Anda di halaman 1dari 14
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebumen merupakan salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak di antara 7-8 lintang sclatan, dan 109-110 bujur timur. Kabupaten Kebumen berbatasan dengan beberapa wilayah atau kabupaten lain, yakni : sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Cilacap dan Banyumas, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, sebelah utara berbatasan dengan daerah Wonosobo dan Banjarnegara, serta sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia. Luas seluruh wilayah Kabupaten Kebumen sekitar 128,111,50 Ha atau 1,281,115 Km ( Darban, dkk, 1989). Sebagian besar wilayah Kabupaten Kebumen berada pada 3 tempat. ‘Yakni paling banyak terdapat di daerah pegunungan, kemudian di sepanjang pesisir pantai selatan, disusul dengan wilayah yang terdapat di daratan dan perkotaan. Ada 4 kecamatan yang sebagian besar wilayahnya terdapat di pegunungan, yakni : Kecamatan Karang Gayam, Poncowarno, Alian, dan Sadang. Sedangkan kecamatan yang sebagian wilayahnya terdapat di pesisir pantai selatan adalah : Kecamatan Mirit, Ambal, Buluspesantren, Petanaban, Puring, dan Ayah. Sedangkan yang terdapat di daratan atau perkotaan antara Kuantitas kecamatan yang terdapat di Kebumen saat ini berjumlah 26 kecamatan. Jumlah 26 ini merupakan pemekaran dari jumlah kecamatan yang sebelumnya hanya berjumlah 22 kecamatan. Pemekaran ini terjadi tidak begitu lama pasca peristiwa runtuhnya rezim orde baru pada tahun 1998 yang digantikan oleh masa reformasi, Berdasarkan pengamatan peneliti, hanya ada dua Kecamatan yang keseluruhan wilayahnya terdapat di daraten atau perkotaan, yakni : Kecamatan Kebumen, dan Kecamatan Gombong. Profesi petani merupakan mata pencaharian terbesar di Kabupaten Kebumen. Hal ini bisa dilihat dengan masih Iuasnya Jahan pertanian penduduk yang membentang dan menghiasi sebagian besar wilayah Kabupeten Kebumen. Pada masyarakat di pesisir pantai selatan sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, sera masyarakat yang wilayahnya di daratan dan perkotaan lebih banyak berprofesi sebagai pedagang, buruh, dan pegawai negeri sipil. Bisa dipastikan dari sekian banyak mata pencaharian yang ada di daerah ini, menjadi petani merupakan mata pencaharian yang paling banyak dipilih oleh sebagian besar warganya. Berdasarkan temuan di lapangan, ada beberapa kecamatan di Kebumen yang dikategorikan sebagai kecamatan maju dan berkembang. Parameter perkembangan kecamatan-kecamatan tersebut antara lain : kesadaran masyarakat akan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, fasilitas yang lebih memadai seperti : jumlah sekolah dari tingkat dasar sampai menengah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya. Indikator lain adalah sistem pemerintahan dari sebagian masyarakat yang lebih maksimal, pola pikir masyarakat yang lebih modern dan mudah menerima hal-hal yang baru, serta status sosial yang lebih merata, Berdasarkan parameter di atas, ada 5 kecamatan yang dikategorikan sebagai kecamatan maju. Kecamatan tersebut antara lain : Kecamatan Kebumen, Kutowinangun, Sraweng, Karanganyar, dan Kecamatan Gombong. Kecamatan-kecamatan tersebut juga merupakan kecamatan yang terdapat di sepanjang jalur utama Kabupaten Kebumen dan berjarak cukup dekat dengan lokasi Pemerintah Kabupaten Kebumen, Dalam hal sumber pendapatan asli daerah; sektor pariwisata merupakan sumber pendapatan atau pemasukan terbesar yang masuk ke Pemerintah Daerah Kebumen. Kawasan obyek wisata di Kebumen setiap tahunnya mampu mendapatkan penghasilan maupun pendapatan dari kuantitas pengunjung yang datang dari pelbagai daerah, baik dari Kebumen maupun. dari luar Kebumen. Hampir mayoritas kawasan obyek wisata tersebut merupakan kawsaan-kawasan yang terdapat di kecamatan yang belum dikategorikan sebagai kecamatan maju. Kawasan tersebut antara lain : Goa Jatijajar, Pantai Ayah, Pantai Karang Bolong, Pantai Petanahan, Pemandian Air Panas Krakal, dan Waduk Sempor. Baru sekitar 3 tahun terakhir ini, Kecamatan Gombong mampu menjadi perintis kawasan obyek wisata di daerah perkotaan, yakni dengan munculnya kawasan wisata Benteng Van Der Wijck. Yang menarik dari obyek wisata ini Le es ll el, at dengan beberapa kawasan lain di Kebumen yang memang berasal dari alam. Benteng Van Der Wijck ini Icbih menampilkan suasana-suasana yang bernuansa permainan dan hiburan, seperti : kolam renang, dan panggung musik. Berkaitan dengan organisasi, di Kabupaten Kebumen juga telah berditi dan berkembang berbagai macam organisasi. Organisasi tersebut mempunyai ruang lingkup di antaranya : organisasi kemasyarakatan yang berbasis Islam maupun non Islam, organisasi sosial, politik, pelajar, dan organisasi kepemudaan. Bahkan beberapa tahun terakhir ini di Kebumen telah bermunculan organisasi kemahasiswaan yang di latar belakangi oleh berdirinya beberapa perguruan tinggi, yakni : STIE (Sekolah Tinggi [mu Ekonomi) Putra Bangsa, Stikes Muhammadiyah Gombong, STAINU (Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama) Kebumen, STTM (Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah) Kebumen, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), dan Politeknik Darma Patria. Keterlibatan warga masyarakat Kebumen dalam hal berorganisasi atau aktif untuk masuk organisasi, juga cenderung lebih banyak terdapat di kecamatan-kecamatan yang dikategorikan berkembang. Dibandingkan dengan kecamatan Iain, kuantitas maupun keaktifan warga masyarakat di kecamatan maju ini cenderung lebih dominan. Selain itu, sebagian besar warganya juga memiliki respon yang baik terhadap organisasi, ditunjukan a oy ae, Organisasi-organisasi tingkat nasional yang telah berdiri dan betkembang di daerah Kebumen adalah Nabdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis (Persatuan Islam), Al Irsyad, LDI (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), Wahidiyah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTD, Gerakan Salafi, Gerakan Tarbiyah (7khwanul Muslimin), Hidayatullah, Majelis Mujahidin Indonesia, Front Pembela Islam, dan Jamaah Tabligh. Organisasi di atas adalah organisasi yang juga berkembang di daerah lain. Beberapa organisasi lain, baik kepemudaan, pelajar serta mabasiswa juga telah merambah di Kebumen. Organisasi kepemudaan antara lain : Karang Taruna, KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), GP (Gerakan Pemuda) Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, dan lain-lain. Wilayah pelajar antara lain ; IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), IPM (katan Pelajat Muhammadiyah), PI (Pelajar Islam Indonesia) dan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Organisasi kemahasiswaan antara lain : HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), dan PMIT (Pergerakan Mabasiswa Islam Indonesia), dan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), Selain organisasi tersebut, bermunculan juga organisasi lain seperti : organisasi kepemudaan yang ada di setiap masjid, seperti : Ikatan Remaja Masjid dan Forum Komunikasi Antar Masjid, dab lain-lain . Dari sekian banyak kuantitas organisasi di Kabupaten Kebumen, ada 2 onganisasi yang bisa dikategorikan berkembang cukup pesat, dan sudah a Ulama (NU), dan Muhammadiyah. Kedua organisasi ini cukup komprehensif atau menyeluruh dalam agenda, strategi, dan struktur organisasinya. Karena memang bergerak di pelbagai lapisan dan unsur masyarakat, di antaranya : masyarakat umum, pelajar, dan kepemudaan bak Jaki-laki maupun Perempuan. Berkaitan dengan organisasi_ Muhammadiyah, _peneliti mengungkapkan beberapa hal untuk memberikan gambaran tentang organisasi tersebut, terutama dalam aspek organisasi dan kepemimpinan. Berikut hal-hal yang diungkap antara lain : Pertama, Muhammadiyah merupakan satu-satunya organisasi yang tertua di Indonesia, yakni berdiri pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 M. Muhammadiyah juga merupakan salah satu organisasi terbesar yang mampu berkembang sampai pada masa sekarang ini. Bahkan sudah ada beberapa cabang istimewa Muhammadiyah yang berdiri di luar negeri. Hal ini menunjukan adanya sebuah rangkaian manajemen organisasi yang cukup sistematis yang diperagakan sejak dari masa Ahmad Dahlan sampai periode Din Syamsudin sekarang ini, Karena sangat mustahil Muhammadiyah akan bertahan sampai saat ini tanpa adanya manajemen organisasi yang baik. Sebagai contoh banyak organisasi seangkatan Muhammadiyah yang tidak mampu bertahan sampai saat ini, semisal : Budi Utomo, Sarekat Islam (SD), dan lain-lain. Kedua, keberadaan sumber daya manusia yang mempunyai kapasitas kepemimpinan yang efektif, serta para kader dan tokoh Persyarikatan os a re menjalankan roda organisasi. Mulai dari Ahmad Dahlan, yang memiliki semangat Iuar biasa pada waktu itu untuk menditikan Muhammadiyah sebagai bentuk rasa keprihatinan, karena pada waktu itu banyak sekali peribadatan-peribadatan mayoritas warga Kauman yang tidak sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah yang dituntunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah masa Ahmad Dablan, Muhammadiyah dari waktu ke waktu dijalankan oleh kader-kader yang memiliki jiwa kepemimpinan yang penuh dengan pengabdian dan keikhlasan, Di mulai dari KH Ibrahim, KH Mas Mansur, Ki Bagus Hadikusumo, M. Yunus Anis, AR Fachrudin, Ahmad Azhar Basyir, Amien Rais, Syafii Maarif, dan sampai pada saat ini yaitu Din Syamsudin. Ketiga, adanya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), yang didirikan seiring dengan berkembangnya organisasi Muhammadiyah, dalam rangka merealisasikan tujuan Muhammadiyah itu sendiri, Perkembangan Amal Usaha Muhammadiyah yang begity besar sampai sekarang ini merupakan perwujudan dari semangat, kerja keras, dan kerja cerdas, serta perjuangan tidak kenal lelah dari kader-kader Muhammadiyah. Berikut bidang-bidang yang menjadi Amal Usaha Muhammadiyah : 1. Bidang sosial dengan berdirinya pantai asuhan, 2. Bidang pendidikan dengan didirikannya sckolah-sckolah dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, 10 4. Bidang ekonomi, dengan adanya Bank Persyarikatan, BMT, dan Dana Pensiun Muhammadiyah, 5. Bidang Kesehatan, dengan didirikannya rumah sakit PKU Muhammadiyah, balai pengobatan, dan rumah bersalin, 6. Bidang pemberdayaan masyarakat, dengan adanya program dan kegiatan seperti : penyuluhan, panen raya, dan kelompok tani. Keempat, sistematika organisasi yang begitu terstruktur dari Pimpinan Pusat sampai Pimpinan Ranting. Selain itu, selalu dilakukannya koordinasi ‘maupun sosialisasi pada saat terdapat sebuah kebijakan yang berkaitan dengan Persyarikatan Muhammadiyah. Secara garis besar, alur koordinasi yang diterapkan oleh organisasi ini adalah : Pimpinan Pusat menuju ke Pimpinan Wilayah —(Propinsi), —diteruskan ~ pada_-~=«Pimpinan ‘Daerah (Kabupaten/Kotamadya), dilanjutkan kepada Pimpinan Cabang (Kecamatan), sampai terakhir pada Pimpinan Ranting (Kelurahan / Desa). Kelima, mempunyai organisasi di bawahnya yang disebut dengan Organisasi Otonom (Ortom), yaitu sebuah organisasi yang dibentuk olch persyarikatan guna membina warga persyarikatan dan kelompok masyarakat tertentu sesuai bidang-bidang kegiatan yang diadakannya, dalam rangka mencapai meksud dan tujuan Muhammadiyah. Organisasi Otonom ini memiliki hak dan wewenang mengurus rumah tangganya sendiri dengan bimbingan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pimpinan Muhammadiyah di setiap jenjang struktural. Organisasi Otonom yang ada di lingkungan aa (NA), Pemuda Mubammadiyah (PM), Tkatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Tapak Suci Putera Mubammadiyah, dan Gerakan Kepemanduan Hizbul Wathan (HW). (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 16) Keberadaan dan perkembangan Persyarikatan Muhammadiyah di Kebumen juga terbilang cukup pesat. Schingga menjadi sebuah kajian ilmu yang layak untuk diteliti dan dikaji lebih dalam. Bukan hanya perkembangannya yang begitu besar, namun organisasi ini juga telah memberikan kontribusi yang nyata dan berdampak begitu Iuas terhadap kemajuan dan keberlangsungan daerah maupun warga masyarakat di Kabupaten Kebumen. Berdasarkan informasi yang didapatkan peneliti dari Ikhsan Alwi, seorang pengurus Muhammadiyah Kebumen, diperoleh data bahwa di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kebumen telah berdiri dan berkembang Pimpinan Cabang Mubammadiyah di 17 kecamatan. Hal ini berarti Muhammadiyah di Kebumen sudah memiliki struktur Pimpinan Cabang Muhammadiyah sebanyak 17 cabang. Cabang Muhammadiyah yang telah berdiri antara lain : Cabang Prembun, Kutowinangun, Kebumen, Pejagoan, Sadang, Alian, Buluspesantren, Petanahan, Ayah, Rawakele, Kuwarasan, Sruweng, Karang Anyar, Gombong, Sempor, Puring, dan Cabang Sadang. Sebanyak 17 Cabang Muhammadiyah yang ada di Kebumen, ada salah satu cabang yang cukup besar dan seting menjadi bahan diskusi dan wt | ete LL Cabang lain, Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah, bahkan sampai pada Pimpinan Pusat. Pimpinan Cabang tesebut adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gombong. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penoliti, ada beberapa hal yang bisa dijadikan parameter mengapa Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gombong memiliki daya tarik tersendiri di kalangan warga persyarikatan. Pertama, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gombong merupakan Cabang Muhammadiyah pertama sekaligus yang terbesar di Kebumen, bahkan salah satu yang terbesar di Wilayah Jawa Tengah. Kedua, memiliki Amal Usaha Muhammadiyah dengan kuantitas yang cukup banyak dan hampir menjangkau berbagai bidang yang ada. Indikasi keberadaan AUM di Cabang Gombong dari waktu ke waktu juga mengalami peningkatan, AUM yang ada di Cabang Gombong antara lain : Panti Asuban Yatim dan Dhluafa (PAYD) baik putra maupun putt, RSU PKU Mubammadiyah Gombong, memiliki sekolah-sekolah dari tingkat Play Group sampai dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Berkaitan dengan PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah), PCM Gombong telah mempunyai 2 PTM yakni : STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Muhammadiyab, dan STTM (Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah) yang bekerjasama dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kebumen. Ketiga, PCM Gombong merupakan satu-satunya cabang di tingkatan Daerah Kebumen yang aktif dan memiliki struktur sampai tingkat ranting. 13 Gombong sudah berhasil menghidupkan dan memberdayakan 8 desa untuk menjadi Pimpinan Ranting Muhammadiyah, Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Majetis Pemberdayaan Ranting PCM Gombong, dalam periode kepengurusan kali ini akan meneruskan programnya untuk menuntaskan 6 desa yang belum memiliki ranting, Hal ini sesuai dengan kesepakatan para engurus pada rapat kerja PCM Gombong yang diselenggarakan beberapa saat setelah agenda Musyawarah Cabang (Musycab). Keempat, memiliki Organisasi Otonom yang begitu lengkap dan berkembang cukup kondusif. Ortom yang ada di PCM Gombong senantiasa menjadi pendukung utama kebijakan dan arah tujuan PCM Gombong dalam setiap kebjjakannya. Di mulai dari ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, IMM, IPM, Tapak Suci, dan Panda HW. Organisasi Otonom terakhir yang baru terbentuk adalah Tkatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Gombong yang memiliki Komisariat Stikes Muhammadiyah Gombong. Sebelum resmi terbentuk, IMM Gombong sebelumnya menginduk kepada IMM Cabang Banyumas. Proses pelantikan pengurus pertama IMM Cabang Gombong bersamaan dengan kegiatan tabligh akbar Milad Muhammadiyah Pimpinan Daerah Mubammadiyah Kebumen, pada hari Ahad 4 Februari 2007 di aula Setda Kabupaten Kebumen yang menghadirkan Muchlas Abror dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Berdasarkan fakta dan gambaran di atas, bisa dijadikan rasionalisasi dan logika pemikiran dalam rangka menjadikan Pimpinan Cabang walt nt, sebagai obyek penelitian dan dikaji lebih dalam. Berkaitan dengan hal ini, maka penelitian ini akan difokuskan pada pelbagai hal yang berkaitan dengan sejarah_kepemimpinan yang mencakup kiprah karakter, model kepemimpinan dan perilaku pemimpin dalam memimpin atau menjalankan roda organisasi. Juga mengenai isu-isu dominan yang mengiringi periodesasi kepemimpinan PCM Gombong, tentang keberadaan dan keterlibatan Organisasi Otonom dan AUM yang ada di PCM Gombong dalam mencapai tujuan Muhammadiyah, serta hubungan kepemimpinan dengan budaya organisasi dan keefektifan organisasi. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dituliskan rumusan masalah sebagai berikut : 1, Bagaimana sejarah berdirinya Muhammadiyah Gombong, serta kiprab para pemimpin organisasi ini, khususnya berkaitan dengan strategi dalam rangka memimpin dan menjalankan organisasi, sehingga mampu membawa dan mengembangkan organisasi ini sedemikian besar dan senantiasa berkembang termasuk keberadaan Amal Usaha Muhammadiyah dan Organisasi Otonom. 2. Apakah kepribadian dan perilaku yang tercermin serta dimiliki oleh para pemimpin Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gombong memiliki nanan sian hanne dninen mandulina catinn Lahiinban mannnn otratact 3. Apakah hubungan antara kepemimpinan dan budaya organisasi memberikan sebuah implikasi tethadap ofektifitas organisasional di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gombong. C. Tujuan Penclitian 1. Mendeskripsikan berbagai hal yang berkaitan dengan sejarah berdirinya Muhammadiyah, kiprah dan strategi para pemimpin di PCM Gombong sebagai ujung tombak organisasi, dalam rangka memimpin dan menjalankan roda organisasi juga sebagai pembuat dan pengawal setiap kebijakan demi keberlangsungan perkembangan Persyarikatan di lingkup PCM Gombong. Serta keberadaan Amal Usaha Muhammadiyah dan Organisasi Otonom sebagai perpanjangan tangan dakwah Muhammadiyah. 2. Mendeskripsikan beberapa hal khususnya berkaitan dengan perilaku dan kepribadian yang dimiliki oleh para pimpinan PCM Gombong dalam memberikan pengaruh serta keterkaitannya dengan efektifitas program maupun kebijakan yang dirumuskan. 3. Menganalisis hubungan antara kepemimpinan dan budaya organisasi dalam memberikan implikasi terhadap efektifitas organisasional di Me Aetna Nine nn dteenh Aaenhance 16 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat antara lain : 1, Secara Akademis Penelitian ini untuk mengembangkan kajian ilmu mengenai fenomena kepemimpinan sebagai salah satu dimensi organisasi, yang dari waktu ke waktu semakin memiliki tingkat keragaman sehingga menarik untuk dikaji. Selain itu dibarapkan bisa menjadi sumbangsih intelektual atau pemikiran lain dan sebagai tambahan khazanah Keilmuan tentang dimensi kepemimpinan. , 2. Secara praktis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan, referensi, sumbangan ide, maupun sebagai pelengkap informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin dan menjalankan roda organisasi khususnya di Muhammadiyah yang terdapat di Kabupaten ‘Kebumen. Sebingga diharapkan bisa dijadikan sumber rujukan oleh cabang-cabang Jain di Kebumen agar bisa

Anda mungkin juga menyukai