Disusun oleh : NAMA : Juta Hasby Wijaya NIM : 117210068
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2021 KAJIAN PEMANFAATAN ILMU PENGINDERAAN JAUH DALAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA Pada era modern seperti saat ini yang perkembangan eksplorasi terhadap bumi semakin kompleks, kebutuhan dan perkembangan ilmu mengenai kebumian semakin besar pula. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan itu dibutuhkan suatu ilmu yang khusus berkonsentrasi di bidang tersebut. Salah dua ilmu yang khusus mempelajari hal tersebut adalah geodesi dan geomatika. Perlu dipahami perbedaan antara geodesi dan geomatika terletak pada produk peta yang dihasilkan. Geodesi merupakan salah satu cabang ilmu matematika untuk pengukuran bentuk dan ukuran bumi, menentukan posisi (koordinat) titik-titik panjang, arah-arah garis di permukaan bumi, juga mempelajari gravitasi bumi (Hadi, et al., 2019). Sedangkan geomatika adalah disiplin ilmu yang tercipta dari perpaduan ilmu geodesi dan ilmu informatika. Sehingga secara umum geomatika adalah disiplin ilmu terkait pengumpulan, distribusi, penyimpanan, analisis, pemrosesan dan presentasi data atau informasi geospasial (geo-information). Ahli geomatika dapat memberikan manfaat secara luas diberbagai bidang. Di era digital seperti saat ini implementasi ilmu geomatika dapat memberikan manfaat yang signifikan pada masyarakat di berbagai bidang perminyakan, pertambangan, kelautan, kontruksi, dan komersial. Teknik Geomatika terhitung sebagai jurusan muda di UPN “Veteran” Yogyakarta, melalui Surat Keputusan No. 388/KPT/I/2018 oleh Kemristekdikti jurusan Teknik Geomatika resmi berdiri pada tahun 2018. Walaupun masih seumur jagung hingga saat ini Teknik Geomatika terus membangun prestasi dan eksistensi di kancah nasional dan internasional. Sesuai kurikulum yang diterapkan Fakultas Teknologi Mineral Program Studi Teknik Geomatika, seorang mahasiswa Teknik Geomatika diharapkan mempunyai keahlian di berbagai bidang sehingga bisa menghasilkan lulusan yang mampu berperan sebagai ahli geodesi yang peduli kepada lingkungan, taat peraturan, hukum, dan etika profesi. Lantas seorang mahasiswa Teknik Geomatika dituntut bisa menguasai fokus studi di bidang survei teristris, SIG (Sistem Informasi Geografi), fotogrametri, dan penginderaan jauh. Fokus studi yang pertama adalah survei teristris. Survei terestris merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi di mana pengamat melakukan kontak langsung dengan objek yang akan di petakan (Admin, 2020). Pada dasarnya pengukuran survei terestris dilakukan untuk mendapatkan informasi posisi dari suatu objek di permukaan bumi. Yang kedua adalah studi SIG (Sistem Informasi Geografis). Sistem Informasi Geografis adalah penggunaan sistem berisi informasi mengenai kondisi Bumi dalam sudut pandang keruangan (Lailatul, 2021). Selanjutnya adalah studi fotogrametri. Thomson dan Gruner (1980) mengungkapkan bahwa studi fotogrametri merupakan seni dan ilmu mengenai teknologi perolehan informasi tentang obyek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan penafsiran foto udara. Kemudian yang terakhir adalah studi penginderaan jauh. Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji (Rahayu dkk., 2015). Dengan merujuk definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, kita dapat melihat karakteristik objek permukaan bumi tanpa harus melakukan kontak langsung dengan objek yang bersangkutan. Penginderaan jauh berkembang sangat pesat khususnya penginderaan jauh dari satelit. Negara – negara yang terlibat dalam pengembangan satelit semakin banyak, tidak terkecuali dengan Indonesia. Teknologi penginderaan jauh sangat diperlukan bagi negara seperti Indonesia, apalagi Indonesia memiliki keragaman kontur lahan, bentang alam, maupun kekayaan alamnya dari mineral tambang sampai hasil laut. Adapun tujuan dari dilakukannnya penginderaan jauh adalah menyadap informasi dan data citra foto maupun nonfoto dari berbagai objek dari permukaan bumi yang direkam dan digambarkan oleh alat pengindera buatan (sensor) (Yusuf & Syamsu, 2017). Perkembangan teknologi indera jauh semakin hari kian berkembang. Jika dahulu sensor yang di gunakan hanya kamera maka sekarang sudah banyak jenis sensor lain seperti Scanner, Magnetometer dan Sonar (Hadi, et al., 2019). Data yang diperoleh dari penerapan penginderaan jauh berupa citra. Citra adalah gambaran objek yang terekam oleh kamera atau sensor. Satelit sumberdaya menghasilkan citra yang merupakan gambar ataupun foto sebuah objek. Selanjutnya objek tersebut perlu mengalami proses interpretasi citra satelit atau pengenalan objek. Tahapan interpretasi citra meliputi deteksi (mencari nampak tidaknya objek pada citra), identifikasi (menentukan karakteristik objek), dan analisa (menyusun generalisasi dan menarik kesimpulan). (Hadi, et al., 2019). Selain berfungsi berguna untuk mengurangi kegiatan survey terestrial, penginderaan jauh dapat sangat bermanfaat untuk melakukan inventarisasi dan monitoring sumber daya alam dan lingkungan. Berikut adalah pemanfaatan penginderaan jauh diberbagai bidang, yaitu di bidang pemetaan, bidang meteorologi dan klimatologi, bidang kependudukan dan perencanaan wilayah, bidang kehutanan, bidang kelautan (oseanografi), bidang ilmu bumi dan lingkungan, dan pemanfaatan di bidang penggunaan lahan. Semakin hari penginderaan jauh semakin marak digunakan dan menjadi pilihan para ahli, hal ini tidak dapat dipungkiri karena penginderaan jauh menawarkan bermacam manfaat, yaitu pembuatannya cepat meskipun berada di kawasan yang sulit ditempuh, penggambaran objeknya aktual, dapat memberikan gambar 3D, dan dapat memvisualisakan benda yang tidak nampak sehingga dimungkinkan pengenalan objeknnya. DAFTAR PUSTAKA Admin, 2020. Apa itu Survei Terestris ?. http://akreditasi.big.go.id/sdm/subbidanginfo/1. pada tanggal 11 September pukul 23.10 WIB Hadi, S., Supriyanto, M., Sutisna, S. & Dewa, I., 2019. Sistem Informasi Geografi (Geographic Information System) Kerentanan Bencana. 1 ed. Jakarta: CV. Makmur Cahaya Ilmu. Lailatul, N.M., 2021. Sistem Informasi Geografis (SIG) : Pengertian, Komponen, Analisis, dan Fungs. https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/sistem- informasi-geografis-sig-pengertian-komponen-analisis-dan-fungsi. Diakses pada tanggal 11 September pukul 23.56 WIB Thompson & Heinze, G., 1980. Foundations Of Photogrametry. 1 ed. Virginia: Falls Church : American Society of Photogrametry. Yusuf, D. & Syamsu, A., 2017. Buku Ajar Program Studi Pendidikan Geografi. 1 ed. Gorontalo: UNG Press.