. Mereka juga menjaga jalur komunikasi tetap terbuka sehingga anggota tim merasa
bebas untuk berbagi ide dan memberikan pengakuan langsung dari kontribusi unik dari setiap anggota
tim.
4. berfungsi sebagai panutan bagi para pengikutnya. Mereka tidak hanya memimpin tapi mereka juga
memberikan contoh nyata.