Anda di halaman 1dari 8

A.

Fungsi Budaya
Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi.
Pertama, hal ini berperan sebagai penentu batas-batas, artinya kultur menciptakan perbedaan
atau distingsi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
kedua, hal ini memuat rasa identitas anggota organisasi.
Ketiga, budaya memfalisitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari pada
kepentingan individu.
Ke empat, bidaya meningkatkan stabilitas system social. Kultur merupakan perekat social yang
membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang
sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan, dan
terakhir budaya bertindak sebagai mekanisme sense-making serta kendali yang menuntun dan
membentuk sikap dn perilaku karyawan. (Robbins, 2007).

B. Unsur Pembentuk Budaya

Beberapa unsur pembentukan budaya perusahaan antara lain :

1)      Lingkungan usaha; lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa
yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai kebrhasilan.

2)      Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.

3)      Panutan/keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya
karena keberhasilannya.

4)      Upacara-upacara (rites dan ritual); acara-acara ritual yang diselenggarakan oleh


perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya.
5)      “Network”; jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi
sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.

Eugene McKenna dan Nic Beech (2000) membagi budaya organisasi atau budaya perusahaan
atas beberapa komponen pembentuk, yaitu :

1)      Filosof, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik yang berkenaan
dengan karyawan ataupun klien.

2)      Nilai-nilai dominan yang dipegang oleh organisasi.

3)      Norma-norma yang diterapkan dalam bekerja.

4)      Aturan main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus dipelajari oleh
anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi.

5)      Tingkah laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin dilakukan.Perasaan atau
suasana yang diciptakan dalam organisasi.

https://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/fungsi-dan-unsur-pembentuk-budaya/
CULTURE OF CORPORATE COMMUNICATION
Oleh : SUGIHANTORO [55212120044)
 
 
Pengertian Budaya Korporat (Corporate Culture)
 
Budaya korporat merujuk kepada nilai, kepercayaan serta gelagat sebuah organisasi. Secara
umumnya, budaya korporat menyentuh tentang kepercayaan dan nilai-nilai asas dimana masyarakat
(people) mentafsirkan pengalaman dan perilaku secara individu dan juga secara korporat. Budaya
korporat adalah cerminan karakter atau personaliti perserikatan kerja sebuah organisasi. (Arthur A.
Thompson,Jr et al.1940). Budaya Perusahaan adalah suatu sistem  dari nilai-nilai yang dipegang
bersama tentang apa yang penting serta keyakinan tentang bagaimana dunia itu berjalan.

Sementara itu budaya adalah satu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal,
pengertian dan cara berpikir yang dipertemukan oleh para anggora organisasi dan diterima
oleh anggota baru seutuhnya. Secara pragmatis corporate culture dapat diartikan sebagi
“Norma-norma perilaku, sosial, dan moral yang mendasari setiap tindakan dalam organisasi
dan dibentuk oleh kepercayaan, sikap, dan prioritas apda anggotanya” (Turner, 1992)
 

Pada dasarnya corporate culture sudah dipraktekkan oleh beberapa perusahaan yang bertahan


dengan baik ditengah tempaan pergeseran situasi dan kondisi global maupun lokal sebut saja Astra,
IBM, bahkan perusahaan-perusahaan ex-BUMN pun mulai menerapkan corporate culture  dalam
‘perubahan’ sistem manajemennya Pertamina misalnya dengan Tata Nilai 6C-nya dan 7 Point
Strategi Bisnis-nya. Membahas Corporate culture adalah topik yang tidak jauh dari nilai, budaya, visi,
dan misi.

Selanjutnya Cummings dan Worley (1993), menjelaskan bahwa budaya korporat ialah


"pola andaian asas, nilai, norma dan artifak yang disepakati oleh ahli-ahli suatu organisasi.
Budaya korporat merupakan andaian-andaian kesepakatan yang orang beranggapan terhadap
bagaimana kerja harus dilaksanakan dan dinilaikan, dan bagaimanapun pekerja-pekerja berinteraksi
antara satu sama lain serta dengan pihak lain yang mutlak, seperti pemodal, pelanggan, dan pada
distributor yang terlibat".

Budaya perusahaan adalah aturan main yang ada dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan
dari SDM–nya dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berprilaku di dalam organisasi
tersebut.

 
Meskipun istilah budaya korporat sering dibahas, namun perbincangan dan kekeliruan
masih sering terjadi di dalam memahami istilah 'budaya' itu sendiri apabila istilah itu hendak
dikaitkan dengan organisasi. Apa yang lebih menarik ialah bagaimana kita dapat
mengadaptasikan konsep budaya korporat ke dalam 'budaya' di dalam sektor awam.
 
Pada umumnya, konsep budaya korporat dapat dilihat berdasarkan kepada beberapa unsur
asas, nilai, norma dan artifak yang dikongsi bersama oleh anggota sesuatu organisasi.
Takrif Cummings dan Worley yang tertulis di atas bermakna, konsep budaya korporat
sebenarnya adalah ditunjukkan dengan jelas melalui bagaimana sesuatu kerja dalam
sebuah organisasi itu harus dilaksanakan dan dinilai. Di samping itu, budaya korporat juga
melibatkan jalinan hubungan para pekerja, baik di peringkat dalam maupun di peringkat luar
pada sebuah organisasi. Oleh itu, konsep budaya korporat adalah juga dilihat melalui bentuk
hubungan sesama pekerja dalam sebuah organisasi serta hubungan dengan pihak lain yang
berkaitan seperti pelanggan, pemodal atau pihak-pihak yang lain.
 
Corporate culture berkaitan erat dengan strategi. Strategi ini dirumuskan oleh para
pemimpin puncak dengan mengaitkan kedudukan institusi dalam lingkungannya. Dengan
membentuk budaya yang cocok di antara orang-orang di dalam perusahaan, perusahaan
akan dapaat mudah bersaing dan meraih keberhasilan. Jika lingkungan sangaat komplek,
misalnya perusahaan perlu didesain fleksibel dan responsif terhadap perubahan lingkungan.
Kultur yang dibangun selayaknya adalah kultur adaptasi. Sementara itu, kalau
lingkungannya statis dan rutin, dibangun budaya kepatuhan yang cenderung birokratik.
 
Dengan demikian budaya korporat adalah sesuatu yang secara sengaja direkayasa oleh
para pemimpin. Memang, dalam merekayasa budaya korporat pemimpin organisasi perlu
memperhatikan sejarah perusahaan. Tetapi sejarah itu tidak boleh menjadikan organisasi
berjalan di tempat dengan menabukan nilai-nilai baru yang telah berubah.
 
Corporate culture terdiri dari dua lapisan. Lapiran pertama adalah lapisan yang umumnya
mudah dilihat dan sering dianggap mewakili budaya perusahaan secara menyeluruh.
Lapisan pertama ini disebut visible artifact. Lapisan yang dapat dilihat secara kasatmata ini
terdiri atas cara orang berpelilaku, berbicara, berdandan, serta simbol-simbol, seperti logo
perusahaan, lambang merk, slogan, ritual, figur-figur hero, simbol-simbol yang dipakai,
kegiatan protokoler (seremonial), dan bahasa serta cerita-cerita yang sering dibicarakan
oleh para anggota. Ini sering disebut sebagai identitas korporat.
 
Namun demikian, visible artifacts tidaklah ada begitu saja. Ia hadir mewakili nilai-nilai yang
lebih dalam dari para anggota. Lapisan kedua yang lebih dari itulah yang sesungguhnya
disebut budaya. Ini terdiri dari nilai-nilai pokok, filosofi, asumsi, kepercayaan, sejarah
korporat, dan proses berpikir dalam organisasi.  Untuk mengartikan budaya korporat dapat
dilakukan analisis yang dimulai dari visible artifacts, kemudian melakukan penelusuran
terhadap nilai-nilai yang tidak tampak secara kasatmata.
Terdapat tiga faktor yang menjelaskan perbedaan pengaruh budaya yang dominan terhadap
perilaku, yaitu:
1.    Keyakinan dan nilai-nilai bersama
2.    Dimiliki bersama secara luas
3.    Dapat diketahui dengan jelas, mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap
perilaku
Nilai-nilai pribadi dan karakter moral mempunyai peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan kinerja etis suatu perusahaan. Sehingga nilai-nilai dan karakter pribadi dapat
dipengaruhi oleh budaya suatu perusahaan. Budaya perusahaan merupakan kombinasi ide,
adat istiadat, praktik tradisional, nilai-nilai perusahaan yang membantu mendefinisikan
perilaku normal bagi setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan. Budaya itu sendiri
merupakan cara kita melakukan sesuatu di sekitar kita.
Kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan
sasaran organisasi bukan lagi dianggap sebagai beban, tetapi sebagai suatu kesadaran,
diantaranya adalah:
         Berusaha menyesuaikan diri, menghormati norma organisasi, dan mengerjakan apa
yang diharapkan
         Memahami serta mendukung secara aktif misi dan tujuan organisasi
         Memilih kegiatan dan prioritas pribadi untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan
menyesuaikan diri dengan misi organisasi
         Melakukan tindakan yang sesuai dengan misi dan menjaga nama baik organisasi
         Melakukan pengorbanan pribadi
         Menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri, termasuk
kepentingan pribadi dan urusan keluarga
         Mendukung keputusan yang menguntungkan organisasi meskipun tidak disenangi
orang lain
         Memberikan kejelasan tentang sasaran kelompok dan bagaimana kontribusi setiap
peran anggota dalam mencapai sasaran tersebut
         Meningkatkan efektivitas, moral dan produktivitas kelompok. Ini termasuk berusaha
untuk membentuk semangat kelompok
         Menjaga kelompo k, melindungi kelompok dan reputasinya serta memastikan bahwa
kebutuhan praktis kelompok terpenuhi dan menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan
         Memastikan bahwa orang lain menerima  misi, tujuan, agenda, iklim, dan kebijalan
pimpinan.
Pentingnya Corporat Culture
•       Budaya sebagaimana definisi di atas dapat dikatakan sebagai serangkaian nilai atau
keyakinan yang menghasilkan pola perilaku tertentu secara kolektif dalam korporasi
•       Dengan nilai bersama tersebut, permasalahan bersama yang muncul sebagai akibat
dari perubahan-perubahan lingkungan, dapat diatasi secara efektif karena ada
kebersamaan yang dibangun atas dasar rasa saling percaya satu sama lain.
 Unsur-Unsur Corporate Culture
•       Nilai (Value) : apa yang penting/kurang penting, apa yang baik/kurang baik, apa yang
benar/kurang benar. Nilai budaya dapat berbentuk: disiplin kerja, kreativitas individu,
inovasi organisasi, mutu dan produktivitas, kepuasan bersama, profesional, jiwa
ikhlas, ramah, kerja sama, menghargai waktu dll.
•       Norma merupakan aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur bersama atau
aturan yang mengikat sebagai panduan, tatanan, dan kendali tingkah laku individu
dalam organisasi. Oleh karena itu seluruh peraturan yang diterbitkan harus dijiwai
oleh  nilai-nilai budaya perusahaan
•       Wewenang  merupakan kemampuan untuk mengambil keputusan sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku. Wewenang adalah kekuasaan yang sah untuk
melaksanakan peranan sesuai dengan jabatan untuk mewujudkan harapan-harapan
selaras dengan nilai-nilai budaya perusahaan. Wewenang merupakan wahana untuk
memasyarakatkan nilai-nilai dan norma-norma budaya perusahaan
•       Imbal jasa/penghargaan merupakan imbal jasa/penghargaan yang diberikan secara
wajar dan adil baik bersifat finansial maupun non finansial. Sistem pemberian imbal
jasa mendorong terwujudnya budaya perusahaan dan tercapainya sasaran
organisasi
 
Faktor Penentu Corporate Culture
Faktor-faktor yang menentukan dalam menciptakan budaya organisasi yaitu: iklim
organisasi, gaya kepemimpinan dan kinerja, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
–      Kejelasan dengan tanggung jawab artinya seperti tiap individu merasa diberi
tanggung jawab
–      Kejelasan sasaran kerja, artinya setiap individu mengerti apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana melaksanakan serta kepada siapa ia harus
melaporkannya
–      Kejelasan penilaian kinerja, artinya setiap individu memperoleh umpan balik
dari apa yang dikerjakannya
–      Adanya tantangan kerja bagi setiap individu dalam melaksanakan kerja
–      Adanya bimbingan kerja bagi setiap individu
–      Adanya keinginan untuk bekerja keras
–      Adanya penghargaan untuk individu yang berprestasi
–      Kejelasan karier di masa depan
–      Adanya pengakuan dari atasan dan teman sejawat
–      Adanya kluwesan dalam melaksanakan pekerjaan
–      Kejelasan dalam mengambil resiko untuk setiap peran
–      Adanya keterbukaan artinya setiap individu merasa bahwa manajemen dan
lingkungan kerja sifatnya terbuka
–      Adanya keakraban hubungan kerja secara harmonis
–      Adanya sikap toleran artinya kesadaran tiap individu mempertimbangkan
saran yang diberikan
–      Adanya kepedulian artinya setiap individu peduli atas masalah yang timbul
dan berusaha mencari jalan pemecahannya
–      Adanya rasa memiliki artinya setiap individu merasa terikat dalam organisasi
bukan diikat
–      Adanya kerja sama yang akrab dalam organisasi
–      Adanya saling percaya mempercayai dalam melaksanakan pekerjaan
 
Manfaat Corporat Culture
•       Membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan organisasi
yang lain
•       Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi anggota
•       Mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu
•       Menjaga stabilitas organisasi
 
Studi Kasus :
Hampir semua perusahaan memiliki Corporate Culture.
 
Budaya Perusahaan PT Krakatau Steel

Seiring dengan semangat menuju perubahan yang nyata untuk meningkatkan kinerja perusahaan,
serta menumbuhkan profesionalisme seluruh jajaran PT Krakatau Steel, kami sangat berkomitmen
kepada pembangunan Budaya Perusahaan.

Budaya perusahaan yang berisi kepercayaan, prinsip-prinsip, nilai-nilai yang menjadi dasar dan
referensi sistem manajemen perusahaan serta perilaku karyawan dalam bekerja, diyakini mampu
untuk mendorong percepatan kearah perubahan yang lebih baik.

Guna mendukung visi sebagai perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh
dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia, kami
melakukan reformulasi nilai budaya perusahaan yang baru. Nilai Budaya tersebut adalah:

1. Competence 
Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang
berkesinambungan
2. Integrity
Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan  ketentuan serta
undang-undang yang berlaku, melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan
perusahaan
3. Reliable
Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon komitmen dan janji, dengan
mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan
4. Innovative
Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk  menciptakan gagasan baru dan implementasi yang 
lebih baik dalam  memperbaiki kualitas proses dan hasil  kerja diatas standar
 
Nilai-nilai budaya inilah yang senantiasa menjadi pedoman bertindak dan berperilaku seluruh jajaran
manajamen dan karyawan, dalam rangka membangun kohesivitas di perusahaan.
Sebuah Rangkaian Nilai-Nilai

Competence, Integrity, Reliable, Innovative merupakan kesatuan nilai yang utuh dan saling
berhubungan satu dengan lainnya. Competence dan Integrity menjadi modal dasar setiap insan
Krakatau untuk dapat berkarya dan berprestasi dalam mewujudkan perusahaan yang profitable,
growth dan sustainable. 

Dengan nilai competence menunjukkan bahwa perusahaan didukung oleh Sumber Daya Manusia


yang unggul dan ditunjang sistem management dan teknologi yang handal, menjadi ciri keunggulan
kompetitif untuk bersaing di arena global. Karyawan dituntut melakukan sejumlah peningkatan dan
pengembangan kemampuan terbaiknya dalam upaya memaksimalkan kontribusi positif kepada
perusahaan. Kemampuan yang senantiasa dikembangkan diperlukan untuk menjalankan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan, yang pada gilirannya mampu menjadikan diri setiap karyawan
sebagai insan baja yang competent, siap menghadapi tantangan dan peluang kedepan.

Selain pembekalan dari sisi kemampuan dan keahlian yang sesuai, karyawan perlu memiliki integrity,
berupa komitmen terhadap kesepakatan, peraturan, serta undang-undang yang berlaku. Karyawan
yang memiliki integritas akan selalu mewujudkan seluruh komitmen ini melalui perilaku yang
konsisten dengan ucapan serta janji.  Hal ini hanya dapat dicapai melalui keikhlasan yang tulus dari
dalam diri setiap karyawan untuk benar-benar mewujudkannya.

Kombinasi competence dan Integrity mampu menyempurnakan profil individu setiap karyawan,
dengan bersatunya dua unsur yaitu  kemampuan dalam menguasai teknologi dengan dilandasi moral 
positif yang selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan etika yang berlaku.
Ketika bekal competence dan integrity yang dimiliki setiap individu diimplementasikan secara efektif
dalam organisasi maka akan memunculkan kapabilitas organisasi yang mampu meningkatkan
kepuasan dan  kepercayaan pelanggan. Perusahaan yang ditunjang oleh sumber daya handal
mampu untuk merespon setiap permintaan pasar dan konsumen secara meyakinkan. Produk
berkualitas, pelayanan yang cepat dan tepat , serta harga yang cukup bersaing merupakan
perwujudan akan janji perusahaan. Hal ini merupakan cerminan perusahaan yang  reliable.

Prestasi demi prestasi yang telah diraih akan senantiasa mampu ditingkatkan jika karyawan selalu
berfikir dan berinovasi untuk memperbaiki  cara-cara kerja yang ada. Karyawan dalam bekerja
dituntut untuk selalu memperhatikan sekecil apapun  peluang suatu perubahan. Innovative menjadi
sifat  yang harus dimiliki setiap karyawan dan  menjadi modal untuk terus memberikan kontribusi
dalam meningkatkan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.

Makna Gambar Value

Competence disimbolkan dengan gambar Pohon Kelapa  dan Warna Merah.


Pohon Kelapa memiliki manfaat yang menyeluruh, mulai dari tunas mudanya, hingga dahan, daun,
buah, maupun airnya. Keberadaannya memberikan naungan yang menyejukkan. Pohon kelapa dapat
tumbuh kokoh bahkan ditanah berpasir (lambang kemampuan & keahlian) .
Merah merupakan warna yang menantang, merepresentasikan berbagai bentuk emosi yang ingin
disampaikan. Secara umum, merah merupakan simbol dari power, keberanian, kesuksesan,
kemenangan.

Integrity  disimbolkan dengan gambar Lebah  dan Warna Biru Tua.

Lebah  dikenal sebagai pekerja keras yang memiliki ketekunan, loyalitas tinggi terhadap tugasnya.
Demi menghasilkan madu seberat 0,5 kg madu, lebah harus mengumpulkan nektar dari sekitar 4 juta
kuntum bunga. Madu memberikan  manfaat yang banyak bagi manusia. 
Warna Biru Tua memberikan makna integritas, bijaksana, kesetiaan,  menyampaikan Trust and
Truthfulness (dapat dipercaya dan merefleksikan kebenaran)
Reliable  disimbolkan dengan gambar Kuda  dan  Warna  Hitam.
Kuda senantiasa identik dengan kesiapan, kecepatan dan  kemampuan yang tinggi dalam
merespons, ketangguhan dan simbol kejayaan, dapat  untuk diandalkan.
Warna Hitam merupakan salah satu warna Logo yang memiliki  makna kejujuran (dapat dipercaya)
dan  kedamaian.

Innovative  disimbolkan dengan gambar Cakrawala  dan  Warna  Silver / Abu-abu.


Cakrawala  yang luas dan sinar mentari  memberikan inspirasi dan harapan, mendorong gagasan
baru untuk berkreasi menyongsong masa depan yang gemilang.
Silver / abu-abu adalah warna netral, keseimbangan antara hitam dan putih. Tidak menstrimulir
emosi, dan merupakan warna yang mencerminkan kemajuan, teknologi dan tergolong sophisticated.
Warna silver juga membantu untuk menanamkan asosiasi yang kuat bahwa PT Krakatau Steel 
sebagai perusahaan baja terkemuka.

***

 
 
 
Sumber
Argenti, Paul & Barnes, Courtney. 2009. Digital Strategies for Powerful Corporate
Communications. McGraw-Hill.
Kasali, Rhenald. 2010. Change. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
 

Webste :
www.maksi.unsoed.ac.id

www.forbes.com

http://komunikasi.us/index.php/course/strategic-corporate-communication/964-culture-of-
corporate-communication

Anda mungkin juga menyukai