Anda di halaman 1dari 5

Bahan Kultum, Ceramah

PENYAKIT HATI

Rasulullah menjelaskan bahwa didalam tubuh ada sepotong daging yang apabila dia baik maka seluruh
tubuh akan menjadi baik, akan tetapi jika daging tsb sakit maka seluruh tubuh akan ikut sakit, daging itu
adalah Hati.

Hati merupakan kunci dari kesehatan tubuh, dan juga akar dari penyakit, kalau hati sakit maka bisa
mengakibatkan stres, penyakit jantung, stroke, gula, dan berbagai penyakit lainnya. Untuk itu hati ini
harus senantiasa dijaga agar tetap sehat dan dihindarkan dari penyakit.

Ada beberapa penyakit yang harus senantiasa dihindari, atau jika sudah terjangkit harus cepat diobati :

1. Yang pertama adalah penyakit TBC .


TBC berarti Terlalu Banyak Curiga,
Curiga yang berlebihan seringkali merusak suasana hati, bahkan tidak hanya merugikan
diri sendiri akan tetapi merusak orang lain. Curiga terhadap istri, suami, kawan sekantor,
tetangga, saudara, hal ini bisa menumbuhkan benih2 permusuhan.
dalam surat Al-Hujurat 12 Allah melarang kita untuk terlalu banyak curiga

           

12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),


karena sebagian dari prasangka itu dosa.
Hendaknya kita senantiasa membangun fikiran positif. Baik terhadap diri kita maupun
terhadap orang lain, fikiran positif bisa menjadi motivasi yang kuat buat diri kita dan
mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain.

2. Penyakit yang kedua adalah FLU

FLU Bermakna Fitnah Melulu, Dalam sejarah Islam terkenal sebuah kisah besar tentang
fitnah yang menimpa „Aisyah RA istri Rasulullah SAW, yang telah diftnah berbuat
selingkuh dengan salah seorang shahabat bernama Shafwan bin Mu‟aththal. Orang-orang
munafiq menghembuskan fitnah itu dalam rangka mendiskreditkan keluarga Rasulullah
SAW.

Dengan menyebarkan fitnah itu mereka berharap bahwa Rasulullah SAW beserta
keluarganya akan kehilangan kepercayaan dari kaum muslimin. Kepercayaan adalah
pintu kesetiaan, kesetiaan adalah pintu untuk mendapatkan dukungan dan dukungan
adalah pintu untuk meraih keberhasilan. Maka untuk menggagalkan dukungan dari kaum
muslimin, orang-orang munafiq menebarkan fitnah untuk menghilangkan kepercayaan
kaum muslimin kepada Rasulullah dan keluarganya.
Begitu besarnya bahaya fitnah tersebut terhadap kelangsungan dakwah Rasulullah SAW,
maka Allah merasa perlu membersihkan nama „Aisyah dengan menurunkan beberapa
ayat-Nya, QS. An-Nuur : 12

“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan
mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak)
berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata”. Juga firman Allah yang artinya,
“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu
katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu
menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan
mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali
tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini
adalah dusta yang besar”. [QS. An-Nuur : 15-16]

Allah juga menandaskan bahwa fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan [QS Al
Baqarah : 191].

Bermula dari fitnah keluarga bisa bubar dan persatuan umat bisa terbelah. Berangkat dari
fitnah perang antar negara bisa pecah. Amerika Serikat pernah menyebarkan fitnah
bahwa regim Saddam Hussein memproduksi dan menyimpan senjata pemusnah massal.

Begitu intensifnya pemberitaan itu, sehingga masyarakat internasional mempercayai dan


memberikan legitimasi bagi AS untuk menyerang Irak. Puluhan bahkan mungkin ratusan
ribu nyawa melayang karena fitnah itu. Untuk itu Allah mengancam orang yang
menyebarkan fitnah terhadap orang-orang beriman dengan adzab yang membakar di
dalam neraka Jahannam, kecuali kalau mereka bertaubat [QS. Al-Buruj : 10] bila tidak
bertaubat maka mereka akan memperoleh balasan sesuai dengan konstribusinya dalam
penyebaran fitnah tersebut. Mereka yang paling intens dalam menyebarkannya akan
mendapatkan adzab yang besar. [QS. An-Nuur : 11].

Diantara sesama orang beriman harus tumbuh sikap saling mempercayai. Dia tidak suka
mendengar berita kejelekan atau kejahatan orang beriman yang lain, sebagaimana dia
tidak suka kalau dirinya diberitakan seperti itu juga. Dia akan senantiasa husnudhon
terhadap sesama saudara seiman.

Seandainya tersebar berita bohong atau fitnah terhadap orang beriman, dia tidak akan
mempercayainya. Di dalam hatinya ada bisikan: “Orang beriman itu tidak mungkin
berbuat jahat“. Kalau jahat pasti dia bukan orang beriman. Kalau orang beriman kok
diberitakan berbuat jahat, maka beritanya itu yang perlu dibuktikan kebenarannya dulu.
Maka dalam Islam dikenal istilah tabayyun, mencari penjelasan tentang kebenaran suatu
berita. Perlu dilakukan check and recheck terhadap kebenaran suatu berita, kalau perlu
cross check agar terungkap kebenaran yang sesungguhnya. Sehingga informasi yang
masuk tidak salah, dan keputusan yang diambil tidak mendatangkan mushibah,
sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya QS. Al-Hujuraat : 6,
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu mushibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu”. Semoga Allah selamatkan kita dari fitnah dan berbuat fitnah.
***

3. AIDS = Angek, Iri, Dengki, Sirik

Penyakit yang ketiga adalah AIDS, bermakna Angek (Bahasa Medan), Iri, Dengki dan Sirik

Allah melarang kita iri pada yang lain karena rezeki yang mereka dapat itu sesuai dengan
usaha mereka dan juga sudah jadi ketentuan Allah.

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu
lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada
apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka
usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa‟ 32]

Iri hanya boleh dalam 2 hal. Yaitu dalam hal bersedekah dan ilmu.

Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia
belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia
melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

Jika kita mengagumi milik orang lain, agar terhindar dari iri hendaknya mendoakan agar
yang bersangkutan dilimpahi berkah.

Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik
hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah.
Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar. (HR. Abu Ya‟la)

Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini merasa susah jika melihat orang lain
senang. Dan merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan
orang yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh karena itu Allah
menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang dengki:

“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [Al Falaq 5]

Kedengkian bisa menghancurkan kebaikan-kebaikan kita.

Waspadalah terhadap hasad (iri dan dengki), sesungguhnya hasad mengikis pahala-
pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)
4. ASMA = Amat Senang Menggunjing Aib
Penyakit ini tampaknya sudah menjadi kebiasaan di negeri kita, coba kita lihat di TV rating acara
yang paling tinggi adalah acara gosip, hal ini bukan semata2 kesalahan pihak TV, tapi karena kita
senang menontonnya.

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiallahu „anhu bahwasanya
Rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam bersabda,

“Tahukah kalian apa itu ghibah?”Mereka (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu.”Kemudian beliau shallahu‟alaihi wasallam bersabda, “Engkau menyebut-nyebut
saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.”

Kemudian ada yang bertanya, “Bagaimana menurutmu jika sesuatu yang aku sebutkan
tersebut nyata-nyata apa pada saudaraku?”

Beliau shallallahu „alaihi wasallam menjawab, “Jika memang apa yang engkau ceritakan
tersebut ada pada dirinya itulah yang namanya ghibah, namun jika tidak berarti engkau
telah berdusta atas namanya.” (HR Muslim 2589 Bab: Al-Bir Wash Shilah Wal Adab)

Ghibah ini digambarkan Allah dalam surat Alhujurat 12 seperti kita memakan bangkai saudara
kita sendiri.

             

         

dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang.

5. ASAM URAT = Amat Senang Memamerkan Aurat

Hari ini Kita lihat di media televisi maupun media yang lainnya, banyak acara yang memajang aurat-
aurat. Mereka menganggap bahwa inilah masyarakat modern. Bahwa inilah kemajuan. Bahkan
mereka menganggap bahwasanya jilbab dan menutup aurat itu adalah suatu kemunduran.
Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pun telah mengabarkan tentang apa yang
akan terjadi pada akhir zaman. Bahwasanya akan muncul wanita-wanita yang berpakaian tetapi
telanjang. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang
memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian
tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti
itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama
perjalanan sekian dan sekian.”

Allah telah memerintahkan untuk menutup aurat :

Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ’Hendaklah mereka menahan


pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan
khumur (Ind: jilbab)nya ke dadanya…’” (Annur:31)

6. Migrain = Malas Ibadah Gemar Bermain


Manusia diciptakan Allah adalah untuk beribadah kepadaNya,
Tidaklah Aku menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (Q.S Adz-
Dzariyat:56).
ibadah bukan berarti hanya sholat, puasa, zakat, haji akan tetapi seluruh aktifitas kita hendaknya
mengandung nilai ibadah.
Dunia memang tempat yang penuh mata’ dan lahwun, gemerlap kenikmatan dan kesenangan,
tapi sebagai muslim hendaknya kita tidak terlena dan melupakan tujuan hidup yang dituntunkan
Allah.

Mudah2an kita senantiasa mampu menjauhkan diri dari penyakit diatas, dan menjadi Muslim
yang sehat dan kuat baik jasmani maupun rohani.

Anda mungkin juga menyukai