Esai
Esai
Esai
a. Apa program kerja yang Anda implementasikan saat itu? Bagaimana cara Anda
menyusun rencana program kerja tersebut ke dalam aktivitas kerja yang lebih spesifik?
(minimal 100 kata – 500 kata)
Jawab:
Indikator keberhasilan:
Dalam merumuskan Rencana Kerja Sekolah ada beberapa Langkah dan tahap dalam
penyusunan, antara lain:
Tahap II: Menetapkan kondisi sekolah saat ini, Langkah yang diambil adalah:
Tahap VI: Merumuskan Rencana Kerja Tahunan Sekolah (RKTS) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS)
1) Merumuskan Rencana Kerja Tahunan
2) Perumusan Program Strategis untuk Pemenuhan SNP (Empat Tahunan)
3) Perumusan Strategi Pencapaian Pemenuhan SNP (Empat Tahunan)
4) Perumusan Hasil yang Diharapkan (Empat Tahunan)
5) Penyusunan RKAS (Kegiatan Pemenuhan SNP Satu Tahunan)
b. Bagaimana Anda menentukan dan mempersiapkan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan rencana tersebut? (minimal 70 kata – 500)
Jawab:
Sekolah memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sumber daya pendidikan di sekolah dapat dikelompokkan menjadi (a) sumber daya bukan
manusia, yang meliputi program sekolah, kurikulum, (b) sumber daya manusia (sdm) yang
meliputi kepala sekolah, guru, staf, tenaga pendidikan lainnya, siswa, orang tua siswa, dan
masyarakat yang memiliki keperdulian kepada sekolah, (c) sumber daya fisik yang meliputi
bangunan, ruangan, peralatan, alat peraga pendidikan, waktu belajar, dan penampilan fisik
sekolah, dan sumber daya keuangan yang meliputi keseluruhan dana pengelolaan sekolah baik
yang diterima dari pemerintah maupun masyarakat.
Jawab:
Terkait antara keselarasan antara rencana program kerja dengan sistem maupun proses yaitu
dengan cara melakukan, antara lain:
Dalam menggunakan keuangan sekolah, maka sekolah (kepala sekolah dan guru-guru)
antara lain melakukan:
d. Bagaimana Anda memantau pelaksanaan program tersebut? Evaluasi apa yang Anda
lakukan? (minimal 50 kata – 200 kata)
Jawab:
Idealnya sekolah melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
atau kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. Program
atau kegiatan sekolah tersebut dilakukan sekolah di bawah kendali kepala sekolah yang
merupakan level manajemen puncak di sekolah. Perlu dikatakan bahwa seorang pemimpin
(karena level manajemen puncak merupakan pimpinan) yang baik, adalah pemimpin yang tidak
melaksanakan sendiri tindakan-tindakan yang bersifat operasional. Lebih banyak merumuskan
konsep-konsep.
Sistem persekolahan di Indonesia pada umumnya kepala sekolah merupakan jabatan yang
tertinggi di sekolah sehingga dengan demikian kepala sekolah memegang peranan dan pimpinan
segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas sekolah ke dalam maupun ke luar. Untuk
menghasilkan kepala sekolah yang mampu menjalankan fungsinya dengan baik dibutuhkan guru
yang professional.
Sampai saat ini banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, tetapi upaya
meningkatkan mutu pembelajaran sering menemui kendala. Salah satu kegiatan sebagai wujud
upaya perbaikan di atas, yaitu melalui sistem pembinaan profesional, pembentukan gugus
sekolah, dan pembinaan profesional di masingmasing sekolah. Setiap gugus SD/MI dibentuk
Kelompok Kegiatan Kepala Sekolah (KKKS) dan Kelompok Kerja Guru (KKG), sedangkan di
SMP/MTs disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Walaupun gugus sekolah sudah
dibentuk dan kegiatan kelompok kerja guru melalui KKKS, KKG dan MGMP telah berjalan,
namun pelaksanaan kegiatan ini sering kurang memadai sebagai forum untuk meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah.
Ada beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program yang telah
dijalankan: