Panduan APD
Panduan APD
PANDUAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
ii
PANGKALAN UTAMA TNI AL V
RUMKITAL Dr. OEPOMO
TENTANG
PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI RUMKITAL Dr. OEPOMO
iii
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 32 /
Menkes / 2007 Tentang Pedoman Infeksi di Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 129 / Menkes / SK / II /
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal Oktober 2018
iv
PANGKALAN UTAMA TNI AL V Lamp. Keputusan Karumkital Dr. Oepomo
RUMKITAL Dr. OEPOMO Nomor Kep / 237 / IX / 2018
Tanggal 22 September 2018
BAB I
DEFINISI
1. Pengertian.
a. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
b. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan
kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
c. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak disengaja dan tidak
diharapkan, yang bisa menimbulkan kesakitan, kecacatan, kesedihan,
kematian dan kerugian material maupun psikis.
d. Lingkungan kerja adalah tempat dilaksanakannya pekerjaan baik didalam
maupun diluar ruang bangunan, bisa didarat, atas air bawah air maupun di
udara.
e. Keselamatan kerja adalah upaya-upaya yang dilakukan secara teknis terhadap
lingkungan kerja dan cara-cara kerja agar terhindar dari bahaya kecelakaan
kerja.
f. Bahaya kerja adalah faktor-faktor yang menimbulkan resiko terjadinya
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
g. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari adanya
kemungkinan potensi bahaya atau kecelakaan kerja (Budiono, 2003).
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
masa kerja tertentu dan APD dapat menularkan beberapa jenis penyakit
jika secara bergantian.
c. Kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri.
1) Kemampuan pelindung yang tidak sempurna.
2) Memakai alat pelindung diri yang tidak sempurna.
3) Cara memakai alat pelindung diri yang salah.
4) Alat pelindung diri yang dipakai tidak memenuhi persyaratan yang
diperlukan.
5) Alat pelindung diri tidak enak dipakai.
d. Jenis – jenis Alat Pelindung Diri yang digunakan.
1) Alat Pelindung Kepala.
a) Topi pengaman (safety helmet).
b) Topi/tudung.
c) Tutup Kepala.
Fungsinya mencegah jatuhnya microorganisme yang ada di rambut
dan kulit kepala petugas terhadap alat-alat daerah sterildan juga
sebaliknya dan untuk melindungi petugas dari percikan cairan tubuh
dari pasien.
2) Alat Pelindung muka dan mata (face shield).
a) Kaca mata biasa.
b) Goggles.
c) Masker.
Fungsinya mengantisipasi kemungkinan terkena percikan saat kontak
dengan darah dan cairan tubuh, mukosa membran mata, hidung,
mulut,dari percikan selama prosedur tindakan aktivitas perawatan
pasien.
3) Pakaian Kerja.Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber-
sumber bahaya tertentu seperti:
a) Terhadap radiasi panas.
b) Terhadap radiasi mengion.
c) Terhadap cairan dan bahan-bahan kimia.
3
Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja tertentu misalnya Apron
terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang bagian depan tubuh petugas.
Fungsinya melindungi petugas dari kontaminasi mikroba selama
tindakan dan menghindari resiko adanya tumpahan darah, cairan tubuh
atau sekresi.
4) Sarung Tangan. Fungsinya untuk melindungi tangan dan jari-jari dari
kontak dengan darah, semua jenis cairan tubuh,sekret, kulityang tidak
utuh, selaput lendir pasiendan benda terkontaminasi.
Jenis sarung tangan:
a) Sarung tangan bersih.
b) Sarung tangan steril.
c) Sarung tangan rumah tangga.
5) Pelindung Kaki.Fungsinya untuk melindungi kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan.
Jenis pelindung kaki:
a) Sepatu boot.
b) Plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak kaki.
4
f. Masker, Penutup Kepala, Googles, Sarung Tangan, skort plastic, Sepatu Boot,
untuk Petugas Ruang Bersalin.
5
BAB III
TATA LAKSANA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
6
4) Masker dengan efesiensitinggi merupakan jenis masker khusus yang
direkomendasikan, misalnya N95 dapat melindungi dari partikel dengan
ukuran< 5 mikron yang di bawa udara.
e. Tata Laksana Penggunaan Goggle/ Pelindung Mata.
Gunakan peralatan untuk melindungi mata jika terjadi semprotan atau cipratan
darah atau cairan tubuh:
1) Selama prosedur operasi bedah, dianjurkan agar semua staf mengenakan
kacamata.
2) Ruang pemulihan selama merawat pasien (kalau perlu).
3) Kamar bersalin.
4) Tindakan perawatan :
a) Selama mengeluarkan drain tube, menangani intravena (IV), infusan.
b) Set (blood lines).
c) Menganti balutan.
d) Merawat pasien pasca bedah mulut atau gigi.
e) Endotracheal suction.
f) Merawat pasien dengan bentuk berlebih.
g) Mengenakan prosedur invasive yang steril.
f. Tata Laksana Penggunaan Pelindung Kaki.
1) Sepatu pelindung harus digunakan selama didalam ruang operasi dan
tidak boleh di pakai ke luar.
2) Bisa digunakan boot dari bahan karet atau kulitsekaligus menghindari
terselip/terpeleset.
3) Sepatu harus bersih dan sepenuhnya menutup kaki sehingga dapat
melindungi petugas kesehatan.
4) Sandal, sepatu terbuka dan telanjang kaki tidak dianjurkan.
6. Langkah-langkah Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Isolasi Ketat.
a. Gunakansepatu boot sebagai pelindung kaki,kemudian gunakan masker I.
b. Gunakan tutup kepala dilanjutkan dengan pakaian pelindung/apron.
c. Gunakan sarung tangan ke I dan kaca mata/goggle.
d. Gunakan sarung tangan ke II dan masker ke II.
7
7. Langkah-langkah melepas Alat Pelindung Diri pada Isolasi Ketat.
a. Desinfeksi sarung tangan bagian luar dan desinfeksi sepatu boot.
b. Setelah sarung tangan desinfeksi, sarung tangan dapat dilepaskan di lanjutkan
melepas masker bagian luar dengan melepas tali masker, jangan memegang
tengah masker.
c. Lepaskan apron, lalu lepaskan kaca mata/goggle.
d. Lepaskan tutup kepala, lepaskan masker bagian dalam dan terakhir lepaskan
sarung tangan bagian dalam (gambar terlampir).
8
3) Melepas IUD.
4) Pemasangan Kateter intra vena.
5) Penanganan spesimen laboratrium.
6) Perawatan luka berat.
7) Ceceran darah.
Pemilihan Alat Pelindung Diri: Sarung tangan, Apron atau pakaian
pelindung.
c. Resiko Tinggi:
1) Kemungkinan terpajan darah dan kemungkinan terciprat.
2) Perdarahan pasif.
Contoh:
a) Tindakan bedah mayor.
b) Bedah mulut.
c) Persalinan pervagina.
Pemilihan Alat Pelindung Diri: Sarung Tangan Ganda, Apron, Pakaian
Pelindung, Kacamata Pelindung, Masker, dan Sepatu Boot.
9
BAB IV
DOKUMENTASI
10. Sosialisasi Petugas dalam hal memakai Alat Pelindung Diri bekerjasama dengan
Petugas K3 Kesling dilakukan saat Ronda Tim PPI.
10