Anda di halaman 1dari 14

PANGKALAN UTAMA TNI AL V

RUMKITAL Dr. OEPOMO

PANDUAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

RUMKITAL Dr. OEPOMO


SURABAYA
2018
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................... ii
Keputusan Karumkital Dr. Oepomo ......................................................................... iii
Lampiran Keputusan Karumkit Dr. Oepomo ............................................................ v
BAB I Definisi ........................................................................................................... 1
1. Pengertian........................................................................................................... 1
BAB II Ruang Lingkup .............................................................................................. 2
2. Ruang Lingkup Panduan .................................................................................... 2
3. Penggunaan Alat Pelindung Diri ......................................................................... 4
4. Tempat Pemakaian Alat Pelindung Diri .............................................................. 5
BAB III Tata Laksana ............................................................................................... 6
5. Tata Laksanan Penggunaan Alat Pelindung Diri ................................................. 6
6. Langkah-langkah Penggunaan Alat Pelindung Diri ............................................. 7
7. Langkah-langkah Melepas Alat Pelindung Diri .................................................... 8
8. Persiapan Penggunaan Alat Pelindung Diri ........................................................ 8
9. Pemilihan Alat Pelindung Diri .............................................................................. 8
BAB IV Dokumentasi ............................................................................................... 10
10. Pengecekan Kepatuhan Petugas dalam hal memakai Alat Pelindung Diri
bekerjasama dengan Petugas K3 dan Kesling dilakukan saat Ronda PPI...........10

ii
PANGKALAN UTAMA TNI AL V
RUMKITAL Dr. OEPOMO

KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL Dr. OEPOMO


Nomor: Kep / / X / 2018

TENTANG
PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI RUMKITAL Dr. OEPOMO

KEPALA RUMKITAL Dr. OEPOMO

Menimbang : a. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Rumkital Dr. Oepomo, maka diperlukan
adanya Panduan Kepala Rumkital Dr. Oepomo sebagai landasan bagi
seluruh penyelenggara dan pelaksana pelayanan kesehatan
khususnya yang terlibat dalam Pemakaian dan Penggunaan APD di
Lingkungan Rumkital Dr. Oepomo.
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
Panduan Area Pemakaian dan Penggunaan APD di Rumkital Dr.
Oepomo dengan Keputusan Kepala Rumkital Dr. Oepomo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang


Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No.27 Tahun 2017 Tentang
Pengendalian Dan Pencegahan Infeksi Di Fasilitas Kesehatan.

iii
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 32 /
Menkes / 2007 Tentang Pedoman Infeksi di Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 129 / Menkes / SK / II /
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL Dr. OEPOMO TENTANG


PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI
RUMKITAL Dr. OEPOMO.

KESATU : Panduan Area Pemakaian dan Penggunaan APD di Rumkital Dr.


Oepomo sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Panduan Area Pemakaian dan Penggunaan APD di Rumkital Dr.
Oepomo sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu harus dijadikan
acuan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien,
Pengunjung dan Masyarakat di Lingkungan Rumkital Dr. Oepomo.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal Oktober 2018

Kepala Rumkital Dr. Oepomo,

dr.Trisna Rini, Sp.M.


Letkol Laut (K/W) NRP 10446/P

iv
PANGKALAN UTAMA TNI AL V Lamp. Keputusan Karumkital Dr. Oepomo
RUMKITAL Dr. OEPOMO Nomor Kep / 237 / IX / 2018
Tanggal 22 September 2018

BAB I
DEFINISI

1. Pengertian.
a. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
b. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan
kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
c. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak disengaja dan tidak
diharapkan, yang bisa menimbulkan kesakitan, kecacatan, kesedihan,
kematian dan kerugian material maupun psikis.
d. Lingkungan kerja adalah tempat dilaksanakannya pekerjaan baik didalam
maupun diluar ruang bangunan, bisa didarat, atas air bawah air maupun di
udara.
e. Keselamatan kerja adalah upaya-upaya yang dilakukan secara teknis terhadap
lingkungan kerja dan cara-cara kerja agar terhindar dari bahaya kecelakaan
kerja.
f. Bahaya kerja adalah faktor-faktor yang menimbulkan resiko terjadinya
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
g. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari adanya
kemungkinan potensi bahaya atau kecelakaan kerja (Budiono, 2003).

1
BAB II
RUANG LINGKUP

2. Ruang Lingkup Panduan.


Ruang lingkup Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri dari:
a. Syarat-syarat Alat Pelindung Diri menurut Suma’mur (1996) yang baik antara
lain:
1) Alat pelindung diri harus enak di pakai.
2) Alat pelindung diri harus tidak boleh mengganggu pekerjaannya.
3) Memberikan perlindungan yang efektif terhadap bahaya yang dihadapinya.
b. Ketentuan Penggunaan Alat Pelindung Diri menurut Budiono, dkk (2003), alat
pelindung yang telah dipilih hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
1) Harus memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik
atau bahaya yang akan dihadapi pekerja.
2) Beratnya harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
3) Harus dapat dipakai secara fleksibel.
4) Bentuknya harus cukup menarik.
5) Tidak mudah rusak.
6) Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya.
7) Suku cadangnya harus mudah diperoleh sehingga pemeliharaan alat
pelindung diri dapat dilakukan dengan mudah.
8) Memenuhi ketentuan dari standar yang ada.
9) Pemeliharaannya mudah.
10) Tidak membatasi gerak.
11) Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan (rasa “tidak nyaman” tidak mungkin
hilang sama sekali, namun diharapkan masih dalam batas toleransi). Oleh
karena itu pemeliharaan dan control terhadap alat pelindung diri penting
karena alat pelindung diri sensitive terhadap perubahan tertentu, punya

2
masa kerja tertentu dan APD dapat menularkan beberapa jenis penyakit
jika secara bergantian.
c. Kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri.
1) Kemampuan pelindung yang tidak sempurna.
2) Memakai alat pelindung diri yang tidak sempurna.
3) Cara memakai alat pelindung diri yang salah.
4) Alat pelindung diri yang dipakai tidak memenuhi persyaratan yang
diperlukan.
5) Alat pelindung diri tidak enak dipakai.
d. Jenis – jenis Alat Pelindung Diri yang digunakan.
1) Alat Pelindung Kepala.
a) Topi pengaman (safety helmet).
b) Topi/tudung.
c) Tutup Kepala.
Fungsinya mencegah jatuhnya microorganisme yang ada di rambut
dan kulit kepala petugas terhadap alat-alat daerah sterildan juga
sebaliknya dan untuk melindungi petugas dari percikan cairan tubuh
dari pasien.
2) Alat Pelindung muka dan mata (face shield).
a) Kaca mata biasa.
b) Goggles.
c) Masker.
Fungsinya mengantisipasi kemungkinan terkena percikan saat kontak
dengan darah dan cairan tubuh, mukosa membran mata, hidung,
mulut,dari percikan selama prosedur tindakan aktivitas perawatan
pasien.
3) Pakaian Kerja.Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber-
sumber bahaya tertentu seperti:
a) Terhadap radiasi panas.
b) Terhadap radiasi mengion.
c) Terhadap cairan dan bahan-bahan kimia.

3
Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja tertentu misalnya Apron
terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang bagian depan tubuh petugas.
Fungsinya melindungi petugas dari kontaminasi mikroba selama
tindakan dan menghindari resiko adanya tumpahan darah, cairan tubuh
atau sekresi.
4) Sarung Tangan. Fungsinya untuk melindungi tangan dan jari-jari dari
kontak dengan darah, semua jenis cairan tubuh,sekret, kulityang tidak
utuh, selaput lendir pasiendan benda terkontaminasi.
Jenis sarung tangan:
a) Sarung tangan bersih.
b) Sarung tangan steril.
c) Sarung tangan rumah tangga.
5) Pelindung Kaki.Fungsinya untuk melindungi kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan.
Jenis pelindung kaki:
a) Sepatu boot.
b) Plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak kaki.

3. Penggunaan Alat Pelindung Diri.


a. Sarung tanganuntuk dokter dan paramedis bersifat rutin.
b. Sarung tangan dan masker untuk dokter gigi, pemeriksaanpasien dengan
resiko penularan melalui udara.
c. Sarung tangan, Masker, Penutup Kepala dan baju apron untuk dokter dan
perawat yang menangani pasien Infeksius. Seperti penanganan Pasien
HIV/AIDS, TB, Hepatitis, Dipteri, dan measles (rubella).
d. Sarung tangan, Masker, Penutup Kepala dan baju apron untuk Petugas Ruang
Jenasah.
e. Masker, Penutup kepala, Goggles, Sarung Tangan, Baju Bedah, Baju Luar
(skort plastic), sepatu untung pelindung kaki untuk petugas Ruang OK Bedah.

4
f. Masker, Penutup Kepala, Googles, Sarung Tangan, skort plastic, Sepatu Boot,
untuk Petugas Ruang Bersalin.

4. Tempat Pemakaian Alat Pelindung Diri.


a. Sarung tangan secara rutin dipakai untuk dokter dan perawat di ruang rawat
inap dan IGD.
b. Sarung tangan, masker secara rutin dipakai untuk dokter, perawat dan petugas
non medis lainnya (Cleaning Service) di ruang rawat inap yang resiko
terkontaminasi melalui udara, dan dipakai petugas di ruang isolasi.
c. Sarung tangan dari bahan Pb Masker Baju kerja Appron dari bahan Pb dipakai
untuk petugas Radiologi/Radioterapi.
d. Sarung tangan, Masker, Penutup Kepaladan baju luar (skort plastik) untuk
petugas ruang jenasah.
e. Sarung tangan, Masker, Penutup Kepala dan Aprondi pakai untuk petugas di
ruang Isolasi ketat seperti HCU (High Care Unit).
f. Masker, Penutup kepala, Goggles, Sarung Tangan, Baju Bedah, Baju Luar
(skort plastic), sepatu untuk pelindung kaki untuk petugasRuang OK Bedah.
g. Masker, Helm Kerja, Sarung Tangan Plastik dan Sepatu Boot untuk Petugas
Limbah.
h. Masker, Penutup Kepala, Googles, Sarung Tangan, skort plastic, Sepatu Boot
untuk Petugas Ruang Bersalin.
i. Masker, Celemek Kain, Sarung Tangan Plastik, dan Penutup Kepala untuk
Petugas Gizi agar Hygienis.
a)

5
BAB III
TATA LAKSANA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

5. Tata Laksana Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).


a. Petugas Penanggung Jawab
1) Dokter, Perawat, Petugas Laboratorium dan Petugas Kesehatan lainnya.
2) Petugas kamar jenasah dan Cleaning Service.
b. Perangkat Kerja.
Alat Pelindung Diri (APD).
c. Tata Laksana Pemakaian Sarung Tangan.
1) Lakukan kebersihan tangan atau Hand Hygiene.
2) Pakai sarung tangan pada kedua tangan sebelum melakukan tindakan.
3) Ganti sarung tangan bila tampak rusak/ bocor.
4) Segera lepas sarung tangan jika telah selesai tindakan.
5) Buang sarung tangan ke tempat pembuangan sampah sesuai prosedur.
6) Lakukan Kebersihan tangan atau hand hygiene.
a) Dianjurkan menggunakan sarung tanganyang tidak mengandung
bahan bubuk latex.
b) Segera mencuci tangan setelah melepas sarung tangan.
c) Sarung tangan baru dalam menangani tiap pasien berbeda, demikian
juga jika bekerja dalam ruang lingkup yang berlainan.
d. Tata Laksana Penggunaan Masker.
1) Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah
dagu dan rambut pada wajah.
2) Masker di pakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas
berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau
cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas.
3) Ketika melepas masker, pegang bagian talinya karena bagian tengah
merupakan bagian yang banyak terkontaminasi.

6
4) Masker dengan efesiensitinggi merupakan jenis masker khusus yang
direkomendasikan, misalnya N95 dapat melindungi dari partikel dengan
ukuran< 5 mikron yang di bawa udara.
e. Tata Laksana Penggunaan Goggle/ Pelindung Mata.
Gunakan peralatan untuk melindungi mata jika terjadi semprotan atau cipratan
darah atau cairan tubuh:
1) Selama prosedur operasi bedah, dianjurkan agar semua staf mengenakan
kacamata.
2) Ruang pemulihan selama merawat pasien (kalau perlu).
3) Kamar bersalin.
4) Tindakan perawatan :
a) Selama mengeluarkan drain tube, menangani intravena (IV), infusan.
b) Set (blood lines).
c) Menganti balutan.
d) Merawat pasien pasca bedah mulut atau gigi.
e) Endotracheal suction.
f) Merawat pasien dengan bentuk berlebih.
g) Mengenakan prosedur invasive yang steril.
f. Tata Laksana Penggunaan Pelindung Kaki.
1) Sepatu pelindung harus digunakan selama didalam ruang operasi dan
tidak boleh di pakai ke luar.
2) Bisa digunakan boot dari bahan karet atau kulitsekaligus menghindari
terselip/terpeleset.
3) Sepatu harus bersih dan sepenuhnya menutup kaki sehingga dapat
melindungi petugas kesehatan.
4) Sandal, sepatu terbuka dan telanjang kaki tidak dianjurkan.
6. Langkah-langkah Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Isolasi Ketat.
a. Gunakansepatu boot sebagai pelindung kaki,kemudian gunakan masker I.
b. Gunakan tutup kepala dilanjutkan dengan pakaian pelindung/apron.
c. Gunakan sarung tangan ke I dan kaca mata/goggle.
d. Gunakan sarung tangan ke II dan masker ke II.

7
7. Langkah-langkah melepas Alat Pelindung Diri pada Isolasi Ketat.
a. Desinfeksi sarung tangan bagian luar dan desinfeksi sepatu boot.
b. Setelah sarung tangan desinfeksi, sarung tangan dapat dilepaskan di lanjutkan
melepas masker bagian luar dengan melepas tali masker, jangan memegang
tengah masker.
c. Lepaskan apron, lalu lepaskan kaca mata/goggle.
d. Lepaskan tutup kepala, lepaskan masker bagian dalam dan terakhir lepaskan
sarung tangan bagian dalam (gambar terlampir).

8. Persiapan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).


a. Alat pelindung diri sebaiknya selalu tersedia disetiap ruangan dalam keadaan
siap dipakai.
b. Umumnya sekali pakai atau dipakai terpisah untuk setiap pasien.
c. Setiap alat pelindung yang terkontaminasi harus disingkirkan dan segera
diganti.
d. Alat pelindung diri yang kotor di tempatkan dalam tempat penampungan
sementara tanpa mencemari lingkungan.
e. Alattersebut diproses dengan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi atau di
buang.

9. Pemilihan Alat Pelindung Sesuai Jenis Pajanan.


a. Resiko Rendah.
1) Kontak dengan kulit.
2) Tidak terpajan darah langsung.
Contoh: Injeksi,perawatan luka ringan.
Pemilihan Alat Pelindung Diri: Sarung tangan.
b. Resiko Sedang: Kemungkinan terpajan darah namun tidak ada cipratan.
Contoh:
1) Pemeriksaan pelvis.
2) Insersi IUD.

8
3) Melepas IUD.
4) Pemasangan Kateter intra vena.
5) Penanganan spesimen laboratrium.
6) Perawatan luka berat.
7) Ceceran darah.
Pemilihan Alat Pelindung Diri: Sarung tangan, Apron atau pakaian
pelindung.
c. Resiko Tinggi:
1) Kemungkinan terpajan darah dan kemungkinan terciprat.
2) Perdarahan pasif.
Contoh:
a) Tindakan bedah mayor.
b) Bedah mulut.
c) Persalinan pervagina.
Pemilihan Alat Pelindung Diri: Sarung Tangan Ganda, Apron, Pakaian
Pelindung, Kacamata Pelindung, Masker, dan Sepatu Boot.

9
BAB IV
DOKUMENTASI

10. Sosialisasi Petugas dalam hal memakai Alat Pelindung Diri bekerjasama dengan
Petugas K3 Kesling dilakukan saat Ronda Tim PPI.

Surabaya, Oktober 2018


Kepala Rumkital Dr. Oepomo

dr.Trisna Rini Sp.M.


Letkol Laut (K/W) NRP 10446/P

10

Anda mungkin juga menyukai