Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Setiap organisasi publik pasti dihadapkan dengan berbagai permasalahan

yang berasal dari luar organisasi maupun dari dalam organisasi itu sendiri. Oleh

sebab itulah, setiap organisasi publik mempunyai regulasi publik sebagai wujud

kebijakan organisasi dalam menghadapi setiap masalah.

Regulasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengendalikan

masyarakat dalam aturan tertentu. Regulasi banyak digunakan untuk

menggambarkan peraturan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Istilah

regulasi memiliki arti yang cukup luas. Regulasi banyak diterapkan pada peraturan

hukum negara, perusahaan dan organisasi.

Semua rangkaian proses mulai dari perencanaan, penganggaran,

realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan dan

audit perlu adanya regulasi. Sehingga organisasi publik pun

menggunakan regulasi publik sebagai alat untuk memperlancar jalannya

siklus akuntansi sektor publik agar tujuan organisasi dapat tercapai

Ketika kita memahami apa maksud dari regulasi serta keuangan publik

maka kita mungkin akan langsung mengarahkan pandangan kita pada peraturan-

peraturan yang mengatur regulasi tersebut. Namun, untuk membuat peraturan

tersebut harus ada dasar hukum, dan harus memahami lebih dalam bagaimana cara

penyusunannya, serta apa saja yang terkait.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi regulasi publik?

2. Bagaimana teknik penyusunan regulasi publik?

3. Bagaimana regulasi siklus ASP?

4. Bagaimana penyusunan regulasi publik?

5. Bagaimana Review Regulasi ASP?

6. Apa saja dasar hukum keuangan sektor publik?

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 1


7. Bagaimana permasalahan regulasi keuangan sektor publik di indonesia?

3. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui Definisi Regulasi Publik

2. Memahami Teknik Penyusunan Regulasi Publik

3. Mengetahui regulasi Siklus ASP

4. Mengetahui bagaimana Penyusunan Regulasi Publik

5. Mengetahui review regulasi ASP

6. Mengetahui Dasar Hukum Keuangan Sektor Publik

7. Mengetahui Permasalahan Regulasi Keuangan Sektor Publik di Indonesia

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 2


BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI REGULASI PUBLIK

Regulasi berasal dari bahasa Inggis, yakni regulation atau peraturan. Dalam

kamus bahasa Indonesia (Reality publisher, 2008), kata “peraturan” mengandung

arti kaidah yang dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata

sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi. Jadi,

regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses

pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintahan pusat,

pemerintahan daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan/tempat

peribadatan, maupun organisasi sosial masyarakat lainnya.

2. TEKNIK PENYUSUNAN REGULASI PUBLIK

Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yang

pertama, regulasi publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait.

Kedua, tindakan yang diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk

regulasi atau aturan yang dapat diinterprestasikan sebagai wujud dukungan penuh

organisasi publik. Ketiga, peraturan adalah hasil dari berbagai aspek dan kejadian.

Teknik penyusunan regulasi publik berupa rangkaian alur tahapan, sehingga

regulasi publik tersebut siap disusun dan kemudian ditetapkan serta diterapkan.

a) Pendahuluan

Perencanaan regulasi publik harus mampu mendeskribsikan latar

belakang perlunya disusun regulasi publik.

b) Alasan penyusunan regulasi publik

Sebuah regulasi publik disusun karena adanya berbagai isu terkait,

yang membutuhkan tindakan khusus dari organisasi publik.

c) Permasalahan dan misi

Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif

atau suatu permasalahan telah dapat dirumuskan. Selain itu, penyusunan

dan penetapan regulasi publik juga dilakukan dengan misi tertentu sebagai

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 3


wujud komitmen serta langkah organisasi publik menghadapi rumusan

solusi permasalahan yang ada.

d) Dengan apa diatur?

Setiap permasalahan diatur dengan jenjang regulasi yang sesuai

seperti peraturan daerah atau keputusan keputusan kepala daerah sebagai

aturan di daerah, sehingga permasalahan tersebut segera dapat disikapi

dan ditemukan solusi yang tepat sasaran.

e) Bagaimana mengaturnya?

Subtansi regulasi publik yang disusun harus bisa menjawab

pertanyaan berbagai solusi atas permasalahan yang ada. Regulasi publik

yang disusun benar – benar merupakan wujud kebijakan organisasi publik

dalam menghadapi berbagai permasalahan publik yang ada.

f) Diskusi/musyawarah

Merupakan salah satu tahapan dalam menyusun atau penetapan regulasi

Publik.

g) Catatan

Hasil dari proses diskusi yang dilakukan sebelumnya yang

digunakan sebagai dasar penetapan regulasi publik.

Dalam istilah teknik, tahapan penyusunan regulasi publik diatur dengan

aturan masing-masing organisasi publik. Aturan tersebut dapat mengatur cara

penyusunan draft regulasi maupun tahapan mulai dari penyusunan, pembahasan,

analisis, hingga penetapan regulasi.

3. REGULASI DALAM SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Hasil regulasi dari siklus akuntansi sector publik dapatdilihat pada tabel

berikut:

Regulasi Tahapan Dalam Siklus


Contoh Hasil Regulasi Publik
Akuntansi Sektor Publik
Regulasi Perencanaan Publik Perturan Pemerintah No.7/2005 Mengenai Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Regulasi Anggaran Publik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 4


2006 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2007.
Regulasi Tentang Pelaksanaan - Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 93
Realisasi Anggaran Publik Tahun 2006 Tentang Rincian Anggaran Belanja
Pemerintahan Pusat Tahun Anggaran 2007
- Otorisasi Kepala Daerah Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA)
Regulasi Pengadaan Barang Dan SK Gubernur Tentang Pemenang Dalam Pengadaan
Jasa Barang Dan Jasa.
Regulasi Laporan Peraturan Daerah Tentang Penerimaan Laporan
Pertanggugjawaban Publik Pertanggungjawaban Gubernur/Bupati/Walikota

4. PENYUSUNAN REGULASI PUBLIK

Regulasi dalam sektor publik dalah instrumen atura yang secara sah

diterapkan oleh organisasi publik ketika menyelenggarakan perencanaan,

penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan

keuangan, audit, serta pertanggungjawaban publik. Perumusan masalah

penyusunan regulasi publik diawali dengan merumuskan masalah yang akan

diatur. Salah satu cara untuk menggali permaslahan ini adalah melakukan

penelitian. Untuk masalah publik yang ada dalam masyarakat, observasi atas objek

permasalahan itu harus dilakukan

a) Perumusan Masalah

Penyusunan regulasi publik diawali dengan merumuskan masalah

yang akan diatur. Perumusan masalah publik meliputi hal-hal berikut:

1) Apa masalah publik yang ada?

2) Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah?

3) Siapa aparat pelaksana yang perilakunya bermasalah?

4) Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi publik?

5) Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah publik?

b) Perumusan Draft Regulasi Publik

Draft regulasi publik pada dasarnya merupakan kerangka awal yang

dipersiapkan untuk mengatasi masalah publik yang hendak diselesaikan.

Terkait dengan jenis regulasi publik yang akan dibentuk, rancangan

regulasi publik tersebut harus secara jelas mendeskripsikan siapa

organisasi pelaksana aturan, kewenangan apa yang diberikan padanya,

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 5


perlu tidaknya memisahkan antara pelaksana peraturan dan yang

menetapkan sanksi atas ketidakpatuhan, persyaratan apa yang mengikat

organisasi pelaksana, serta apa sanksi yang dapat dijatuhkan kepada

pelaksana jika menyalahgunakan wewenang.

c) Prosedur Pembahasan

Terdapat tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulasi publik,

yaitu dalam lingkup tim teknis pelaksana organisasi publik (eksekutif),

dengan lembaga legislatif (dewan penasihat, dewan penyantun dan lain-lain),

dan dengan masyarakat. Pembahasan pada lingkup tim teknis adalah yang

lebih merepresentasi kepentingan eksekutif(manajemen). Setelah itu,

dilakukan publik hearing (pengumpulan pendapat masyarakat). Pembahasan

pada lingkup legislatif (DPR/DPRD misalnya) dan masyarakat biasanya

sangat sarat dengan kepentingan politis.

d) Pengesahan dan Pengundangan

Perjalanan terakhir dari draft regulasi publik adalah pengesahan yang

dilakukan dalam bentuk penandatanganan naskah oleh pihak organisasi

publik (pimpinan organisasi). Dalam konsep hukum, regulasi publik tersebut

telah mempunyai kekuatan hukum materiil terhadap pihak yang

menyetujuinya. Sejak ditandatangani, rumusan hukum yang ada dalam

regulasi publik sudah tidak dapat diganti secara sepihak.

5. REVIEW REGULASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Judicial Review” (hak uji materiil) merupakan kewenangan lembaga

peradilan untuk menguji kesahihan dan daya jual produk-produk hukum

yang dihasilkan oleh eksekutif, legislatif, serta yudikatif di hadapan konstitusi

yang berlaku. Pengujian oleh hakim terhadap produk cabang kekuasaan

legislatif (legistaive acts) dan cabang kekuasaan eksekutif (executive acts)

adalah konsekuensi dari dianutnya prinsip ‘checks and balancees’,

berdasarkan doktrin pemisahan kekuasaan (separation of power).

Amandemen ketiga UUD 1945 telah menetapkan kewenangan untuk mereview

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 6


undang-undang yang terdapat di mahkama konstitusi (MK), sedangkan

kewenangan mereview peraturan perundang-undangan di bawah UU diserahkan ke

Mahkama Agung (MA). Hal ini berpotensi menimbulkan masalah, seperti

kemungkinan munculnya persengketaan antara pemerintahan pusat dan

pemerintahan daerah, atau di antara pemerintahan daerah karena adanya

keputusan-keputusan yang bersifat mengatur (regeling) ataupun keputusan-

keputusan penetapan administratif (bechikking) yang dianggap merugikan salah satu

pihak.

Dalam melakukan proses judicial review, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan. Pertama, setelah mengidentifikasi permasalahan yang ada mengenai

regulasi terkait, surat judicial review dapat diajukan kepada Mahkamah Agung/

Mahkamah Konstitusi/Mahkama Agung Republik Indonesia.

6. DASAR HUKUM KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

6.1 Dasar Hukum Keuangan Negara

Wujud pelaksanaan keuangan negara tersebut dapat diidentifikasikan

sebagai segala bentuk kekayaan, hak, dan kewajiban negara yang tercantum

dalam APBN dan laporan pelaksanaannya.

Hak-hak Negara yang dimaksud, Kewajiban Negara adalah berupa


mencakup antara lain: pelaksanaan tugas-tugas pemerintah
sesuai dengan pembukaan UUD 1945
yaitu:

1. Hak monopoli mencetak dan 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia


mengedarkan uang. dan seluuh tumpah darah Indonesia.

2. Hak untuk memungut sumber-sumber 2. Memajukan kesejahteraan umum.


keuangan, seperti pajak, bea dan
cukai. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

3. Hak untuk memproduksi barang dan 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia


jasa yang dapat dinikmati oleh yang berdasarkan kemerdekaan,
khalayak umum, yang dalam hal ini perdamaian abadi, dan keadilan sosial
pemerintah dapat memperoleh (kontra
prestasi) sebagai sumber penerima
negara

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 7


Terdapat tiga Undang-undang yang digunakan untuk penerapannya,

yaitu :

a. UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

Mengatur mengenai semua hak dan kewajiban Negara mengenai keuangan

dan pengelolaan kekayaan Negara, juga mengatur penyusunan APBD dan

penyusunan anggaran kementrian/lembaga Negara (Andayani, 2007).

b. UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

Mengatur penggunaan anggaran atau pengguna barang, bahwa undang-

undang ini mengatur tentang pengelolaan keuangan Negara yang meliputi

pengelolaan uang, utang, piutang, pengelolaan investasi pemerintah dan

pengelolaan keuangan badan layanan hukum(Andayani, 2007).

c. UU No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung

jawab Keuangan Negara

Mengatur tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

Negara yang dilaksanakan oleh BPK. BPK menyampaikan laporan hasil

pemeriksaan atas laporan keuangan kepada DPR dan DPD. Sedangkan

laporan keuangan pemerintah daerah disampaikan kepada DPRD. (Andayani,

2007)

6.2 Dasar Hukum Keuangan Daerah

Berdasarkan pasal 18 UUD 1945, tujuan pembentukan daerah otonom

adalah meningkatkan daya guna penyelenggaraan pemerintah untuk melayani

masyarakat dan melaksanakan program pembangunan. Dalam rangka

penyelenggaraan daerah otonom, menurut penjelasan pasal 64 Undang-

undang No. 5 tanhun 1974, fungsi penyusunan APBD adalah untuk:

a) Menentukan jumlah pajak yang dibebankan kepada Rakyat Daerah yang

bersangkutan

b) Mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab

c) Memberi isi dan arti kepada tanggung jawab pemerintah daerah umumnya dan

kepala daerah khususnya, karena anggaran pendapatan dan belanja daerah

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 8


itu menggambarka n seluruh kebijaksanaan pemerintah daerah

d) Melaksanakan pengawasan terhadap pemerintahan daerah dengan cara yang

lebih mudah dan berhasil guna.

e) Merupakan suatu pemberian kuasa kepada kepala daerah untuk

melaksanakan penyelenggaraan Keuangan Daerah didalam batas-batas

tertentu.

6.3 Dasar Hukum Keuangan Organisasi Lainnya

Di Indonesia, beberapa upaya untuk membuat standar yang relevan

dengan praktek-praktek akuntansi di organisasi sektor publik telah dilakukan

baik oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) maupun oleh pemerintah sendiri.

Untuk organisasi nirlaba, IAI menerbitkan pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan Nomor 45 (PSAK No.45) tentang organisasi nirlaba. PSAK ini berisi

akidah-akidah atau prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh organisasi nirlaba

dalam membuat laporan keuangan. Selain itu, juga lahir Undang-undang no.16

tahun 2001 tentang yayasan yang mengatur masalah organisasi publik yang

berbentuk yayasan. Juga ada regulasi publik terkait dengan partai politik

seperti Undang-undang no.2 tahun 2008 tentang bantuan keuangan kepada

partai politik.

7. PERMASALAHAN REGULASI KEUANGAN PUBLIK DI INDONESIA

7.1 Regulasi yang Berfokus Pada Manajemen

Regulasi yang berfokus pada pengaturan wilayah manajemen organisasi

publik sering kali mengaburkan proses pencapaian kesejahteraan masyarakat.

Jadi, regulasi publik harus fokus pada tujuan pencapaian organisasi publik

yaitu kesejahteraan publik. Dengan demikian, manajemen akan menata dirinya

dalam segala situasi dan kondisi mengikuti regulasi yang berfokus pada tujuan

kesejahteraan publik tersebut.

7.2 Regulasi Belum Bersifat Teknik

Banyak regulasi publik di Indonesia yang tersusun dengan sangat baik

untuk tujuan kesejahteraan publik. Namun, banyak diantara tidak dapat

diaplikasikan dalam masyarakat. Hal ini terjadi karena regulasi tersebut tidak

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 9


menjelaskan atau tidak disertai dengan regulasi lain yang membahas secara

lebih teknis bagaimana mengimplementasikan regulasi tersebut.

7.3 Perbedaan Interpretasi antara Undang-Undang dan Regulasi di Bawahnya

Dalam banyak kajian, beberapa ayat atau pasal dari undang-undang

atau regulasi terkait sering menimbulkan berbagai interpretasi yang berbeda

dalam pelaksanaannya. Di tingkat daerah, substansi dari isi undang-undang

terkait tidak dapat diturunkan dalam peraturan daerah. Kondisi ini membuat

tujuan peraturan pemerinta h tidak dapat tercapai sesuai konsep awalnya.

7.4 Pelaksanaan Regulasi Yang Bersifat Transisi Berdampak Pemborosan Anggaran

Saat ini banyak regulasi yang bersifat transisi telah dilaksanakan secara

bertahap dan membutuhkan kapasitas tertentu untuk melaksanakannya. Hal

ini akan mempengaruhi anggaran yang senantiasa meningkat dan cenderung

boros. Pemborosan anggaran akan menurunkan kapasitas organisasi dalam

menjalankan roda organisasi sehingga pencapaian tujuan organisasi semakin

menurun.

7.5 Pelaksanaan Regulasi Tanpa Sanksi

Sanksi yang dimaksud adalah hukuman jika organisasi publik tidak

melaksanakan regulasi tersebut. Dengan tidak adanya sanksi, organisasi akan

seenaknya melaksakan dan tidak melaksanakan regulasi tersebut.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 10


BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Regulasi publik merupakan ketentuan yang harus di jalankan dan di

patuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik baik pada pemerintah

pusat, pemerintah daerah, partai politik, Yayasan, LSM, organisasi

keagamaan tempat peribadatan, maupun organisasi sosial masyarakat

lainnya

Regulasi publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yang

pertama, regulasi publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait.

Kedua, tindakan yang diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk

regulasi atau aturan yang dapat diinterprestasikan sebagai wujud dukungan

penuh organisasi publik. Ketiga, peraturan adalah hasil dari berbagai aspek dan

kejadian

Proses penyelenggaraan pemerintahan ditujukan untuk mengkoordinasi

pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara dalam suatu sistem

pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan keuangan negara maupun

keuangan daerah, sebagai mana yang dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar 1945 perlu dilaksanakan secara profesional, terbuka dan

bertanggungjawab untuk kemakmuran Rakyat Indonesia.

2. SARAN

Permasalahan terbesar dalam regulasi publik di Indonesia adalah

tidak taat dan patuhnya organisasi pada regulasi. Beberapa pihak bahkan

turut campur tangan. Sebaiknya, pemberian sanksi yang sesuai dengan

pelanggarannya agar pengelolaan organisasi publik di Indonesia semakin

baik sesui dengan UU yang mengaturnya.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 11


DAFTAR PUSTAKA

Taufik Subardi, Makalah Regulasi Keuangan Sektor Publik


https://www.academia.edu/26088673/Makalah_Regulasi_Keuangan_Sektor_Pu
blik, diakses12 September 2022

M. Nur Chaniago, Makalah Regulasi Keuangan Publik (ASP)


https://id.scribd.com/doc/306784384/REGULASI-KEUANGAN-PUBLIK, diakses
12 September 2022

mamar razmie, Akuntansi Sektor Publik, Makalah Regulasi Sektor Publik


https://www.academia.edu/16469231/
makalah_Regulasi_keuangan_publik, diakses 8 september 2022

Dian Kirtley Kristi, Regulasi Keuangan Sektor Publik (kelompok 2 ASP).pdf


https://www.academia.edu/37570590/Regulasi_Keuangan_Sektor_Publik
_Kelompok_2_ASP_pdf, diakses 8 september 2022

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 12

Anda mungkin juga menyukai