Esai

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

7.

Ceritakan pengalaman Anda mengimplementasi rencana program kerja di


sekolah yang Anda pimpin

a. Apa program kerja yang Anda implementasikan saat itu? Bagaimana cara Anda
menyusun rencana program kerja tersebut ke dalam aktivitas kerja yang lebih spesifik?
(minimal 100 kata – 500 kata)

Jawab:

Program kerja saat ini:

Upaya peningkatan kompetensi manajerial (penggunaan media Teknologi Informasi dan


Komunikasi) dan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP).

Indikator keberhasilan:

a) Guru mampu menjelaskan peranan TIK dalam pembelajaran


b) Mampu mengelola TIK di sekolah
c) Mampu menyusun perangkat pembelajaran berbasis TIK (Ms. Word, Excel, dan PPT)
d) Mampu menggunakan media TIK dalam pembelajaran
e) Guru mampu menejelaskan langkah-langkah penyusunan silabus dan RPP
f) Guru mampu menyusun silabus dan RPP dengan benar

Komponen-komponen dalam manajemen dalam pengerjaan rencana kerja sekolah meliputi:


perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan/melaksanakan, dan pengendalian.

Dalam merumuskan Rencana Kerja Sekolah ada beberapa Langkah dan tahap dalam
penyusunan, antara lain:

Tahap I: Membentuk Tim Penyusun RKS


Kepala sekolah dan guru bersama komite sekolah membentuk Tim RKS yang
disebut dengan Tim Penyusun Rencana Kerja Sekolah (TPRKS) serta menugaskan Tim
kerja sekolah untuk menyusun RKS. Tim dipersyaratkan terdiri dari orang-orang yang
memang memiliki komitmen dan mengonsep ide-ide besar pertumbuhan dan
perkembangan sekolah ke depan. Tim ini disebut Tim inti yang beranggotakan minimal 6
orang, terdiri dari unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, wakil dari
TU/operator sekolah, dan wakil dari komite sekolah.

Tahap II: Menetapkan kondisi sekolah saat ini, Langkah yang diambil adalah:

1) Melakukan Evaluasi Diri Sekolah


2) Membandingkan Hasil Evaluasi Diri Sekolah dengan Acuan Standar Sekolah
3) Merumuskan Tantangan (Utama/Prioritas) Sekolah.
Tahap III: Menetapkan Kondisi Sekolah yang Diharapkan

1) Merumuskan Visi Sekolah


2) Merumuskan Misi Sekolah
3) Merumuskan Tujuan Sekolah
4) Merumuskan Sasaran dan Indikator Kinerja
5) Identifikasi Tantangan Nyata: membandingkan antara kondisi ideal (SNP) dengan
kondisi nyata (saat ini) antara lain melalui EDS

Tahap IV: Menyusun Program  dan Kegiatan

1) Merumuskan Program dan Menetapkan Penanggungjawab Program.


2) Merumuskan Kegiatan, dan Jadwal Kegiatan.

Tahap V: Merumuskan Rencana Anggaran Sekolah


1) Membuat Rencana Biaya Program
2) Membuat Rencana Pendanaan Program
3) Menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber Pendanaan.

Tahap VI: Merumuskan Rencana Kerja Tahunan Sekolah (RKTS) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS)
1) Merumuskan Rencana Kerja Tahunan
2) Perumusan Program Strategis untuk Pemenuhan SNP (Empat Tahunan)
3) Perumusan Strategi Pencapaian Pemenuhan SNP (Empat Tahunan)
4) Perumusan Hasil yang Diharapkan (Empat Tahunan)
5) Penyusunan RKAS (Kegiatan Pemenuhan SNP Satu Tahunan)

b. Bagaimana Anda menentukan dan mempersiapkan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan rencana tersebut? (minimal 70 kata – 500)

Jawab:

Sekolah memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sumber daya pendidikan di sekolah dapat dikelompokkan menjadi (a) sumber daya bukan
manusia, yang meliputi program sekolah, kurikulum, (b) sumber daya manusia (sdm) yang
meliputi kepala sekolah, guru, staf, tenaga pendidikan lainnya, siswa, orang tua siswa, dan
masyarakat yang memiliki keperdulian kepada sekolah, (c) sumber daya fisik yang meliputi
bangunan, ruangan, peralatan, alat peraga pendidikan, waktu belajar, dan penampilan fisik
sekolah, dan sumber daya keuangan yang meliputi keseluruhan dana pengelolaan sekolah baik
yang diterima dari pemerintah maupun masyarakat.

1) Sumber Daya Bukan Manusia


Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik di sekolah jika didukung oleh
adanya program, baik di tingkat kelas, sekolah, maupun tingkat gugus. Hal ini berarti
bahwa proses pendidikan harus dikelola dengan baik yang tersusun dalam sebuah
program sekolah. Proses penyusunan program ini merupakan proses yang terdiri atas
kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain program adalah suatu
kegiatan dalam membuat atau membentuk pengelolaan sekolah secara mandiri
berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan atau analisis situasi dan
kondisi dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan
tuntutan masyarakat.

2) Sumber Daya Manusia (SDM)


Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kegiatan pembinaan dan pemberdayaan
personil yang ada di sekolah dan masyarakat untuk pencapaian tujuan-tujuan pendidikan
di sekolah. Cara yang dapat ditempuh dalam manajemen Sumber Daya Manusia di
sekolah adalah dengan melakukan pembinaan dan pemberadayaan yang terarah dan terus
menerus agar personil yang ada dapat melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik
dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. Pembinaan dan
pemberdayaan personil mencakup pembinaan akademis atau profesionalnya, karier dan
kesejahteraan.

3) Sumber Daya Fisik


Sarana dan prasarana diartikan sebagai kegiatan mulai dari kegiatan perencanakan
kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan
penghapusan sampai dengan penataan penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan
perabot sekolah secara tepat guna dan tepat sasaran.
Sarana pendidikan adalah alat yang secara langsung digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar yang dapat digolongkan menjadi alat pelajaran, alat peraga, dan media
pengajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
mendukung terlaksananya kegiatan pendidikan seperti gedung, dan benda yang tidak
dipindahkan lainnya.
c. Apa yang Anda lakukan untuk memastikan keselarasan antara rencana program kerja
dengan sistem maupun proses yang ada (misalnya terkait anggaran, kebijakan, sumber
daya, dan lain-lain) (minimal 70 kata – 500 kata)

Jawab:

Terkait antara keselarasan antara rencana program kerja dengan sistem maupun proses yaitu
dengan cara melakukan, antara lain:

a) Melakukan manajemen keuangan


Manajemen keuangan adalah kegiatan sekolah untuk merencanakan, memperoleh,
menggunakan, dan mempertanggungjawabkan keuangan sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Manajemen keuangan perlu dilakukan karena sumber pembiayaan
sekolah biasanya terbatas. Karena itu, sekolah harus mampu meyakinkan pihak-pihak
yang berkepentingan bahwa program sekolah memerlukan tambahan biaya. Cara untuk
mendapatkan tambahan biaya keuangan sekolah di antaranya adalah sebagai berikut:
 menyusun proposal untuk setiap program kegiatan.
 menentukan keperluan dana untuk setiap kegiatan.
 mencatat atau mendaftarkan sumber-sumber pembiayaan sekolah.
 menyusun Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS).
 menggunakan format penyusunan RAPBS yang ada.
 mengajukan proposal dan RAPBS ke instansi terkait misalnya komite sekolah,
badan peranserta masyarakat, alumni atau donator lainnya.

Dalam menggunakan keuangan sekolah, maka sekolah (kepala sekolah dan guru-guru)
antara lain melakukan:

 memilih bendahara, pemegang buku, dan pengawas yang bertanggung jawab,


 menentukan mekanisme pengeluaran keuangan sekolah misalnya sebelum
mengeluarkan uang harus mendapat persetujuan pengawas dan kepala sekolah,
 menggunakan keuangan sekolah sesuai dengan RAPBS, dan
 mencatat secara tertib dan cermat pendapatan dan pengeluaran sekolah.

b) Melakukan Manajemen Kerjasama sekolah dengan masyarakat.


Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah
dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang
kebutuhan dari hasil pendidikan serta mendorong minat dan tanggung jawab masyarakat
dalam ikut serta mendorong dan memanjukan sekolah.
Kegiatan kerjasama sekolah dan masyarakat ini perlu dilakukan adalah untuk
mendayagunakan potensi masyarakat dalam membantu kelancaran penyelenggaraan
pendidikan di sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c) Melakukan manajemen pembelajaran

Manajemen pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha ke arah pencapaian tujuan-tujuan


melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau membuat sesuatu dikerjakan oleh orang lain,
berupa peningkatan minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa (orang yang
belajar) dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu dibatasi) serta mengarah
kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran merupakan kegiatan


mengelola proses pembelajaran, sehingga manajemen pembelajaran merupakan salah
satu bagian dari serangkaian kegiatan dalam manajemen pendidikan.

Manajemen pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran dan


pendidikan. Sehingga dalam manajemen pembelajaranpun memiliki beberapa kegiatan
dan hal-hal penting untuk diperhatikan. Beberapa bagian terpenting dalam manajemen
pembelajaran tersebut antara lain: penciptaan lingkungan belajar, mengajar dan
melatihkan harapan kepada peserta didik, meningkatkan aktivitas belajar, dan
meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

d. Bagaimana Anda memantau pelaksanaan program tersebut? Evaluasi apa yang Anda
lakukan? (minimal 50 kata – 200 kata)

Jawab:

Idealnya sekolah melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
atau kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. Program
atau kegiatan sekolah tersebut dilakukan sekolah di bawah kendali kepala sekolah yang
merupakan level manajemen puncak di sekolah. Perlu dikatakan bahwa seorang pemimpin
(karena level manajemen puncak merupakan pimpinan) yang baik, adalah pemimpin yang tidak
melaksanakan sendiri tindakan-tindakan yang bersifat operasional. Lebih banyak merumuskan
konsep-konsep.

Sistem persekolahan di Indonesia pada umumnya kepala sekolah merupakan jabatan yang
tertinggi di sekolah sehingga dengan demikian kepala sekolah memegang peranan dan pimpinan
segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas sekolah ke dalam maupun ke luar. Untuk
menghasilkan kepala sekolah yang mampu menjalankan fungsinya dengan baik dibutuhkan guru
yang professional.

Sampai saat ini banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, tetapi upaya
meningkatkan mutu pembelajaran sering menemui kendala. Salah satu kegiatan sebagai wujud
upaya perbaikan di atas, yaitu melalui sistem pembinaan profesional, pembentukan gugus
sekolah, dan pembinaan profesional di masingmasing sekolah. Setiap gugus SD/MI dibentuk
Kelompok Kegiatan Kepala Sekolah (KKKS) dan Kelompok Kerja Guru (KKG), sedangkan di
SMP/MTs disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Walaupun gugus sekolah sudah
dibentuk dan kegiatan kelompok kerja guru melalui KKKS, KKG dan MGMP telah berjalan,
namun pelaksanaan kegiatan ini sering kurang memadai sebagai forum untuk meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah.

Ada beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program yang telah
dijalankan:

a) Kurangnya pemahaman dan kemauan kepala sekolah tentang pentingnya perangkat


monitoring, evaluasi, dan pelaporan sebagai bagian kegiatan manajerial untuk
menjalankan program sekolah.
b) Keterbatasan staf dan beban kerja yang berat menjadikan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan kurang berjalan optimal.
c) Untuk monitoring, evaluasi, dan pelaporan dari kepala sekolah (bidang kinerja
manajerial) tidak terjadwal dan kadang dilaksanakan.
d) Kurangnya kesadaran untuk melakukan kewajiban yang telah diprogramkan, jika
monitoring, evaluasi, dan pelaporan dilaksanakan untuk menilai kinerja kepala sekolah,
maka dibutuhkan perangkat aturan yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai