K3 Pencahayaan
K3 Pencahayaan
OLEH:
KELAS REGULER E 2020
KELOMPOK 2
ASRI WAHYUNI J1A120277
ASRIANINGSI J1A120278
ASTRID NURANDINA MADANI J1A120279
AVILIA MALANI J1A120280
CAHYANING TEGUH FITRIA J1A120282
CHAERUNISA ALHABSYI J1A120283
DEA RISKA ANANDA J1A120284
DEBI MUTIARA CAHYANI J1A120285
DEFRIYANTI J1A120286
DELIYANTI J1A120287
DENISHA ANINDITA MATARI J1A120288
DEWI KUMALA SARI J1A120289
DINDA J1A120290
ELVA NANDA WULANDARI J1A120291
ERIKA FAHRA AULIA J1A120292
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Dasar Kesehatan Masyarakat yang berjudul “Pemeriksaan intensitas Pencahayaan”.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampuh mata kuliah praktikum
dasar kesehatan masyarakat dan juga para kakak asdos yang telah membimbing
jalannya praktikum kesehatan keselamatan kerja (Pemeriksaan intensitas
Pencahayaan) tersebut, serta rekan-rekan kelompok yang telah ikut mendukung
penyelesaian laporan hasil praktikum ini.
Kami berharap laporan ini dapat menjadi referensi dan menambah
pengetahuan para pembaca. Terlepas dari itu, senada dengan kalimat yang
menyatakan bahwa tiada gading yang tak retak. Kami sangat menyadari bahwa
Laporan Praktikum ini juga masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Untuk itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar dapat lebih baik di masa
depan.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum masuk pada filosofi K3, perlu dipahami mengenai pengertian
kesehatan dan keselamatan kerja atau sering disingkat dengan K3. Pengertian
K3 yang akan dibahas adalah menurut World Health Organization (WHO) dan
International Labour Organization (ILO) (ILO, 2013).
Menurut International Labour Organization (ILO) kesehatan
keselamatan kerja atau Occupational Safety and Health adalah meningkatan
dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan, mencegah terjadinya gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan, melindungi pekerja pada setiap
pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu
kesehatan, menempatkan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang
sesuai dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan
kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya
(ILO, 2013).
Menurut Suma’mur Penerangan merupakan salah satu faktor fisik yang
ada di tempat kerja, penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan
mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-
keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat
penglihatandan meningkatkan kecelakaan kerja (Herlina, 2017).
Dengan demikian dilakukannya praktikum ini. Untuk mengetahui
iluminasi di suatu area maka perlu dilakukan pengukuran dan perhitungan.
Perhitungan illuminasi pada suatu titik dipengaruhi oleh total arus cahaya yang
sesuai dan area yang luas. Selain itu, juga dipengaruhi oleh intensitas distribusi
cahaya luminer, efisiensi, bentuk, ukuran ruang, pantulan permukaan, dan
ketinggian lampu di area ruangan (Herlina, 2017).
1
2
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pengukuran intensitas pencahayaan adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu untuk melakukan pengukuran intensitas penerangan
umum.
2. Mahasiswa mampu untuk melakukan intensitas penerangan lokal.
3. Mahasiswa mampu untuk melakukan penilaian dari hasil data
pencahayaan yang diperoleh.
D. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum pengukuran intensitas pencahayaan adalah
sebagai berikut:
1. Pratikan dapat mengetahui cara pengukuran intensitas penerangan umum.
2. Praktikan dapat mengetahui cara pengukuran intensitas penerangan lokal.
3. Praktikan mampu melakukan penilaian dari hasil data pencahayaan yang
telah diperoleh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pencahayaan
Cahaya merupakan sumber energi pada proses fotosintesis, tetapi energi
yang diberikan oleh cahaya bergantung pada kualitas cahaya, intensitas cahaya
dan fotoperiod. Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang
kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
efektif. Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas
manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-
objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat (Muyassaroh dkk, 2018).
Penerangan merupakan salah satu faktor fisik yang ada di tempat kerja,
penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan
berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal di
daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat penglihatandan
meningkatkan kecelakaan kerja. Penerangan yang baik adalah penerangan
yang memungkinkan tenaga kerja dapat melihat objek yang dikerjakannya
secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu (Naimah, 2021).
3
4
(iluminasi) pada area produksi dengan jenis pekerjaan rutin adalah 300 lux.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Industri,
intensitas minimal untuk pekerjaan rutin dengan menggunakan mesin seperti
menjahit adalah 300-500 lux.
Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata karena
adanya efesiensi kerja mata yang berkurang, keluhan pegal di sekitar mata serta
sakit kepala di sekitar mata. Keluhan pada area mata banyak dikeluhkan pada
pekerja perkantoran dengan menggunakan komputer. Tidak hanya pekerja di
perkantoran saja yang merasakan hal tersebut, kondisi tersebut juga dirasakan
oleh civitas akademika seperti mahasiswa-mahasiswa yang dengan jurusan
atau program studi yang berhubungan dengan komputer seperti bidang IT,
desain visual, arsitek, perkantoran dan lain-lain, juga termasuk staf dan jabatan
di perguruan tinggi yang juga menghabiskan waktu bekerjanya banyak di
dalam ruangan (Herlina, 2017).
3. Pasal 12
a. Dalam hal cahaya matahari tidak mencukupi atau tidak dapat
dipergunakan, harus diadakan penerangan dengan jalan lain sebagai
tambahan atau pengganti cahaya matahari.
b. Untuk pekerjaan yang dilakukan pada malam hari harus diadakan
penerangan buatan yang aman dan cukup intensitasnya.
c. Penerangan dengan jalan lain itu tidak boleh menyebabkan panas yang
berlebih-lebihan atau merubah susunan udara.
d. Apabila penerangan buatan menyebabkan kenaikan suhu di tempat
kerja lain, maka suhu itu tidak boleh naik melebihi 32C. Dalam hal
itu, harus dilakukan tindakan-tindakan lain untuk mengurangi
kenaikan suhu tersebut (peredaran angin,dll).
e. Sumber penerangan yang menimbulkan asap atau gas sisa sedapat
mungkin di hindarkan dari semua tempat kerja. Sumber penerangan
semacam ini hanya di pergunakan dalam keadaan darurat.
f. Sumber cahaya yang dipergunakan harus menghasilkan kadar
penerangan yang tetap dan menyebar serata mungkin dan tidak boleh
berkedip-kedip.
g. Sumber cahaya yang dipergunakan tidak boleh menyebabkan sinar
yang menyilaukan atau bayangan-bayangan atau kontras yang
menganggu pekerjaan.
h. Apabila bahan dari alat-alat yang di pergunakan menyebabkan sinar
yang menganggu tersebut, atau mengurangi pengaruhnya terhadap
mata.
4. Pasal 13
a. Tiap-tiap tempat kerja yang di pergunakan malam hari harus selalu
menyediakan alat penerangan darurat.
b. Alat penerangan darurat itu harus mempunyai sumber tenaga listrik
yang bebas dari instalasi listrik umum.
c. Alat penerangan darurat tersebut harus di tempatkan pada tempat-
tempat yang tidak mungkin menimbulkan cahaya.
7
10
11
c. Tali rafia
Tali rafia digunakan untuk membagi ruangan dan
mendapatkan titik yang mewakili luas ruangan kemudian
mendapatkan titik-titik diagonal pengukuran intensitas cahaya.
Gambar 4. Spidol
e. Lampu
Lampu dalam praktikum digunakan sebagai alat yang akan
di ukur intensitas pencahayannya.
Gambar 5. Lampu
12
f. Kalkulator
Kalkulator adalah alat bantu hitung elektronik yang masih
sederhana dibandingkan dengan komputer. Kalkulator dapat
membantu seseorang untuk yang mengalami kesulitan dalam
menghitung.
Gambar 6. Kalkulator
2. Subjek penelitian
a. Cahaya lampu di beberapa titik ruangan belajar mahasiswa.
b. Intensitas cahaya di meja kerja.
B. Prosedur Kerja
1. Cara kerja alat
a. Pindahkan tombol Off/On ke posisi On.
b. Pilih range pada range A (jika pengukuran <2000 Lux harus
menggunakan “Range A”, jika nilai pengukuran antara 2000 sampai
19.900 Lux harus memilih “Range B”, jika lebih dari 20.000 Lux harus
memilih “Range C”.
c. Tahan “sensor cahaya” dengan tangan dan hadapkan kearah cahaya.
d. Jika layar luxmeter sudah menunjukan angka digital yang stabil,
catatlah angka tersebut.
13
2. Pengukuran
a. Pengukuran intensitas penerangan umum
1) Luas ruangan belajar dibagi menjadi 25 titik diagonal dengan
ukuran 1,6cm x 1,48cm yang mewakili 3cm2.
2) Pengukuran di lakukan pada tittik sampling yang berada di tengah
titik diagonal kemudian photo cell di hadapkan ke sumber cahaya
dan di pegang kurang lebih 80cm dari lantai.
3) Hasil akan muncul di display, kemudian di catat.
4) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada titik yang sama.
5) Di lanjutkan pada titik kedua dan selanjutnya.
6) Di hitung hasil pengukuran dengan rumus berikut:
A. Hasil
1. Pencahayaan umum
a. Nama Ruangan: Salah satu ruang belajar mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Halu Oleo.
b. Jenis aktivitas/unit kerja/ruang kerja: Pengukuran pencahayaan
c. Tenaga Kerja: 16 orang
d. Jenis Pencahayaan : Buatan/campuran
e. Waktu Praktikum : Selasa 15 Maret 2022, pukul 10.37-11.00 WITA
Denah 25 titik pengukuran intensitas pencahayaan umum:
L= 8 m
25 16 15 6 5
23 17 14 7 4
P= 7,4 m
23 18 13 8 3
22 19 12 9 2
21 20 11 10 1
14
15
Memenuhi
24 326 lux 139 lux 52 lux 517 lux Syarat
Jumlah 361,041
lux
Tabel 2. Hasil rata-rata pengukuran intensitas pencahayaan.
Diketahui :
Jumlah penerangan = 361,041 Lux
Jumlah titik = 25 Titik
Ditanyakan:
Intensitas penerangan =…..?
Penyelesaian:
jumlah intensitas penerangan (lux)
intensitas pencahayaan =
jumlah titik
10.693 Lux
=
25
= 427, 72 lux
17
2. Pencahayaan lokal
a. Lokasi praktikum : Salah satu meja kerja di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Halu Oleo.
b. Jenis aktivitas/unit kerja/ruang kerja: Pengukuran pencahayaan
c. Tenaga Kerja: 16 orang
d. Jenis Pencahayaan : Buatan/campuran
e. Waktu Praktikum : Selasa 15 Maret 2022, pukul 10.37-11.00 WITA
Denah 4 titik pengukuran intensitas pencahayaan lokal:
L= 40 cm
1 2
3 4 P= 60 cm
Berikut ini adalah hasil pengukuran dan nilai rata-rata 4 titik pencahayaan lokal:
Titik Hasil pengukuran Rerata Keterangan
ke- I II III
1. 178 280 lux 387 lux 845 lux Secara
lux umum
2. 186 288 lux 399 lux 873 lux memenuhi
lux syarat
3. 117 119 lux 108 lux 344 lux
lux
4. 109 104 lux 105 lux 318 lux
lux
Rerata 2.380 lux
Diketahui:
Jumlah penerangan = 2.380 Lux
Jumlah titik = 4 Titik
Ditanyakan:
Intensitas penerangan =…..?
Penyelesaian:
jumlah intensitas penerangan (lux)
Intensitas pencahayaan =
jumlah titik
2.380 lux
=
4
= 595 lux
B. Pembahasan
1. Pencahayaan Umum
Standar pencahayaan ruangan berdasarkan peraturan pemerintah
yang telah di tetapkan adalah 300 Lux sehingga data yang kami peroleh
sebagai berikut: Hasil rerata pada 25 titik pencahayaan umum yaitu 427,72
lux. Sehingga intensitas pencahayaan umum dapat di katakan memenuhi
syarat standar pencahayaan.
2. Pencahayaan Lokal
Standar pencahayaan ruangan berdasarkan peraturan pemerintah
yang telah di tetapkan adalah 300 Lux sehingga data yang kami peroleh
sebagai berikut: hasil pengukuran rerata pada 4 titik pencahayaan lokal
yaitu 595 lux. Sehingga intensitas pencahayaan lokal dapat dikatakan
memenuhi syarat standar pencahayaan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak saja sangat penting dalam
meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi
jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas
keberlanjutan produktifitas kerja.
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan
merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang
aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat.
Alat Ukur pencahayaan Lux meter adalah sebuah alat pengukuran
intensitas cahaya yang dinyatakan dalam satuan Lux. Lux adalah satuan
intensitas penerangan per meter persegi yang dijatuhi arus cahaya 1 lumen.
Prinsip kerja alat ini merupakan sebuah photo cell yang bila kena cahaya
menghasilkan arus listrik yang dapat dilihat pada display Lux meter.
Berdasarkan Peraturan pemerintah yang telah di tetapkan mengeai Nilai
Ambang Batas pencahayaan yaitu 300 lux,di dapatkan hasil pengukuran
intensitas pencahayaan umum yaitu 427,72 sehingga nilai tersebut memenuhi
nilai ambang batas pencahayaan pada regulasi di atas. Sedangkan hasil
pengukuran intensitas pencahayaan lokal yaitu 595 lux juga telah memenuhi
Nilai Ambang Batas pencahayaan. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa pencahayaan lokal dan pencahayaan umum
baik untuk kesehatan dan kenyamanan mata pekerja ataupun orang yang berada
pada ruangan tersebut. sehingga pencahayaan lokal tersebut dapat di katakan
tidak baik untuk kesehatan dan keselamatan kerja orang yang bekerja pada
bidang tersebut.
19
20
B. Saran
1. Bagi praktikan, kedepannya dalam melakukan percobaan harus teliti dan
efisien dalam mengamati waktu dan hasil pengukuran intensitas cahaya
yang terjadi.
2. Instrumen yang digunakan praktikan kurang memadai sehingga akurasi
dalam proses penelitian dapat terganggu, diharapkan adanya pemenuhan
fasilitas penelitian bagi lembaga terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Insani, Y. dan Nurmulia W.N. 2018. Hubungan Jarak Mata Dan Intensitas
Pencahayaan Terhadap Computer Vision Syndrome. Jurnal Manajemen
Kesehatan Yayasan RS.Dr.Soetomo. Vol. 4 (2):153-162
Pratiwi, Arum Dian. 2020. Panduan Praktikum Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3). Kendari.
21
LAMPIRAN
PU 1 PU 2 PU 3-5 PU 6-8
PU 9-11 PU 12-15 PU 16 PU 17
PU 18 PU 19 PU 20 PU 21
PU 22-23 PU 24-25
22
23
PU 1 PU 2
PU 4 PU 4
Pengukuran intensitas pencahayaan lokal pada 4 titik sampling.