HALAMAN SAMPUL
PRA PROPOSAL
Tim Pengusul
Institusi Mitra
Subbidang Penelitian dan Pengembangan, Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian,
dan Evaluasi, Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA),
Kabupaten Klaten
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM
PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN
TAHUN ANGGARAN 2021
ii
Ringkasan
Database spasial bersifat fundamental karena dapat dimanfaatkan secara luas untuk
berbagai kepentingan. Salah satu yang penting adalah database spasial yang komprehensif di
desa-desa di Indonesia. Melalui Permendesa PDTT No. 13/2020, database spasial desa SDGs
masuk dalam salah satu program prioritas nasional, yaitu berkaitan dengan pemetaan potensi
dan sumber daya, dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (SDGs desa 17).
Bayat Purba merupakan wilayah unik yang terdapat di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah, Indonesia. Wilayahnya mencakup 18 desa yang memiliki keunikan sejarah
pembentukan kawasan di masa lalu, begitupula dengan keunikan keanekaragaman hayati dan
budaya masyarakat setempat. Namun demikian, Kecamatan Bayat merupakan salah satu
kecamatan paling miskin di Kabupaten Klaten. Terlebih permasalahan kekeringan dan
urbanisasi penduduk menjadi permasalahan utama yang menjadikan kawasan ini menjadi
tertinggal dibandingkan kawasan lain di Kabupaten Klaten. Dengan adanya inovasi database
spasial desa SDGs di Bayat Purba, maka segala informasi spasial dapat divisualisasi
menggunakan peta dan kenampakan 3D. Inovasi database spasial desa SDGs sangat diperlukan
untuk mengungkapkan wawasan yang lebih dalam tentang data, seperti pola, hubungan, dan
situasi sehingga dapat membantu pengambil kebijakan untuk membuat keputusan yang lebih
cerdas. Dalam hal ini, penelitian ini secara spesifik berfokus pada pembuatan berbagai
informasi data berbasis SIG dengan cara membangun infrastruktur sistem database spasial yang
dapat digunakan sebagai database digital dan membuat peta-peta digital berupa peta tematik
untuk wilayah Bayat Purba. Dengan demikian, upaya akselerasi SDGs desa yang diamanatkan
dalam peraturan perundang-undangan dapat dicapai secara optimal.
iii
Daftar Isi
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................... i
Pendahuluan ............................................................................................................................... 5
B. Tujuan.............................................................................................................................. 8
C. Manfaat............................................................................................................................ 8
Lampiran .................................................................................................................................. 13
iv
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang Permasalahan
Sistem Informasi Geografi (SIG) tidak dapat dimaknai hanya sebuah peta. Lebih dari itu,
SIG merupakan sistem informasi yang secara khusus mengelola data dengan informasi spasial.
Dengan kata lain, SIG dapat diartikan sebagai sistem basis data yang mampu membangun,
menyimpan, dan menampilkan segala informasi yang memiliki referensi spasial. Di dalam database
spasial, semua informasi terkait diejawantahkan ke dalam data spasial dengan data teks (atribut)
yang terhubung di bumi secara geografis dengan georeferensi. Ada dua kelompok SIG, yaitu
analog dan digital. Perbedaan utamanya adalah terkait cara pengelolaan data yang ada. Pada sistem
analog beberapa data spasial diletakkan secara tumpang susun, yang dapat berupa foto udara, peta,
ataupun hasil survei lapangan lainnya. Pada sistem digital sudah digunakan komputer sehingga
perlu dilakukan proses digitasi. Struktur datanya dibagi ke dalam tiga bentuk dasar, yaitu titik,
garis, dan poligon. Titik merepresentasikan kenampakan tunggal dari koordinat x,y seperti lokasi
spesifik suatu bangunan, kemudian garis merupakan kenampakan memanjang yang sejatinya
adalah kumpulan titik-titik yang terhubung dari titik pertama menuju titik terakhir seperti jalan atau
sungai, dan selanjutnya poligon merupakan kenampakan yang dibatasi garis sehingga membentuk
area yang homogen seperti batas daerah atau penggunaan lahan. Dalam konteks ini, database
spasial bersifat fundamental karena dapat dimanfaatkan secara luas untuk berbagai kepentingan.
Salah satu yang penting adalah database spasial yang komprehensif di desa-desa di Indonesia
(ESRI, 2021; Hafidzah et al., 2015; Istiqlal dan Harum, 2020).
Sebesar 91% wilayah Indonesia merupakan wilayah desa yang dihuni sebanyak 43%
penduduk di Indonesia (Kemendagri, 2019; BPS, 2020). Oleh karena itu, orientasi pembangunan
nasional berkelanjutan berkaitan erat dengan pedesaan. Arahan Presiden Joko Widodo pada 22
Oktober 2019 berhubungan langsung dengan kebijakan di pedesaan melalui Permendesa PDTT
No. 13/2020. Dalam hal ini, dana desa harus dirasakan seluruh warga desa, terutama golongan
terbawah. Lebih lanjut, dampak pembangunan desa harus lebih dirasakan melalui pembangunan
desa yang lebih terfokus. Dengan demikian, tidak ada yang merasa ditinggalkan atau ditelantarkan.
Arahan inilah yang kemudian menjadi latar belakang kehadiran kebijakan desa SDGs di Indonesia.
Capaian SDGs Indonesia secara umum memiliki kecenderungan peningkatan walau dengan
laju yang relatif pelan. Capaian tersebut meningkat secara gradual sebesar 10,9% dari 2015
(54,4%) sampai 2020 menjadi 65,3%. Namun demikian, secara ranking dalam pencapaian SDGs,
Indonesia mengalami penurunan jika dibandingkan dari tahun 2016 (urutan 98) dan pada tahun
2020 (urutan 101) (PBB, 2016; PBB, 2020). Kondisi ini mendorong upaya percepatan SDGs
melalui percepatan SDGs di desa yang diprediksi berkontribusi besar terhadap pencapaian tujuan
pembangunan nasional berkelanjutan. Hal ini disebabkan besarnya persentase penduduk desa dan
5
wilayah desa di Indonesia. Dalam laporan SDGs terkini (PBB, 2020) tersebut disampaikan bahwa
aksi SDGs desa berkontribusi sebesar 74% terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional
berkelanjutan. Berkenaan dengan konteks ini, inovasi perlu untuk terus dilakukan guna mendukung
upaya peningkatan capaian SDGs di Indonesia melalui garda terdepan, yaitu desa.
Permendesa PDTT No. 13/2020 menyatakan ada 18 kelompok SDGs desa (Gambar 1),
antara lain (1) desa tanpa kemiskinan, (2) desa tanpa kelaparan, (3) desa sehat dan sejahtera, (4)
pendidikan desa berkualitas, (5) keterlibatan perempuan desa, (6) desa layak air bersih dan sanitasi,
(7) desa berenergi bersih dan terbarukan, (8) pertumbuhan ekonomi desa merata, (9) infrastruktur
dan inovasi desa sesuai kebutuham (10) desa tanpa kesenjangan, (11) kawasan pemukiman desa
aman dan nyaman, (12) konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan, (13) desa tanggap
perubahan iklim, (14) desa pedulil lingkungan laut, (15) desa peduli lingkungan darat, (16) desa
damai berkeadilan, (17) kemitraan untuk pembangunan desa, dan (18) kelembagaan desa dinamis
dan budaya desa adaptif.
6
pangan dan pencegahan stunting di Desa (SDGs desa 2), dan desa inklusif (SDGs Desa 5, 16, 18).
Ketiga, berkenaan dengan adaptasi kebiasaan baru yaitu desa aman Covid-19 (SDGs Desa 1 dan
3). Dalam konteks ini, database spasial desa SDGs masuk dalam salah satu program prioritas
nasional, yaitu berkaitan dengan pemetaan potensi dan sumber daya, dan pengembangan teknologi
informasi dan komunikasi (SDGs desa 17).
Bayat Purba merupakan wilayah unik yang terdapat di Kecamatan Bayat, Kabupaten
Klaten, Jawa Tengah, Indonesia (Gambar 2). Wilayahnya mencakup 18 desa yang memiliki
keunikan sejarah pembentukan kawasan di masa lalu, begitupula dengan keunikan
keanekaragaman hayati dan budaya masyarakat setempat. Namun demikian, Kecamatan Bayat
merupakan salah satu kecamatan paling miskin di Kabupaten Klaten. Terlebih permasalahan
kekeringan dan urbanisasi penduduk menjadi permasalahan utama yang menjadikan kawasan ini
menjadi tertinggal dibandingkan kawasan lain di Kabupaten Klaten (BPS, 2019). Dengan
keragaman dan keunikan geologi, Bayat Purba sejatinya memiliki potensi sebagai salah satu
sumberdaya warisan geologi (geoheritage) dengan banyak situs geologi (geosite) di Indonesia.
Potensi tersebut menjadi strategis karena dapat mendukung konservasi sumberdaya geologi dan
sekaligus pengembangan sektor pariwisata berbasis geologi sehingga dapat memicu pertumbuhan
ekonomi lokal maupun nasional. Perwujudan program ini perlu didukung dengan sistem
pengelolaan yang terintegrasi sehingga mampu dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
7
Dalam hal ini, inovasi database spasial desa SDGs di Bayat Purba sangat dibutuhkan dan dapat
menjadi solusi terbaik untuk mendukung upaya tersebut. Hal ini utamanya disebabkan SIG dapat
mengintegrasikan banyak jenis data (ESRI, 2021). Dengan adanya inovasi database spasial desa
SDGs di Bayat Purba, maka segala informasi spasial dapat divisualisasi menggunakan peta dan
kenampakan 3D. Dengan demikian, inovasi database spasial desa SDGs di Bayat Purba mampu
mengungkapkan wawasan yang lebih dalam tentang data, seperti pola, hubungan, dan situasi
sehingga dapat membantu pengambil kebijakan untuk membuat keputusan secara lebih cerdas.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk membuat inovasi database spasial desa SDGs di Bayat Purba,
Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Secara spesifik penelitian ini
bertujuan untuk:
(1) membuat berbagai informasi data berbasis SIG dengan cara membangun infrastruktur
sistem database spasial yang dapat digunakan sebagai database digital, kemudian
(2) membuat peta-peta digital berupa peta tematik untuk wilayah Bayat Purba.
C. Manfaat
Inovasi database spasial desa SDGs di Bayat Purba, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah, Indonesia memiliki manfaat dalam beberapa spektrum, antara lain:
(1) Untuk pengambil kebijakan, inovasi database spasial ini dapat mengungkapkan
wawasan yang lebih dalam tentang data, seperti pola, hubungan, dan situasi sehingga
dapat membantu pengambil kebijakan untuk membuat keputusan yang lebih cerdas.
(2) Untuk akademisi dan peneliti, inovasi database spasial dapat menjadi basis data yang
dapat dikembangkan lebih lanjut demi pengembangan ilmu pengetahuan.
(3) Untuk masyarakat, inovasi database spasial dapat memberikan informasi yang relavan
terhadap kondisi wilayah secara komprehensif ketika dibutuhkan.
8
2. Jadwal Penyusunan Proposal dan Kebutuhan Biaya
A. Tahapan Kegiatan Penyusunan Proposal
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Persiapan
Pelaksanaan
Penyelesaian
9
B. Pihak Mitra yang Diminta Berperan
Seri Sri Aryati, S.Pd., M.Sc. Geografi Anggota Bertanggung jawab pada
Kependudukan substansi aspek sosial,
ekonomi, dan budaya
10
C. Usulan Kebutuhan Biaya
Belanja Bahan
Kegiatan
Total 25.000.000
11
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Kecamatan Bayat dalam angka 2019. Badan Pusat Statistik-
Kabupaten Klaten.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2020. Statistik Indonesia dalam infografis 2020. Badan Pusat
Statistik. Indonesia.
ESRI. 2021. GIS overview. Diakses melalui https://www.esri.com/en-us/what-is-gis/overview
Hafidzah, D. S., H. Z. Abidin, H. Andreas, dan A. Riqqi. 2015. Pembangunan model basisdata
spasial dari fenomena penurunan tanah di Indonesia. Jurnal Ilmiah Geomatika 21(1): 17-
24.
Istiqlal, N. C. dan M. Harum. 2020. Studi penyusunan database spasial di Kelurahan Baurung,
Kecamatan Banggae Timur. Bandar: Journal of Civil Engineering 2(2): 23-30.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah
Administrasi Pemerintahan.
Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2021.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 2016. Global Sustainable Development Report - 2016
edition. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 2020. Sustainable Development Report 2020. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).
12
Lampiran
13
Lampiran 1. Panduan penyusunan proposal ke pihak mitra
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
Menjelaskan dasar hukum yang terkait dengan tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan kebijakan yang merupakan dasar
perencanaan kegiatan.
2. Gambaran Umum
Menjelaskan secara singkat mengapa (why) kegiatan tersebut dilaksanakan dan alasan penting kegiatan tersebut
dilaksanakan serta keterkaitan kegiatan yang dipilih dengan kegiatan keluaran (output) dalam mendukung pencapaian
sasaran dan kinerja program, yang pada akhirnya akan mendukung pencapaian tujuan kebijakan.
B. PENERIMA MANFAAT
Menjelaskan siapa saja yang akan menerima manfaat atas tercapainya keluaran kegiatan (output) tersebut. (Kelompok
Sasaran)
_______________________ _______________________
NIP. NIP.
BUPATI KLATEN,
SRI MULYANI,
14
Lampiran 2. Biodata Ketua Tim
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Dr. Suratman Woro Suprodjo, M.Sc.
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Guru Besar/Pembina Utama Muda/IV E
4 NIP/NUP 195406061982011001
5 Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 6 Juni 1954
6 E-mail ratman_woro@ugm.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 08122966075
8 Fakultas/Prodi Geografi
15
No. Deskripsi Tahun Waktu dan
Tempat
2018
9 Pengeleloaan sumber daya alam dan lingkungan 2018 Surakarta, 22
berkelanjutan di era digital. Seminar Nasional BEM November
Fak Geografi UMS 2018
10 Inovasi program BNPP untuk smart border 2018 21 November
development Rakor BNPP 2018
11 Potensi enceng gondok Rawo Jombor untuk inovasi 2018 Klaten, November
pemberdayaan masyarakat ekonomi kreatif dan 2018
pelestarian lingkungan pelatihan dikti kabupaten
Klaten
12 Merespon perubahan iklim melalui gerakan 2018 Yogyakarta, 12
masyarakat peduli iklim FGD Perubahan iklim KLHK November
Yogyakarta 2018
13 Membangun generasi kahoin river edupark, diklat 2018 3 November 2018
pemberdayaan perempuan masyarakat di Papua Barat
14 Inovasi sistem pengelolaan perbatasan Negara untuk 2018 Raja Ampat, 2
penyusunan NA / Reinduk perbatasan FGD di Raja November 2018
Ampat
15 Membangun Jejaring Lab Feronsik Nasional dan 2018 Denpasar, 26-27
pemberdayaan Cluster Pakar Rektor Farmi KLHK November 2018
Bali
16 Bencana gempa dan Mitigasinya, Pelatihan relawan 2018 Yogyakarta, 28
Dit PKM UGM Oktober 2018
17 Program UGM dalam Peningkatan Kualitas Pendidik 2018 Yogyakarta, 18-19
di perbatasan NKRI Rabar BNPP Yogyakarta Oktober 2018
18 SMAN 2 Klaten To Be Cyber School in digital era, 2018 Klaten, September
workshop penjabatan baru, Klaten 2018
19 Restorasi sungai dan Pembangunan Berkelanjutan, 2018 Surakarta, 30 Juni
Seminar Fakultas Geografi UMS, Surakarta 2018
20 Geographic Information Science (GIScience) in 2018 Yogyakarta, 5 Mei
Geographic Digital Era Stadium General AMIKOM 2018
Yogya
21 Mitigasi Bencana bubano Evaluasi lahan Kuliah 2018 Surakarta, 7 April
Umum Prodi Dekan Geografi UMS, Surakarta 2018
22 Inovasi Revolusi Mental bagi pelajar , Generasi Muda 2018 Klaten, 31 Maret
di Era Milineal abad 21 Asia, USWIDHA 2018
23 Philosophy and Conception of Education Sustainable 2018 Yogyakarta, 19
Development (ESD) in UGM, and in Indonesian, Maret 2018
workshop UGM – SEAMEO UNESCO
24 Pengembangan pemuda wujudkan cita –cita 2018 Klaten, 21 Januari
pembangunan Klaten Bersinar, rakor KMKI 2018
25 Geografi Inovasi di Era Digital dan Revolusi Industri 2018 Manado, 4-5
4.0 di Indonesia. PITI GiXX Manado Oktober 2018
26 Disaster Risk Reduction, UGM Kembali 2018 Yogyakarta, 20
Collaboration, UGM Agustus 2018
27 Mini Workshop Digital Ecosystem of Papua Indonesia 2019 Yogyakarta, 25 Mei
for Smart Global Development. Landscape and 2019
Culture Diversity for Future Generation
28 Pengembangan Integrated Multi Sensor UAV Untuk 2019 Yogyakarta, 9 April
Decision Support System dan Manajemen Krisis 2019
16
No. Deskripsi Tahun Waktu dan
Tempat
Erupsi Gunungapi (Studi Kasus : Gunung Merapi)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
17
Lampiran 3. Biodata Anggota Tim 1
18
C. Lain-lain
(Pengalaman Riset, Pertemuan Ilmiah, Penghargaan, dan lain sebagainya dalam tiga
(3) tahun terakhir)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
19
Lampiran 4. Biodata Anggota Tim 2
C. Lain-lain
(Pengalaman Riset, Pertemuan Ilmiah, Penghargaan, dan lain sebagainya dalam tiga
(3) tahun terakhir)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk memenuhi salah satu kelengkapan dalam pengajuan Program RTA.
20
1