Anda di halaman 1dari 36

 

i
DAFTAR ISI
Daftar Isi iKata Pengantar ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.
 
Latar Belakang 1B.
 
Rumusan Masalah 2C.
 
Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A.
 
Definisi Stres 3B.
 
Definisi Adaptasi 10C.
 
Teori Stres dan Adaptasi 16D.
 
Mekanisme Koping 29
BAB III PENUTUP 34
A.
 
ii

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.Rasa Syukur Alhamdulillah yang sedalam-dalamnya kami
panjatkankehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-
Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tentang
“Konsep Stres dan Adaptasi”
dengan baik meskipun banyak kekurangandidalamnya.Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambahwawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebabitu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurnatanpa
saran.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yangmembacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kamisendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabilaterdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dansaran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yangakan
datang.Wassalamualaikum Wr.Wb.Samarinda, 12 April 2018Penyusun
 
 1
BAB IPENDAHULUANA.
 
Latar Belakang
Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yangselalu berubah-ubah.
Manusia sebagaimana ia ada pada suatu ruang dan waktu,merupakan hasil interaksi antara
jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketigaunsure tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang
lain. Dalam segalamasalah, kita harus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu
keseluruhan(holistic) sehingga manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.Oleh karena itu,
apabila terjadi gangguan pada jasmani, akanmenimbulkan usaha penyesuaian secara fisik atau
somatic. Demikian pulaapabila terjadi gangguan pada unsure rohani, akan menimbulkan
usaha penyesuaian secara psikologis. Usaha yang dilakukan organism untukmengatasi
stress agar terjadi keseimbangan yang terus-menerus dalam batastertentu dan tetap dapat
mempertahankan hidup dinamakan homeostasis.Sumber gangguan jasmani (somatic)
maupun psikologis adalah stress.Apabila kita mampu mengatasi keadaan stress, perilaku
kita cenderung berorientasi pada tugas
(task oriented)
, yang intinya untuk menghadapituntutan keadaan. Namun, apabila stress mengancam
perasaan, kemampuan,dan harga diri kita, reaksi kita cenderung pada orientasi pembelaan
ego
(egodefence-oriented)
. Penyesuaian yang berorientasi pada tugas disebut adaptasidan
yang berorientasi pada pembelaan ego disebut “mekanisme pertahanan
diri atau MPE = Mekanisme Pertahanan/Pembelaan Ego
( Ego defence
mechanism)”.
 

 
 2
B.
 
Rumusan Masalah
1.
 
Apa definisi stres?2.
 
Apa definisi adaptasi?3.
 
Bagaimana teori stres dan adaptasi?4.
 
Bagaimana mekanisme koping?
C.
 
Tujuan Penulisan
1.
 
Mengetahui definisi stres2.
 
Mengetahui definisi adaptasi3.
 
Memahami teori stres dan adaptasi4.
 
Memahami mekanisme koping
 
 3
BAB IIPEMBAHASANA.
 
Definisi Stres
1.
 
Pengertian StresStres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh
terpaparterhadap bahaya ancaman. Stres memiliki dua komponen: fisik yakni perubahan
fisiologis dan psikogis yakni bagaimana seseorang merasakankeadaan dalam hidupnya.
Perubahan keadaan fisik dan psikologis inidisebut sebagai stresor (pengalaman yang
menginduksi respon stres)(Pinel, 2009).Stres adalah suatu reaksi tubuh yang dipaksa, di mana ia
bolehmenganggu equilibrium (homeostasis) fisiologi normal (Julie K., 2005).Sedangkan
menurut
WHO
(2003) Stres adalah reaksi/respons tubuhterhadap stresor psikososial (tekanan
mental/beban kehidupan). Stresdewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan
berbagaistimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa responsfisiologis,
perilaku, dan subjektif terhadap stres; konteks yangmenjembatani pertemuan antara individu
dengan stimulus yang membuatstres semua sebagai suatu sistem.Stres merupakan reaksi tertentu
yang muncul pada tubuh yang bisadisebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia
menghadapitantangan yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman, atau ketikaharus berusaha
mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis darilingkungannya (Nasir dan Muhith,
2011).Faktor yang menimbulkan stres dapat berasal dari sumber internalmaupun eksternal, yaitu (Hidayat,
2006).
 
 4a.
 
Internal merupakan faktor stres yang bersumber dari diri sendiri.Stresor individual dapat muncul dari
pekerjaan, ketidak puasandengan kondisi fisik tubuh, penyakit yang dialami, pubertas,
dansebagainya. b.
 
Eksterna merupakan faktor stres yang bersumber dari dari keluarga,masyarakat dan
lingkungan.Ditinjau dari penyebabnya stres dapat dibedakan kedalam beberapa jenis
(Hidayat, 2006).Stres fisik, merupakan stres yang disebabkan oleh keadaan fisik,seperti suhu yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara bising, sinarmatahari yang terlalau menyengat.a.
 
Stres kimiawi, merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruhsenyawa kimia yang terdapat dalam obat-
obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormon, gas, dan lain-lain. b.
 
Stres mikrobiologi, merupakan stres yang disebabkan oleh kuman,seperti virus, bakteri atau parasit.c.
 
Stres fisiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguanfungsi organ tubuh, yaitu gangguan
struktur tubuh, fungsi jaringan,organ, dan lain-lain.d.
 
Stres proses tumbuh kembang, merupakan stres yang disebabkan oleh proses tumbuh
kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.e.
 
Stres psikologis dan emosional, merupakan stres yang disebabkanoleh gangguan situasi
psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnyadalam hubungan interpersonal, sosial
budaya, atau keagamaan.
 
 5Menurut Nasir dan Muhith, (2011) stres dapat menghasilkan berbagairespon. Respons stres dapat terlihat
dalam berbagai aspek yaitu :a.
 
Respon psikologis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah,nadi, jantung, dan
pernapasan. b.
 
Respon kognitif dilihat dari terganggunya proses kognitif individu,seperti fikiran kacau,
menurunnya daya kosentrasi, dan fikiran tidakwajar.c.
 
Respon emosi berkaitan dengan emosi yang mungkin dialamiindividu, seperti takut, cemas, malu,
marah, dan sebagainya.d.
 
Respon tingkah laku dapat dibedakan menjadi
 fight
yaitu melawansituasi yang menekan, sedangkan
 flight
yaitu menghindari situasiyang menekan2.
 
Klasifikasi StresStuart dan Sundeen (2005) mengklasifikasikan tingkat stres, yaitu:a.
 
Stres ringanPada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-haridan kondisi ini dapat
membantu individu menjadi waspada dan bagaimana mencegah berbagai kemungkinan yang
akan terjadi. b.
 
Stres sedangPada stres tingkat ini individu lebih memfokuskan hal pentingsaat ini dan
mengesampingkan yang lain sehingga mempersempitlahan persepsinya.c.
 
Stres berat
 
 6Pada tingkat ini lahan persepsi individu sangat menurun dancenderung memusatkan
perhatian pada hal-hal lain. Semua perilakuditujukan untuk mengurangi stres. Individu
tersebut mencobamemusatkan perhatian pada lahan lain dan memerlukan
banyak pengarahan.3.
 
Sumber Stres (
Stresor 
)Sumber stres adalah semua kondisi stimulasi yang berbahaya danmenghasilkan reaksi stres,
misalnya jumlah semua respons fisiologisnonspesifik yang menyebabkan kerusakan dalam
sistem biologis.
Stresreaction acute
(reaksi stres akut) adalah gangguan sementara yangmuncul pada seorang individu tanpa adanya
gangguan mental lain yang jelas, terjadi akibat stres fisik dan atau mental yang sangat berat,
biasanyamereda dalam beberapa jam atau hari. Kerentanan dan kemampuankoping (
coping capacity
) seseorang memainkan peranan dalam terjadinyareaksi stres akut dan keparahannya
(Sunaryo, 2002).Bayi, anak-anak dan dewasa semua dapat mengalami stres. Sumberstres
bisa berasal dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas sosial (Alloy,2004). Menurut Maramis
(2009) dalam bukunya, ada empat sumber atau penyebab stres psikologis, yaitu frustasi, konflik,
tekanan, dan krisis.Frustasi timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena adaaral
melintang, misalnya apabila ada mahasiswa yang gagal dalammengikuti ujian osca dan tidak lulus.
Frustasi ada yang bersifat intrinsik(cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik
(kecelakaan, bencanaalam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan
ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
 
 7Konflik timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebihmacam-macam keinginan,
kebutuhan atau tujuan. Ada 3 jenis konflik,yaitu :a.
 
 Approach-approach conflict 
, terjadi apabila individu harus memilihsatu diantara dua alternatif yang sama-sama disukai,
misalnya sajaseseorang yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan kariryang
sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnyakesempatan untuk menikmati
alternatif yang tidak diambil. Jeniskonflik ini biasanya sangat mudah dan cepat
diselesaikan. b.
 
 Avoidance-avoidance conflict 
, terjadi bila individu dihadapkan padadua pilihan yang sama-sama tidak disenangi, misalnya wanita
mudayang hamil diluar pernikahan, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapidisisi lain ia belum
mampu secara mental dan finansial untukmembesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih
sulit diputuskandan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untukmenyelesaikannya
karena masing-masing alternatif memilikikonsekuensi yang tidak menyenangkanc.
 
 Approach-avoidance conflict 
, merupakan situasi dimana individumerasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar
dariseseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang
yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannyatetapi ia tidak dapat
membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok.Tekanan timbul sebagai akibat tekanan
hidup sehari-hari. Tekanandapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma
yangterlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar individu, misalnya orang tuamenuntut
anaknya agar disekolah selalu rangking satu, atau istri menuntutuang belanja yang
berlebihan kepada suami.
 
 8Krisis yaitu keadaan mendadak yang menimbulkan stres padaindividu, misalnya kematian
orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus segera dioperasi.4.
 
Penggolongan StresMenurut Selye (2005) dalam menggolongkan stres menjadi duagolongan
yang didasarkan atas persepsi individu terhadap stres yangdialaminya yaitu :a.
 
 Distres
(stres negatif)Merupakan stres yang merusak atau bersifat tidakmenyenangkan. Stres dirasakan
sebagai suatu keadaan dimanaindividu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir atau
gelisah.Sehingga individu mengalami keadaan psikologis yang negatif,menyakitkan
dan timbul keinginan untuk menghindarinya. b.
 
 Eustres
(stres positif)
 Eustres
 bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman yangmemuaskan,
 frase joy of stres
untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stres.
 Eustres
dapatmeningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi dan performansi kehidupan.
 Eustres
 juga dapat meningkatkan motivasiindividu untuk menciptakan sesuatu, misalnya
menciptakan karyaseni.5.
 
Respon Psikologis StresReaksi psikologis terhadap stres dapat meliputi, (Sarafino, 2007) :a.
 
KognisiStres dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitaskognitif. Stresor
berupa kebisingan dapat menyebabkan defisit

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota


Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.
 
 9kognitif pada anak-anak. Kognisi juga dapat berpengaruh dalamstres. b.
 
EmosiEmosi cenderung terkait dengan stres. Individu seringmenggunakan keadaan
emosionalnya untuk mengevaluasi stres.Proses penilaian kognitif dapat mempengaruhi
stres dan pengalamanemosional. Reaksi emosional terhadap stres yaitu rasa takut,
 fobia
,kecemasan, depresi, perasaan sedih dan rasa marah.c.
 
Perilaku sosialStres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain.Individu dapat
berperilaku menjadi positif maupun negatif. Bencanaalam dapat membuat individu berperilaku
lebih kooperatif, dalamsituasi lain, individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan.
Stresyang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku sosial negatifcenderung
meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku agresif.Stres juga dapat mempengaruhi
perilaku membantu pada individu.6.
 
Reaksi Psikologis Terhadap Stresa.
 
KecemasanRespons yang paling umum merupakan tanda bahaya yangmenyatakan diri dengan suatu
penghayatan yang khas, yang sukardigambarkan adalah emosi yang tidak menyenangkan dengan
istilahkuatir, tegang, prihatin, takut seperti jantung berdebar-debar, keluarkeringan dingin,
mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur. b.
 
Kemarahan dan agresi
 
 10Perasaan jengkel sebagai respons terhadap kecemasan yangdirasakan sebagai ancaman.
Merupakan reaksi umum lain terhadapsituasi stres yang mungkin dapat menyebabkan
agresi.c.
 
DepresiKeadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat.Terkadang disertai
rasa sedih.7.
 
Cara Mengedalikan StresKoping adalah cara yang dilakukan individu dalam
meyelesaikanmasalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan dicapai danrespons
terhadap situasi yang menjadi ancaman bagi individu. Cara yangdapat dilakukan adalah :a.
 
Individu1)
 
Kenali diri sendiri2)
 
Turunkan kecemasan3)
 
Tingkatkan harga diri4)
 
Persiapan diri5)
 
Pertahankan dan tingkatkan cara yang sudah baik. b.
 
Dukungan sosial1)
 
Pemberian dukungan terhadap peningkatan kemampuankognitif.2)
 
Ciptakan lingkungan keluarga yang sehat.3)
 
Berikan bimbingan mental dan spiritual untuk individu tersebutdari keluarga.4)
 
Berikan bimbingan khusus untuk individu.
 
 118.
 
Kiat mengedalikan stres menurut Grand Brech (2005), diantaranyasebagai berikut:a.
 
Sikap, keyakinan dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional danadaptif terhadap orang
lain. b.
 
Mengendalikan faktor penyebab stres dengan jalan:1)
 
Kemampuan menyadari2)
 
Kemampuan untuk menerima3)
 
Kemampuan untuk menghadapi4)
 
Kemampuan untuk bertindakc.
 
Perhatikan diri anda, proses interpersonal dan interaktif, sertalingkungan anda.d.
 
Kembangkan sikap efisiene.
 
Relaksasif.
 
Visualisasi
B.
 
Definisi Adaptasi
1.
 
Pengertian adapatasiAdaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap beban
lingkunganagar organisme dapat bertahan hidup (Sarafino, 2005). Sedangkanmenurut
Gerungan (2006) menyebutkan bahwa adapatasi atau penyesuaian diri adalah
mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan,tetapi juga mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan (keinginan diri).2.
 
Tujuan Adaptasia.
 
Menghadapi tuntutan keadaan secara sadar.
 
 12 b.
 
Menghadapi tuntutan keadaan secara realistikc.
 
Menghadapi tuntutan keadaan secara obyektifd.
 
Menghadapi tuntutan keadaan secara rasional3.
 
Macam-Macam Adaptasia.
 
Adaptasi fisiologisAdalah proses dimana respon tubuh terhadap stresor
untukmempertahankan fungsi kehidupan, dirangsang oleh faktor eksternaldan internal,
respons dapat dari sebagian tubuh atau seluruh tubuhserta setiap tahap perkembangan
punya stresor tertentu.Mekanisme fisiologis adaptasi berfungsi melalui umpan baliknegatif, yaitu
suatu proses dimana mekanisme kontrol merasakansuatu keadaan abnormal seperti
penurunan suhu tubuh dan membuatsuatu respons adaptif seperti mulai mengigil untuk
membangkitkan panas tubuh.Ketiga dari mekanisme utama yang digunakan
dalammenghadapi stressor dikontrol oleh medula oblongata, formasiretikuler dan
hipofisis.Riset klasik yang telah dilakukan oleh Hans Selye (1946,1976)telah mengidentifikasi dua
respons fisiologis terhadap stres, yaitu:1)
 
LAS (
 Lokal Adaptasion Syndrome
)Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadapstres, responnya berjangka
pendek. Karakteristik dari LAS:a)
 
Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkansemua sistem. b)
 
Respons bersifat adaptif, diperlukan stresor untukmenstimulasikannya.
 
 13c)
 
Respons bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.d)
 
Respons bersifat
restorative
.2)
 
GAS (
General Adaptasion Syndrom
)Merupakan respons fisiologis dari seluruh tubuh terhadapstres. Respons yang terlibat
didalamnya adalah sistem sarafotonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks
GAS
seringdisamakan dengan Sistem Neuroendokrin.
GAS
diuraikan dalamtiga tahapan berikut
 
 14I.
 
Fase alarmMelibatkan pengerahan mekanisme pertahan dari tubuhdan pikiran untuk menghadapi
stresor seperti pengaktifanhormon yang berakibat meningkatnya volume darah danakhirnya
menyiapkan individu untuk bereaksi. Aktifitashormonal yang luas ini menyiapkan individu
untukmelakukan respons melawan atau menghindar. Respons
ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresormenetap maka individu akan masuk
kedalam fase resistensi.II.
 
Fase resistensi (melawan)Individu mencoba berbagai macam
mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah sertamengatur strategi.
Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisifisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan
tubuhmencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stres. Bila teratasi,gejala stres menurun
atau normal. Bila gagal maka individutersebut akan jatuh pada tahapan terakhir dari
GAS
yaitu: Fasekehabisan tenaga.III.
 
Fase
exhaustion
(kelelehan)Merupakan fase perpanjangan stres yang belum dapattertanggulangi pada fase
sebelumnya. Tahap ini cadanganenergi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh
tidak mampulagi menghadapi stres. Ketidakmampuan tubuh untukmempertahankan diri
terhadap stresor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersebut. b.
 
Adaptasi psikologisPerilaku adaptasi psikologi membantu kemampuan seseoranguntuk menghadapi
stresor, diarahkan pada penatalaksanaan stres dan
 
 15didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman sejalan dengan pengidentifikasian
perilaku yang dapat diterima dan berhasil.Perilaku adaptasi psikologi dapat konstruktif atau
destruktif.Perilaku konstruktif membantu individu menerima tantangan
untukmenyelesaikan konflik. Perilaku destruktif mempengaruhi orientasirealitas,
kemampuan pemecahan masalah, kepribadian dan situasiyang sangat berat, kemampuan
untuk berfungsi.Perilaku adaptasi psikologis juga disebut sebagai mekanismekoping.
Mekanisme ini dapat berorientasi pada tugas, yang
mencakup penggunaan teknik pemecahan masalah secara langsung untukmenghadapi
ancaman atau dapat juga mekanisme pertahanan ego,yang tujuannya adalah untuk mengatur
distres emosional dan dengandemikian memberikan perlindungan individu terhadap ansietas
danstres. Mekanisme pertahanan ego adalah metode koping terhadap stressecara tidak
langsung.1)
 
Task oriented behaviorPerilaku berorientasi tugas mencakup penggunaankemampuan
kognitif untuk mengurangi stres, memecahkanmasalah, menyelesaikan konflik dan
memenuhi kebutuhan(Stuart & Sundeen, 2005). Tiga tipe umum perilaku yang berorientasi tugas
adalah:a)
 
Perilaku menyerang adalah tindakan untuk menyingkirkanatau mengatasi suatu stresor. b)
 
Perilaku menarik diri adalah menarik diri secara fisik atauemosional dari stresor.c)
 
Perilaku kompromi adalah mengubah metode yang biasadigunakan, mengganti tujuan atau
menghilangkan kepuasan
 
 16terhadap kebutuhan untuk memenuhi lain atau untukmenghindari stres.2)
 
Ego Dependen MekanismPerilaku tidak sadar yang memberikan
perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang menegangkan (Sigmund Frued).Mekanisme
ini sering kali diaktifkan oleh stressor jangka
pendek dan biasanya tidak mengakibatkan gangguan psikiatrik. Ada banyakmekanisme
pertahanan ego, yaitu:a)
 
Represi : Menekan keinginan, impuls/dorongan, pikiran yangtidak menyenagkan ke alam
tidak sadar dengan cara tidak sadar. b)
 
Supresi : Menekan secara sadar pikiran, impuls, perasaan yangtidak menyenangkan ke alam
tidak sadar.c)
 
Reaksi formasi : Tingkah laku berlawanan dengan perasaan yangmendasari tingkah laku tersebut.d)
 
Kompensasi : Tingkah laku menggantikan kekurangan dengankelebihan yang lain.I.
 
Kompensasi langsungII.
 
Kompensasi tidak langsunge)
 
Rasionalisasi : Berusaha memperlihatkan tingkah laku yangtampak sebagai pemikiran yang logis
bukan karenakeinginanyang tidak disadari.f)
 
Substitusi : Mengganti obyek yang bernilai tinggi dengan obyekyang kurang bernilai tetapi
dapat diterima oleh masyarakat.g)
 
Restitusi : Mengurangi rasa bersalah dengan tindakan pengganti.h)
 
Displacement : Memindahkan perasaan emosional dari obyeksebenarnya kepada obyek pengganti.
 
 17i)
 
Proyeksi : Memproyeksikan keinginan, perasaan, impuls, pikiran pada orang lain/obyek
lain/lingkungan untuk mengingkari. j)
 
Simbolisasi : Menggunakan obyek untuk mewakili ide/emosiyang menyakitkan
untuk diekspresikank)
 
Regresi : Ego kembali pada tingkat perkembangan sebelumnyadalam pikiran, perasaan dan
tingkah lakunya.l)
 
Denial : Mengingkari pikiran, keinginan, fakta dan kesedihan.m)
 
Sublimasi : Memindahkan energi mental (dorongan) yang tidakdapat diterima kepada tujuan
yang dapat diterima masyarakat.n)
 
Konvesi : Pemindahan konflik mental pada gejala fisiko)
 
Introyeksi : Mengambil alih semua sifat dari orang yang berartimenjadi bagian
dari kepribadiannya sekarang.c.
 
Adaptasi perkembanganPada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanyamenghadapi
tugas perkembangan dan menunjukkan
karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stres yang berkepanjangan dapat 
mengganggu atau menghambat kelancaranmenyelesaikan tahap perkembangan tersebut.
Dalam bentuk ekstrem,stres yang terlalu berkepanjangan dapat mengarah pada
krisis pendewasaan.Bayi atau anak kecil umumnya menghadapi stresor di rumah. Jikadiasuh
dalam lingkungan yang
responsive
dan empati, mereka mampumengembangkan harga diri yang sehat dan pada akhirnya belajarrespons
koping adaptif yang sehat (Haber et al, 2002)Anak-anak usia sekolah biasanya mengembangkan
rasakecukupan. Mereka mulai menyadari bahwa akumulasi pengetahuandan penguasaan
keterampilan dapat membantu mereka mencapai
 
 18tujuan, dan harga diri berkembang melalui hubungan berteman dansaling berbagi diantara
teman. Pada tahap ini, stres ditunjukan olehketidakmampuan atau ketidakinginan untuk
mengembangkanhubungan berteman.Remaja biasanya mengembangkan rasa identitas
yang kuat tetapi pada waktu yang bersamaan perlu diterima oleh teman sebaya.Remaja
dengan sistem pendukung sosial yang kuat menunjukkansuatu peningkatan kemampuan
untuk menyesuaikan diri terhadapstresor, tetapi remaja tanpa sistem pendukung sosial
seringmenunjukan peningkatan masalah psikososial (Dubos, 2002). Dewasamuda berada
dalam transisi dari pengalaman masa remaja ketanggung jawab orang dewasa. Konflik dapat
berkembang antaratanggung jawab pekerjaan dan keluarga. Stresor mencakup
konflikantara harapan dan realitas.Usia setengah baya biasanya terlibat dalam membangun
keluarga,menciptakan karier yang stabil dan kemungkinan merawat orang tuamereka. Mereka
biasanya dapat mengontrol keinginan dan pada beberapa kasus menggantikan
kebutuhan pasangan, anak-anak, atauorang tua dari kebutuhan mereka.Usia lansia biasanya
menghadapi adaptasi terhadap perubahandalam keluarga dan kemungkinan terhadap
kematian dari pasanganatau teman hidup. Usia dewasa tua juga harus menyesuaikan
terhadap perubahan penampilan fisik dan fungsi fisiologis.d.
 
Adaptasi sosial budayaMengkaji stresor dan sumber koping dalam dimensi sosialmencakup
penggalian tentang besaranya, tipe dan kualitas dariinteraksi sosial yang ada. Stresor pada
keluarga dapat menimbulkanefek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga
secarakeseluruhan (Reis & Heppner, 2003).

Hilangkan pesan penilaian pengguna


Tingkatkan Pengalaman Anda
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada
semua pembaca kami!
100% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai
bermanfaatBermanfaat
0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak
bermanfaatTidak bermanfaat

 
 19e.
 
Adaptasi spiritualOrang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stresdalam banyak
cara, tetapi stres dapat juga bermanifestasi dalamdimensi spiritual. Stres yang berat dapat
mengakibatkan
kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang stresor sebagaihukuman.
C.
 
Teori Stres dan Adaptasi 
Konsep Sister Calista RoyDalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy
tertantanguntuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep
adaptasimempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengankeperawatan.
Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkankerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli
fisiologis
 – 
 psikologis. Untukmemulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan responadaptif
sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajatadaptasi yang di butuhkan
individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongantiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual
stimuli dan residualstimuli.Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi
dan pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selainkonsep-
konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam
model konseptualnya berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggalikeyakinan dan nilai dari
manusia. Menurut Roy humanisme dalamkeperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan
koping manusia dapatmeningkatkan derajat kesehatan.
 
 20Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dariahli-ahli lain di area
adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966),Mechanic ( 1970) dan Selye (1978).
Setelah beberapa tahun, model ini berkembang menjadi sebagai suatu kerangka
kerja pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasikeperawata
n diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda
keperawatan di Mount Saint Mary’s College. Sejak saat it lebih dari 1500
staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk mengklarifikasi,menyaring, dan
memperluas model. Penggunaan model praktek jugamemegang peranan penting untuk klarifikasi
lebih lanjut dan penyaringanmodel.Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey
penelitian padatahun 1976-1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari
modeladaptasi. Perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh
latar belakang Roy dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy mempercayaikemampuan
bawaan, tujuan,, dan nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnyatelah membantu perkembangan
kepercayaannya itu dalam keselarasan daritubuh manausia dan spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih
jelas dalam kerjanyayang baru pada model adaptasi keperawatan.Definisi dan Konsep Mayor
Konsep Mayor yang membangun kerangkakonseptual model adaptasi roy adalah:1.
 
Sistem adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan danmembentuk satu
kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input,control, proses, output, dan umpan
balik.2.
 
Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,konstektual dan residual
dengan standar individual, sehingga manusiadapat berespon adaptif sendiri.3.
 
Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuatterhadap penurunan
atau peningkatan kebutuhan.
 
 214.
 
Stimulus fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secaralangsung mengharuskan manusia
berespon adaptif. Stimulus fokaladalah presipitasi perubahan tingkah laku.5.
 
Stimulus konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai danmemberikan konstribusi
terhadap perubahan tingkah laku yangdisebabkan atau dirangsang oleh stimulus fokal.6.
 
Stimulus residual adalah seluruh factor yang mungkin memberikankonstribusi terhadap perubahan
tingkah laku, akan tetapi belum dapat divalidasi.7.
 
Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan responotomatik melalui neural, cemikal,
dan proses endokrin.8.
 
Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan responmelalui proses yang kompleks
dari persepsi informasi, mengambil,keputusan dan belajar.9.
 
Model efektor adaptif adalah kognator yaitu ; Fisiologikal, fungsi pean,interdependensi
dan konsep diri.10.
 
Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan intergritas manusiadalam mencapai
tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan reproduksi.11.
 
Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar
dan bagaimana proses adaptasi dilakukan untuk pengaturan cairan danelektrolit, aktivits
dan istirahat, eliminasi, nutrisi, sirkulasi dan pengaturan terhadap suhu, sensasi, dan proses
endokrin.12.
 
Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individudalam satu waktu
berbentuk : persepsi, partisipasi, terhadap reaksi oranglain dan tingkah laku langsung.
Termasuk pandangan terhadap fisiknya(body image dan sensasi diri) Kepribadian yang
menghasilkankonsistensi diri, ideal diri, atau harapan diri, moral dan etika pribadi.
 
 2213.
 
Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran yang berhubungandengan tugasnya di
lingkungan social.14.
 
Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain
yang penting dan sebagai support sistem. Di dalam model ini termasuk bagaimana cara me
melihara integritas fisik dengan pemeliharaan dan pengaruh belajar.Model Konseptual Adaptasi
royEmpat elemen penting yang termasuk dalam model adaptasikeperawatan adalah : manusia,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu
tujua keperawatan danaktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elememn penting pada
konsepadaptasi.1.
 
ManusiaRoy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif.Sebagai sistem adaptif,
manusia dapat digambarkan secara holisticsebagai satu kesatuan yang mempunyai
input, control, output, dan prosesumpan balik. Proses control adalah mekanisme koping
yangdimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik manusia didefinisikan sabagai
sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator danregulator untuk mempertahankan adaptasi
dalam empat cara adaptasiyaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran,
dan interdependensi.Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagaisuatu sistem
yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalamikekuatan dan zat dengan perubahan
lingkungan. Sebagai sistem adaptifmanusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem,
Jadimanusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antarunit fungsional
secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk
 
 23 beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkandengan istilah
input, proses control dan umpan balik serta output.Input pada manusia sebagai suatu sistem
adaptasi adalah denganmenerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam
diriindividu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variable satandar
yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standarini adalah stimulus
internal yang mempunyai tingkat adaptasi danmewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat
ditoleransi denganusaha-usaha yang biasanya dilakukan.Proses control manusia sebagai
suatu sistem adaptasi adalahmekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulatordan
subsistem kognator. Regulator dan kognator adalah digambarkansebagai aksi dalam
hubunganya terhadap empat efektor cara adaptasiyaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran
dan interdependensi.a.
 
Model Fungsi FisiologiFungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh danfungsinya.
Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasarfisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas,yang dibagi menjadi dua bagian, model fungsi fisiologis tingkatdasar yang
terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4
bagian yaitu :1)
 
Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya,yaitu ventilasi, pertukaran
gas dan transpor gas (Vairo,1984dalam Roy 1991).2)
 
 Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untukmempertahankan fungsi,
meningkatkan pertumbuhan danmengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam
Roy1991).
 
 243)
 
Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinaldan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy
1991)4)
 
Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisikdan istirahat yang digunakan untuk
mengoptimalkan fungsifisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semuakomponen-
komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).5)
 
Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur
integumen ( kulit, rambut dan kuku)dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari
infeksi,trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).6)
 
The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan,rasa dan bau memungkinkan
seseorang berinteraksi denganlingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan
dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).7)
 
Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit didalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa
dalam seluler,ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistemfisiologis dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit.(Parly, 1984, dalam Roy 1991).8)
 
Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologismerupakan bagian integral dari
regulator koping mekanismeseseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan
danmengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosikognitif yang baik untuk
mengatur aktivitas organ-organ tubuh(Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).9)
 
Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran hormansesuai dengan fungsi neurologis,
untuk menyatukan danmengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai
 
 25 peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dariregulator koping mekanisme
( Howard & Valentine dalamRoy,1991). b.
 
Model Konsep DiriModel konsep diri berhubungan dengan psikososial
dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia.Kebutuhan dari
konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikisantara lain persepsi, aktivitas mental
dan ekspresi perasaan. Konsepdiri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical selfdan
the personal self.1)
 
The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandangdirinya berhubungan dengan
sensasi tubuhnya dan gambarantubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saatmerasa
kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilangkemampuan seksualitas.2)
 
The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, idealdiri, moral- etik dan spiritual
diri orang tersebut. Perasaancemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal
yang beratdalam area ini.c.
 
Mode fungsi peranMode fungsi peran mengenal pola
 – 
 pola interaksi sosialseseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang
dicerminkandalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimanaseseorang
dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuaikedudukannya .d.
 
Mode InterdependensiMode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yangdijabarkan
oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling
 
 26memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan salingmenghargai.Interdependensi yaitu
keseimbangan antara ketergantungan dankemandirian dalam menerima sesuatu untuk
dirinya.Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasidengan orang lain.
Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan
bagi dirinya. Interdependensidapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitumemberi
dan menerima.Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah responinefektif. Respon-
respon yang adaptif itu mempertahankan ataumeningkatkan integritas, sedangkan respon yang
tidak efektif ataumaladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balikrespon-
respon memberikan lebih lanjut masukan (input) padamanusia sebagai suatu sisem.Subsistem
regulator dan kognator adalah mekanisme adaptasiatau koping dengan perubahan lingkungan, dan
diperlihatkanmelalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistemregulator adalah gambaran
respon yang kaitannya dengan
perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistemkognator adalah
gambaran respon yang kaitannya dengan perubahankognitif dan emosi, termasuk didalamnya
persepsi, proses
informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional, yang termasukdidalamnya m
empertahankan untuk mencari bantuan.2.
 
LingkunganLingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luarmanusia. Lingkungan
merupakan masukan (input) bagi manusia sebagaisistem yang adaptif sama halnya lingkungan
sebagai stimulus eksternaldan internal. Lebih lanjut stimulus itu dikoelompokkan menjadi tiga
 
 27 jenis stimulus yaitu : fokal, konstektual, dan residual. Lebih luas lagilingkungan
didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar danmempengaruhi keadaan,
perkembangan dan perilaku manusia sebagaiindividu ata kelompok.3.
 
KesehatanMenurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan prosesmenjadi
manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan.Integritas atau keutuhan manusia
menyatakan secara tidak
langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapanatau
kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensimanusia. Jadi Integritas adalah
sehat, sebaliknya kondisi yang tidak adaintegritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak
adanyasakit tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera.Dalam model adaptasi
keperawatan, konsep sehat dihubungkandengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas
energi dari koping yanginefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus
yang lain.Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan danmempertinggi
kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yangmenghubungkan konsep adaptasi dan
kesehatan.Adaptasi adalah komponen pusat dalm model keperawatan.Didalamnya
menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasidipertimbangkan baik proses koping
terhadap stressor dan produk akhirdari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic
untukmempengaruhi kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas.Proses adaptasi
termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiridari dua proses. Bagian pertama dari proses ini
dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan internal dan eksternal yan
gmembutuhkansebuah respon. Perubahan
 – 
 perubahan itu adalah stressor atau stimulusfokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan
residual.
 
 28Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebutstress. Bagian kedua adalah
mekanisme koping yang merangsang untukmenghasilkan respon adaptif
dan inefektif.Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkandalam istilah
kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yangmeliputi : kelangsungan hidup,
pertumbuhan, reproduksi dan penguasaanyang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah
kondisi keseimbangandinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan
penurunanrespon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi,sehingga
dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebihtinggi. Jarak yang besar dari stimulus
dapat disepakati dengan suksesnyamanusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi
mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat.Adaptasi
kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masukdan tingkatan adaptasi.4.
 
KeperawatanRoy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktek.
Sebagai ilmu, keperawatan mengobservasi, mengklasifikasikandan menghubungkan proses
yang secara positif berpengaruh pada statuskesehatan. Sebagai disiplin, praktek,
keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untukmenyediakan pelayanan pada
orang-orang.Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu da praktekdari
peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuanuntuk mempengaruhi
kesehatan secara positif. Keperawatanmeningkatkan adaptasi individu dan kelompok dalam situasi
yang berkaitan dengan kesehatan, Jadi model adaptasi keperawatanmenggambarkan lebih
spesifik perkembangan ilmu keperawatan
dan praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan tersebut.Dalam model tersebut,
keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan danaktivitas keperawatan.

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota


Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.
 
 29Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai satukesatuan yang berinteraksi
dengan perubahan lingkungan dan tanggapanterhadap stimulus internal dan eksternal yang
mempengaruhi adaptasi.Ketika stressor yang tidak biasa atau koping mekanisme yang lemahmembuat
upaya manusia yang biasa menjadi koping yang tidak efektif,manusia memerlukan seorang
perawat. Ini tidak harus, bagaimanapundiinterpretasikan umtuk memberi arti bahwa aktivitas
keperawatan tidakhanya diberikan ketika manusia itu sakit. Roy menyetujui,
pendekatanholistic keperawatan dilihat sebagai proses untuk mempertahankankeadaan baik dan tingkat
fungsi yang lebih tinggi.Keperawatan terdiri dari dua yaitu : tujuan keperawatan danaktivitas
keperawatan. Tujuan keperawatan adalah mempertinggiinteraksi manusia dengan lingkungan.
Jadi peningkatan adaptasi dalamtiap empat cara adaptasi yaitu : (1) fungsi fisiologis; (2) konsep diri; (3)fungsi
peran dan (4) interdependensi. Dorongan terhadap peningkatanintegritas adaptasi dan
berkontribusi terhadap kesehatan manusia,kualitas hidup dan kematian dengan damai. Tujuan
keperawatan diraihketika stimulus fokal berada dalam suatu area dengan tingkatan adaptasimanusia.
Ketika stimulus fokal tersebut berada pada area tersebutdimana manusia dapat membuat suatu
penyesuaian diri atau responefektif. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang
tidakefektif dan memnugkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain.Kondisi
tersebut dapat mencapai peningkatan penyembuhan dankesehatan. Jadi peranan penting
adaptasi sangat ditekankan pada konsepini.Tujuan dari adaptasi adalah membantu perkembangan
aktivitaskeperawatan yang digunakan pada proses keperawatan
meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan , tujuan, intervensi dan evaluasi.
Adaptasi model keperawatan menetapkan “data apa yang dikumpulkan,
 bagaimana mengidentifikasi masalah dan tujuan utama. Pendekatan apa
 
 30yang dipakai dan bagaiman mengevaluasi efektifitas proses
keperawatan”.
 Unit analisis dari pengkajian keperawatan adalah interaksi manusiadengan lingkungan. Proses
pengkajian keperawatan adalah interaksimanusia dengan lingkungan. Proses pengkajian
termasuk dalam duatingkat pengkajian Tingkat pertama mengumpulkan data
tentang perilaku manusia, dalam tiap empat cara penyesuaian diri. Data-datatersebut
dikumpulkan dari data observasi penilaian respond ankomuniokasi dengan individu. Dari
data tersebut perawat membuatkeputusan sementara tentang apakah perilaku dapat
menyesuaikan diriatau tidak efektif. Tingkat kedua pengkajian adalah mengumpulkan
datatentang fokal, konstektual dan residual stimuli. Selama
tingkat pengkajian ini perawat mengidentifikasi faktor-faktor yangmempengaruhi perilaku
yang diobservasi pada pengkajian tingkat pertama. Keterlibatan ini penting untuk
menetapkan faktor-faktor utamayang mempengaruhi perilaku.Roy merekomendasikan
pengkajian dibagi menjadi dua bagian,yaitu :a.
 
Tahap I : Pengkajian PerilakuIni merupakan tahap proses keperawatan yang
bertujuanmengumpulkan data dan memutuskan klien adptif dan maladaptive.Termasuk
dalam model ini adalah kebutuhan dasar manusia apakahdapat dipengaruhi oleh
kekurangan atau kelebihan. Misalnya terlalusedikit oksigen, terlalu tinggi gula darah atau
terlalu banyakketergantungan. Perawat menggunkan wawancara, observsi dan pengukuran
untuk mengkaji perilaku klien sekarang dan setiap mode.Berdasarkan pengkajian ini perawat
menganalisis apakah perilakuini adaptif, maladaptive atau potensial maladaptive. b.
 
Tahap II: Pengkajian faktor
 – 
 faktor yang berpengaruh
 
 31Pada tahap ini termasuk pengkajan stimuli yang signifikanterhadap perubahan perilaku seseorang yaitu
stimuli focal,kontekstual dan residual.1)
 
Identifikasi stimuh focalStimuli tocal merupakan perubahan penilaku yang dapatdiobserasi. Perawat
dapat melakukan pengkaian denganmenggunakan pengkajian perilaku yaltu :
Keterampilanmelakukan observasi, melakukan pengukuran dan interview.2)
 
Identifikasi stimuli kontekstualStimuli kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebabterjadinya
perilaku atau presipitasi oleh stimulus focal. Sebagalcontoh anak yang di rawat dirumah
sakit mempunyai peran perilaku yang inefektif yaitu tidak belajar. Focal stimulus yangdapat
dildentifikasi adalah adanya fakta bahwa anak kehlanganskedul sekolah. Stimulus
kontekstual yang dapat diidentiflkasiadalah secara internal faktor anak menderita sakit dan
faktoreksternalnya adalah anak terisolasi. Stimulasi kontekstual dapatdiidentifikasi oleh
perawat melalul observasi, pengukuran,interview dan validasi.Menurut Martinez, 1976 dalam Roy
1989, faktorkontekstual yang mempengaruhi mode adaptif adalah genetic,sex, tahap perkembangan,
obat, alkohol, tembakau, konsep
diri, peran fungsi, interdependensi, pola interaksi sosial, kopingmekanisme, stress emosi dan
fisik religi, dan lingkungan fisik.3)
 
Identifikasi stimuli residual
 
 32Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalamanmasa lalu. Helson dalam Roy, 1989 menjelaskan
bahwa beberapa faktor dari pengalaman lalu relevan dalammenjelaskan bagaimana keadaan
saat ini. Sikap, budaya,karakter adalah faktor residual yang sulit diukur danmemberikan
efek pada situasi sekarang.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy didefinisikan sebagaisuatu hasil dari
proses pengambilan keputusan berhubungan dengan kurangmampunya adaptasi. Diagnosa
keperawatan dirumuskan denganmengobservasi tingkah laku kilen terhadap pengaruh
lingkungan. MenurutRoy (1991) ada 3 metode dalam membuat diagnosa
keperawatanMenggunakan 4 (empat) model adaptif, yaitu fisiologis, konsep diri,fungsi
peran dan interdependen
Penentuan Tujuan
Roy (1984) menyampaikan bahwa secara urnum tujuan pada intervensikeprawatan adalah untuk
mempertahankan dan mempertinggi perilakuadaptif dan mengubah perilaku inefektif
menjadi adaptif. Penentuan tujuandibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek. Tujuan
jangka panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dankekeuasaan.
Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yangdiharapkan setelah dilakukan
manipulasi terhadap stimulus focal, konteksualdan residual.
Intervensi
Intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan , mengubah ataumemanipulasi stimulus
fokal, kontekstual dan residual, juga difokuskan padakoping individu atau zona adaptasi,
sehingga seluruh rangsang sesuai dengankemampuan individu untuk beradaptasi.
 
 33Tindakan keperawatan berusaha membantu stimulus menuju perilakuadaptif. Hal ini menekankan
kembali pentingnya mengidentifikasi penyebabselama pengkajian tahap II.
Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensikeperawatan sehubungan dengan
tingkah laku pasien. Perawat harusmengkaji tingkah laku pasien setelah diimplementasi.
Intervensi keperawatandinilai efektif jika tingkah laku pasien sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
D.
 
Mekanisme Koping
1.Definisi mekanisme koping
Koping merupakan suatu tindakan merubah kognitif secara konstandan usaha tingkah laku
untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternalyang dinilai membebani atau melebihi sumberdaya yang
dimiliki individu.Mekanisme diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan oleh individudalam
meyelesaikan maslah, menyesuaikan diri dengan perubahan, sertarespon terhadap sesuatu yang
mengancam (Nasir dan Muhith, 2011).Mekanisme koping merupakan setiap upaya yang diarahkan
pada penatalaksanaan stres, yaitu cara dalam penyelesaian masalah denganmekanisme
pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri.Mekanisme koping pada dasarnya adalah
mekanisme pertahanan diriterhadap perubahan bahan yang terjadi baik dalam diri maupun dari
luardiri (Stuart, 2009).
2.Sumber kopingSumber koping merupakan pilihan-pilihan atau strategi yangmembantu
seseorang menentukan apa yang dapat dilakukan dan apa
yang berresiko. Sumber koping adalah faktor pelindung. Hal yang termasuk sumber koping
adalah asset finansial/ kemampuan ekonomi, kemampuandan keterampilan, dukungan
sosial, motivasi, serta hubungangan antaraindividu, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Stuart, 2009).Sumber koping lain meliputi kesehatan (energi), dukungan spiritual,keyakinan
positif, kemampuan menyelesaikan masalah, keterampilansosial, sumber materi dan
kesehatan fisik (Stuart, 2009). Menurut Suis,(2014) ada beberpa faktor yang mempengaruhi
mekanisme kopingmahasiswa yaitu harga diri, kesehatan fisik, keyakinan atau pandanganhidup,
keterampilan, dan dukungan sosial materi.
3.Model mekanisme koping
a. Mekanisme koping yang berfokus pada masalah adalah mekanismekoping yang melibatkan tugas
dan upaya langsung untuk mengatsiancaman itu sendiri. Contohnya yaitu negosiasi,
konfrontasi, danmencari saran. 
b.Mekanisme koping berfokus pada kognitif, dimana seseorangmencoba untuk mengontrol
makna dari suatu masalah dan dengandemikian menetralisirnya. Contohnya yaitu perbandingan
fositif,ketitaktahuan slektif,subtitusi penghargaan,dan devaluasi benda yangdiinginkan.
c.Mekanisme koping berfokus pada emosi, dimana pasien berorientasi pada
tekanan emosional moderat. Contohnya termasuk penggunaanmekanisme pertahanan
ego seperti penyangkalan, denial, supresi, dan proyeksi.
4.Gaya mekanisme koping
Menurut Nasir dan Muhith (2011), gaya koping
merupakan penentuan dari gaya seseorang dalam memecahkan suatu masalah berdasarkan
tuntutan yang dihadapi, ada dua macam gaya koping:
a. Gaya koping positif
 
 35Gaya koping positif merupakan gaya yang mampu mendukungintegritas ego, yaitu:1)
 
 Problem solving
merupakan suatu usaha untuk memecahkanmasalah, dimana pada gaya koping ini masalah
harus dihadapi,dipecahkan, dan tidak dihindari atau menganggap masalah itutidak berarti.
Pemecahan masalah ini digunakan untukmengindari tekanan atau beban psikologis akibat adanya
stresoryang masuk dalam diri seseorang.2)
 
Utilizing social support
merupakan suatu tindak lanjut darimenyelesaikan masalah belum terselesaikan. Tidak
semua orangmampu menyelesaikan masalahnya sendiri, hal ini terjadi karenarumitnya masalah yang
dialami., oleh sebab itu apabilaseseorang mempunyai masalah yang tidak bisa
diselesaikansendiri, seharusnya tidak disimpan sendiri tetapi carilahdukungan dari orang lain
yang dapat dipercaya dan mampumemberikan bantuan dalam bentuk masukan ataupun saran
danlainnya.3)
 
 Looking for silver lining
masalah yang berat terkadang akanmembawa kebutaan dalam upaya menyelesaikan
masalah,walaupun sudah dengan usaha yang maksimal, terkadangmasalah belum
ditemukan titik temu, oleh sebab itu seberatapapun masalah yang dihadapi manusia harus tetap
berfikir positif dan dapat diambil hikmah dari setiap masalah. Pada faseini diharapkan manusia
mampu menerima kenyataan sebagaisebuah ujian dan cobaan yang harus dihadapi selalu
berusahamenyelesaikan masalah tanpa menurunkan semangat motivasi. b.
 
Gaya koping Negatif
 
 36Gaya koping negatif yang dapat menurunkan integritas ego,dimana gaya koping ini
dapat merusak dan merugikan dirinya sendiri,yang terdiri atas sebagai berikut:1)
 
 Avoidance
merupakan suatu usaha untuk mengatasi situasitertekan dengan cara lari dari situasi tersebut dan
menghindarimasalah dan akhirnya terjadinya penumpukan masalah. Bentukmelarikan diri seperti
merokok, menggunakan obat-obatan,
dan berbelanja tujuannya untuk menghilangkan masalah tetapimenambah masalah.2)
 
Self-blam
yaitu ketidak berdayaan atas masalah yang
dihadapi, biasanya menyalahkan diri sendiri yang dapat menyebabkanseseorang menarik diri
dari lingkungan sosial.3)
 
Wishfull thinking
merupakan kesedihan mendalam yang dialamisesorang akibat kegagalan mencapai tujuan, karena
penentuankeinginan terlalu tinggi sehingga sulit tercapai.5.
 
Respon kopingMenurut Model Adaptasi Stres Stuart respon idividu terhadap
stres berdasarkan faktor predisposisi, sifat stresor, persepsi terhadap situasi dananalisis
sumber koping dan mekanisme koping. Respon koping kliendievaluasi dalam suatu rentang
yaitu adaptif atau maladaptif (Stuart,2009).a.
 
Reopons mekanisme koping adaptifRespon yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar,dan
mencapai tujuan, seperti berbicara dengan orang lain,memecahkan masalah dengan orang lain,
memecahkan masalahsecara efektif, tehnik relaksasi, latihan seimbang dan
aktifitaskonstriktif. b.
 
Respon mekanisme koping maladaptif
 
 37Respon yang menghambat fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menghalangi penguasaan ter
hadap lingkungan, seperti makan berlebihan atau bahkan tidak makan, kerja berlebihan, me
nghindar, marah-marah,mudah tersinggung, dan menyerang. Mekanisme koping
yangmaladaptif dapat memberi dampak yang buruk bagi seseorang sepertiisol asi diri, berdampak
pada kesehatan diri, bahkan terjadinya resiko bunuh diri.
 
 38
BAB IIIPENUTUPA.
 
Kesimpulan
Stres yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung padamasalah yang dihadapi
dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut
atau biasa disebut dengan koping yang digunakan. Jika masalah tersebut dapatdiselesaikan
dengan baik maka individu tersebut akan senang, sedangkan jikamasalah tersebut tidak dapat
diselesaikan dengan baik dapat menyebabkanindividu tersebut marah-marah, frustasi hingga
depresi.Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon
terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapatdihindari, promosi kesehatan sering
difokuskan pada adaptasi individu,keluarga atau komunitas terhadap stress. Ada banyak
bentuk adaptasi.Adaptasi fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun demikianmungkin
terjadi proses yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensilainnya. Suatu proses adaptif terjadi ketika
stimulus dari lingkungan internaldan eksternal menyebabkan penyimpangan keseimbangan
organisme.Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsiyang optimal.
B.
 
Saran
Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia, olehkarena itu jagalah kesehatan
sebagaimana mestinya. Stress dapat dikatakansebagai salah satu tes mental bagi jiwa manusia
walaupun tidak dapatdipungkiri stress juga berdampak pada fisik manusia. Untuk menghindaristress dapat
dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh antara input dan outputagar tetap seimbang (homeostatis).
Sebagai manusia terapi psikologis juga diperlukan untuk membangun spirit hidup, terapi
psikologis yang palingsederhana dapat dilakukan dengan cara selalu berpikir positif.
Berpikir positif akan selalu membawa manusia kepada hal-hal yang menjurus
kepadakeberhasilan dan sikap optimisme, selain itu berpikir positif juga dapatmengurangi dampak
stress pada diri seseorang.
 
 40
DAFTAR PUSTAKA
Davis,M., Eshelman, E.R.,& Mc Kay,M . The relatifision and stress reductionworkbook (third
ed). 1988. California New Hanbinger Publition,IncKozier,B.,Erb.G & Bufalino.P.M . Introdution of
nursing California Addision.1989. Wessley Publising Company.Rasmun.,SKp.,M.Kep. Stress,
Koping dan Adaptasi. 2004. Jakarta:Sagung Seto.Alimul, Azis. 2007. Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan. Jakarta: SalembaMedikaSiswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep,
Cakupan, dan Perkembangannya.Yogyakarta: AndiYosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa.
Bandung: PT Resika AditamaWartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses
Keperawatan. Jakarta: SalembaMedikaSuliswati dkk. 2004. Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: EGCAsmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai