Anda di halaman 1dari 11

Analisis Tulisan Fonetik dari Teks “sind die Deutschen wirklich so

pünktlich?”

Dwita Ramadani

Pendidikan Bahasa Jerman, Universitas Negeri Medan

ramadanidwita1@gmail.com

Abstrak

Dalam berbahasa dan berbicara kita memerlukan pelafalan. Pentingnya pelafalan bagi
pemahaman sebuah pembicaraan. Jika sebuah pembicaraan tidak dapat dipahami dengan baik
hanya karena kesalahan pelafalan maka unsur-unsur gramatikal dan leksikal dalam sebuah
makna akan hilang. Pelafalan ini berhubungan dengan fonetik dalam bidang kebahasaan. Fonetik
yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur dan
bagaimana bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap. vokal bahasa Jerman juga dibagi menjadi dua
jenis, yaitu vokal monoftong dan vokal diftong. Monoftong (der Monophthong) disebut juga
vokal murni (pure vowels) adalah bunyi vokal tunggal yang terbentuk dengan kualitas alat bicara
(lidah) dan tidak berubah dari awal hingga akhir artikulasinya dalam sebuah suku kata.
Penelitian ini bertujuan memberikan manfaat bagi pembaca tentang huruf-huruf fonetik dalam
bahasa Jerman. Kesimpulannya bahwa huruf-huruf fonetik dalam bahasa Jerman sangat
mempengaruhi pelafalan panjang dan pendek pada kata-kata tersebut.Adanya huruf-huruf vocal
yang terdapat pada teks “sind die Deutschen wirklich so pünktlich” yaitu [], [Y], [i:], [y:], [ɛ],
[e:], [ə].

Kata kunci : fonetik, Sistem Vokal, Teks Bahasa Jerman

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah simbol dari realitas kehidupan dan segala pemikiran manusia. Menurut Septiaji
(dalam Sutrisna & Adawiyah, 2021) bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan
gagasan, pesan, dan media penyampaiannya bisa melalui lisan atau tulisan serta memiliki peran
sentral demi terciptanya masyarakat yang santun dan beradab. Dengan demikian bahasa dapat
diartikan sistem lambang bunyi yang digunakan sebagai alat komunikasi atau alat interaksi serta
memiliki pola dan kaidah yang tetap. Namun, bahasa tidak hanya sekadar urutan bunyi yang
dapat dicerna, tetapi juga merupakan sarana vital yang penting untuk dipelajari dan terdapat

1
banyak keilmuan di bidang bahasa diantaranya fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan lain-
lain Harsia (dalam Sutrisna & Adawiyah, 2021).

Dalam berbahasa dan berbicara kita memerlukan pelafalan. Pentingnya pelafalan bagi
pemahaman sebuah pembicaraan. Jika sebuah pembicaraan tidak dapat dipahami dengan baik
hanya karena kesalahan pelafalan maka unsur-unsur gramatikal dan leksikal dalam sebuah
makna akan hilang. Begitu juga dalam berbahasa asing, pelafalan yang baik dan kompetensi
komunikatif menjadi sangat dibutuhkan untuk dapat menjalin kerjasama dengan pihak luar.
Kelancaran dalam keterampilan menulis dan membaca saja tidak cukup, komunikasi lisan dalam
bahasa asing juga harus benar-benar dikuasai.

Selain melalui berbicara, dalam membaca teks juga sangat diperlukan pelafalan yang baik.
Ketika membaca teks bahasa asing, khususnya bahasa Jerman membutuhkan pelafalan yang
sangat baik, sehingga dapat dimengerti oleh pendengar. Pelafalan ini berhubungan dengan
fonetik dalam bidang kebahasaan. Fonetik yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-
bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur dan bagaimana bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap.
Berdasarkan uraian tersebut dalam penelitian ini, akan dibahas bagaimana tulisan-tulisan fonetik
dari teks bahasa Jerman “sind die Deutschen wirklich so pünktlich?” sehingga dapat
mengucapkan nya dengan baik dan benar.

1.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah salah satu teks yang terdapat di dalam buku Studio Express
Kompaktkurs Deutsch A1 oleh Herman Funk und Christina Kuhn. Buku ini terdiri dari 12 Inhalt,
tetapi dalam penelitian ini,saya hanya mengambil salah satu teks yang terdapat pada Inhalt 5
“Termine”. Buku ini terdiri dari 176 halaman.

1.3 Masalah/Hipotes

1. Huruf vocal apa saja yang terdapat dalam tulisan fonetik pada teks “sind die Deutschen
wirklich so pünklich?”
2. Bagaimana penulisan fonetik dari isi teks “sind die Deutschen wirklich so pünklich?”

1.4 Tujuan Penelitian

Menganalisis vocal dan penulisan fonetik yang terdapat dalam teks “sind die Deutschen wirklich
so pünklich?”

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan memberikan manfaat bagi pembaca tentang huruf-huruf fonetik dalam
bahasa Jerman. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
di bidang linguistik, khususnya fonetik, fonologi, dan ortografi.

2
2. Landasan Teori

2.1 Fonologi

Secara etimologi kata fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti „bunyi„ dan logi yang
berarti „ilmu‟. Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik
yang mempelajari, membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang
diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.

(Helmanita, 2016) mengatakan adapun Pengertian fonologi menurut beberapa ahli yakni:

1. Menurut Kridalaksana dalam kamus linguistik, fonologi adalah bidang dalam linguistik
yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia, fonologi dimaknai sebagai ilmu tentang bunyi bahasa,
terutama yang mencakup sejarah dan teori perubahan bunyi.
3. Menurut Abdul Chaer , secara etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk dari kata fon yang
bermakna bunyi dan logi yang berarti “ilmu”.
Secara sederhana, maka fonologi dapat diartikan sebagai suatu bidang linguistic
yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa .

2.2 Perbedaan Fonologi dan Fonetik

(Helmanita, 2016) menyampaikan bahwa fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi
bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai makna
atau tidak. Fonetik sendiri terbagi menjadi tiga yakni fonetik artikulatoris, akustik, dan auditoris.
Fonetik artikulatoris mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam
menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. Fonetik akustik
mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Sedangkan, fonetik
auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita.

(Yusuf Irawan dalam Helmanita, 2016) Fonetik dan Fonologi adalah dua disiplin ilmu
yang sama-sama mengkaji bunyi bahasa. Namun demikian, ranah kajian kedua disiplin ini
berbeda. Pembagian ranah kajian antara fonetik dan fonologi secara tegas bersumber dari
pemikiran seorang linguis Swiss, Ferdinand de Saussure. Melalui sumbangan pemikirannya yang
diabadikan oleh para mahasiswanya dalam Cours de linguistique gēnērale (1996), ia telah
meletakkan fondasi bagi kemajuan linguistik modern sehingga ia dijuluki Bapak Linguistik
Modern.

Salah satu sumbangan yang paling berharga untuk linguistik modern adalah konsepsi
mengenai langue (bahasa) dan dan parole (tuturan). Langue adalah pengetahuan bahasa yang
dikuasai oleh para penutur suatu bahasa. Langue bersifat abstrak, sistematik, dan merupakan
konvensi di antara para penutur bahasa tersebut, sedangkan parole kebalikan dari sifat langue,
yaitu gejala bahasa yang bersifat konkret dan bersifat individual. Langue adalah kaidah bahasa
3
yang menguasai parole, sedangkan parole adalah ekspresi-ekspresi bahasa yang diatur oleh
langue. Walaupun batas antara langue dan perole sangatlah jelas, ternyata keduanya berkaitan
erat, saling bergantung, dan tak terpisahkan. Kita boleh mengatakan salah satu ada karena yang
lainnya ada.

Trubetzkoy (Helmanita, 2016) menjelaskan bahwa fonetik merupakan studi bunyi bahasa
yang berkenaan dengan peristiwa tutur, murni fenomenalistik terhadap bunyi bahasa tanpa
mempertimbangkan fungsi, sedangkan fonologi merupakan studi bunyi bahasa yang berkenaan
dengan sistem bahasa, serta merupakan studi fungsi linguistis bahasa. Titik tolak fonetik adalah
konkret, yakni bahasa manusia. Fonetik meneliti produksi, pengaruh langsung, dan persepsi
bahasa. Sistem bahasa yang merupakan cakupan studi fonologi, tidak diproduksi dan tidak
dipersepsi, Sistem bahasa telah hadir dan tersedia sebagai kerangka acuan baik bagi pembicara
maupun pendengar.

2.3 Sistem Bunyi Bahasa Jerman

(Fitri et al., n.d.) mengatakan bahwa Bahasa Jerman merupakan bahasa resmi Republik Federal
Jerman. Bahasa Jerman tidak hanya digunakan di negara Jerman, namun ada dua negara tetangga Jerman
yang juga menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa resminya, yaitu Austria dan Swiss.

Sama seperti bahasa Indonesia, bahasa Jerman juga memakai huruf latin dalam bahasa tulisnya,
tetapi ada beberapa tambahan huruf dalam sistem alfabet bahasa Jerman, yaitu adanya umlaut
(der Umlaut) , dan ligatur . Umlaut adalah istilah ortografi Jerman, yaitu dua titik di atas vokal
tertentu. Sedangkan ligatur adalah dua huruf atau lebih yang kemudian bersatu menjadi satu
huruf. Dalam sistem bahasa Jerman terdapat 17 vokal dan 21 konsonan (Beate Rues, et al., dalam
Fitri et al., n.d.)

2.3.1 Sistem Vokal Bahasa Jerman

(Alwi dkk, dalam Fitri et al., n.d.) Vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak
mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor: 1) tinggi-rendahnya posisi
lidah, 2) bagian lidah yang dinaikkan, dan 3) bentuk bibir pada pembentukan vokal itu. Sama
seperti bahasa Indonesia, vokal bahasa Jerman juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu vokal
monoftong dan vokal diftong. Monoftong (der Monophthong) disebut juga vokal murni (pure
vowels) adalah bunyi vokal tunggal yang terbentuk dengan kualitas alat bicara (lidah) dan tidak
berubah dari awal hingga akhir artikulasinya dalam sebuah suku kata (Kridalaksana, dalam Fitri
et al., n.d) Sedangkan diftong (der Diphthong) atau disebut dengan vokal rangkap, merupakan
dua huruf vokal yang hanya menghasilkan satu buah bunyi karena berada dalam satu silabel/suku
kata (Achmad & Alek, dalam Fitri et al., n.d).

Dalam bahasa Jerman terdapat tiga diftong, yaitu ai/ay/ei/ey dibaca [ai]=[ai], au dibaca [au]=[au]
dan äu/eu dibaca [ɔy]=[]. Sedangkan pada vokal monoftong, terdapat umlaut <ä, ö, dan ü>.
Dari ketiga huruf umlaut tersebut terdapat perbedaan pengucapan yang tidak lazim dalam alfabet

4
bahasa Indonesia. Huruf (ä) yang pengucapannya sama seperti (e) dibaca (ɛ). (Ö) dibaca (oe),
dan (ü) dibaca (y:). Ketiganya masuk ke bagian vocal karena hanya terdiri dari satu suku kata.

2.4 Hubungan Antara Bunyi dan Huruf

Pada buku Phonetik, Phonologie und phonetische Transkription (dalam Fitri et al., n.d ),
Hengartner dan Niederhauser menjelaskan bahwa hubungan antara huruf dan bunyi dalam
bahasa Jerman saling berkaitan. Pada pembelajar bahasa Jerman sebagai bahasa asing, ketika
mereka membaca suatu teks dalam bahasa Jerman, mereka harus memperhatikan antara huruf
dan bunyinya, karena terdapat beberapa perbedaan fungsi. Misalnya, huruf (oo) dalam bahasa
Jerman dilafalkan [:] tetapi dalam bahasa Inggris dilafalkan [u:]; kata Zoo dalam bahasa Jerman
dilafalkan (ts:] tetapi dalam bahasa Inggris (Zu:). Hal itu dikarenakan hubungan huruf dan
bunyi setiap bahasa berbeda-beda, tergantung pada sistem bunyi bahasanya (Dieling dan
Hirschfeld) .

2.4.1 Hubungan antara bunyi dan Huruf pada Vokal

Sistem vokal bahasa Jerman memiliki pelafalan panjang dan pendek pada setiap
representasi bunyinya;
1) Bunyi panjang dapat terjadi jika terdapat vokal ganda (doppel-Vokalen) dalam suatu kata,
contoh; Staat (negara). Selain itu, vokal yang diikuti oleh konsonan pada suatu kata selalu
dibaca panjang, karena setiap vokal yang diikuti huruf konsonan , dimana huruf tersebut
berada di tengah atau akhir kata tidak dilafalkan, contohnya sehr (sangat), weh (sakit),
gehen (pergi). Hanya konsonan yang berada di awal kata yang memiliki bunyi,
contohnya; heiß (panas), Hut (topi), Herbst (musim gugur).
2) Sedangkan bunyi pendek terjadi pada kata yang memiliki konsonan ganda (doppel-
Konsonanten), contoh; Ecke (sudut/pojok). Selain itu, vokal yang hanya diikuti oleh satu
konsonan dalam suatu kata juga dapat dilafalkan pendek, contoh; mit (dengan).

Berikut table hubungan antara vocal Monotong dan Diftong pada Huruf.
Vokal-Monoftong
Bunyi Huruf Contoh Kata
[a] (a) (kamm)
[a:] (a,aa,ah) (baden, Staat, Kahn)
[i] (I, ih, ie, ieh) (igel, ihn, Biene, Vier)
[ ) (u) (stumm)
[u:] (u,uh) (bude, Buhne)
[ɛ] (e, ä) (wenn, halt)
[e:] (e, ee, eh) (wen, Beet, Lehne)
[ɛ:] (ä, äh) (Bären, zäh)
[ə] (e) (weite)
[ ] (r,-er) (Tür, weiter)
[ɔ] (o) (komm)

5
[o:] (o, oo, oh) (Mond, Boot, Wohl)
[Y] (ü) (bücken)
[y:] (ü, üh) (Übel, kühn)
[oe] (ö) (können)
Vokal-Diftong
Bunyi Huruf Contoh Kata
[ai]=[ai] (ei, ai, eih, ey) (weil, Laib, Weihe, Meyer)
[au]=[au] )au, auh) (Raub, rau)
[ɔy]=[oi] (eu, äu) (Leuchte, Räuber)
Beate Rues, et al. (2009:18-19)

Tabel di atas memperlihatkan bahwa setiap bunyi vokal (baik monoftong maupun diftong)
memiliki sistem penulisan huruf yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
antara bunyi vokal panjang dan pendek. Bunyi vokal panjang dan pendek dalam bahasa Jerman
dapat berfungsi membedakan makna. Selain vokal dan diftong, terdapat satu lagi yang masih
berhubungan dengan vokal, yaitu umlaut. Umlaut atau dalam bahasa Jerman der Umlaut, adalah
istilah ortografi Jerman, yaitu dua titik di atas vokal tertentu. Bahasa Jerman memiliki tiga huruf
umlaut, yaitu , , dan . Dari ketiga huruf umlaut tersebut memiliki perbedaan pengucapan yang
tidak lazim dalam alfabet bahasa Indonesia. Huruf yang pengucapannya sama seperti dibaca [ε],
dibaca [œ], dan dibaca [y:]. Ketiganya masuk dalam bagian vokal tunggal karena hanya terdiri
dari satu suku kata.

3. Analisis Data
Secara umum fonetik adalah ilmu yang mempelajari struktur bunyi bahasa. Definisi lain dari
fonetik adalah satu bidang ilmu yang mengkaji ciri-ciri bahasa yang konkret, dapat diukur,
artikularis, akustis, dan auditif serta mencakup pembentukan bunyi dan pembedaan bunyi
bahasa. Fonetik terkait erat dengan fonologi yang membahas tentang fonem bunyi bahasa yang
membedakan arti, ciri-ciri, hubungan dan sistem yang relefan. Lebih lanjut dalam kaitannya
dengan pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing (Deutsch als Fremdsprache), fonetik
dilihat sebagai (1) dasar-dasar fonologis dan fonetik bahasa Jerman, (2) norma-norma pelafalan
serta jenis-jenisnya, dan (3) kegiatan yang berkaitan dengan metode (koreksi dan latihan
pelafalan). (Hirschfeld dalam Paananen, 2010:9). Pada penelitian ini, kita akan membahas tulisan
fonetik dan teks “sind die Deutschen wirklich so pünktlich?”.

Teks “Sind die Deutschen wirklich so pünklich?”

Alle sagen, die Deutschen sind sehr pünktlich. Aber ich glaube das nicht. Ich fahre oft Bahn. Die
Züge sind modern und meistens pünktlich, aber manchmal haben sie auch zwanzig Minuten
Verspätung. In Frankreich sind die Züge nicht so modern, aber sie sind pünktlich. In
Deutschland hast du um zwei einen Termin beim Zahnarzt und du wartest bis drei. Viele Partys

6
beginnen um acht, aber die Leute kommen erst um halb neun oder neun. Ich glaube, die
Deutschen sind genauso pünktlich oder unpünktlich wie die anderen Europäer auch.

Tulisan fonetik dari teks “Sind die Deutschen wirklich so pünklich?”

Deutsch Fonetik
Sind zn
Die diː
Deutschen ˈdɔ tʃən
Wirklich ˈv ʁkl ç
So zoː
Pünklich ˈpʏŋktl ç
Alle ˈalə
Sagen ˈzaː n
Die diː
Deutschen ˈdɔ tʃən
Sind zn
Sehr zeː
Pünklich ˈpʏŋktl ç
Aber ˈaːb
Ich ç
Glaube ˈ la bə
Das das
Nicht n çt.
Ich ç
Fahre ˈfɛːʁə
Oft ɔft
Bahn baːn
Die diː
Züge tsuː e
Sind zn
Modern moˈdɛʁn
Und nt
Moistens ˈma stns
Pünktlich ˈpʏŋktl ç,
Aber ˈaːb
Manchmal ˈmançmaːl
Haben ˈhaːbn
Sie ziː
Auch a x

7
Zwanzig ˈtsvants ç
Minuten miˈnuːtən
Verspätung fɛ ˈʃpɛːt ŋ
In n
Frankreich ˈfʁaŋkʁa ç
Sind zn
Die diː
Züge tsuː e
Nicht n çt
So zoː
Modern moˈdɛʁn
Aber ˈaːb
Sie ziː
Sind zn
Pünktlich ˈpʏŋktl ç,
In n
Deutschland ˈdɔ tʃlant
Hast hast
Du duː
Um m
Zwei tsva
Einen ˈa nən
Termin tɛʁˈmiːn
Beim ba m
Zahnarzt ˈtsaːn ʔaː tst
Und nt
Du duː
Wartest ˈvaʁtn
Bis bs
Drei dʁa
Viele fiːlɛ
Partys ˈpaː tis
Beginnen bəˈ nən
Um m
Acht axt
Aber ˈaːb
Die diː
Leute ˈlɔ tə
Kommen ˈkɔmən

8
Erst ɛʁst
Um m
Halb halp
Neun nɔ n
Oder ˈoːd
Neun nɔ n
Ich ç
Glaube ˈ la bə
Die diː
Deutschen ˈdɔ tʃən
Sind zn
Genauso əˈna zoː
Pünktlisch ˈpʏŋktl ç,
Oder ˈoːd
Unpünktlich uːˈʔɛnˈpʏŋktl ç
Wie viː
Die diː
Anderen ˈandəʁ
Europäre ɔ ʁoˈpɛː
Auch a x

[ z n diː ˈdɔ tʃən ˈv ʁkl ç zoː ˈpʏŋktl ç]

[ ˈalə ˈzaː n, diː ˈdɔ tʃən ˈv ʁkl ç zoː ˈpʏŋktl ç.ˈaːb ç ˈ la bə das n çt. ç ˈfɛːʁə ɔft baːn. diː
tsuː e z n moˈdɛʁn nt ˈma stns ˈpʏŋktl ç, ˈaːb ˈmançmaːl ˈhaːbn ziː a x ˈtsvants ç miˈnuːtən
fɛ ˈʃpɛːt ŋ. n ˈfʁaŋkʁa ç z n diː tsuː e n çt zoː moˈdɛʁn, ˈaːb ziː z n ˈpʏŋktl ç. n ˈdɔ tʃlant hast
duː m tsva ˈa nən tɛʁˈmiːn ba m ˈtsaːn ʔaː tst nt duː ˈvaʁtn b s dʁa . fiːlɛ ˈpaː tisb bəˈ nən
m axt, ˈaːb diː ˈlɔ tə ˈkɔmən ɛʁst m halp nɔ n ˈaːb nɔ n. ç ˈ la bə, diː ˈdɔ tʃən z n
əˈna zoː ˈpʏŋktl ç ˈoːd uːˈʔɛnˈpʏŋktl ç viː diː ˈandəʁ ɔ ʁoˈpɛː a x.]

Huruf-Huruf Vokal yang terdapat dalam teks “Sind die Deutschen wirklich so pünklich?”

a. Bunyi []

Bunyi [] merupakan bunyi vokal depan atas pendek tak bulat yang direpresentasikan oleh huruf
(i).

b. Bunyi [Y]

9
Bunyi [Y] merupakan bunyi vokal depan atas pendek bulat yang direpresentasikan oleh huruf
(ü).

c. Bunyi [i:]

Bunyi [i:] merupakan bunyi vokal depan atas panjang tak bulat yang direpresentasikan oleh
huruf (i).

d. Bunyi [y:]

Bunyi [y:] merupakan bunyi vokal depan atas panjang bulat yang direpresentasikan oleh huruf
(ü).

e. Bunyi [ɛ]

Bunyi [ɛ] merupakan vokal depan tak bulat pendek semi terbuka yang direpresentasikan oleh
huruf (e) .

f. Bunyi [e:]

Bunyi [e:] merupakan bunyi vokal depan panjang semi tertutup.

g. Bunyi [ə]

Bunyi [ə] merupakan bunyi vokal tengah pendek yang direpresentasikan oleh huruf (e).

4. Kesimpulan

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa huruf-huruf fonetik dalam bahasa Jerman
sangat mempengaruhi pelafalan panjang dan pendek pada kata-kata tersebut.Adanya huruf-huruf
vocal yang terdapat pada teks “sind die Deutschen wirklich so pünktlich” yaitu [], [Y], [i:], [y:],
[ɛ], [e:], [ə].

Kepustakaan

Fitri, A., Hum, S., Dwirika, L., & Funke, C. (n.d.). KARYA CORNELIA FUNKE Analysis on the
Difference in Writing Vocal Letters in Hugo ’ s Telling in the Child Story Entitled
Gespensterjäger auf eisiger. 1–20.
Helmanita, K. (2016). ~ Pengantar Linguistik~. 11140240000052.
Sutrisna, D., & Adawiyah, D. R. (2021). Analisis Morfologi Bahasa Indonesia Dalam Kumpulan
Puisi Karya Sutardzi Calzoum Bachri. Jurnal Educatio, 7(3), 639–656.
https://doi.org/10.31949/educatio.v7i3.965

10
11

Anda mungkin juga menyukai