Makalah Statistik Sosial Lanjutan
Makalah Statistik Sosial Lanjutan
• Yoki eryanto
• Ruknul ikhsani
• Wahyuni
• Ayu andini
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan petunjuk dan rahmat-Nya
sehingga, penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Populasi dan Sampel ’’.
Tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak sebagai sumber rujukan penulis
dalam menyusun makalah ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca khususnya dalam bidang perpajakan di indonesia. Bahkan berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia
ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh.
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara
tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut
merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Salah
satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel
penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel, karena
metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan
waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode sensus. Penentuan
sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan sampel. Penelitian yang
memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian,
dilakukan dengan beberapa alasan antara lain objek yang diteliti sifatnya mudah
rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik
seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan
tenaga, serta keakuratan hasil sampling. Dalam penelitian yang menggunakan sampel
sebagai unit analisis, baik pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan
penelitian dengan pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi
masalah atau persoalan yang dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling
adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus
benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian
yang diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga
masalah yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang representatif,
yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan
keadaan populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang
menggunakan sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses 2
pengambilan sampel dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga
masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok
dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain
itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan
dalam kegiatan penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah ini
membahas materi mengenai populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian populasi?
2. Apa yang dimaksud pengertian sampel?
3. Apa saja teknik pengambilan sampel?
4. Bagaimana Besarnya Sampel dalam penelitian?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian populasi.
2. Untuk mengetahui pengertian sampel.
3. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam pengambilan sampel.
4. Untuk mengetahi ukuran besarnya sampel dalam penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Populasi
Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang menjadi
pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian.Objek penelitian dapat berupa manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya.Sampel
merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-aturan tertentu,
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri
yang dimiliki populasi. Apabila kita lihat definisi tersebut, pengertian populasi bisa sangat
beragam sehingga kita harus mendefinisikan populasi tersebut dengan jelas dan tepat. Dilain
pihak, sampel yang merupakan pewakil dari populasi harus dapat menggambarkan
karakteristik populasi tersebut karena sampel digunakan untuk menggeneralisasi suatu
populasi. Dengan demikian, sampel harus betul-betul bersifat representatif sehingga dapat
mewakili dan mencerminkan karakteristik populasi dari mana sampel itu diambil. Berikut ini
adalah contoh suatu populasi:
1. Populasi Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad)
2. Populasi Mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta)
3. Populasi Mahasiswa Agroteknologi, Faperta, Unpad
4. Populasi Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009, Faperta, Unpad
5. Populasi Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 2009, Faperta, Unpad
Apabila kita perhatikan contoh populasi di atas, pengertian populasi di sana bersifat
relatif, pendefinisiannya tergantung dari si Peneliti, apakah dia ingin mengetahui Populasi
Mahasiswa Unpad secara keseluruhan ataukah hanya tertarik pada populasi mahasiswa
Agroteknologi angkatan 2009 saja.
Kita harus hati-hati dalam mendefinisikan suatu populasi. Populasi harus didefinisikan
dengan jelas dan tepat. Misalnya, kita ingin mengetahui rata-rata nilai IPK mahasiswa Unpad.
Berarti parameter/sifat/ciri yang ingin diketahui adalah rata-rata nilai IPK mahasiswa dan
obyek yang ditelitinya adalah Mahasiswa Unpad. Jika kita merumuskan populasi seperti ini,
rumusannya sudah jelas tapi belum tepat. Jelas maksudnya: (1) parameter yang ingin diteliti
sudah jelas, yaitu Nilai IPK mahasiswa Unpad dan bukan parameter lain, seperti tinggi, nilai
IQ dan sebagainya (2) populasinya hanya mahasiswa Unpad bukan nilai IPK mahasiswa dari
universitas lain. Belum tepat maksudnya, apabila kita 4 berbicara tentang mahasiswa Unpad
cakupannya cukup luas. Apakah kita akan mendata nilai IPK semua mahasiswa Unpad dari
semua angkatan, baik yang masih aktif, non aktif, meninggal, DO, maupun yang sudah lulus?
Dengan demikian, batasan ruang lingkup dari populasi yang akan diteliti harus didefinisikan
dengan jelas dan tepat, karena semua kesimpulan yang nantinya akan diperoleh dari hasil
penarikan contoh (sampel) hanya berlaku untuk populasi yang dimaksud, bukan untuk
populasi yang berada diluar batasan ruang lingkup yang diberikan.
Perhatikan pendefinisian populasi berikut:
"Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009, Faperta
Unpad, yang masih aktif"
Pendefinisian populasi seperti ini sudah jelas batas ruang lingkupnya, sehingga kesimpulan
apapun yang diberikan terhadap suatu sampel yang diambil dari populasi tersebut hanya
berlaku untuk populasi yang dibatasi oleh Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009,
Faperta, Unpad, yang masih aktif kuliah dan tidak berlaku untuk mahasiswa lainnya yang
berada diluar ruang lingkup tersebut. Jadi hanya menggambarkan keadaan rata-rata nilai IPK
mahasiswa pada ruang lingkup tersebut.
Populasi dapat dibagi berdasarkan keadaan (kompleksitasnya) dan berdasarkan ukurannya.
Menurut keadaannya populasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Populasi Homogen, dan Populasi Heterogen. Berdasarkan ukurannya, populasi juga dibagi
menjadi dua bagian yaitu Populasi Terhingga, dan Populasi Tak Terhingga. Populasi
berdasarkan keadaannya:
1. Populasi Homogen: populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang
diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini
banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air, larutan, dsb. Apabila kita ingin
mengetahui manis tidaknya secangkir kopi, cukup dengan mencoba setetes cairan kopi
tersebut. Setetes cairan kopi sudah bisa mewakili kadar gula dari secangkir kopi tersebut.
2. Populasi Heterogen: populasi dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari populasi yang
diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini
banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-
gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita
ingin mengetahui rata-rata IQ mahasiswa Unpad angkatan 2009 (berarti rata-rata dari semua
Fakultas). Jelas, rata-rata IQ mahasiswa antar Fakultas kemungkinan besar bervariasi, IQ
mahasiswa Fakultas Kedokteran relatif 5 lebih tinggi dibanding dengan rata-rata IQ
mahasiswa Fakultas lainnya, sehingga kita bisa mengatakan bahwa populasi tersebut
keadaannya heterogen. Untuk mengatasi populasi yang heterogen dalam melakukan
penelitian, perlu adanya pengelompokan berdasarkan karakteristiknya, sehingga dari populasi
yang ada digrupkan dalam beberapa kelompok, yang nantinya kelompok-kelompok tersebut
akan hogomen dalam kelompoknya, tetapi kelompok-kelompok tersebut sangat heterogen
diantara kelompkonya. Pada pemisalan sebelumnya, kelompok identik dengan Fakultas.
Populasi berdasarkan ukurannya:
1. Populasi terhingga: Populasi dikatakan terhingga bilamana anggota populasi dapat
diperkirakan atau diketahui secara pasti jumlahnya, dengan kata lain, jelas batas-batasnya
secara kuantitatif, misalnya:
a) Banyaknya Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 2009, Faperta, Unpad
b) Tinggi penduduk yang ada di kota tertentu
c) Panjang ikan di sebuah danau
2. Populasi tak hingga: populasi dikatakan tak hinggabilamana anggota populasinya tidak
dapat diperkirakan atau tidak dapat diketahui jumlahnya, dengan kata lain, batas-batasnya
tidak dapat ditentukan secara kuantitatif, misalnya:
a) Air di lautan
b) Banyaknya pasir yang ada di Pantai Pangandaran.
c) Banyaknya anak yang menderita kekurangan gizi
d) Kedalaman suatu danau yang diukur dari berbagai titik
Namun demikian, dalam praktek kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai adanya populasi
terhingga dianggap sebagai populasi tak terhingga, dan hal seperti ini dibenarkan secara
statistika, misalnya banyaknya orang Indonesia yang merokok, banyaknya penduduk
Indonesia sekarang, dan sebagainya.
Sampel
Dalam statistik inferensial, kita ingin mengetahui gambaran karakteristik tertentu dari suatu
populasi, namun terkadang hal tersebut terkadang tidak mungkin dan tidak praktis untuk
mengamati seluruh obyek/individu yang menyusun suatu populasi. Pedagang eceran beras
hanya meneliti segenggam beras untuk menentukan kualitas sekarang beras. Pedagang emas
hanya meneliti bekas gosokan dari perhiasan tersebut untuk menentukan kualitas emas
perhiasan 6 tersebut. Peneliti lingkungan hanya meneliti beberapa milliliter air untuk
menentukan kualitas air pada suatu sungai atau danau. Pertanyaannya, mengapa tidak
meneliti secara keseluruhan, bukankah hasilnya akan lebih baik dan lebih tepat?
Mengingat seorang peneliti dalam melakukan penelitian penuh dengan keterbatasan baik dari
segi biaya, waktu, dan lain sebagainya maka penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan
informasi atau data yang diinginkan sesuai dengan permasalah yang diteliti ditempuh dengan
mengambil sebagian dari populasi, dengan mempertimbangkan ketebatasan yang ada dari
peneliti. Bagian dari populasi tersebut sebagai tempat untuk mengumpulkan informasi
dinamakan contoh (sampel).
Dengan demikian, sampel merupakan bagian dari populasiyang dipilih dengan menggunakan
aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang
menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Dari definisi tersebut jelas bahwa sampel yang kita ambil digunakan untuk menggambarkan
karakteristik suatu populasi, atau dengan kata lain, sampel digunakan untuk menggeneralisasi
suatu populasi. Dengan demikian, sampel harus betul-betul bersifat representatif sehingga
dapat mewakili dan mencerminkan karakteristik populasi dari mana sampel itu diambil.
Perhatikan gambaran sampel representatif pada gambar di bawah ini. Area yang berwarna
lebih muda menggambarkan konsentrasi/nilai rendah dan yang berwarna tua menggabarkan
konsentrasi/nilai yang tinggi. Sampel yang refresentatif harus bisa mewakili nilai dari
populasi sehingga peluang terambilnya warna muda, menengah, atau warna tua harus sama
atau proporsional.
Seorang peneliti, jarang mengamati keseluruhan populasi karena dua alasan:
1. Biaya terlalu tinggi
2. Populasi bersifat dinamis, yaitu unsur-unsur populasi bisa berubah dari waktu ke waktu.
Ada tiga keuntungan utama pengambilan sampel:
1. Biaya lebih rendah,
2. Pengumpulan data lebih cepat, dan 7
3. Hal ini mungkin untuk memastikan keseragaman dan untuk meningkatkan akurasi
dan
Jenis-Jenis sampel
proses pemilihan sampel ada dua faktor penentu yang berperan yaitu:
1. Ada atau tidak adanya faktor pengacakan, dan
2. Peran orang yang memilih (mengambil) sampel tersebut.
Pada proses pengambilan sampel dengan menggunakan faktor pengacakan didalamnya
termasuk unsur-unsur peluang, sedangkan peran dari orang pemilih sampel dapat bersifat
obyektif dan dapat pula bersifat subyektif.
1. Sifat obyektif dalam memilih sampel adalah suatu cara pemilihan sampel yang
menggunakan metode tertentu yang jelas, sehingga penarikan sampel tersebut bila dilakukan
oleh orang lain akan diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda dari penarikan sampel
sebelumnya, dalam menduga sifat atau ciri populasinya. Jadi dengan pengambilan sampel
dengan menggunakan metode tertentu dan jelas, akan diperoleh sampel yang konsisten,
artinya bila pengambilan sampel dilakukan secar berulang-ulang terhadap populasi yang
sama hasilnya tetap terkendali dalam arti tetap menggambarkan sifat atau ciri dari
populasinya, walaupun hasilnya tidak persis sama antara yang satu dengan yang lainnya.
2. Sifat subyektif dalam memilih sampel adalah suatu pemilihan sampel dengan melibatkan
pertimbangan pribadi dari pengambil sampel untuk mengambil sampel yang baik menurut
versinya sendiri (versi peneliti). Dengan demikian sampel yang diperoleh merupakan sampel
yang berbias, apalagi orang yang memilih cotnoh sampel mempunyai latar belakang yang
kurang terhadap konsep statistika khususnya konsep tentang teori penarikan sampel.
Ukuran Sampel
Beberapa pendapat ahli mengenai ukuran sampel adalah sebagai berikut :
Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapat Gay
dan Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil maka akan
semakin representatif dan hasilnya dapat digenelisir. Namun ukuran sampel yang diterima
akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya.
Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimunya adalah 10% dari populasiJika
penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjekApabila penelitian kausal
perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group
Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group Tidak
jauh berbeda dengan Gay dan Diehl, Roscoe (1975) juga memberikan beberapa panduan
untuk menentukan ukuran sampel yaitu.
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitianJika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepatDalam penelitian
mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar
dari jumlah variabel dalam penelitianUntuk penelitian eksperimental sederhana dengan
kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel
kecil antara 10 sampai dengan 20
Slovin (1960) menentukan ukuran sampel suatu populasi dengan formula
N = n/N(d)2 + 1 n = sampel;
N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%,
maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk :
Penelitian deskriptif sebanyak 100Penelitian korelasional sebanyak 50Penelitian
kausal-perbandingan sebanyak 30/groupPenelitian eksperimental sebanyak 30/15 per group
Malhotra (1993) memberikan panduan ukuran sampel yang diambil dapat ditentukan dengan
cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5x jumlah variabel. Dengan demikian jika
jumlah variabel yang diamati berjumlah 20, maka sampel minimalnya adalah 5 x 20 = 100
Rumus Pengambilan Sampel Banyak rumus
pengambilan sampel penelitian yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah
sampel penelitian. Pada prinsipnya penggunaan rumus-rumus penarikan sample penelitian
digunakan untuk mempermudah teknis penelitian. Sebagai misal, bila populasi penelitian
terbilang sangat banyak atau mencapai jumlah ribuan atau wilayah populasi terlalu luas,
maka penggunaan rumus pengambilan sample tertentu dimaksudkan untuk memperkecil
jumlah pengambilan sampel atau mempersempit wilayah populasi agar teknis penelitian
menjadi lancar dan efisien.Contoh-contoh praktis pengambilan sampel yang paling banyak
digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
PENUTUP
Kesimpulan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain.
Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek
yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan, bahwa sampel
adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut.
Jenis-jenis populasi diantaranya Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi:
Populasi terbatas (definite), dan Populasi tak terbatas (indefinite). Populasi berdasarkan atas
turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang lingkupyang lebih diersempit, yang
digolongkan menjadi: Populasi teoritis, dan populasi tersedia. Populasi berdasarkan atas
variasi unsur pembentuk sumber data yaitu: Populasi bersifat homogen, dan populasi bersifat
heterogen.
Cara pengambilan sampel atau teknik sampling secara garis besar dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu Probabillity Sampling (pengambilan sampel bardasarkan peluang), dan
Nonprobability sampling (pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang).
Saran
Besar harapan kami pembaca dapat merasakan manfaat dari hasil kerja kami dan
kritik pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pelajaran berharga untuk kami
menjadi lebih baik lagi mambuat suatu makalah selanjutnya. Dan kami berharap dalam
melakukan penelitian, mahasiswa diharuskan mengikuti aturan-aturan dan juga prosedur-
prosedur, agar penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki jawaban yang akurat terhadap
suatu permasalahan.