Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERUBAHAN MATERI DAN PEMISAHAN CAMPURAN

Oleh
Nama : Ananda Maharani Bachtiar
NIM : 201810301054
Kelas/Kelompok : Gp/4
Asisten : Prastito Hafiz Rachmanda

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul : Perubahan Materi dan Pemisahan Campuran

II. Tujuan
Adapun tujuan pada percobaan kali ini, antara lain :
1. Mendemontrasikan pemisahan suatu campuran.
2. Menguji beberapa teknik pemisahan berdasarkan sifat fisik masing-
masing komponen.
3. Memisahkan campuran homogen dengan teknik destilasi.

III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Naftalene (C10H8)
Naftalene merupakan senyawa organik dengan rumus C10H8. Ini
adalah hidrokarbon polisiklik aromatik yang paling sederhana, dan
merupakan padatan kristal putih dengan bau khas yang dapat dideteksi
pada konsentrasi 0,08 ppm menurut massa. Naftalene mudah terbakar
dan memungkinkan karsinogen, berbahaya bila tertelan, debu dari
naftalene dapat membentuk campuran yang meledak dengan udara.
Segera cuci dengan air mengalir pada bagian tubuh dan pakaian yang
terkontaminasi serta menempatkan diri pada area yang berventilasi baik
untuk mencegah pembentukan uap dan penghirupan kabut. (Labchem,
2020)

3.1.2 Sodium Klorida(NaCl)


Sodium Klorida  biasa disebut dengan garam dapur. Garam
dapurberbentuk padat berwarna putihdan tidak berbau.  Garam dapur
yang tertelan, atau juga terhisap tidak menimbulkan gejala serius atau
tidak berbahaya, tetapi jika terkena mata segera bilas dengan air dan
bawa kedokter jika terjadi iritasi. Penyimpanan garam dapur sebaiknya
di wadah tertutup rapat dan kering. Derajat keasaman (pH) dari garam
dapuryaitu 4,5 -7,0. Titik didih dan titik lebur dari garam dapur berturut-
turut adalah 1465oC dan 801oC. Tekanan uap dari garam dapur pada
suhu 856oC adalah 1,3 hPa. Rumus formula dari garam dapur adalah
NaCl dengan berat molekul 58,44 gram/mol. (SmartLab, 2020).
3.1.3 Kalsium Oksida (CaO)
Kalsium Oksida biasa disebut dengan kapur. kapur berbentuk
padat berwarna putihdan tidak berbau. Serbuk kapur dapat larut dengan
air. Serbuk kapurdapat menyebabkan luka bakar kulit yang parah. Jika
terkena mata dapat mengakibatkan gangguan mata berat. Pertolongan
jika terkena mata bilas dengan air secara hati-hati dan segera bawa
kedokter. Jika terkena kulit, lepas pakaian yang terkena dan bilas
dengan air mengalir. Penyimpanan serbuk kapur sebaiknya di wadah
tertutup rapat, kering, dan letakkan di tempat sejuk. Derajat keasaman
(pH) dari serbuk kapurtidak diketahui. Titik didih dan titik lebur dari
sebuk kapur berturut-turut adalah 2850oC dan 2572oC. Tekanan uap dari
serbuk kapur tidak diketahui. Rumus formula dari serbuk kapur adalah
CaO dengan berat molekul 56,07 gram/mol. (Ltschem, 2020).

3.2 Tinjauan Pustaka


Campuran adalah bahan yang mengandung 2 zat berlainan / lebih yang
bercampur dengan karib. Komponen-komponen yang ada dalam
campuran dapat dipisahkan dengan proses fisika, bukan kimia. Misalnya,
bila temperatur udara diturunkan, uap air cenderung memisahkan diri
dalam bentuk cairan/zat padat, yakni embun/es dan jika udara cair
dididihkan dengan hati-hati maka campuran ini dapat dipisahkan karena
tiap komponen cenderung mendidih dalam jangka temperatur yang
bergantung pada titik didihnya. Metode ini disebut destilasi. (Keenan,
1994).
Larutan suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena
mempunyaiperbedaansifat. Menurut Johari (2006), beberapa dasar
pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :
a. Ukuran partikel
Apabila ukuran partikel zat yang akan dipisahkan berbeda
dengan zat pencampur maka campuran dapat dipisahkan dengan
metode filtrasi (penyaringan). Jika partikel zat hasil lebih kecil
daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyaring atau media
berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan.
Partikel zat yang lebih kecil akan melewati penyaring dan zat
pencampurnya akan tertinggal pada penyaring. (Johari, 2006)

b. Titik didih
Apabila antara zat yang ingin dipisahkan dari zat pencampur
memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat dipisahkan dengan
metode destilasi. Apabila titik didih zat yang ingin dipisahkan lebih
rendah daripada zat pencampur, maka pada saat campuran dipanaskan
antara suhu didih zat tersebut dan di bawah suhu didih zat pencampur,
zat tersebut akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur
tetap dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya
terlewati. Proses pemisahan dengan dasar perbedaan titik didih ini bila
dilakukan dengan kontrol suhu yang ketat akan dapat memisahkan
suatu zat dari campurannya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol
untuk tidak melewati titik didih campuran. (Johari, 2006)

c. Pengendapan
Sesuatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda
dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis
yang lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Apabila
dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan
kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan
salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentasi atau
sentrifugasi. (Johari, 2006)

Adapun beberapa cara yang dapat digunakan untuk memisahkan suatu zat
dari campurannya, antara lain :
a. Sublimasi
Proses sublimasi sangat mirip dengan proses distilasi. Istilah
distilasi digunakan untuk perubahan dari cairan menjadi uap setelah
mengalami pendinginan berubah menjadi cairan atau padatan.
Sedangkan sublimasi adalah proses dari perubahan bentuk padatan
langsung menjadi uap tanpa melalui bentuk cair dan setelah
mengalami pendinginan langsung terkondensasi menjadi padatan
kembali. (Baskoro, 2018)
b. Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan zat dengan larutannya berdasarkan
kepolarannya dan massa jenisnya. Pemisahan terjadi atas dasar
kemampuan larutan yang berada dari komponen-komponen dalam
campuran. Campuran dua jenis cairan yang tidak salingmelarutkan
dapat dipisahkan dengan corong pisah. (Keenan, 1991)

c. Dekantasi
Dekantasi adalah suatu cara pemisahan antara larutan dan
endapan yang paling sederhana, yaitu dengan menuangkan cairan
yang berada dibagian atas secara perlahan-lahan sehingga endapan
tertinggal dibagaian dasar bejana. Cara ini dapat dilakukan jika
endapan mempunyai ukuran partikel yang besar dan massa jenisnya
pun besar, sehingga dapat terpisah dengan baik terhadap cairannya.
Jika massa jenis dan ukuran partikel relatif kecil sehingga ada
sebagian padatan yang melayang atau mengapung maka cara
pemisahan yang paling tepat adalah dengan penyaringan atau
sentrifugasi. (Baskoro, 2018)

d. Filtrasi
Filtrasi adalah suatu cara pemisahan yang biasa dilakukan
untuk memisahkan suatu pelarut terhadap zat pengotornya yang
berupa padatan atau memisahkan suatu padatan kristal terhadap
pelarutnya. Keberhasilan pemisahan dengan cara ini sangat
bergantung pada ukuran saringan yang kita gunakan. Jika ukuran
saringan terlalu kecil sedangkan partikel yang disaring cukup besar,
maka pemisahan akan berhasil baik tetapi memerlukan waktu
penyaringan yang lama. Akan tetapisebaliknya jika ukuran partikel
sangat kecil sedangkan ukuran pori-pori saringannya cukup besar
maka akan ada sebagian partikel padat yang ikut lolos tidak tertahan
oleh penyaringnya. Teknik menyaring untuk mempercepat proses
penyaringan kadang-kadang diperlukan pompa vakum.(Baskoro,
2018)

e. Evaporasi
Evaporasi adalah suatu proses yang bertujuan memekatkan
larutan yang terdiri atas pelarut (solvent) yang volatile dan zat terlarut
(solute) yang non volatile (Widjaja,2010). Evaporasi adalah proses
pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan
pelarut. Di dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi
bertujuan untuk, meningkatkan larutan sebelum proses lebih lanjut,
memperkecil volume larutan, menurunkan aktivitas air. (Praptiningsih
1999).

f. Distilasi
Distilasi sederhana adalah teknik pemisahan untuk
memisahkan dua atau lebih komponen zat cair yang memiliki
perbedaan titik didih yang jauh. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah zat untuk menjadi
gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer yang normal.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran
air dan alkohol. (Basuki, 2003)

IV. Metodologi Percobaan


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini, yaitu :
- Timbangan
- Kaki tiga
- Beaker
- Batang pengaduk
- Corong
- Set alat distilasi
- Cawan porselen
- Jaring kawat
- Spatula
- Pembakar spiritus
- Clamps
- Termometer
4.1.2 Bahan
- Naftalene (kapur barus)
- Pb(NO3)2 0,5M
- Garam dapur (NaCl)
- Vaselin
- Pasir
- Serbuk Kapur
4.2 Diagram Alir

Pasir, garam dapur, naftalene

- Dimasukkan pasir, garam dapur, naftalene


(masing-masing 0,5 gram) pada beaker 100 ml
kosong yang telah ditimbang
- Diaduk sampai tercampur sempurna
- Ditimbang lagi sampel dan beaker
- Ditutup beaker menggunakan cawan porselen
- Ditempatkan beaker dan dish di atas jaring
kawat dan kaki tiga
- Ditambahkan beberapa pecahan es di atas
cawan porselen
- Dipanaskan beaker dengan bunsen sampai
terbentuk uap dan padatan mulai menempel di
bawah cawan
- Dikumpulkan padatan ke dalam wadah lain
- Diaduk campuran dan tutup beaker dengan
cawan
- Dipanaskan kembali hingga tidak terbentuk
padatan di bawah evaporating dish
- Ditimbang padatan hasil sublimasi yang
menempel di bawah cawan
- Didinginkan beaker pada temperatur ruang,
lalu ditimbang dengan padatan yang tersisa
- Dihitung berat hasil sublimasi ditambah berat
padatan tersisa, bandingkan dengan berat awal
campuran
- Ditambahkan aquades 25 ml dalam beaker
berisi sisa padatan
- Diaduk selama 5 menit
- Disaring campuran dengan kertas yang sudah
diketahui beratnya
- Ditampung filtratnya dengan beaker lain
- Dikeringkan kertas saring berisi padatan

Hasil
Spiritus dan Aquades

- Dipasang set alat distilasi


- Dioleskan vaselin tiap sambungan gelas
- Digunakan labu alas bulat 100 ml untuk labu
distilasi dan labu penampung
- Diisi spiritus dan akuades pada labu distilasi
- Dimasukkan 2 butir batu didih
- Dipasangkan kedua labu pada set alat distilasi dan
dipanaskan dengan pembakar spiritus
- Dicatat temperatur saat distilat yang tertampung
volumenya sekitar 1 ml
- Dilanjutkan hingga setengah volume air pada
distilat berpindah ke labu penampung
- Dimatikan spiritus dan dinginkan labu distilat
- Dimasukkan masing-masing 2 ml cairan sisa pada
labu distilasi dan labu penampung
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

Hasil

Bubuk Kapur

- Dimasukkan 2-3 sendok makan bubuk kapur ke


dalam gelas kimia 50 ml
- Ditambahkan 30 ml air, diaduk sampai rata
- Diambil 10 ml larutan ke dalam tabung sentrifugal
- Dipisahkan sentrat dan endapan dengan diputar
pemusingan selama 2 menit
- Diambil filtrat dengan pipet tetes
- Diambil kembali 10 ml campuran air dengan kapur
- Diaduk kembali jika kapur mengendap
- Disaring menggunakan kertas saring
- Diambil filtratnya
- Dibandingkan sentrat dari proses sentrifugasi dan
filtrat dari proses penyaringan
Hasil

Garam dapur

- Dilarutkan 1 garam dapur kotor dalam gelas kimia 50


ml dengan air secukupnya
- Disaring dan ditampung filtratnya
- Diuapkan dalam cawan porselen di atas nyala spiritus
sampai air habis menguap
- Dibandingka keadaan fisik garam dapur sebelum dan
sesudah proses

Hasil

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Pemisahan Campuran
Timbang sebuah beaker 100 mL yang kosong, bersih, dan
kering. Kedalam beaker masukkan sebanyak masing-masing 0,5
gram pasir, garam dapur, dan naphtalene serta aduk sampai
tercampur sempurna. Timbang berat total sampel dan beaker.
Siapkan satu cawan porselen yang telah diketahui beratnya untuk
menutup beaker yang berisi campuran. Tempatkan beaker dan dish
diatas jaring kawat dan kaki tiga. Tambahkan beberapa pecahan es
diatas cawan porselen. Hati-hati jangan sampai ada tetesan air
dibawah dish atau didalam beaker. Panaskan beaker dengan
pembakar spritus atau Bunsen sampai terbentuk uap didalam beaker
dan padatan mulai menempel dibawah cawan porselen. Setelah 10
menit, pindahkan pembakar spiritus dan kumpulkan padatan dibawah
cawan porselen kedalam wadah menggunakan spatula. Aduklah
campuran dalam beaker dengan batang pengaduk. Tutup beaker
dengan cawan porselen, kemudian panaskan beaker kembali sampai
tidak terbentuk padatan dibawah evaporating dish. Timbang padatan
(padatan hasil sublimasi) yang menempel dibawah cawan porselen.
Dinginkan beaker pada temperatur ruang. Timbanglah beaker yang
berisi padatan tersisa. Hitunglah berat hasil sublimasi ditambah
dengan berat padatan tersisa. Bandingkan hasil perhitungannya
dengan berat awal total campuran dalam beaker. Tambahkan 25 mL
aquades kedalam sisa padatan dalam beaker. Lakukan pengadukan
selama 5 menit. Siapkan kertas saring yang sudah diketahui beratnya
untuk proses penyaringan. Saringlah campuran dan tampung
filtratnya dengan beaker lain. Bilas padatan pada kertas saring dengan
10 mL aquades.Kertas saring yang berisi padatan dikeringkan dalam
oven suhu 105 oC selama 10 menit, lalu ditentukan berapa berat
padatan hasil penyaringan. Cairan (filtrat) yang tersisa digunakan
sebagai sampel percobaan distilasi.

4.3.2 Distilasi
Pasang set alat distilasi sesuai dengan instruksi dari instruktur.
Ingat setiap sambungan alat gelas diolesi vaselin. Gunakan labu
alas bulat 100 mL untuk labu distilasi dan labu penampung. Isi
labu distilasi dengan spiritus dan aquades. Masukkan 2 butir batu
didih. Pasangkan kedua labu tersebut pada set alat distilasi, dan
mulailah memanaskan menggunakan pembakar spiritus. Catat
temperatur saat distilat yang tertampung volumenya sekitar 1 mL.
Distilasi dilanjutkan hingga setengah volume air pada labu distilasi
pindah ke labu penampung distilat. Matikan pembakar spiritus dan
dinginkan labu distilat. Masukan masing-masing sebanyak 2 mL
cairan sisa pada labu distilasi dan cairan pada labu penampung
distilat, pada dua tabung reaksi terpisah. Amati dan catat
perubahan yang terjadi.

4.3.3 Sentrifugasi Versus Filtrasi


Masukkan 2-3 sendok makan bubuk kapur kedalam gelas
kimia 50 ml. Tambahkan 30 ml air, aduk sampai rata. Ambil 10 ml
larutan kedalam tabung sentrifugal. Pisahkan sentrat dan endapan
dengan diputar dengan pemusingan selama 2 menit dan ambil
filtrat dengan pipet tetes. Ambil kembali 10 ml campuran air
dengan kapur (aduk kembali jika kapur telah mengendap), saring
menggunakan kertas saring ambil filtratnya.Bandingkan sentrat
dari proses sentrifugasi dan filtrat dari proses penyaringan.
4.3.4 Rekristalisasi
Ambil 1 garam dapur kotor, larutkan dalam gelas kimia 50 ml
dengan air secukupnya. Saring dan tampung filtratnya, kemudian
uapkan dalam cawan porselin diatas nyala pembakar spiritus
sampai air habis menguap. Bandingkan keadaan fisik garam dapur
sebelum dan sesudah proses.
V. Data dan Perhitungan

Gelas beaker 100 ml kosong = 62,891 gr


Pasir = 0,500 gr
Garam dapur = 0,503 gr
Naftalena = 0,505 gr
Gelas beaker + pasir + garam dapur + naftalena = 64,302 gr
Kaca arloji kosong = 23,80 gr
Kaca arloji + padatan = 24,394 gr
Gelas beaker + sisa padatan = 63,551 gr
Kertas saring bersih = 1,138 gr
Kertas saring + padatan sisa = 1,668 gr
Massa cawan porselen kosong = 45,32 gr
Massa cawan porselen + filtrat = 47,36 gr
Massa cawan porselen + filtrat setelah dipanaskan = 46,22 gr
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
6.1.1 Tabel Hasil Pemisahan Campuran
Massa
Massa setelah Sisa
No Perlakuan sebelum Hasil
sublimasi padatan
sublimasi
1. Pemanasan 1,508 gr 0,592 gr Naftalena Pasir dan
pada beaker garam
2. Oven 0,66 gr 0,53 gr Padatan pasir Pasir
dan garam

6.1.2 Tabel Hasil Distilasi


No Suhu awal Suhu saat Warna sampel Warna hasil distilat
menetes
1. 25 °C 64 ° C Keunguan Bening

6.1.3 Tabel Hasil Filtrasi versus Sentrifugasi


No Warna sampel Warna sentrat hasil Warna filtrat
(akuades + batu kapur) sentrifugasi hasil filtrasi
1. Putih keruh Bening Lebih bening

6.1.4 Tabel Hasil Rekristalisasi


No Massa sebelum Massa sesudah Warna sebelum Warna
sesudah
1. 2,04 gr 0,9 gr Putih dan kotor Lebih putih dan
bersih

6.2 Pembahasan
Pemisahan campuran menggunakan perbedaan titik uap (boiling point)
biasa kita kenal dengan sublimasi. Sublimasi merupakan metode pemisahan
campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fase cair terlebih
dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Bahan-bahan
yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti
kamfer dan iod. Pada percobaan kali ini, bahan serta titik didih dari masing-
masing bahan yaitu, naftalena 218° C, garam dapur 1465° C, dan pasir 2230° C.
Hasil dari sublimasi sangat bergantung pada titik didih dari zat yang
disublimasi. Semakin rendah titik didih dari suati zat, maka zat tersebut
dengan mudah terpisah. Sehingga pada percobaan kali ini, naftalena
merupakan zat yang lebih mudah terpisah daripada zat lain. Akan tetapi, tidak
semua naftalena berhasil menyublim, masih ada sisa padatan yang bercampur
dengan uap.
Setiap zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya
suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B,
atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar,
misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti
alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Melihat
kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya,
maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan
menggunakan pelarut tertentu.
Pemisahan campuran berdasarkan kelarutan biasa kita kenal dengan
ekstraksi. Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah
kelarutan bahan dalam pelarut tertentu. Pada percobaan kali ini kita
menggunakan air sebagai pelarut, bahan yang digunakan untuk dilarutkan
berdasarkan tingkat kelarutannya dalam air diurutkan sebagai berikut, garam
dapur, pasir, dan naftalena.
Hasil dari ekstraksi bergantung dari tingkat kelarutan suatu zat.
Semakin tinggi tingkat kelarutan zat tersebut, maka zat itu akan mudah larut
dalam pelarut. Sehingga pada percobaan kali ini, berdasarkan tingkat
kelarutannya dalam air, garam dapur dan pasir merupakan zat yang larut
dalam air, sedangkan naftalena tidak larut dalam air. Hal ini dikarenakan
naftalena memiliki konsentrasi yang tinggi, sehingga zat tersebut memiliki
tingkat kelarutan yang rendah pada air.
Spiritus yang memiliki titik didih 78,37℃ merupakan alkohol
sederhana yang biasa kita sebut dengan metanol atau metil alkohol. Gas alam
dan uap air dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan
karbonmonoksida, kemudian gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi
dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk menghasilkan metanol.
Umumnya metanol dibuat dari gas sintesis berupa gas methan (CH4) yang
terkandung dalam gas alam, batubara dan biomassa metanol dapat dihasilkan
dari bahan baku biomassa.
Pemisahan dengan proses distilasi dapat berlangsung karena
berdasarkan hukum termodinamika dalam proses penguapan komponen yang
mudah menguap akan terkonsentrasi di fase uap. Uap yang lebih banyak
mengandung komponen mudah menguap (volatile komponen) bergerak ke
atas ketahap berikutnya dan terjadi kontak dengan fase liquid sehingga proses
vaporisasi kondensate berlangsung dan mengakibatkan konsentrasi komponen
mudah menguap semakin terkonsentrasi di fase uap. Berdasarkan prinsip
diatas maka proses destilasi hanya bisa dilakukan untuk memisahkan
komponen-komponen yang memiliki perbedaan titik didih dan tidak bisa
digunakan untuk memisahkan komponen dengan titik didih yang berdekatan
atau sama.
Percobaan kali ini, kita menggunakan spiritus atau metanol  dengan
fase liquid serta air yang berfase sama yaitu liquid. Sehingga reaksi yang terjadi
adalah  metanol(l)+ air(l)           metanol(aq). Hal ini dikarenakan metanol yang merupakan
alkohol sederhana tidak bereaksi dengan air, tetapi  alkohol tersebut tercampur
seperti larut dalam air, sebab alkohol bersifat miscible/dissolve pada air, sehingga
dihasilkan metanol dengan fase aki yang memiliki titik didih 64,7.
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk
memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori
(penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel
antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang
mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan
pelarut. Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk
larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut
filtrat sedangkan sisa yang tertinggal di penyaring disebut residu (ampas).
Sedangkan pengendapan memiliki prinsip yaitu zat-zat dengan berat jenis
yang lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam
suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan
pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka
dapat dipisahkan dengan metode sedimentasi atau sentrifugasi.
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran
atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat
tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok.
Ada beberapa syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses
kristalisasi yaitu memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara
zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat
pengotor pada kristal, dan mudah dipisahkan dari kristalnya.
Pemurnian garam kotor dengan teknik rekristalisasi, pelarut (solven)
yang digunakan adalah air. Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah
perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan
zat pencampur atau pencemarnya. Larutan yang terbentuk dipisahkan satu
sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara
menjenuhkannya (mencapai kondisi supersaturasi atau larutan lewat jenuh).
Secara teoritis ada 4 metoda untuk menciptakan supersaturasi dengan
mengubah temperatur, menguapkan solven, reaksi kimia, dan mengubah
komposisi solven, Sedangkan garam dari hasil rekristalisasi akan tampak lebih
putih dan bersih jika dibandingkan dengan garam sebelum direkristalisasi.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1. Ada beberapa teknik pemisahan campuran, seperti filtrasi, destilasi,
ekstraksi, sublimasi, evaporasi, dekantasi.
2. Menentukan teknik pemisahan campuran yang digunakan,
didasarkan pada bebera faktor, seperti ukuran partikel, titik didih,
dan kelarutan suatu zat.
3. Campuran homogen dapat dipisahkan menggunakan teknik
destilasi.
DAFTAR PUSTAKA

Argandi, R., K.S. Martini., dan A.N.C. Saputro. 2013. Pembelajaran Kimia Dengan
Metode Inquiry Terbimbing Dilengkapi Kegiatan Laboratorium Real dan
Virtual Pada Pokok Bahasan Pemisahan Campuran. Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK). Vol. 2(2): 44-49.
Arsyad. M. Natsir.2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia :
Jakarta.
Bernasconi,G. 1995.Teknoklogi Kimia Bagian 2. Bandung : Bumi Aksara.
Basuki, Atastrina Sri. 2003. Buku Panduan Praktikum Kimia Fisika. Depok:
Laboratorium Dasar Proses Kimia Departemen Teknik Gas dan
Petrokimia,Fakultas Teknik Universitas Indonesia).
Chang, Svehla. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : BinarupaAksara
Dominggus. 2005. Desain Destilator Untuk Destilasi Air Laut Pada Kapal Penangkap
Ikan. Skripsi. Teknik Mesin Universitas Patimura Ambon.
Fatimura, M. 2014. Tinjauan Teoritis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Operasi
Pada Kolom Destilasi. Jurnal Media Teknik. 11(1): 23
Hidayat, M. 2017. Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium dan Spiritus Terhadap
Karakteristik Bahan Bakar dan Perfoma Mesin Sepeda Motor. Skripsi.
Semarang: Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Uviversitas Negeri
Semarang
Husnah. 2014. Pengaruh Filtrasi Terhadap Penurunan Kadar Fe dalam Air Rawa.
Jurnal Media Teknik. 11(1): 8
Johari, Sandri. 2006.  Kimia. Bogor : Yudistira.
Keenan, dkk. 1994. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Labchem. 2020. Material Safety Data Sheet Naphtalene MSDS [Serial Online].
www.sciencelab.com diakses 25 Oktober 2020.
Ltschem. 2020. Material Safety Data Sheet Calcium Oxide MSDS [Serial Online].
www.ltschem.com diakses 25 Oktober 2020.
Masyitoh, Dewanti, dkk. 2016. Analisis Profil Protein Ekstrak Aquades dan Etanol
Daun Mimba (Azadirachta Indica A. Juss) dengan Metode SDS-PAGE. E-
Jurnal Pustaka Kesehatan. 4(3): 536-537
Praptiningsih, Yhulia, dkk. 1999. Buku Ajar Teknologi Pengolahan. Jember:
Universitas Jember.
Rositawati, Taslim, dkk. 2013. Rekristalisasi Garam Rakyat Dari Daerah Demak
Untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.
2(4): 217-225
SmartLab. 2020. Material Safety Data Sheet Timbal(III)Nitrat MSDS [Serial Online].
www.smartlab.co.id diakses 25 Oktober 2020.
SmartLab. 2020. Material Safety Data Sheet Sodium Chloride MSDS. [Serial Online].
www.smartlab.co.id diakses pada 25 Oktober 2020.
Soedarmadji, S. 1996. Teknik Analisa Biokimiawi. Yogyakarta: Liberty
Umam, F. 2019. Pemurnian Garam dengan Metode Rekristalisasi di Desa Bunder.
Pamekasan untuk Mencapai SNI Garam Dapur. Jurnal Ilmiah Pangabdhi.
5(1): 25-27
Wahyudi, Nugroho, dkk. 2017. Rancangan Alat Distilasi Untuk Menghasilkan
Kondensat dengan Metode Distilasi Satu Tingkat. Jurnal Chemurgy. 1(2): 31.
Walangare, Lumenta, dkk. 2013. Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi
Air Minum Dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas
Elektrik. E-jurnal Teknik Elektro dan Komputer. 1(1): 1-8.
LAMPIRAN

Lembar Pengamatan
a. Pemisahan Campuran
Massa beaker awal = 62,891 gram
Massa pasir = 0,500 gram
Massa garam dapur = 0,503 gram
Massa naftalena = 0,505 gram
Massa gelas beaker + pasir + garam
dapur + naftalena = 64,302 gram
Massa kaca arloji kosong = 23,80 gram
Massa kaca arloji + padatan = 24,392 gram
Massa padatan (setelah pemanasan ke-1) = jumlah – massa kaca arloji
= (24,392 – 23,80) gram
= 0,592 gram
Massa gelas beaker + sisa padatan = 63,551 gram
Massa sisa padatan (setelah pemanasan= jumlah – massa gelas beaker
ke-1) = (63,551 – 62,891) gram
= 0,66 gram
Massa kertas saring bersih = 1,138 gram
Massa kertas saring + padatan sisa = 1,668 gram
Massa sisa padatan = jumlah – massa kertas saring
= (1,668 – 1,138) gram
= 0,53 gram

b. Distilasi
Suhu larutan sampel awal = 25℃
Suhu larutan sampel saat menetes = 64℃
Warna sampel awal (aquades + spiritus) = keunguan
Warna hasil distilat = bening

c. Filtrasi vs Sentrifugasi
Warna sampel air + batu kapur = putih keruh
Warna sentrat hasil sentrifugasi = bening
Warna filtrat hasil filtrasi = lebih bening

d. Rekristalisasi
Massa cawan porselen kosong = 45,32 ram
Massa cawan porselen + filtrat = 47,36 gram
Massa cawan porselen + filtrat setelah
dipanaskan = 46,22 gram
Warna kristal NaCl sampel = putih dan kotor
Warna kristal NaCl setelah rekristalisasi
= lebih putih dan bersih

Gambar
a. Pemisahan Campuran

b. Pemasangan Tabung Distilasi


c. Distilasi

d. Sentrifugasi vs Filtrasi

e. Rekristalisasi

Anda mungkin juga menyukai