Anda di halaman 1dari 18

M imbar K eadilan, Jurnal Ilmu Hukum

Edisi: Januari - Juni 2014, Hal. 109 - 126 ISSN: 0853-8964

PENYEMBUNYIAN IDENTITAS PELAKU TINDAK PIDANA OLEH


INSAN PERS MENURUT KUHP DAN UU NOMOR 40 TAHUN 1999
TENTANG PERS

Oleh:

Gading Tian Mada


Karyawan Perusahaan Ekspedisi Nasional
e-mail : gading_mada@yhaoo.com

Abstrak

Pers dalam mendapatkan sebuah berita kriminal melalui cara investigasi, insan
pers melakukan wawancara dengan cara menyembunyikan identitas pelaku tindak
pidana. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yang dilakukan dengan
mengadakan penelusuran terhadap peraturan perundang-undangan khususnya
KUHP dan UU Nomor 40 tentang Pers. Insan pers yang menyembunyikan
identitas pelaku tindak pidana seperti menyamarkan wajah, nama atau suara si
pelaku itu berpedoman kepada hak tolak yang tercantum di dalam pasal 4 ayat (4)
UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan pasal (5) dan (7) Kode Etik
Jurnalistik. Tetapi akan menjadi sebuah masalah jika Insan pers yang
menyembunyikan identitas pelaku tindak pidana dalam melakukan wawancaranya
tidak ditindaklanjuti dengan pemberitahuan kepada pejabat kehakiman atau
kepolisian sesuai yang tecantum didalam pasal 165 KUHP bahkan seringkali
insan pers mengetahui tindak pidana terlebih dahulu dibanding aparat penegak
hukum. Walaupun UU Pers merupakan lex specialis, tetapi tetap menjadi
persoalan apabila insan pers mengetahui tentang adanya suatu kejahatan,
khususnya kejahatan yang terdapat dalam BAB VII Buku II KUHP tanpa
melaporkannya kepada penyidik tetapi justru merahasiakan identitas dari pelaku
kejahatan tersebut dan menyiarkannya. Tindakan insan pers yang demikian
bertentangan dengan Pasal 165 KUHP yang berisi tentang kewajiban bagi setiap
warga negara yang mengetahui tentang adanya suatu kejahatan untuk melaporkan
kejahatan tersebut kepada pejabat kehakiman atau kepolisian. Sehubungan dengan
itu, diharapkan kepada pembuat Undang-Undang untuk segera mengamandemen
UU Nomor 40 Tahun 1999 jika ingin dikategorikan Lex Specialis karena i.si pasal
serta ketentuan umum memuat bahwa UU Pers belum bisa mandiri menjadi UU
Khusus karena masih dimungkinkannya UU lain untuk masuk dan mengatur
Keywords : tindak pidana pers

PENDAHULUAN suk ke dalam Hak Asasi Manusia (HAM).


Pelaksanaan HAM senantiasa disesuaikan
Pers muncul dan berkembang tidak terle- dengan berbagai permasalahan di dalam suatu
pas dari kebutuhan dasar manusia untuk negara. Setiap negara mempunyai pandangan
mendapatkan informasi yang kemudian ma- masing-masing tentang HAM. Tetapi apapun

109
Gading Tian Mada

yang menjadi dasar perbedaan, satu hal bahwa sangat diperlukan masyarakat, salah satunya
HAM itu mengakomodasi kebebasan. Kebe- berfungsi untuk mengetahui kejahatan apa
basan setiap manusia adalah hal mutlak se- yang sedang banyak terjadi sehingga masya-
panjang itu tidak mengganggu atau merugikan rakat dapat mengantisipasi terhadap kejahatan
orang lain. itu. Dalam menayangkan hasil investigasinya,
Kebebasan mengandung dua pengertian insan pers saat ini sering melakukan pembe-
yaitu secara positif dan negatif. Secara negatif ritaan berupa wawancara dengan pelaku
berarti ³EHEDV EDLN VHFDUD ILVLN PDXSXQ kejahatan, insan pers menyamarkan wajah,
SVLNRORJLV GDUL«´. Bebas dari tekanan, bebas nama, dan suara dari si pelaku kejahatan.
dari berbagai hal yang meresistensi dan Sebagai contoh adalah wawancara yang
mendegradasi kualitas manusia. Dengan dilakukan oleh insan pers mengenai sapi
demikian kebebasan itu diatur, tidak bisa gelonggongan yang dilakukan sangat detail
semaunya sendiri1. Sementara itu dalam arti cara melakukan kejahatannya dan bagaimana
positif kebebasan itu adalah ³EHEDV XQWXN«´. pelaku melakukan pemasaran pula. Hal yang
Bebas untuk mencintai, bebas untuk mela- sungguh mengejutkan dalam proses diatas
kukan hal yang sesuai dengan selera dan dapat disaksikan oleh jutaan orang dikarena-
kehendaknya. Hakekat dari kebebasan adalah kan detail tindak pidana semisal pengge-
kemampuan positif sehingga manusia dengan longgongan sapi diliput dalam sebuah acara
berbuat khususnya berbuat baik (setidaknya yang dikemas dalam berita kriminal. Mayo-
dengan tidak berbuat jahat) merealisasikan ritas orang pasti akan tertarik ketika menyak-
dirinya untuk menjadi orang yang baik. Hal sikan tayangan tersebut dikarenakan apa yang
ini menjadi tanggung jawab insan paling disajikan adalah apa yang sebelumnya hanya
utama sebagai refleksi kebebasannya. 2 menjadi rumor belaka di masyarakat.
Kebebasan pers tidak terelakkan lagi Saat ini tayangan-tayangan semacam itu
merupakan suatu unsur penting dalam pem- semakin marak di televisi, tidak hanya tentang
bentukan suatu sistem bernegara yang demo- penggelonggongan daging, tetapi tindak pida-
kratis, terbuka dan transparan. Pers sebagai na lainnya pun bisa dilihat secara detail pada
media informasi merupakan pilar keempat sebuah program acara seperti pembuatan
demokrasi yang berjalan seiring dengan kosmetik palsu, penyuntikan buah durian agar
penegakan hukum untuk terciptanya keseim- cepat matang, pembuatan pangsit palsu,
bangan dalam suatu negara. Oleh karena itu sayuran yang mengandung zat berbahaya,
sudah seharusnya jika pers sebagai media penggunaan formalin pada semangka, praktek
informasi dan juga sering menjadi media aborsi, pembuatan ayam glonggong, penggu-
koreksi dijamin kebebasannya dalam menja- naan boraks, bleng dan tawas pada kerupuk,
lankan profesi kewartawananya. Hal ini pembuatan susu kaporit dan susu santan,
penting untuk menjaga obyektifitas dan pencurian dengan modus pembiusan, pembua-
transparansi dalam dunia pers, sehingga pem- tan kosmetik palsu, pembuatan minuman
beritaan dapat dituangkan dengan sebenar- dingin yang dicampur dengan es batu yang
benarnya tanpa ada rasa takut atau dibawah terbuat dari air sungai dan air mentah, praktek
ancaman, sebagaimana pada masa Orde Baru kecurangan dalam bumbu giling, praktek
berkuasa. prostitusi anak sekolah, praktek manipulasi
Kebebasan Pers yang ada di Indonesia ini (korupsi) PNS melalui tiket perjalanan palsu,
juga termasuk di dalamnya kebebasan Pers pembuatan bakso tikus, serta pembuatan telur
untuk mendapatkan berita kriminal. Berita palsu.
mengenai liputan kiriminal sekarang saat ini Dalam menayangkan hasil investigasinya
berupa wawancara dengan pelaku kejahatan,
1
Samsul Wahidin, Dimensi Etika dan Hukum insan pers menyamarkan wajah, nama, dan
Profesionalisme Pers, Pustaka Pelajar,2012, hlm.22 suara dari si pelaku kejahatan tersebut dengan
2
Ibid., berpedoman pada hak tolak yang dinyatakan

110
Penyembunyian Identitas Pelaku Tindak Pidana Oleh Insan Pers Menurut KUHP Dan UU Nomor 40 Tahun 1999
Tentang Pers

dalam Pasal 4 ayat (4) UU Pers dan pasal 5 kejahatan di mana pelaku kejahatan tersebut
serta pasal 7 Kode Etik Jurnalistik. Merujuk dirahasiakan identitasnya dengan cara di-
pada putusan Mahkamah Agung No. 1608K/ samarkan wajah, nama, dan suaranya.
PID/2005 tanggal 9 Februari 2006, Mahka- Hal yang sungguh mengejutkan dalam
mah Agung telah menegaskan UU Pers proses kasus-kasus kejahatan tersebut dapat
(Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 disaksikan oleh jutaan orang dikarenakan
tentang Pers) merupakan lex specialis. Pasal 4 detail tindak pidana diliput dalam sebuah
ayat (4) UU Pers sebagai pengaturan yang lex acara dengan tema kriminal. Mayoritas
specialis menyatakan bahwa dalam memper- masyarakat pasti akan tertarik ketika menyak-
tanggungjawabkan pemberitaan di depan sikan tayangan tersebut dikarenakan apa yang
hukum, wartawan mempunyai hak tolak. Hak disajikan adalah apa yang sebelumnya hanya
tolak adalah hak wartawan karena profesinya menjadi rumor belaka di masyarakat.
untuk menolak mengungkapkan nama atau Permasalahan yang timbul adalah apabila
identitas lainnya dari sumber berita yang penyembunyian identitas pelaku kejahatan
dirahasiakannya. yang dilakukan oleh insan pers dalam
Pers sebagai lembaga sosial dan wahana melakukan wawancara tidak ditindaklanjuti
komunikasi massa yang melaksanakan kegi- dengan pemberitahuan kepada pejabat keha-
atan jurnalistik diharapkan dapat mengolah kiman atau kepolisian sesuai yang tecantum
dan menyampaikan informasi secara profe- didalam pasal 165 KUHP bahkan seringkali
sional sesuai dengan ketentuan dan peraturan insan pers mengetahui tindak pidana terlebih
yang berlaku. Pedoman bagi insan pers dalam dahulu dibanding aparat penegak hukum.
menjalankan profesinya yakni Undang- Dengan merahasiakan identitas pelaku keja-
Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik diha- hatan yang telah diwawancarai oleb insan
rapkan dapat memberikan pedoman cukup pers, maka insan pers tersebut dapat dianggap
kuat bagi insan pers untuk melakukan tugas- telah merugikan kepentingan umum, karena
nya secara bertanggung jawab serta untuk dengan mengetahui adanya suatu kejahatan
ditaati dan dijunjung tinggi dengan tujuan atau tindak pidana namun tidak ditindak
agar insan pers mencapai mutu jurnalistik lanjuti dengan melaporkannya kepada pihak
yang tinggi dan bertanggung jawab. yang berwenang, yakni penyidik atau polisi,
Tetapi yang sering dijumpai adalah insan tentunya hal ini dapat menimbulkan kerugian
pers menyalahgunakan profesi dalam menyi- bagi masyarakat.
arkan sebuah berita. Banyak dijumpai pada Undang-Undang Pers dan Kode Etik
acara-acara berita kriminal televisi bahwa Jurnalistik yang menjadi pedoman insan pers
insan pers melakukan investigasi terhadap dalam melaksanakan tugasnya belum dapat
suatu kejahatan, bahkan berhasil mengumpul- memberikan suatu kepastian hukum bagi
kan bukti-bukti kejahatan itu serta menemu- insan pers sendiri serta bagi masyarakat di
kan pelaku dari kejahatan itu sebagai nara- sekitar insan pers. Salah satu celah yang
sumber. Hal demikian memberikan celah bagi digunakan oleh insan pers untuk melanggar
insan pers (wartawan) untuk membuat suatu Pasal 165 KUHP adalah mengenai hak tolak
pemberitaan dengan menggunakan hak tolak yang terdapat dalam Undang-Undang Pers.
terhadap narasumber yang tidak lazim, yakni Berdasarkan pasal mengenai hak tolak yang
terhadap pelaku kejahatan. Penggunaan hak ada di dalam Undang-Undang Pers terlihat
tolak terhadap pelaku kejahatan dapat jelas bahwa penggunaan hak tolak sangat luas
dijumpai dalam acara-acara investigasi keja- karena tidak dibatasi terhadap siapa saja. Hak
hatan, seperti Sigi, Reportase Investigasi, tolak dapat digunakan oleh insan pers. Hak
Sidik, Delik, dan masih banyak lagi. Insan tolak dinyatakan secara luas dalam arti tidak
pers melakukan investigasi yang kemudian dibatasi terhadap siapa saja hak tolak dapat
dituangkan dalam acara tersebut dengan digunakan.
menampilkan hasil wawancara dengan pelaku

111
Gading Tian Mada

Insan Pers yang menyembunyikan identitas Metode pendekatan yang digunakan adalah
pelaku kejahatan,bertentangan dengan Pasal metode pendekatan yuridis normatif yaitu
165 KUHP apabila insan pers tersebut tidak penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
menindaklanjuti dengan melaporkan pelaku meneliti dan mengadakan penelusuran litera-
kejahatan tersebut kepada pejabat kehakiman ture hukum serta menganalisa data sekunder
atau kepolisian. Disinilah terletak adanya yang bertujuan untuk memperoleh data akurat
suatu dualisme penegakan hukum terhadapi sesuai dengan peraturan yang berlaku guna
insan pers. Walaupun Pers memiliki kebe- mendapatkan kepastian hukum. Mencakup
basan dan UU Pers yang merupakan lex bahan hukum primer dan bahan hukum
specialis, tetapi tetap menjadi persoalan sekunder yang berupa peraturan perundang-
apabila insan pers mengetahui tentang adanya undangan yang berlaku dan buku-buku
suatu kejahatan, khususnya kejahatan yang kepustakaan.
terdapat dalam BAB VII Buku II KUHP tanpa
melaporkannya kepada penyidik tetapi justru PEMBAHASAN
merahasiakan identitas dari pelaku kejahatan
tersebut dan menyiarkannya. Tindakan insan A. Penyembunyian Identitas Pelaku
pers yang demikian bertentangan dengan Tindak Pidana menurut UU No 40
Pasal 165 KUHP yang berisi tentang kewa- tahun 1999 tentang Pers
jiban bagi setiap warga negara yang menge- UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik yang
tahui tentang adanya suatu kejahatan untuk menjadi pedoman bagi insan pers dalam me-
melaporkan kejahatan tersebut kepada pejabat laksanakan tugas menyiarkan berita. Kinerja
kehakiman atau kepolisian, sehingga dapat pers telah memperoleh legitimasi pengaturan-
menjadi suatu persoalan karena di satu sisi nya yaitu dalam UU No. 40 tahun 1999
dengan adanya UU Pers pada diri insan pers tentang Pers. UU ini boleh dikualifikasikan
(wartawan) tersebut tidak terdapat kesalahan, sebagai pemberi perlindungan hukum terha-
sedangkan di sisi lain dengan berpedoman dap kinerja pers, perlindungan terhadap
pada Pasal 165 KUHP insan pers tersebut kemerdekaan pers, dan perlindungan terhadap
dapat dikatakan telah melakukan tindak masyarakat akibat arogansi pers.
pidana. Tetapi ada kenyataannya UU Pers belum
Aspek-aspek yuridis dari beberapa persoa- dapat memberikan suatu kepastian hukum
lan mengenai Pers termasuk tugas dan bagi insan pers sendiri serta bagi masyarakat
perhatian para sarjana hukum. Perlu ditinjau di sekitar insan pers. Para penegak hukum
mengenai persoalan kebebasan Pers beserta seperti hakim, penyidik, dan kejaksaan cende-
pembatasan-pembatasan yang dipandang sah rung mengganggap bahwa UU Pers terlalu
dan konstitusionil di samping pembatasan luas sehingga menimbulkan celah yang dapat
yang terlarang. Selain itu juga perlu ditinjau digunakan oleh insan pers untuk melakukan
mengenai persoalan pertanggungjawaban hal-hal yang sebenarnya bertentangan dengan
pidana atas isi dari tulisan-tulisan dalam Pers. KUHP sebagai lex generalis.
Dalam menayangkan hasil investigasinya
Rumusan masalah berupa wawancara dengan pelaku kejahatan,
Bagaimana pengaturan tentang penyembu- insan Pers menyamarkan wajah, nama, dan
nyian pelaku tindak pidana yang dilakukan suara dari si pelaku kejahatan tersebut dengan
oleh insan pers menurut KUHP dan UU no 40 berpedoman pada hak tolak yang dinyatakan
tahun 1999 tentang Pers? dalam Pasal 4 ayat (4) UU Pers dan Pasal 5
serta pasal 7 Kode Etik Jurnalistik.
METODOLOGI PENELITIAN Merujuk pada putusan Mahkamah Agung
No. 1608K/PID/2005 tanggal 9 Februari
Metode Pendekatan
2006, Mahkamah Agung telah menegaskan
UU Pers (Undang-Undang Nomor 40 Tahun

112
Penyembunyian Identitas Pelaku Tindak Pidana Oleh Insan Pers Menurut KUHP Dan UU Nomor 40 Tahun 1999
Tentang Pers

1999 tentang Pers) merupakan lex specialis. Penjelasan Pasal 5 Kode Etik Jurnalistik
Pasal 4 ayat (4) UU Pers sebagai pengaturan menyebutkan :
yang lex specialis menyatakan bahwa dalam ³%ahwa yang dimaksud dengan Identitas
mempertanggungjawabkan pemberitaan di adalah semua data dan informasi yang
depan hukum, wartawan mempunyai hak menyangkut diri seseorang yang memu-
tolak. Hak tolak adalah hak wartawan karena dahkan orang lain untuk melacak. Anak
profesinya untuk menolak mengungkapkan adalah seorang yang berusia kurang dari 16
nama atau identitas lainnya dari sumber berita tahun dan belum menikah´.
yang dirahasiakannya. Pasal 7 Kode Etik Jurnalistik menyatakan
Salah satu celah dalam UU Pers yang bahwa :
digunakan oleh insan pers untuk melanggar ³:DUWDZDQ ,QGRQHVLD PHPLOLNL KDN WRODN
KUHP, khususnya Pasal 165 KUHP adalah untuk melindungi narasumber yang tidak
mengenai hak tolak. Hak tolak digunakan bersedia diketahui identitas maupun kebe-
wartawan ketika Majelis hakim mulai radaannya, menghargai ketentuan embar-
menjatuhkan hukuman dengan menggunakan go, informasi latar belakang, dan off the
KUHP. Hal demikian tentunya memberatkan UHFRUG VHVXDL GHQJDQ NHVHSDNDWDQ´
insan pers, padahal insan pers memiliki Kode
Etik Jurnalistik dan UU Pers sendiri. Majelis Penjelasan Pasal 7 Kode Etik Jurnalistik
hakim lebih cenderung untuk mengacu pada menyebutkan :
tindak pidana kriminal dalam KUHP.. ³%DKZD \DQJ GLPDNVXG GHQJDQ (PEDUJR
Pemakaian UU Pers sangat jarang untuk adalah penundaan pemuatan atau penyiar-
kasus-kasus yang berujung di persidangan. an berita sesuai dengan permintaan nara-
UU Pers dijadikan sebagai acuan terakhir sumber. Informasi latar belakang adalah
apabila hakim tidak menemukan dalam pasal- segala informasi atau data dari narasumber
pasal KUHP. Hak tolak dalam Pasal 4 ayat (4) yang disiarkan atau diberitakan tanpa
UU Pers dinyatakan bahwa : menyebutkan narasumbernya. Off the re-
³'DODP PHPSHUWDQJJXQJMDZDENDQ SHP- cord adalah segala informasi atau data dari
beritaan di depan hukum, wartawan mem- narasumber yang tidak boleh disiarkan
SXQ\DL +DN 7RODN´ DWDX GLEHULWDNDQ´
Sesuai Penjelasan Pasal 4 UU Pers, dapat Berdasarkan ketentuan-ketentuan menge-
diartikan: nai hak tolak tersebut, di dalam UU Pers
³7XMXDQ XWDPD +DN 7RODN DGDODK DJDU terlihat jelas bahwa penggunaan hak tolak
wartawan dapat melindungi sumber infor- merupakan celah bagi insan pers untuk
masi, dengan cara menolak menyebutkan menyamarkan identitas pelaku kejahatan yang
identitas sumber informasi. Hak tersebut menjadi narasumbernya. Pasal 5 Kode Etik
dapat digunakan jika wartawan dimintai Jurnalistik menyebutkan, wartawan menggu-
keterangan oleh pejabat penyidik dan/atau nakan hak tolak untuk identitas korban keja-
diminta menjadi saksi di pengadilan. Hak hatan susila dan identitas anak pelaku
tolak dapat dibatalkan demi kepentingan kejahatan sedangkan di dalam Pasal 7 Kode
dan keselamatan negara atau ketertiban Etik Jurnalistik hanya disebutkan wartawan
umum \DQJ GLQ\DWDNDQ ROHK SHQJDGLODQ´ Indonesia memiliki hak tolak untuk melin-
dungi narasumber yang tidak bersedia dike-
Kode Etik Jurnalistik mencantumkan hak tahui identitas maupun keberadaannya, jenis
tolak dalam Pasal 5 dan Pasal 7. Pasal 5 narasumber yang berhak disamarkan identi-
menyatakan bahwa : tasnya, tidak disebutkan dalam Pasal tersebut.
³:DUWDZDQ ,QGRQHVLD WLGDN PHQ\HEXWNDQ Kurangnya kepastian hukum dari UU Pers
dan menyiarkan identitas korban kejahatan disebabkan karena dalam praktiknya di persi-
susila dan tidak menyebutkan identitas dangan, pertimbangan yang diambil terhadap
anDN \DQJ PHQMDGL SHODNX NHMDKDWDQ´ suatu putusan sebagian besar didasarkan pada

113
Gading Tian Mada

KUHP bukan pada UU Pers. Merujuk pada kepada pejabat kehakiman atau kepolisian,
putusan Mahkamah Agung Nomor 1608K/ dapat dikategorikan tidak melaksanakan pera-
PID/2005 tanggal 9 Februari 2006 telah nannya untuk memperjuangkan kebenaran
ditegaskan UU Pers sebagai lex specialis. dan keadilan dan tujuan pers dalam mewu-
Adagium lex specialis derogat legi gene- judkan supremasi hukum dan mewujudkan
ralis yang diatur dalam Pasal 63 ayat (2) masyarakat yang tertib.
KUHP menyatakan bahwa:
³-LND VXDWX SHUEXDWDQ PDVXN GDODP VXDWX B. Penyembunyian Identitas Pelaku
aturan pidana yang umum, diatur pula Tindak Pidana menurut Pasal 165
dalam aturan pidana yang khusus, maka KUHP
hanya yang khusus itulah yang diterap- Perbuatan insan pers yang menyembunyi-
NDQ³ kan identitas pelaku tindak pidana lalu tidak
UU Pers merupakan lex specialis terhadap segera menindaklanjuti dengan melaporkan
KUHP, namun karena penggunaan hak tolak ke pihak kepolisian dan kehakiman dapat
terhadap narasumber yang merupakan pelaku diancam pidana dengan pasal 165 KUHP
kejahatan tidak diatur dalam UU Pers dan yang berbunyi :
insan pers tidak termasuk sebagai pengecua- (1) Barang siapa mengetahui, bahwa ada
lian orang dalam Pasal 166 KUHP, maka orang bermaksud hendak melakukan
KUHP tetap dapat dijadikan acuan sehingga salah satu kejahatan berdasarkan pasal-
insan pers tetap dapat dikategorikan mela- pasal 104, 106, 107, dan 108, 110 - 113,
nggar Pasal 165 KUHP. dan 115 - 129 dan 131 hendak melarikan
Wartawan sering menggunakan hak tolak diri untuk lari dalam waktu perang,
agar terhindar dari persoalan hukum. Tetapi di hendak melakukan pengkhianatan militer,
dalam UU Pers telah disebutkan bahwa hendak melakukan pembunuhan, penculi-
kewajiban bagi insan pers untuk membe- kan atau perkosaan, hendak melakukan
ritahukan kejahatan yang diketahuinya kepada salah satu kejahatan yang diterangkan
pejabat kehakiman atau kepolisian seperti dalam bab VII,jika menyebabkan bahaya
yang tercantum di dalam Pasal 6 huruf e UU maut, hendak melakukan salah satu
Pers yang menyatakan bahwa : kewaktunya, baik kepada pegawai polisi
³3HUV PHODNVDQDNDQ SHUDQDQ PHPSHUMX- atau justisi, maupun kepada terancam,
DQJNDQ NHDGLODQ GDQ NHEHQDUDQ ´ maka jika jadi kejahatan itu dilakukan,
Peranan pers tersebut diharapkan dapat dihukum pidana 275, yaitu dalam hal
mewujudkan supremasi hukum untuk menuju surat hutang yang akan diedarkan waktu
masyarakat yang tertib sebagaimana dinya- sedang masih ada tempo untuk mencegah
takan dalam Penjelasan Pasal 6 Undang- kejahatan itu, dengan tidak memberi-
Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers tahukan dengan cukup terang hal itu pada
yaitu waktunya baik pada pegawai polisi atau
³3ers nasional mempunyai peranan penting justisi, atau justisi, maupun kepada teran-
dalam memenuhi hak masyarakat untuk cam,maka jika jadi kejahatan itu dila-
mengetahui dan mengembangkan pendapat kukan, dihukum selama-lamanya sembi-
umum, dengan menyampaikan informasi lan bulan atau pidana denda paling
yang tepat, akurat dan benar. Hal ini akan banyak empat ribu lima ratus rupiah.
mendorong ditegakkannya keadilan dan (2) Hukuman itu juga berlaku bagi orang
kebenaran, serta diwujudkannya supremasi yang mengetahui ada salah satu kejahatan
hukum untuk menuju masyarakat yang yang tersebut dalam ayat pertama sudah
tertib´. dilakukan, sehingga terjadi bahaya maut,
Insan pers yang mendiamkan atau tidak sedang pada waktu itu masih ada tempo
untuk mencegah akibat kejahatan itu,
melaporkan kejahatan yang diketahuinya

114
Penyembunyian Identitas Pelaku Tindak Pidana Oleh Insan Pers Menurut KUHP Dan UU Nomor 40 Tahun 1999
Tentang Pers

sengaja melalaikan untuk memberi- tidak termasuk sebagai orang yang dimaksud
tahukan hal itu sebagai tersebut tadi. dalam Pasal 166 KUHP.
Berdasarkan Pasal 165 KUHP, kasus-kasus
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 165
kejahatan yang telah diinvestigasi oleh insan
KUHP, maka bagi setiap warga negara Indo-
pers termasuk dalam kejahatan yang terdapat
nesia yang mengetahui adanya suatu niat
pada Bab VII KUHP yaitu tentang Kejahatan
kejahatan ataupun mengetahui suatu keja-
yang Membahayakan Keamanan Umum Bagi
hatan yang telah dilakukan di mana kejahatan
Orang atau Barang. Kejahatan-kejahatan se-
tersebut membahayakan nyawa orang mem-
perti sapi glonggongan, pembuatan pangsit
punyai kewajiban untuk melaporkannya kepa-
palsu, sayuran yang mengandung zat ber-
da pejabat kehakiman atau kepolisian atau
bahaya, penggunaan formalin pada semangka,
kepada yang terancam.
pembuatan ayam glonggong pembuatan susu
Pengecualian terhadap Pasal 165 KUHP
kaporit dan susu santan, pembuatan minuman
tersebut hanya berlaku bagi orang yang
dingin yang dicampur dengan es batu yang
dengan memberitahukan kejahatan mungkin
terbuat dari air sungai dan air mentah,
mendatangkan bahaya penuntutan pidana bagi
penggunaan boraks, bleng dan tawas pada
diri sendiri, bagi seorang keluarganya sedarah
kerupuk, pembuatan bakso tikus, serta pem-
atau keluarga dalam garis lurus atau garis
buatan telur palsu adalah kejahatan yang
menyimpang derajat kedua atau ketiga, bagi
memenuhi unsur dalam Pasal 204 KUHP,
suami/isterinya atau bekas suami/isterinya,
yang berbunyi:
atau bagi orang lain yang jika dituntut,
(1) Barangsiapa menjual, menawarkan, me-
berhubung dengan jabatan atau pencariannya.
nyerahkan, atau membagi-bagikan ba-
Dimungkinkan pembebasan menjadi saksi
rang, yang diketahui bahwa membahaya-
terhadap orang tersebut sebagaimana tercan-
kan nyawa atau kesehatan orang, padahal
tum dalam Pasal 166 KUHP, yaitu :
sifat berbahaya itu tidak diberitahukan,
³.HWHQWXDQ GDODP SDVDO GDQ WLGDN
diancam dengan pidana penjara paling
berlaku bagi orang yang dengan memberi-
lama lima belas tahun.
tahukan itu mungkin mendatangkan baha-
(2) Jika perbuatan mengakibatkan matinya
ya penuntutan pidana bagi diri sendiri, bagi
orang, yang bersalah dikenakan pidana
seorang keluarganya sedarah atau semenda
penjara seumur hidup atau pidana penjara
dalam garis lurus atau garis menyimpang
selama waktu tertentu paling lama dua
derajat kedua atau ketiga, bagi suami atau
SXOXK WDKXQ´
bekas suaminya, atau bagi orang lain yang
jika dituntut, berhubung dengan jabatan Pasal 204 KUHP merupakan pasal yang
atau pencariannya, dimungkinkan pembe- terdapat dalam Bab VII KUHP dan dalam
basan menjadi saksi terhadap orang ter- tayangan investigasi tersebut juga diberitahu-
VHEXW´ kan mengenai efek samping dan bahaya dari
produk serta mengkonsumsi makanan palsu
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 166
yang sebenarnya tidak layak untuk dikon-
KUHP tersebut, yang diperbolehkan menyem-
sumsi, dengan demikian maka insan pers
bunyikan identitas pelaku kejahatan hanyalah
sebagai warga negara Indonesia yang menge-
bagi orang yang dengan memberitahukan
tahui adanya suatu kejahatan yang memba-
kejahatan mungkin mendatangkan bahaya
hayakan nyawa orang seharusnya berkewa-
penuntutan pidana bagi diri sendiri, bagi
jiban untuk melaporkan atau memberitahukan
seorang keluarganya sedarah atau semenda
kejahatan tersebut kepada pejabat kehakiman
dalam garis lurus atau garis menyimpang
atau kepolisian sesuai dengan pasal 165
derajat kedua atau ketiga, bagi suami/isterinya
KUHP.
atau bekas suami atau isterinya, atau bagi
orang lain yang jika dituntut, berhubung Perbuatan insan yang tidak menindak-
lanjuti dengan melaporkan kepada pihak
dengan jabatan atau pencariannya. Insan pers
berwajib dapat dikenakan perbuatan yang

115
Gading Tian Mada

diancam dengan pidana sebagaimana terdapat insan pers tersebut bersifat melawan
dalam Pasal 165 KUHP. Bersifat melawan hukum materil karena telah memenuhi
hukum karena dilakukan dengan sengaja unsur-unsur dalam Pasal 165 KUHP
dalam arti mengetahui suatu kejahatan tetapi sehingga perbuatan tersebut menjadi
tidak memberitahukannya kepada pejabat dapat dipidana.
kehakiman atau kepolisian. 3. Akibat yang menjadi syarat mutlak dari
Insan pers adalah orang yang mampu delik. Hal ini terdapat dalam delik
bertanggung jawab karena insan pers tidak material atau delik yang dirumuskan
termasuk dalam Pasal 44 KUHP yaitu: secara material, misalnya pembunuhan
³%DUDQJ VLapa melakukan perbuatan yang (Pasal 338 KUHP), penganiayaan (Pasal
tidak dapat dipertanggungkan kepadanya 351 KUHP), dan lain-lain. Perbuatan
karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan insan pers yang menyembunyikan iden-
DWDX WHUJDQJJX´ titas pelaku tindak pidana telah ter-
cantum dalam pasal 165 KUHP. 3
Perbuatan insan pers dalam menyembunyi-
kan identitas pelaku kejahatan memenuhi sifat Tiga unsur dari tindak pidana yang di-
tindak pidana yang berupa membahayakan penuhi dalam perbuatan insan pers tersebut
suatu kepentingan hukum concrete gevaar- adalah perbuatan yang dilarang, akibat dari
zettingsdelicten (delik yang oleh pembuat perbuatan itu yang menjadi dasar alasan
undang-undang mengancamkan pidana kepa- mengapa perbuatan itu dilarang, dan sifat
da pembuat suatu perbuatan jikalau ia melanggar hukum dalam rangkaian sebab
melanggar perbuatan yang secara konkrit musabab itu. Perbuatan yang dilarang adalah
(nyata) menimbulkan bahaya di dalam pasal- perbuatan menyembunyikan identitas pelaku
pasal undang-undang pidana). dalam hal ini kejahatan tanpa kemudian memberitahu-
kejahatan membahayakan keamanan umum kannya kepada pejabat kehakiman atau kepo-
bagi orang Pasal 204 KUHP, dengan kata lisian sebagaimana dinyatakan dalam Pasal
lain, insan pers telah menyembunyikan pelaku 165 KUHP.
kejahatan yang melanggar Pasal 204 KUHP Akibat perbuatan itu adalah membahaya-
dan perbuatan insan pers yang seperti ini kan nyawa orang sehingga menjadi dasar
dapat membahayakan keamanan umum bagi alasan kenapa perbuatan itu dilarang. Sifat
orang. melanggar hukum dari perbuatan insan pers
Perbuatan insan pers tersebut juga telah tersebut adalah mengetahui suatu kejahatan
memenuhi tiga syarat suatu perbuatan dapat yang telah dilakukan, pada saat kejahatan
dipidana: masih dapat dicegah dengan sengaja tidak
1. Perbuatan atau kelakuan tersebut adalah memberitahukannya kepada pejabat keha-
perbuatan manusia, perbuatan dan kela- kiman atau kepolisian.
kuan itu berbuat aktif (melakukan sesu- Perbuatan insan pers juga memenuhi
atu). Dalam hal ini adalah perbuatan perumusan Pasal 165 KUHP:
insan pers di mana perbuatan tersebut 1. Pertama, adalah unsur barangsiapa yaitu
sudah dilakukan yang terwujud dalam insan pers.
acara televisi serta pelakunya (insan 2. Kedua, unsur mengetahui niat untuk mela-
pers) dapat dipertanggungjawabkan, kukan kejahatan tersebut dalam Bab VII
artinya orang atau pelaku tindak pidana Kitab Undang-undang ini, yaitu menge-
secara mental dan fisik dapat memper- tahui kejahatan yang tercantum dalam
tanggungjawabkan (Pasal 44 KUHP). Pasal 204 KUHP (Bab VII Buku II).
2. Bersifat melawan hukum, Setiap per- 3. Ketiga, sepanjang kejahatan itu membaha-
buatan yang dilarang dan diancam yakan nyawa orang, yaitu kejahatan-keja-
dengan pidana oleh peraturan perun-
3
dang-undangan hukum pidana itu harus www.wonkdermayu.wordpress.com, akses tanggal 17
bersifat melawan hukum. Perbuatan Januari 2013

116
Penyembunyian Identitas Pelaku Tindak Pidana Oleh Insan Pers Menurut KUHP Dan UU Nomor 40 Tahun 1999
Tentang Pers

hatan seperti membuat dan menjual daging petugas dari Dinas Peternakan Pemerintah
glonggongan adalah kejahatan yang mem- Kabupaten (Pemkab) Sragen melakukan
bahayakan nyawa atau kesehatan orang. razia pada sejumlah pedagang di pasar
4. Keempat, pada saat kejahatan masih dapat sragen. Petugas melakukan pemeriksaan
dicegah dengan sengaja tidak memberita- sejumlah pedagang daging lalu ditemukan
hukan kepada pejabat kehakiman atau daging glonggong. Yang mengejutkan ter-
kepolisian, yaitu insan pers mengetahui nyata pengglongongan daging sapi justru
adanya kejahatan Pasal 204 KUHP telah permintaan dari konsumen sendiri. Dengan
dilakukan, tetapi dengan sengaja tidak adanya daging glongongan Konsumen
melaporkannya. dapat membeli daging dengan harga yang
murah dan terjangkau di banding dengan
Jika Pasal 165 KUHP dihadapkan dengan
harga daging kering.
hak tolak, maka yang dapat dijadikan pe-
gangan adalah penggunaan hak tolak terhadap 2. Investigasi Kesaksian Andris Ronaldi da-
narasumber yang adalah saksi, korban lam Makelar Kasus Kepolisian Republik
kejahatan susila, serta anak di bawah umur Negeri Indonesia
yang menjadi pelaku kejahatan (Pasal 5 dan Perbedaan dengan kasus wartawan
Pasal 7 Kode Etik Jurnalistik). Penggunaan investigatif yang menyamarkan identitas
hak tolak terhadap narasumber-narasumber pelaku pembuat bakso tikus, pangsit ber-
tersebut tidak bertentangan dengan Pasal 165 bahan boraks dan daging sapi glonggongan
KUHP. yang telah dibahas sebelumnya, kasus
Contoh kasus kejahatan yang telah diinves- kesaksian Andris Ronaldi alias Andris, 37
tigasi oleh insan pers adalah pembuatan
tahun, dalam tayangan Apa Kabar Indo-
pangsit renyah palsu, pembuatan krupuk nesia Pagi yang ditayangkan di stasiun
berbahan boraks,bleng dan tawas,bakso tikus televisi TV One pada 18 Maret 2010
dan daging sapi glonggongan. Insan pers mendapat perhatian dari pihak Markas
tersebut telah melakukan wawancara lang- Besar Kepolisian Republik Indonesia
sung dengan narasumber (pelaku kejahatan) (MABES POLRI). Ia mengaku dibayar 1,5
dan menyamarkan identitas pelaku kejahatan juta rupiah untuk bersaksi di acara ter-
tersebut dalam hasil tayangan program sebut. Dalam acara itu Andris identitasnya
investigasi. Perbuatan insan pers tersebut
sengaja disamarkan. Kepada pemirsa
telah melanggar Pasal 165 KUHP karena Andris mengaku sudah 12 tahun menjadi
insan pers sebagai warga negara yang menge- makelar kasus di lingkungan Mabes Polri.
tahui adanya suatu kejahatan yang telah Polisi yang berkepentingan dengan
dilakukan, tidak melaporkan kejahatan terse- masalah ini kemudian mencari tahu siapa
but kepada pejabat kehakiman atau kepo- markus yang bersaksi di TV One tersebut.
lisian. Insan pers yang melanggar Pasal 165 Setelah melakukan penelusuran, akhirnya
KUHP tersebut terkena sanksi dengan pidana Andris pun diciduk dan terbongkarlah
penjara paling lama 9 (sembilan) bulan atau sandiwara memalukan TV One itu. Mabes
pidana denda paling banyak empat ribu lima polri akhirnya melaporkan TVOne ke
ratus rupiah. Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indo-
Efektivitas pelaksanaan pemberian sanksi nesia (KPI). Kepada polisi, Andris menga-
pada pers yang menyamarkan identitas pelaku ku diminta berbicara sesuai skenario yang
kejahatan di indonesia terkait kasus yang telah dibuat sang presenter. Andris menga-
telah diinvestigasi pers adalah : ku, malam sebelum tayangan tersebut, dia
1. Investigasi Kasus Daging Sapi Glonggo- dihubungi presenter TV One Indy
ngan Rachmawati untuk mencarikan nara sum-
Karena adanya penayangan investigasi ber terkait kasus Perusahaan Jasa Tenaga
daging sapi glonggongan di salah satu Kerja Indonesia. Namun, pada akhirnya,
stasiun televisi, pada bulan Agustus 2011

117
Gading Tian Mada

dia justru diminta hadir sebagai nara- nama yang dikacaukan menjadi Roni alias
sumber terkait markus di Polri. Andris Andris memberi keterangan perihal dunia
mengaku tidak berbohong atas pernyataan- makelar kasus dalam tubuh Markas Besar
nya itu. Dia berani mempertanggung- Kepolisian Republik Negeri Indonesia ini.
jawabkannya. Polisi tak menyatakan kasus tersebut
Tertangkapnya Andis membuat pihak palsu, dan tidak mengatakan keterangan
TV One panik, mereka tetap berusaha Roni palsu, melainkan sosok atau jati diri
melakukan pembelaan diri. TVOne akan makelar kasus itulah yang palsu. Kete-
menuntut Andris, pria yang mengaku rangan tambahan pihak kepolisian yang
disuruh berperan sebagai makelar kasus di menyatakan bahwa Roni tidak pernah
Mabes Polri dalam wawancara di televisi berhubungan dengan pihak-pihak tertentu
tersebut pada 18 Maret 2010 dengan di Mabes Polri untuk meyakinkan bahwa
bayaran Rp 1,5 juta. Hal tersebut dikatakan Roni adalah markus palsu justru menyi-
oleh Totok Suryanto selaku Direktur ratkan secara tegas adanya markus asli.
Penyiaran TV One dalam sebuah jumpa Jadi eksistensi makelar kasus dalam tubuh
pers di Jakarta, pada hari Jumat 9 April lembaga kepolisian maupun di luar, benar-
2010. Totok beralasan bahwa saat menjadi benar bukan fiksi.
narasumber, Andris mengaku sebagai Kepala Divisi Humas Markas Besar
markus dan diyakini benar oleh TVOne. Kepolisian Republik Indonesia Inspektur
Tindakan Andris juga dianggap sebagai Jenderal Polisi Edward Aritonang menga-
bentuk pencemaran nama baik Indy dukan masalah makelar kasus palsu ke
Rachmawati terkait isu rekayasa yang Dewan Pers. Polisi mengadu narasumber
dilakukannya. Totok juga mengungkapkan yang ditampilkan TVOne palsu. Polisi
bahwa proses penghadiran Andis di Apa meminta televisi yang bersangkutan me-
Kabar Indonesia Pagi 18 Maret 2010, ngungkap siapa narasumber tersebut.
sudah melalui beberapa tahapan termasuk Andris mengaku bukan makelar kasus,
verifikasi narasumber. kepada polisi. Andris mengaku diperintah
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) oleh Indy Rahmawati, presenter acara
beranggapan pengaduan Mabes Polri tersebut, untuk mengaku sebagai makelar
kepada Dewan Pers terhadap dugaan kasus di Mabes Polri, sebelumnya, Andris
rekayasa siaran TV One terkait oknum diundang untuk berbicara mengenai Peru-
makelar kasus (markus) palsu masih perlu sahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia
pembuktian. Pihak TV One mengelak dan (PJTKI). Kepolisian Republik Negeri
yakin bahwa narasumber yang dihadirkan Indonesia (POLRI) menuding TV One
tersebut, merupakan narasumber asli, menggunakan narasumber palsu.
bahwa dia adalah seorang markus. Namun, Direktur Penyiaran TV One, Totok
Polri berhasil mengumpulkan bukti print- Suryanto, bersikukuh Andris bukan make-
out Blackberry Massenger (BBM) antara lar kasus palsu. Berkenaan hal tersebut
presenter Indy Rahmawati dengan Andris, Dewan Pers melakukan pertemuan dengan
serta pengakuan dari Andris yang mengaku TvOne terkait dengan penangkapan Andris
dijebak oleh TV One untuk menjadi Ronaldi, yang dalam tayangan televisi itu
markus palsu.Andris ditangkap oleh pihak mengaku menjadi makelar kasus yang
Mabes Polri sebagai makelar kasus palsu sering beredar di Bareskrim Mabes Polri.
tiga minggu kemudian pada 7 April 2011. Berdasarkan Undang-Undang Pers Nomor
Isi tayangan televisi yang gambarnya 40 Tahun 1999, media mempunyai hak tolak
diambil di studio TV One dengan suara untuk tidak memberikan identitas narasum-
yang dikaburkan, dengan kostum yang
bernya, media tidak salah menolak, demi
menyamarkan bentuk badan dan wajah keselamatan narasumber yang dilindunginya.
nyaris tertutup, serta dengan panggilan Keterlibatan Dewan Pers sebagai mediator

118
Penyembunyian Identitas Pelaku Tindak Pidana Oleh Insan Pers Menurut KUHP Dan UU Nomor 40 Tahun 1999
Tentang Pers

antara TVOne dan Mabes Polri pada kasus dipersempit dan diperfokus Roni markus di
tersebut menimbulkan banyak persoalan, kepolisian atau bukan.
yaitu mengapa TVOne tidak melakukan cover Terkait dengan kasus tersebut, yang selama
both sides atau liputan dua sisi dan pemisahan ini mendorong pengabaian tanggung jawab
yang tegas antara fakta dan opini jurnalis. dan profesionalitas oleh lembaga pers adalah
Prinsip cover both sides memberikan kesem- lemahnya sanksi yang disediakan. Secara
patan dan ruang yang sama bagi pihak-pihak umum, UU Pers sepertinya memang sudah
yang bertikai untuk mengemukakan versi memberi koridor yang baik untuk membatasi
peristiwa atas fakta empirik dan atau pendapat penggunaan kebebasan pers yang berlebihan.
tentang konflik tersebut dengan demikian Setiap orang atau instansi yang merasa di-
publik tidak dipaksa untuk menerima versi rugikan atas pemberitaan pers dapat mela-
tunggal dari salah satu pihak yang bertikai. yangkan hak jawab kepada lembaga pers ter-
Bagaimana TV One mendapatkan Roni seba- sebut. Pasal 5 ayat (2) UU Pers menyatakan :
gai narasumber dan ketika TV One menya- ´3HUV ZDMLE PHOD\DQL KDN MDZDE´
markan identitas asli Roni markus palsu TV One sebagai lembaga pers bertanggung
ataukah markus tulen sejati, dapatkah langkah jawab atas setiap pemberitaan yang tayang
TV One itu dianggap sebagai hak tolak media dari setiap program pada stasiun televisi ter-
untuk tetap melindungi narasumber, sebagai- sebut. Pasal 1 angka 2 UU Pers menyatakan
mana lazim dilakukan dalam dunia media bahwa :
cetak yang melindungi narasumbernya menja- ³3HUXVDKDDQ SHUV DGDODK EDGDQ KXNXP
di sumber yang dipercaya. Permasalahan Indonesia yang menyelenggarakan usaha
antara TVone dan kepolisian cukup rumit pers meliputi perusahaan media cetak,
karena menyangkut masalah hak tolak dan media elektronik, dan kantor berita, serta
institusi yang merasa dirugikan oleh pembe- perusahaan media lainnya yang secara
ritaan media. khusus menyelenggarakan, menyiarkan,
Polemik antara TV One dan Polri dicoba DWDX PHQ\DOXUNDQ LQIRUPDVL´
diselesaikan melalui Dewan Pers. Pada perte- Pasal 18 ayat (2) UU Pers menyatakan
muan pertama, Indy bersama sejumlah bahwa :
petinggi TV One memberikan keterangan (2)Perusahaan pers yang melanggar keten-
kepada Dewan Pers. Pertemuan yang dimulai tuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), serta
pukul 14.00 itu berlangsung dua setengah Pasal 13 dipidana dengan pidana denda
jam. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima
Mabes Polri Edward Aritonang datang, sete- ratus juta rupiah).
lah lima menit berselang tim TV One keluar Sesuai Pasal 5 ayat (2) juncto Pasal 18 ayat
ruangan. (2) UU Pers, ketidakpatuhan melayani Hak
TV One meminta maaf kepada Mabes Jawab dapat berakibat dipidana denda ber-
Polri dengan alasan tidak melakukan cover dasar putusan pengadilan, paling banyak Rp.
both sides atau peliputan berimbang dari 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
kepolisian, lebih menjelaskan persoalan teknis Dewan Pers merekomendasikan TVOne,
elementer peliputan dalam jagat jurnalistik melayani hak jawab yang disampaikan pihak
bahwa liputan harus berimbang, tidak memi- pengadu yakni Markas Besar Kepolisian
hak salah satu pihak, tidak memberikan ruang Republik Indonesia dan memuatnya, segera
hanya pada salah satu pihak, senantiasa di- pada kesempatan pertama sejak Pernyataan,
sertai seconds bahkan third-opinion alias Penilaian, dan Rekomendasi (PPR) Dewan
pendapat kedua dan ketiga dan seterusnya, Pers diterima, secara proporsional disertai
lebih sebagai kode etik dalam laku jurnalistik permintaan maaf baik kepada yang bersang-
umumnya, dan semuanya tak mengacu pada
kutan maupun publik.
asli atau palsunya narasumber. Roni benar- Sesuai aturannya, jika TVOne tidak mela-
benar markus ataukah bukan atau apabila yani Markas Besar Kepolisian Republik

119
Gading Tian Mada

Indonesia (Mabes Polri), maka stasiun televisi Artinya, perangkat hukum dan perangkat
tersebut akan diajukan ke pengadilan dengan pelaksana harus tersedia untuk melaksanakan
ancaman hukuman denda sebesar Rp penjatuhan pidana tersebut begitupun sebalik-
500.000.000 (lima ratus juta rupiah). nya, sebuah sanksi yang tidak dapat dilak-
Mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum sanakan tidak akan membawa efek jera
Acara Pidana (KUHAP), pada Pasal 273 ayat apapun, meski ancaman pidananya sangat
(1) diatur bahwa : besar. Salah satu mekanisme hukum yang
Jangka waktu pembayaran denda adalah 1 perlu dilakukan adalah dengan memberikan
(satu) bulan sejak putusan ditetapkan alternatif hukuman subsider jika hukuman
EHUNHNXDWDQ KXNXP WHWDS´ denda yang diatur dalam delik pers di UU
Pers tidak dibayarkan oleh terpidana.
Masalahnya, tidak ada mekanisme lanjutan
Hukuman penjara, sebagaimana lazimnya
jika ternyata TVOne tidak membayar denda
subsider hukuman denda, dapat menjadi alter-
yang dijatuhkan setelah lewat jangka waktu
natif.
yang ditentukan tersebut. UU Pers sendiri
Setiap lembaga pers yang tidak membayar
tidak mengatur hukuman subsider jika lemba-
hukuman pidana denda setelah lewat jangka
ga pers dipidana berdasarkan pasal-pasal
waktu, sesuai putusan pengadilan, akan di-
pidana di dalam undang-undang tersebut.
jatuhi hukuman penjara. Tentu saja pemenja-
Artinya, dalam hal TVone tidak mau mela-
raan itu akan dikenakan kepada penanggung
yani hak jawab Mabes Polri, dan kemudian
jawab lembaga pers bersangkutan. Diharap-
dihukum denda oleh pengadilan atas peno-
kan setiap lembaga pers akan menjaga dirinya
lakan itu, TVOne tetap saja bisa mengelak
dari pemberitaan dan perbuatan yang mence-
membayar denda. Atas penolakan membayar
derai profesionalitas dan tanggung jawabnya
denda itupun tidak akan ada hukuman
sebagai salah satu pilar negara demokrasi.
lanjutan maka efek jera pemidanaan tidak
Berkaitan dalam hal wartawan menayangkan
tercapai pada kondisi ini. Sanksi denda yang
hasil wawancara investigatif yang direkayasa.
diancamkan dalam pasal-pasal pidana UU
Merupakan pelanggaran berat terhadap Kode
Pers tidak akan efektif menjaga profesio-
Etik Jurnalistik karena melakukan pembe-
nalitas dan tanggung jawab lembaga pers
ritaan bohong dan fitnah.
untuk mencari dan menyampaikan informasi
Media massa yang menyembunyikan iden-
kepada masyarakat.
titas sumber berita atau para pelaku dan
Salah satu tujuan adanya pemidanaan
tujuannya dalam menyiarkan berita hanya
adalah munculnya penjeraan bagi setiap pihak
untuk membuat sensasi dan menaikkan oplah
yang melakukan kesalahan dan dijatuhi
atau rating maka etika dan profesionalitas
hukuman pidana. Dengan nestapa itu diharap-
jurnalismenya menjadi meragukan.
kan terpidana akan merasakan efek jera atas
Mengenai hal investigasi, pihak yang ber-
perbuatannya. Efek jera itu yang diharapkan
wenang untuk melakukan penyelidikan hanya
oleh pembuat UU Pers akan muncul dari
pejabat polisi Negara Republik Indonesia
delik-delik pers. Melalui pemberian denda
(POLRI), tidak dibenarkan adanya campur
dalam jumlah besar, diharapkan adanya rasa
tangan dari instansi dan pejabat lain sebagai-
takut untuk melakukan dan rasa jera dari
mana tercantum dalam Pasal 4 KUHAP
perusahaan pers untuk mengulangi tindak
yaitu :
pidana yang dilarang dengan begitu, setiap
³3HQ\HOLGLN DGDODK VHWLDS SHMDEDW SROLVL
lembaga pers akan berusaha menjaga profesi-
QHJDUD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD´
onalitas dan rasa tanggung jawabnya dalam
mencari dan menyampaikan informasi kepada Tidak terdapat Pasal-pasal dalam UU Pers
masyarakat. dan Kode Etik Jurnalistik yang menyatakan
Efek jera pemidanaan baru dapat muncul bahwa insan pers berfungsi atau bertugas
apabila diawali oleh mekanisme penjatuhan untuk melakukan investigasi atau penyeli-
pidana yang baik dan bisa dilaksanakan. dikan, tetapi dalam prakteknya dijumpai di

120
Penyembunyian Identitas Pelaku Tindak Pidana Oleh Insan Pers Menurut KUHP Dan UU Nomor 40 Tahun 1999
Tentang Pers

acara-acara berita kriminal televisi bahwa Sesuai dengan ketentuan Pasal 106
insan pers melakukan penyelidikan terhadap KUHAP, penyidik yang mengetahui tentang
suatu kejahatan, bahkan berhasil mengumpul- terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga
kan bukti-bukti kejahatan itu serta menemu- merupakan tindak pidana, wajib segera mela-
kan pelaku atau tersangka dari kejahatan itu kukan tindakan penyidikan yang diperlukan
(narasumber). khususnya terhadap insan pers yang telah
Jelas tercantum dalam Pasal 4 KUHAP melakukan pelanggaran Pasal 165 KUHP.
bahwa yang berwenang melakukan investi- Insan pers diharapkan bersikap kooperatif
gasi atau penyelidikan adalah hanya pejabat dengan polisi untuk memberitahukan suatu
kepolisian. Insan pers jelas bukan polisi. Jadi kejahatan yang diketahuinya jika penyidik
sebenarnya insan pers tidak berwenang atau polisi menindak tegas perbuatan insan
melakukan investigasi atau tindakan untuk pers yang demikian. Tindakan kooperatif
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang yang terjadi antara insan pers dan polisi maka
diduga sebagai tindak pidana. Insan pers juga kejahatan yang membahayakan keamanan
tidak berwenang untuk mencari serta me- umum bagi orang yang sekarang ini banyak
ngumpulkan bukti yang dengan bukti itu terjadi dapat diberantas secara bertahap
membuat terang tentang tindak pidana yang sehingga mengurangi kekhawatiran masyara-
terjadi dan guna menemukan tersangkanya kat dan dapat melindungi jangan sampai
karena hal ini lewat pemberitaan kejahatan masyarakat menjadi korban terhadap keja-
yang diberitakan melalui media televisi, akan hatan tersebut.
tetapi penyidik ataupun polisi mempunyai Salah satu cakupan aspek independensi
kesibukannya masing-masing sehingga tidak Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah
mungkin setiap saat dapat menyaksikan Polri independen melakukan fungsi opera-
liputan yang diberitakan oleh insan Pers sional ketertiban umum tanpa campur tangan
tersebut. atau intervensi dan kontrol dari kekuasaan
Pasal 106 KUHAP menyatakan bahwa : pemerintah mana pun namun polisi boleh
³3HQ\LGLN \DQJ PHQJHWDKXL PHQHULPD kooperatif dan partisipatif secara saling
laporan atau pengaduan tentang terjadinya menguntungkan dengan pihak mana pun atas
suatu peristiwa yang patut diduga meru- informasi kriminal yang diketahui. Polisi
pakan tindak pidana wajib segera melaku- dapat menindak tegas perbuatan insan Pers
NDQ WLQGDNDQ SHQ\LGLNDQ \DQJ GLSHUOXNDQ ´ yang melanggar ketentuan Pasal dalam KUHP
khususnya Pasal 165 KUHP sebagaimana
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 106
ketentuan yang diatur di dalam KUHP
KUHAP penyidik atau polisi dapat mempro-
tersebut tidak diatur dalam UU Pers sebagai
ses insan pers tersebut apabila insan pers
lex specialis. Atas dasar itulah insan Pers
menggunakan hak tolak untuk menyem-
tetap dapat dikatakan telah melanggar Pasal
bunyikan identitas pelaku kejahatan yang
165 KUHP walaupun insan Pers mempunyai
melakukan kejahatan-kejahatan tindak pidana
UU Pers sebagai lex specialis.
murni karena di dalam UU Pers tidak diatur
mengenai hak tolak terhadap narasumber
pelaku kejahatan. Polisi harus aktif untuk C. UU Pers sebagai Lex Specialis
segera memanggil insan pers tersebut guna Di dunia hukum ada adagium yang menga-
mendapatkan informasi mengenai pemberi- takan hukum yang bersifat khusus akan
taan kejahatan yang diketahuinya itu, selan- menggantikan hukum yang bersifat umum.
jutnya polisi atau penyidik dapat menangkap Atau sering disebut lex specialis derogat legi
pelaku kejahatan sehingga menghentikan generalis. Artinya, setiap hukum yang me-
kejahatan tersebut yang dapat menimbulkan mang mengatur suatu masalah secara khusus
keresahan bagi masyarakat dan merugikan dan mendalam, maka akan menggantikan
masyarakat. hukum yang telah dipakai namun bersifat
umum.

121
Gading Tian Mada

Di dunia pers, kita ketahui bahwa sampai nya dunia pers atau media massa, banyak
saat ini banyak kalangan jurnalis mengingin- terjadi bentuk-bentuk berita yang dikemas
kan agar Undang-Undang Nomor 40 tahun menarik seperti acara investigasi yang
1999 atau lebih dikenal dengan UU Pers, dilakukan oleh insan pers dengan cara me-
harus menjadi Lex specialis untuk menye- nyembunyikan identitas pelaku tindak pidana
lesaikan sengketa pers. Selama ini pemerintah yang diwawancarai.
memang masih menggunakan KUHP sebagai Sebagian orang beranggapan UU Pers
dasar penyelesaian sengketa hukum. merupakan aturan khusus menyangkut dunia
Banyak kalangan jurnalis menolak penggu- pers, sedangkan KUHP merupakan aturan
naan KUHP dalam penyelesaian sengketa, umumnya. Dalam konteks Lex specialis
karena ancaman hukuman yang diberikan derogat lex generalis, berarti pihak pers yang
kepada insan pers berupa ancaman pidana. melakukan tindak pidana tidak dapat dijerat
Menurut mereka seharusnya masalah pertikai- menggunakan KUHP tetapi harus menggu-
an pers harus diselesaikan dengan cara pers nakan UU Pers. Untuk mengujinya, dapat
juga. Salah satu mekanisme penyelesaian itu dilihat pasal-pasal di dalam UU No. 40 Tahun
dikenal dengan istilah Hak Jawab. 1999 yang mengatur tentang tindak pidana
Keputusan Mahkamah Agung yang memu- dan membandingkannya dengan pasal-pasal
tuskan bahwa UU Pers merupakan Lex pidana yang sering dipergunakan dalam
Specialis merupakan era yang cerah bagi menjerat pihak pers. UU No. 40 Tahun 1999
kalangan pers. Keputusan tersebut layaknya memuat 1 pasal tentang ketentuan pidana,
seperti angin surga bagi kalangan pers. Hal ini yakni Pasal 18, yang terdiri dari 3 ayat, yaitu :
mengindikasikan bahwa tidak ada lagi (1) Setiap orang yang secara melawan
wartawan yang dipenjarakan. Dan kebebasan hukum dengan sengaja melakukan
pers pun terbentuk dengan baik. tindakan yang berakibat menghambat
Tapi, di lain pihak ada juga yang tidak atau menghalangi pelaksanaan keten-
setuju dengan penerapan UU Pers sebagai tuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3)
Lex Specialis. Alasannya, UU Pers terlebih dipidana dengan pidana penjara paling
dahulu harus direvisi, karena dalam UU Pers lama 2 (dua) tahun atau denda paling
tidak cukup lengkap memasukkan sanksi- banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima
sanksi atas sengketa pers. Kurang lengkapnya raWXV MXWD UXSLDK ´
UU Pers itu memang sangat wajar. Sebab, UU Ayat (1) ini mengatur tentang setiap
Pers dibentuk dalam suatu keadaan yang orang atau siapa saja yang menghambat
darurat. Saat itu Menteri Penerangan, Yunus insan pers dalam menjalankan fungsinya.
Yosfiah hanya membutuhkan waktu beberapa Misalnya, penguasa arogan yang melaku-
bulan untuk membentuk undang-undang kan pembredelan terhadap perusahaan
tersebut. Alhasil, undang-undang tersebut pers. Atau, bagi siapa saja yang meng-
hanya melindungi pihak-pihak tertentu dan halang-halangi insan pers dalam menda-
tidak memecahkan persoalan yang ada. Yaitu patkan informasi, akan dikenakan sangsi
bagaimana perlindungan terhadap narasumber pidana (pidana penjara paling lama 2 (dua)
yang telah dirugikan. tahun atau denda paling banyak Rp.
Di dalam dunia hukum pidana, kejahatan 500.000.000,00). Dengan demikian, ayat
bisa terwujud dalam beberapa bentuk. Dianta- (1) tidak mengatur tentang pidana pers atau
ranya berupa niatan, perbuatan bahkan juga pidana yang dilakukan oleh insan pers.
sebuah tulisan. Kejahatan juga selalu menga-
lami peningkatan baik kualitas dan kuantitas (2) Perusahaan pers yang melanggar ke-
sehingga saat ini ada berbagai macam bentuk tentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2),
tindak pidana baru. Begitu juga dengan dunia serta Pasal 13 dipidana dengan pidana
pers. Saat ini penyalahgunaan berita memang denda paling banyak Rp.
banyak terjadi. Bahkan, dengan makin maju-

122
Penyembunyian Identitas Pelaku Tindak Pidana Oleh Insan Pers Menurut KUHP Dan UU Nomor 40 Tahun 1999
Tentang Pers

500.000.000,00 (Lima ratus juta Pasal 4 ayat (4) UU Pers dinyatakan


UXSLDK ´ bahwa :
³'DODP PHPSHUWDQJJXQJMDZDENDQ SHP-
Ketentuan ini merupakan ancaman bagi
beritaan di depan hukum, wartawan mem-
setiap perusahaan pers memberitakan:
SXQ\DL +DN 7RODN´
(1) Peristiwa dan opini yang tidak meng-
hormati norma-norma agama dan rasa Sesuai Penjelasan Pasal 4 UU Pers, dapat
kesusilaan masyarakat; diartikan:
(2) Azas praduga tak bersalah; serta ³7XMXDQ XWDPD +DN 7RODN DGDODK DJDU
wartawan dapat melindungi sumber infor-
Kemudian perusahaan pers juga diancam
masi, dengan cara menolak menyebutkan
pidana denda karena sikapnya:
identitas sumber informasi. Hak tersebut
(1) Yang tidak melayani hak jawab, dan
dapat digunakan jika wartawan dimintai
(2) Yang memuat iklan yang terlarang,
keterangan oleh pejabat penyidik dan/atau
misalnya iklan yang merendahkan
diminta menjadi saksi di pengadilan. Hak
martabat seseorang.
tolak dapat dibatalkan demi kepentingan
Yang menjadi fokus ancaman pidana di dan keselamatan negara atau ketertiban
sini adalah perusahaan pers, bukan wartawan XPXP \DQJ GLQ\DWDNDQ ROHK SHQJDGLODQ´
yang membuat berita di sebuah media massa.
Pasal 165 ayat (1) KUHP menyatakan
Karena fokusnya adalah perusahaan, maka
bahwa :
pidana yang dapat dijatuhkan adalah pidana
(1) Barang siapa mengetahui, bahwa ada
denda. Lalu, bagaimana dengan wartawan si
orang bermaksud hendak melakukan
pembuat berita? Secara hukum, Pasal 18 ayat
salah satu kejahatan berdasarkan
(2) ini tidak bisa menjerat si wartawan yang
pasal-pasal 104, 106, 107, dan 108,
menulis berita.
110 - 113, dan 115 - 129 dan 131
Dapat juga dilihat di pasal 18 ayat (3): hendak melarikan diri untuk lari dalam
Perusahaan pers yang melanggar ketentuan waktu perang, hendak melakukan
Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 12 dipidana pengkhianatan militer, hendak mela-
dengan pidana denda paling banyak Rp. kukan pembunuhan, penculikan atau
6HUDWXV MXWD UXSLDK ´ perkosaan, hendak melakukan salah
Ketentuan ini merupakan sangsi yang satu kejahatan yang diterangkan dalam
dapat dijatuhkan kepada perusahaan pers yang bab VII,jika menyebabkan bahaya
tidak berbadan hukum dan tidak mencantum- maut, hendak melakukan salah satu
kan nama, alamat dan penanggung jawabnya. kewaktunya, baik kepada pegawai
Menyimak Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) polisi atau justisi, maupun kepada
tersebut di atas, UU Pers tidak memuat terancam, maka jika jadi kejahatan itu
ketentuan tentang penghinaan dan pence- dilakukan, dihukum pidana 275, yaitu
maran nama baik yang ditujukan atau per- dalam hal surat hutang yang akan
tanggungjawaban hukumnya dimintakan ke- diedarkan waktu sedang masih ada
pada personal atau orang yang secara tempo untuk mencegah kejahatan itu,
langsung melakukan indikasi tindak pidana. dengan tidak memberitahukan dengan
Penghinaan dan Pencemaran nama baik hanya cukup terang hal itu pada waktunya
diatur di beberapa pasal dalam KUHP, seperti baik pada pegawai polisi atau justisi,
Pasal 310-311. Dengan demikian, tentu atau justisi, maupun kepada terancam,
prinsip Lex specialis derrogat lex generalis maka jika jadi kejahatan itu dilakukan,
tidak berlaku. dihukum selama-lamanya sembilan
UU Pers belum bisa dikatakan sebagai Lex bulan atau pidana denda paling banyak
specialis juga dapat dilihat di pasal 4 ayat (4) empat ribu lima ratus rupiah.
dan Pasal 165 ayat (1) yaitu :

123
Gading Tian Mada

Berdasarkan ketentuan-ketentuan menge- penyimpangan atau pengecualian-pengecua-


nai hak tolak tersebut, di dalam UU Pers lian itulah maka ketentuan umumnya mem-
terlihat jelas bahwa penggunaan hak tolak punyai kedudukan yang kuat.
merupakan celah bagi insan pers untuk Sistem hukum akan kaku apabila tidak
menyamarkan identitas pelaku kejahatan yang dimungkinkan adanya pengecualian atau
menjadi narasumbernya tetapi di dalam pasal penyimpangan. Asas lex specialis derogat legi
165 KUHP ayat (1) telah tercantum siapapun generalis, dalam hal ini UU Pers sebagai lex
yang mengetahui terjadinya suatu tindak specialis dan KUHP sebagai legi generalis,
pidana maka wajib melaporkan kepada aparat menurut asasnya maka UU Pers yang harus
penegak hukum. dimenangkan apabila terjadi konflik antara
UU Pers merupakan lex specialis terhadap UU Pers dengan KUHP, namun di sini
KUHP, namun karena penggunaan hak tolak kepastian hukum harus mengalah terhadap
terhadap narasumber yang merupakan pelaku kepentingan umum yang lebih besar, yakni
kejahatan tidak diatur dalam UU Pers serta KUHP.
adanya kewajiban untuk melaporkan kepada Berdasarkan uraian di atas, apabila ditelaah
aparat penegak hukum jika ada suatu tindak secara teori hukum yang berlaku, karena
pidana, maka KUHP tetap dapat dijadikan perbuatan insan pers telah memenuhi unsur
acuan sehingga insan pers tetap dapat di- dan sifat tindak pidana serta syarat pemi-
kategorikan melanggar Pasal 165 KUHP. danaan, maka perbuatan insan pers yang
Selain itu, terlepas dari analisis di atas, UU demikian dapat dikategorikan sebagai tindak
pers ini memang belum mandiri karena pidana dan melanggar Pasal 165 KUHP. Insan
banyak pasalnya masih menyebutkan berlaku- pers dapat dikategorikan sebagai pelaku,
nya UU lain. Contohnya, dalam penjelasan karena insan pers telah melakukan bagian-
Pasal 12 tertulis; bagian dari tindak pidana, yang memenuhi
³6HSDQMDQJ PHQ\DQJNXW SHUWDQJJXQJ- semua syarat yang dirumuskan dalam
jawaban pidana menganut ketentuan rumusan tindak pidana Pasal 165 KUHP.
perundang-undangan yang berlaku.´ Efektivitas Pasal 165 KUHP dalam pelak-
sanaan pemberian sanksi pada pers yang
Yang dimaksud tentulah KUHP. Kemu-
menyamarkan identitas narasumber pelaku
dian dapat juga dilihat dalam penjelasan
kejahatan pada kenyataannya hingga saat ini,
tentang hal umum dinyatakan dengan jelas
belum ada pihak kepolisian yang bertindak
pada alinea terakhir yaitu :
mengenai perbuatan dari insan pers yang
³8QWXN PHQJKLQGDUL SHQJDWXUDQ \DQJ
menyamarkan identitas pelaku kejahatan
tumpang tindih, undang-undang ini tidak
dalam tayangan program investigasi. Pasal
mengatur ketentuan yang sudah diatur
tersebut tidak efektif dan tidak membuat efek
dengan ketentuan peraturan perundang-
jera dalam pemidanaan dikarenakan masih
undangan lDLQQ\D ´
banyak tayangan berita investigasi menayang-
UU yang diberlakukan secara lex specialis kan pelaku kejahatan sebagai narasumber
harus dinyatakan dengan jelas, entah itu di dengan nama, wajah dan suara yang di-
batang tubuh ataupun di penjelasannya. samarkan. Sanksi denda yang diancamkan
Secara teori, dengan adanya adagium lex dalam pasal-pasal pidana dalam UU Pers pun
specialis derogat legi generalis, maka KUHP tidak efektif dalam menjaga profesionalitas
sebagai aturan pidana yang umum seharusnya dan tanggung jawab lembaga pers untuk
dikesampingkan, akan tetapi, asas hukum itu mencari dan menyampaikan informasi kepada
sifatnya umum, tidak hanya berlaku bagi satu masyarakat.
peristiwa khusus tertentu saja. Asas hukum
itu membuka kemungkinan penyimpangan-
penyimpangan atau pengecualian-pengecua-
lian karena bersifat umum. Penyimpangan-

124
Penyembunyian Identitas Pelaku Tindak Pidana Oleh Insan Pers Menurut KUHP Dan UU Nomor 40 Tahun 1999
Tentang Pers

KESIMPULAN H. Soebaijo I.N., Sejarah Pers di Indonesia,


Dewan Pers, Jakarta, 1977.
Perbuatan insan pers yang menyembu-
Kusumaningrat Hikmat dan Purnama
nyikan identitas pelaku tindak pidana dalam
Kusumaningrat, Jurnalistik, Teori dan
melakukan investigasi kasus kriminal tetap Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung,
dikategorikan sebagai sebuah tindak pidana
2005.
apabila wawancara yang dilakukan oleh insan
pers tersebut tidak ditindaklanjuti dengan Oetama Jacob, Perpekstif Pers Indonesia,
melaporkan kepada aparat penegak hukum LP3ES, Jakarta, 1987.
dalam hal ini kepolisian.Walaupun insan pers Rachmadi .R.,Perbandingan Sistem Pers,
mempunyai hak tolak yang di atur di dalam Gramedia, Jakarta, 1990.
pasal 4 ayat (4) UU Pers tetapi isi dalam pasal
tersebut tidak menyebutkan penggunaan hak Sadono Bambang, Penyelesaian Delik Pers
tolak terhadap narasumber yang merupakan Secara Politis, Sinar Harapan, Jakarta,
pelaku kejahatan dan insan pers tidak 1983.
termasuk sebagai pengecualian orang dalam Smith Edward .C., Sejarah Pembredelan Pers
Pasal 166 KUHP, serta syarat dan kategori di Indonesia, Grafiti Pers, Jakarta, 1983.
insan pers dapat menggunakan hak tolak di
dalam Kode Etik Jurnalistik pasal (5) dan (7) Soehat Hoeta A.M., Hubungan Saling
sebagai pedoman kedua insan pers tugas dan Pengaruh Antara Pers dan Masyarakat,
profesinya dalam melaksanakan setelah UU PTP Pers, Jakarta, 1976.
Pers . Susanto Edy, Mohammad Taufik Makarao
UU Pers belum bisa dikatakan sebagai lex dan Hamid Syamsudin, Hukum Pers di
specialis karena selain dibentuk saat keadaan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2010.
darurat juga banyak pasalnya masih me-
Wahidin Samsul, Dimensi Etika dan Hukum
nyebutkan berlakunya UU lain seperti dalam
Profesionalisme Pers, Pustaka Pelajar,
penjelasan Pasal 12 UU Pers. UU Pers jika
2012.
ingin diberlakukan secara lex specialis harus
dinyatakan dengan jelas, entah itu di batang
tubuh ataupun di penjelasannya. Undang - Undang :
Undang ± Undang Dasar 1945
DAFTAR BACAAN
Kitab Undang ± Undang Hukum Pidana
Buku Bacaan : Kitab Undang ± Undang Acara Hukum
Adji Oemar Seno, Aspek-Aspek Hukum, Cet Pidana
II, Erlangga, Jakarta, 1977. Undang ± Undang Nomor 40 Tahun 1999
Amar Djen. M., Hukum Komunikasi tentang Pers
Jurnalistik, Alumni, Bandung,1984. Surat Keputusan Mahkamah Agung :
Armada Wina, Wajah Hukum Pers, Pustaka Mahkamah Agung No. 1608K/PID/2005
Kartini, Jakarta, 1989.
Harahap Krisna, Kebebasan Pers di Indonesia
Kaitannya Dengan Surat Izin, PT Grafiti
Budi Utama, Jakarta, 1996.

125
Gading Tian Mada

126

Anda mungkin juga menyukai