TOR SDGs #86 (Februari)
TOR SDGs #86 (Februari)
I. Latar Belakang
“Dimana” merupakan salah satu pertanyaan fundamental dalam kehidupan
yang mempengaruhi banyak aspek. Hal tersebut berkaitan erat dengan lokasi yang
menyatakan kedudukan suatu objek ataupun fenomena dalam suatu ruang. Memahami
lokasi tentunya menjadi solusi dalam menemukenali dan menganalisis potensi dan
permasalahan kehidupan dengan lebih baik dan komprehensif, salah satunya terkait
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Upaya pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan sejatinya tidak terlepas dari kewilayahan. Kewilayahan merupakan
sistem yang kompleks dengan lokasi menjadi unsur dasar dalam memahami segala
fenomena kewilayahan yang terjadi. Maka dapat dikatakan, informasi terkait lokasi
menjadi sangat penting dalam konteks Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Dalam memahami lokasi tentunya memerlukan informasi yang relevan dan
komprehensif. Informasi tersebut dikenal sebagai informasi geospasial, yakni
memberikan gambaran terkait kedudukan dalam ruang bumi untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan, penyusunan kebijakan, hingga pelaksanaan kegiatan.
Tentunya informasi geospasial ini diperoleh melalui data geospasial yang
dikumpulkan baik secara lapangan ataupun melalui data sekunder. Data geospasial
adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek
alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan
bumi. Berdasarkan data geospasial maka dapat diketahui fenomena yang terjadi pada
suatu wilayah yang juga mencakup potensi dan permasalahan di dalamnya. Perbedaan
potensi dan permasalahan tersebut tentunya akan menghasilkan rumusan solusi dan
perencanaan yang berbeda pula di tiap wilayah. Bahkan, adanya data geospasial dapat
membantu menentukan lokasi prioritas pembangunan wilayah dalam rangka mencapai
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Data geospasial dirancang secara efisien dan
efektif melalui platform basis data spasial. Perancangan basis data spasial ditujukan
untuk mengurangi atau menghilangkan terjadinya data rangkap (redundant data).
Perancangan basis data spasial dilakukan melalui platform basis data spasial
yang membantu perancangan hingga pengelolaan basis data secara efisien. Platform
basis data spasial berkembang menjadi beberapa ragam jenis yang secara sifat terbagi
ke dalam dua kategori, yakni closed-source dan open-source. Platform basis data
spasial terutama yang bersifat terbuka (open-source) tentunya memberikan peluang
inovasi yang besar dalam sistem informasi geografis. Hal ini dikarenakan membuka
kesempatan yang lebih besar untuk semakin banyak pihak berpartisipasi.
Inovasi-inovasi dalam membangun sistem informasi geografis yang handal dan solutif
tentu menjadi peluang akselerasi penyelesaian isu pembangunan berkelanjutan dengan
lebih efektif dan efisien. Dengan begitu, upaya pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan sangat terbantu dengan peran platform basis data spasial terbuka. Hal
ini juga selaras dengan pilar yang diusung di dalam Sustainable Development Goals
(SDGs), yakni pilar pembangunan ekonomi berupa tujuan ke-9 Industri, Inovasi, dan
Infrastruktur dan tujuan ke-17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Menimbang hal tersebut, maka Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada bermaksud menyelenggarakan SDGs Seminar
Series ke-86 dengan tema “Mapping Our Sustainability”.
VII. Penutup
Informasi lebih lanjut yang berkaitan dengan pelaksanaan SDGs Seminar
Series dapat menghubungi Koordinator SDGs Forum-SDGs Seminar Series, Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada untuk SDGs Seminar Series atas nama Surani
Hasanati (Dosen Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi Universitas
Gadjah Mada) pada nomor HP/WA +62 857 27172795.
Demikian Kerangka Acuan Seminar ini kami haturkan, atas kesediaan dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.