HAP 2 - Prinsip-Prinsip Hukum
HAP 2 - Prinsip-Prinsip Hukum
Menurut kodrat alam, dimanapun dan pada jaman apapun, manusia selalu
hidup berkelompok, karena itu disebut makhluk sosial.
Definisi tentang hukum adalah sangat sulit untuk dibuat karena tidak mungkin
mengadakannya sesuai dengan kenyataan (van Apeldoorn). Namun demikian
harus ada satu pedoman yang digunakan sebagai pegangan untuk mempelajari
hukum.
SIFAT-SIFAT HUKUM
Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa supaya masyarakat mentaatinya; dan
memberikan sangsi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa yang tidak
mematuhinya.
Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus
dan mempunyai paksaan mutlak.
Hukum yang mengatur atau hukum pelengkap, yaitu hukum yang dapat
dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan
sendiri dalam suatu perjanjian.
CIRI-CIRI HUKUM :
Hukum Tata Negara, yaitu hukum yang mengatur bentuk dan susunan
pemerintah suatu begara serta hubungan kekuasaan antara alat-alat
perlengkapan satu sama lain, dan hubungan antara Negara (Pemerintah
Pusat) dengan bagian Negara.
Hukum Adminstrasi Negara (Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum Tata
Pemerintahan); yaitu hukum yang mengatur cara-cara menjalankan tugas
(hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat perlengkapan negara.
Hukum Pidana; yaitu hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan apa yang
dilarang dan memberikan pidana kepada siapa yang melanggarnay serta
mengatur bagaimana cara mengajukan perkara ke pengadilan.
Hukum Internasional, terdiri atas:
- Hukum Perdata Internasional; mengatur hubungan hukum antara
warga negara suatu negara dengan warga negara lain dalam hubungan
internasional.
- Hukum Publik Internasional (Hukum Antar Negara); mengatur
hubungan antara satu dengan negara lain dalam hubungan
internasional.
SUMBER HUKUM
PENGERTIAN
Undang-undang adalah peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh negara.
Asas 1 :
Undang-undang tidak berlaku surut. Arti dari asas ini adalah, bahwa undang-undang
hanya boleh dipergunakan terhadap peristiwa yang disebut dalam undang-undang
tersebut, dan terjadi setelah undang-undang itu dinyatakan berlaku.
Asas 2 :
Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi, mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi.
Asas 3 ;
Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang yang bersifat
umum, jika pembuatnya sama (”Lex specialis derogat lex generalis”).
Asas 4 :
Undang-undang yang berlaku belakangan membatalkan undang-undang yang berlaku
terdahulu (”Lex posteriore derogat lex priori”). Maksudnya adalah, bahwa undang-
undang yang lebih dulu berlaku dimana diatur suatu hal tertentu, dinyatakan tidak
berlaku lagi jika undang-undang baru yang mengatur hal tersebut diundangkan.
Asas 5 :
Undang-undang tidak dapat diganggu gugat. Asas ini tidak terdapat dalam UUD 1945.
Bagaimana pada era reformasi ?
SIDANG DPR DALAM RANGKA PEMBAHASAN UNDANG-UNDANG
1. SIDANG KOMISI
2. RAPAT DENGAN PENDAPAT
3. SIDANG PARIPURNA
3
SYARAT-SYARAT UNDANG-UNDANG
UUD 1945
Ketetapan MPR
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-
undang (Perpu)
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peraturan-peraturan pelaksana lainnya.
Tata urutan tersebut telah diganti dengan Ketetapan MPR-RI No. III/MPR/2000
Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundangan, sebagai
berikut :
Dasar hirarki tersebut adalah asas : bahwa peraturan yang lebih rendah, tidak
boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
Tata urutan menurut Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, adalah:
Dasar hirarki tersebut adalah asas : bahwa peraturan yang lebih rendah, tidak
boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
JENIS PERADILAN DI INDONESIA