Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENERAPAN PERMENAKERTRANS RI NO.

PER.15/MEN/VIII/2008 TENTANG P3K DI TEMPAT


KERJA DI PT. SML INDONESIA
PRIVATE DI SEMARANG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

ANGGI IRAWAN
NIM : 1851700050

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO 2022
ANALISIS PENERAPAN PERMENAKERTRANS RI NO.
PER.15/MEN/VIII/2008 TENTANG P3K DI
TEMPAT KERJA DI PT. SML INDONESIA
PRIVATE DI SEMARANG

Disusun oleh :

ANGGI IRAWAN
NIM : 1851700050

Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji


Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarat Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
Pada tanggal :................................................................

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Ani, S.K.M., M.K.K.K Syefira Ayudia Johar, SST. M.K.M.

Mengetahui,
Kaprodi FKMIK
Univet Bantara Sukoharjo

Nine Elissa Maharani, S.K.M., M.Kes.

i
ANALISIS PENERAPAN PERMENAKERTRANS RI NO.
PER.15/MEN/VIII/2008 TENTANG P3K DI
TEMPAT KERJA DI PT. SML INDONESIA
PRIVATE DI SEMARANG

Oleh :

ANGGI IRAWAN
NIM : 1851700050

Telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan


Masyarakat dan Ilmu Kesehatan

Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Dan Diterima Untuk Memenuhi


Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarat

Dewan Penguji Tanda Tangan

Nur Ani, S.K.M., M.K.K.K ........................................


Ketua Penguji
Syefira Ayudia Johar, SST. M.K.M. ........................................
Penguji I

Triyanta S.K.M.,M.Kes ........................................


Penguji II

Mengetahui,
Dekan FKMIK
Univet Bantara Sukoharjo

Wartini, S.K.M., M.Sc.

ii
Analisis Penerapan Permenakertrans RI Nomor Per.15/MEN/VIII/2008 Tentang P3K
di Tempat Kerja di PT. SML Indonesia Private di Semarang

Analysis of the Implementation of the Minister of Manpower and Transmigration of the


Republic of Indonesia Number Per.15/MEN/VIII/2008 Concerning First Aid in the
Workplace at PT. SML Indonesia Private in Semarang
1 2 3
Anggi Irawan , Nur Ani , Syefira Audia Johar

Kesehatan Masyarakat, UniversitasVeteran Bangun Nusantara 1

Kesehatan Masyarakat, UniversitasVeteran Bangun Nusantara 2

Kesehatan Masyarakat, UniversitasVeteran Bangun Nusantara 3


anggiirawannnnn29@gmail.com

ABSTRACT
Every worker has the right to protection for safety in doing work for the welfare of life and increasing
productivity. Companies are required to implement occupational safety and health in accordance with Law
number 1 of 1970 concerning Occupational Safety. The accident rate at PT. SML has increased from 2019 as
many as 4 cases, in 2020 there were 5 cases and in 2021 as many as 11 work accidents. This study aims to
determine the application of first aid in the workplace based on the Minister of Manpower Regulation No.
15/MEN/VII/2008.
This research uses descriptive qualitative research using case study method. The subjects of all workers of
PT SML Indonesia Private are 122 workers, so the object of this research is 5 workers of PT SML. This research
instrument uses observation sheets and in-depth interviews.
The results of the study obtained data that PT. SML Indonesia Private has implemented the Minister of
Manpower and Transmigration No. 15/MEN/VIII/2008 concerning first aid for work accidents in the workplace.
Good implementation of the provision of first aid workers, first aid rooms, first aid kits and contents, evacuation
and transportation equipment, personal protective equipment, as well as additional facilities for special hazards
in the form of emergency showers and eye wash and training and certification for first aid workers and licenses
and activity books are available and routine reported.
The conclusion of the research is PT. SML has implemented Permenaker No. 15/MEN/VII/2008. The
advice of researchers who recommends is that the distribution of the number of first aid workers is also adjusted
to the work shift and needs to be added if in the future there is an increase in the number of workers. Making
SOP for first aid kits.
Keywords: Work Accident, First Aid and Permenaker.

ABSTRAK
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas. Perusahaan wajib melaksanakan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Angka
kecelakaan di PT. SML mengalami peningkatan dari tahun 2019 yaitu sebanyak 4 kasus, pada tahun 2020
terjadi sebanyak 5 kasus dan pada tahun 2021 sebanyak 11 kasus kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui penerapan P3K di tempat kerja berdasarkan Permenaker No. 15/MEN/VII/2008.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriftif kualitatif menggunakan metode studi kasus. Subjek
seluruh pekerja PT SML Indonesia Private sebanyak 122 pekerja,sehingga objek penelitian ini adalah 5 pekerja
PT SML. Intrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi dan wawacara mendalam.
Hasil penelitian didapatkan data bahwa PT. SML Indonesia Private sudah menerapkan permenakertrans
No.15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di tempat kerja. Penerapan baik
penyediaan petugas P3K,Ruang P3K,Kotak P3K dan isi, alat evakuasi dan transportasi,alt pelindung diri,serta
fasilitas tambahan pada bahaya kusus berupa Emergency shower dan Eye Wash dan pelatihan serta sertifikasi
bagi petugas P3K dan lisensi sertabuku kegiatan telah tersedia dan rutin dilaporkan.
Kesimpulan pada penelitian adalah PT. SML telah menerapkan Permenaker No. 15/MEN/VII/2008.
Saran peneliti yang rekomendasikan adalah pembagian jumlah P3K disesuaikan juga dengan shif kerja serta

iii
perlu dilakukan penambahan jika dikemudian hari terdapat penambahan jumlah pekerja. Pembuatan SOP
kotakP3K.
Kata kunci : Kecelakaan kerja,P3K, dan Permenker.

iv
PENDAHULUAN
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas.
Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan Undang-Undang nomor 1
tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah melindungi dan menjamin keselamatan
setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja. Menjamin setiap sumber produksi
dapat digunakan secara efektif dan efisien serta meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas (Kemnaker, 2018).
Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menetapkan
syarat-syarat keselamatan kerja. Syarat tersebut pada BAB III, pasal (3) ayat (1) antara
lain mencegah, mengurangi,dan memadam kebakaran, mencegah dan mengurangi
bahaya peledakan, memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya, memberikan pertolongan pada kecelakaan,
memberi alat-alat perlindungan diripada pekerja, dst (Permenker, 1970).
Pertolongan pertama adalah bagian dari pelayanan kesehatan tenaga kerja.
Pertolongan pertama pada kecelakaan berguna untuk masyarakat umum, karyawan,
tenaga kerja, dan semua individu sehubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
pada tingkat perusahaan. Pertolongan pertama ini bertujuan menyelamatkan jiwa
penderita, meringankan penderitaan dan mencegah agar tidak lebih parah serta
mempertahankan jiwa penderita hingga pertolongan lebih lanjut diberikan (Wulandari,
2012).
Menurut Permenaker No 15 Th. 2008 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
tempat kerja selanjutnya disebut dengan P3K ditempat kerja, adalah upaya memberikan
pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain
yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.
Data kasus kecelakaan kerja tingkat nasional, bersumber dari BPJS
Ketenagakerjaan tahun 2014-2017 menunjukkan fluktuatif. Pada tahun 2014 terjadi
kecelakaan 102.182 kali dengan korban meninggal 2.375 orang. Pada tahun 2015 angka
kecelakaan naik menjadi 110.275 kecelakaan, namun angka kematian turun menjadi 530
orang. Pada tahun 2016 terjadi kecelakaan sebanyak 101.367 kali dengan angka
kematian meningkat menjadi 2.382 orang. Pada tahun 2017 angka kecelakaan meningkat
menjadi 123.041 kali dengan total kematian menjadi 3.175 orang (Kemnaker, 2019).
Kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih relatif tinggi. Merujuk pada data BPJS
Ketenagakerjaan, pada tahun 2019 terdapat 114 ribu kasus kecelakaan kerja. Sementara,
tahun 2020 angka ini meningkat, pada rentang Januari hingga Oktober 2020, BPJS
Ketenagakerjaan mencatat terdapat 177 ribu kasus kecelakaan kerja (BPJS, 2020).
Sepanjang tahun 2019 terjadi 4 orang yang mengalami kecelakaan kerja di PT
SML. Di tahun 2020 terjadi lagi kecelakaan kerja sebanyak 5 orang lagi di PT SML,
namun di tahun 2021 mengalami peningkatan kecelakaan kerja yaitu sebanyak 11 orang
yang mengalami kecelakaan kerja di PT. SML Indonesia Private. Kecelakaan kerja ini
terjadi cukup parah yang sering banyak terjadi di bagian oprator cutting,mesin,ruang
kompresor,dan oven.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran
analisis penerapan pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja yang
dilaksanakan oleh PT. SML Indonesia Private Kota Semarang dengan panduan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008 tentang
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja.

1
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode
deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data
dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian deskriptif
kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan,menjelaskan dan
menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal
mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian. Subjek seluruh pekerja PT
SML Indonesia Private sebanyak 122 pekerja,sehingga objek penelitian ini adalah 5 pekerja
PT SML.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Apakah ada petugas P3K di PT. SML Indonesia Private?
Terdapat 2 petugas P3K yaitu Nanang & Desi, kedua petugas tersebut telah
mendapatkan pelatihan dan sertifikasi oleh kemenaker. Tugas dari petugas P3K yaitu
memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan kerja yang terjadi di dalam
perusahaan serta memberikan pelatihan atau training tentang pertolongan pertama
kepada karyawan jika terjadi kecelakaan kerja selama 2 kali dalam setahun. Petugas
P3K mendapatkan identitas pengenal berupa bet atau sabuk lengan yang bertuliskan
P3K dengan warna hijau, pemberian identitas ini bertujuan untuk memberikan tanda
kepada karyawan bahwa mereka adalah petugas P3K.
2. Apakah fasilitas P3K sudah terlengkapi di PT. SML Indonesia Private?
Terdapat ruang P3K yang digunakan untuk tindakan pertolongan pertama bagi
karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dan juga dapat digunakan sebagai tempat
istirahat bagi karyawan yang mengalami sakit. Terdapat 3 kotak p3k lengkap dengan
isinya dan tersedia APD untuk petugas p3k.
3. Apakah pelatihan P3K sudah di laksanakan di PT. SML Indonesia Private?
Pelatihan dilakukan secara internal dan eksternal, pelatihan eksternal dilakukan oleh Pjk3
untuk 2 orang tersebut untuk memdapatkan sertifikat kemenaker petugas p3k, penyelenggaraan
dilakukan selama 4 hari oleh Pjk3 dengan kurikulum sesuai dengan kemenaker yaitu materi
dasar, materi inti dan evauasi yang dilakuaknadalah praktek atau simulasi pertolongan pertama
pada korban kecelakaan kerja, sertifikat berdasarkan dengan kemeterian ketenagakerjaan.
Pelatihan internal dilakukan oleh petugas p3k kepada operator lainnya selama 2 kali setahun,
kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan terhadap pertolongan
pertama.
4. Apakah lisensi petugas P3K dan buku kegiatan sudah ada dan di laksanakan di PT. SML
Indonesia Private?
Setiap petugas p3k memiliki masing masing lisensi dan buku kegiatan p3k yang masih aktif
berlaku yang diberikan oleh disnaker setempat. Buku kegiatan diisi sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan oleh setiap petugas p3k dan dilaporkan kembali ke disnaker setempat melalui
laporan P2K3 setiap 3 bulan sekali

2
B. Pembahasan
1. Fasilitas P3K di PT SML Indonesia Private
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan bahwa PT. SML
Indonesia Private telah memiliki fasilitas P3K yang diatur oleh PERMEN No. 15 Th,
2008 pasal 2 yang berbunyi pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas
P3K di tempat kerja. Fasilitas P3K yang dimiliki oleh PT. SML Indonesia Private
adalah ruang P3K berjumlah 1 yang mencakup 120 karyawan untuk semua shif,
Kotak P3K yang berjumlah 3 diarea Cutting, Ruang P3K dan area depan (TPS B3)
beserta Isinya yang dilakukan pengecekan minimal 1 bulan sekali oleh petugas P3K,
Alat evakuasi berupa tandu yang berjumlah 2 buah dan mobil darurat jika terjadi
kecelakaan yang mengharuskan untuk merujuk korban ke fasilitas kesehatan terdekat
serta APD yang digunakan oleh petugas P3K berupa masker dan sarung tangan serta
terdapat pembasuh mata dan badan dikarenakan PT. SML merubapakan perusahaan
yang menggunakan bahan kimia pada saat bekerja, hal ini telah sesuai dengan
PERMEN No. 15 Th, 2008 pasal 8 bahwa pengusaha menyediakan Ruang P3K,
Kotak P3K dan isinya, Alat evakuasi dan transportasi serta fasilitas APD sesuai
dengan potensi bahaya di tempat kerja.
Ruang P3K telah sesuai dengan Pasal 9 ayat 2 butir (a & b) bahwa ruang P3K harus
berada di dekat dengan toilet atau kamar mandi, dekat dengan jalan keluar, mudah
dijangkau diareakerja dan dekat dengan parkir kendaraan. Selain itu ruang P3K telah
dilengkapi dengan wastafel dengan air yang mengalir, tissue, tandu, bidai, kotak p3k
dan isinya, tempat tidur dengan bantal dan selimut, tempat untuk menyimpan alat
alat seperti tandu dll, sabun dan sikat, pakaian bersih untuk penolong, tempat sampah
dan kursi tunggu.
2. Petugas P3K di PT SML Indonesia Private
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan bahwa PT. SML
Indonesia Private telah memiliki petugas P3K yang berjumlah 2 orang yang telah
memiliki sertifikat petugas P3K yang dikeluarkan oleh Kemenaker RI. Hal ini sesuai
dengan PERMEN No. 15 Th, 2008 Bab 1 pasal 2 ayat 1 yang berbunyi bahwa
pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja.
Petugas P3K yang dimiliki oleh PT. SML Indonesia telah sesuai dengan ketentuan
yang diatur oleh PERMEN No. 15 Th, 2008 Bab. 2 pasal 3 ayat 2 yang berbunyi
bekerja pada perusahaan yang bersangkutan, sehat jasmani dan rohani, bersedia
ditunjuk menjadi petugas P3K, memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di
bidang P3K di tempat kerja yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan.
3. Pelatihan P3K di PT SML Indnesia Private
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan bahwa PT. SML
Indonesia Private telah melakukan pelatihan sertifikasi petugas P3K yang dilakukan
oleh Pihak external, hal ini dapat dibuktikan melalui sertifikat yang dikeluarkan oleh
kementerian ketenagakerjaan mengenai petugas P3K di tempat kerja. Pelatihan P3K
telah sesuai dengan PERMEN No. 15 Th, 2008 Bab 2, pasal 3 ayat 2 butir (d) yang
berbunyi memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar bidang P3K ditempat kerja
yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan.
Peserta pelatihan dan sertifikasi petugas P3K berjumlah dua orang yaitu Desi dan
Nanang yang merupakan karyawan Pt. SML Indonesia Private yang bekerja 2 tahun
dibagian Cutting dan Woven. Pelatihan ini mengikuti kurikulum yang di standarkan
oleh Kemenaker melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan. PT. SML Indonesia Private melakukan training internal kepada
karyawan selama 2 kali dalah setahun yang bertujuan untuk meningkatkan

3
pengetahuan karyawan mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan kerja yang
dilakukan oleh petugas P3K secara rutin dan terlapor melalui laporan training rutin.
4. Lisensi Petugas P3K dan Buku Panduan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan bahwa PT. SML
Indonesia Private telah memiliki lisensi untuk setiap petugas P3K beserta buku
kegiatan yang rutin di isi dan dilaporkan melalui laporan triwulan P2K3. Hal ini telah
sesuai dengan dengan PERMEN No. 15 Th, 2008 pasal 3 ayat 1 yang berbunyi
Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) harus memiliki
lisensi dan buku kegiatan P3K dari Kepala Instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat. Lisensi petugas P3K wajib dilakukan perpanjangan jika masa
berlakunya telah habis dan buku kegiatan selalu di isi dan dilaporkan secara rutin.

KESIMPULAN

1. PT. SML Indonesia Private telah menyediakan Petugas P3K sesuai dengan
syarat sebagai Petugas P3K di tempat kerja yaitu bekerja di perusahaan tersebut,
sehat jasmani dan rohani, bersedia ditunjuk menjadi Petugas P3K di tempat
kerja, serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dibuktikan dengan
sertifikat.Jumlah Petugas P3K yang dimiliki PT. SML Indonesia Private
sebanyak dua orang dan memiliki sertifikat sebagai Petugas P3K di tempat
kerja. Tugas Petugas P3K di PT. SML Indonesia Private yaitu melakukan
pertolonga pertama pada kecelakaan kerja di tempat kerja, menjaga fasilitas
P3K yang tersedia serta memberikan pelatihan pertolongan pertama pada
karyawan lain untuk meningkatkan pengetahuan karyawan lain.
2. PT. SML Indonesia Private sudah menyediakan fasilitas P3K di tempat kerja
berupa Ruang P3K sesuai dengan persyaratan.
Terdapat 3 Kotak P3K berjenis A yang disediakan oleh PT. SML Indonesia
Private terbagi kedalam 3 area kerja yang disesuaikan dengan jumlah pekerja
disetiap area kerja. Desain Kotak P3K berbentuk kotak atau box yang terbuat
dari plastic ringan, mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang P3K
berwarna hijau serta dilakukan pengecekan rutin minimal 1 bulan sekali.
Kesesuaikan isi kotak P3K 100% terdapat di area kerja Cutting, Ruang P3K,
area depan atau TPS B3. Isi kotak P3K selalu rutin di isi oleh petugas P3K
setiap bulannya.
3. peserta 2 orang yaitu Desi dan Nanang. Pelaksanaan training dan sertifikasi
petugas P3K dilakukan pada tahun 2022. Selain itu terdapat pelatihan atau
training internal yang dilakukan oleh petugas P3K kepada karyawan yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar berupa pertolongan pertama.
Penyelenggara pelatihan Petugas P3K di tempat kerja yang diikuti pekerja PT.
SML Indonesia Private diselenggarakan oleh PJK3. Kurikulum pelatihan dan
instruktur sesuai dengan persyaratan. Peserta sudah mendapatkan sertifikat
pelatihan dari Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Direktur Pengawasan Norma Keselamatan Dan Kesehatan Kerja dengan terlebih
dahulu mendapatkan evaluasi pelatihan.
4. Petugas P3K PT. SML Indonesia Private telah memiliki lisensi dan buku
kegiatan yang rutin dilaporkan ke disnaker setiap 3 bulan sekali melalui laporan
P2K3.
SARAN

4
1. Bagi PT SML Indonesia Private
Saran yang dapat peneliti sampaikan untuk PT. SML Indonesia Private supaya
tetap mengikuti peraturan yang berlaku dan guna perbaikan di masa depan.
2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu kesehatan
Sebagai tambahan referensi atau kajian ilmiah yang berkaitan dengan Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja berenaga Kerja dan Tranmigrasi
Nomor.PER/MEN/VIII/2008.
3. Bagi Penulis
Sebagai sarana mengimplementasikan ilmu yang di dapatkan di perkuliahan.
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai program K3 di perusahaan,
secara kusus pada program pertolonga pertama pada kecelakaan di tempat kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, 2013. Prinsip dan Tujuan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.


s.l.:http://www.aminudin.com/2013/02/prinsip-dan-tujuan-pertolonganpertama.
Andyawan, 2013. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
s.l.:http://www.andryawanbisnis.files.wordpress.com/2013/04/p3k-lengkap.pdf.
BPJS, 2020. BPJAMSOSTEK Sudah Tangani 129.305 Kasus Kecelakaan Kerja di Indonesia.
s.l.:s.n.
Chairunnisa, 2016. Analisis Mitigasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di PT.X.. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, pp. 109-110.
Disnaskertrans, 2018. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Tengah. Jawa
Tengah: jatengprov.go.id.
Gunawan , I, 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bumi Aksara, p. 80.
Herlinawati, 2018. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan (P3K) pada Karyawan Gedung e Bagian Benang. Jurnal kesehatan, pp.
1-8.
ILO, 2013. Pedoman Pelatihan untuk Manager dan Pekerja. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Sarana untuk Produktivitas.
ILO, 2019. SAFETY HEAL AT THE HEART OF THE FUTURE OF WORK Buillding on 100
year of experience.. Switzerland: ILO Publication.
Indonesia, P. R, 2012. PP No. 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: pemerintah Pusat.
Irzal, 2016. Dasar Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kencana.
Kapdirjen, 2009. Pedoman Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja. Jakarta:
http://www.smk3uipkalbagteng.files.wordpress.com.
Kemnaker, 2018. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. s.l.:http://www.jdih.kemnaker.go.id.

5
Kemnaker, 2019. National Occupational Safety Health (OSH) Profile in Indonesia 2018.
Jakarta: s.n.
Kuswana, W. S, 2015. Mencegah Kecelakaan Kerja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Permenakertrans, 2008. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja. Jakarta:
Mentri Tenaga Kerja.
Permenker, 1970. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Jakarta:
Jdih Kemnaker.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Swasanti, N. & Putra, W. S, 2017. Pedoman prektis pertolongan pertamapada kedaruratan.
yogyakarta: Ar-Ruzz media.
Tarwaka, 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Managemen dan Implementasi K3
di Tempat kerja. Surakarta: Harapan Press Surakarta.
Wulandari, C, 2012. Hubungan antara sistem pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
di tempat kerja dengan peran petugas safety representative dalam penerapan
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di PT. Petro Kimia Gresik. Jember:
Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai