Rizka Fitri S - 1800039 - D3 Iva - Tugas Bab 4
Rizka Fitri S - 1800039 - D3 Iva - Tugas Bab 4
NIM : 1800039
Kelas : D3 IVA
Tugas bab IV : Melaporkan Hasil Penelitian Dan Hasil Kegiatan
TEKS LAPORAN
CIRI – CIRI
AKADEMIK
HUBUNGAN GENRE
SETIAP TAHAPAN
Ringkas atau padat
TEKS
Lengkap
Logis
Sistematis
Lugas
MANFAAT
1. Fungsi informatif
2. Fungsi pertanggung
jawaban
3. Fungsi pengawasan
4. Fungsi pengambilan
keputusan.
LAPORAN LAPORAN
PENELITIAN KEGIATAN
1. Abstrak 1. Ringkasan
2. Pendahuluan 2. Pendahuluan
3. Landasan teori dan tinjauan pustaka 3. Deskripsi kegiatan
4. Metodologi penelitian 4. Pelaksanaan kegiatan
5. Hasil penelitian dan pembahasan 5. Penutup
6. Penutup 6. Daftar pustaka dan lampiran
7. Daftar pustaka dan lampiran 7. Simpulan tentang struktur
8. Simpulan tentang struktur teks dan teks dan hubungan genre
hubungan genre pada laporan pada laporan kegiatan
penelitian.
Ciri ciri akademik teks laporan :
Fungsi informatif :
Dapat digunakan sebagai sumber informasi.
Fungsi pertanggung jawaban :
Laporan merupakan bentuk pertanggung jawaban atas penelitian atau kegiatan yang
dilaksanakan kepada atasan, sponsor, dll.
Fungsi pengawasan :
Sebagai sarana untuk mengawasi penelitian dan kegiatan yang dilakukan tanpa harus melakukan
pengecekan langsung.
Fungsi pengambilan keputusan :
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan agar keputusan
tidak salah sasaran.
Abstarak :
Menjelaskan keseluruhan isi penelitian, meliputi ; masalah dan tujuan penelitian, metodologi
penelitian, temuan yang dihasilkan dan pembahasan, simpulan atau implikasi dan saran.
Pendahuluan :
Berisi tentang; Latar belakang penelitian, permasalahan, gambaran tujuan, pentingnya masalah
itu di teliti, metode/Teknik.
Landasan teori dan tinjauan pustaka :
Berisi tentang ulasan teoritis tentang dasar pemikiran yang digunkan untuk memecahkan
masalah.
Metodologi penelitian :
Menggambarkan data hasil penelitian, pertanyaan, dan metode pengambilan data.
Ringkasan :
Memberikan ringkasan dari keseluruhan kegiatan.
Pendahuluan :
Berisi tentang latar belakang, bentuk kegiatan, tujuan , manfaat, dan strategi yang digunakan.
Deskripsi kegiatan :
Menguraikan kegiatan yang dilakukan dan kendala kendala yang dihapi serta cara mengatasinya.
Penutup :
Menyatakan kegiatan dapat berjalan dengan baik, serta saran.
TUGAS :
BAB I
Latar Belakang
Segala kegiatan yang akan dijalankan oleh Gerakan Pramuka harus direncanakan dengan baik.
Persiapan yang matang adalah kunci utama agar kegiatan tersebut mendapatkan nilai yang baik
dari segi pendidikan serta kejiwaan. Oleh karena itu, maka evaluasi pelaksanaan Gerakan
Pramuka program Gugus Depan SMP 1 Depok ini penting dilaksanakan dan dibuat dalam
laporan tertulis.
Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan yang disusun oleh panitia Gerakan Pramuka Gugus Depan SMP 1 Depok
adalah para anggota yang berasal dari kelas VII dan VIII. Selain itu, sasaran kegiatan program
ini juga melibatkan penggalangan inti dari anggota kelas VII, VIII, dan IX.
Manfaat Kegiatan
Melalui kegiatan Gerakan Pramuka yang dilaksanakan di Gugus Depan SMP 1 Depok ini,
diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut:
Pembiayaan Kegiatan
Kegiatan ekstrakurikuler Gerakan Pramuka ini sepenuhnya dibiayai oleh alokasi dana Bantuan
Operasional Sekolah SMP 1 Depok.
BAB II
Materi
1. Pelatihan rutin 2 kali seminggu yang dilakukan setiap hari Selasa dan Sabtu pukul 14.00
– 17.00 WIB.
2. Kegiatan baris-berbaris.
3. Pelatihan kepemimpinan.
4. Pengetahuan umum Pramuka penggalang.
5. Pelatihan pertolongan pertama.
6. Pelatihan kekompakan anggota dan kerjasama antar regu.
Waktu
Kegiatan dilakukan pada hari Selasa dan Sabtu pada pukul 14.00 – 17.00 WIB. Kegiatan
ekstrakurikuler ini bersifat teratur dilakukan tiap minggu. Anggota pramuka diwajibkan untuk
hadir, menandatangani absensi, dan mengikuti latihan sampai selesai.
Tempat
Latihan ekstrakurikuler Pramuka Penggalang di Gugus Depan SMP 1 Depok ini dilaksanakan di
halaman/lapangan basket SMP 1 Depok atas izin yang telah diberikan oleh pihak sekolah. Untuk
penyampaian materi yang bersifat tertulis, maka dilakukan di dalam salah satu kelas dengan
sarana dan prasarana penunjang yang mampu mempermudah pemahaman anggota pramuka.
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, bisa disimpulkan bahwa pencapaian hasil anggota
pramuka penggalang yang mengikuti kegiatan ini sekitar 75%. Tiga perempat anggota yang
mengikuti latihan bisa memahami dan mempraktikkan pengetahuan pramuka dengan baik.
Sedangkan seperempat sisanya dianggap belum memahami materi secara optimal.
25% anggota yang belum memahami materi secara optimal lebih disebabkan oleh beberapa
kendala seperti sarana dan prasarana, banyaknya jumlah peserta, keterbatasan pelatih, dan
konsentrasi yang kurang pada waktu sore hari.
Saran yang bisa diberikan berdasarkan kondisi yang terjadi di atas antara lain:
1. Meminta dukungan dari seluruh elemen sekolah seperti kepala sekolah, guru mata
pelajaran, dan wali kelas untuk memotivasi siswa mengikuti kegiatan pramuka.
2. Melatih kepercayaan diri seluruh anggota agar bisa terampil dalam kegiatan pramuka.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini antara lain:
1. Perlu dibentuk kepengurusan gugus depan di SMP 1 Depok yang lebih sistematis.
2. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan pramuka di SMP 1 Depok masih minim.
3. Masih rendahnya kesadaran yang dimiliki oleh siswa untuk mengikuti kegiatan pramuka
di SMP 1 Depok.
Identifikasi laporan 1 :
Struktur dan genre mikro :
- Ringkasan = ringkasan dari laporan di atas tidak terpisah atau
tercampur ke dalam latar belakang dan materi pada BAB II. Seperti tujuan
dengan tulisan yang berwarna biru.
- Pendahuluan = dalam genre mikronya yaitu deskripsi ( atau teks
eksposisi) , pada teks laporan di atas yaitu tulisan yang berwarna merah. Dan
tujuan juga termasuk ke dalam struktur ini.
- Deskripsi kegiatan = dalam genre mikro yaitu deskripsi. Dalam laporan
kegiatan di atas tulisan yang berwarna hijau adalah struktur deskripsi
kegiatannya.
- Pelaksaan kegiatan = pada genre mikronya adalah deskripsi (dan atau
meliputi rekon, prosedur). Pada bagian ini dapat meliputi, strategi yang
digunakan, termasuk langkah yang ditempuh dan kendala yang dihadapi juga
cara mengatasinya. Pada laporan kegiatan di atas yang termasuk bagian ini
adalah tulisan yang berwarna coklat, pada laporan di atas tidak dijelaskan proses
pelaksanan kegiatan secara rinci.
- Penutup = genre mikronya adalah deskripsi (dan atau teks
eksposisi). Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran saran. Pada laporam
kegiatan di atas tulisan yang berwarna ungu, pada laporan ini juga tidak terdapat
saran pada bagian penutupnya.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertanian merupakan garda terdepan ketahanan pangan nasional. Sektor pertanian di Indonesia
harus terus dikembangkan setiap tahunnya demi mencukupi angka kebutuhan pangan nasional
yang juga terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Dengan mantapnya
sektor pertanian, maka negara juga akan mencapai kestabilan ekonomi dan bebas rawan pangan.
Namun, sektor pertanian di Indonesia terus mengalami hambatan baik dari segi alih fungsi lahan,
berkurangnya kesuburan lahan, hingga kemampuan sumber daya manusia pertanian yang dinilai
kurang bisa memenuhi tantangan pertanian di era sekarang ini. Oleh karena itu, pengembangan
sumber daya manusia di bidang pertanian, khususnya petani itu sendiri sangat penting.
Penyuluhan pertanian adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah ataupun badan swasta yang
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan setiap petani. Kemampuan tersebut baik
dalam hal keterampilan maupun sikap dalam memutuskan sendiri terkait usaha tani yang
dilakukan oleh petani tersebut.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam penyuluhan pertanian ini adalah
dengan mengadakan pelatihan teknis bagi kelompok tani. Tujuan kegiatan penyuluhan kelompok
tani ini adalah untuk melibatkan seluruh panca indra dan kemampuan petani saat mengolah
tanah. Selain itu, dalam pelatihan ini juga diperkenalkan berbagai macam teknologi tepat guna
pertanian.
Tujuannya adalah agar para petani tidak asing dengan teknologi modern pertanian dan mau
menggunakan serta memanfaatkannya demi kemajuan dan perubahan hasil pertanian di
kemudian hari. Kelompok tani diharapkan menjadi garda terdepan dalam gerakan efisiensi
pertanian yang mampu meningkatkan kapasitas hasil panen serta pemeliharaan kesuburan lahan.
Jenis pelatihan yang berkualitas harus disertai dengan kriteria sebagai berikut:
Laporan kegiatan ini dibuat dan disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban dari kegiatan
pelatihan kelompok tani yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kecamatan Bumi asih
Kabupaten Bandung pada bulan Desember 2018.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat
Pelatihan Penyuluhan Kelompok Tani ini dilaksanakan di Kantor Dinas Pertanian Kecamatan
Bumi asih Kabupaten Bandung yang beralamat di Jl. Cempaka No.17A, Bumi asih, Bandung.
Pelatihan Penyuluhan Kelompok Tani ini diselenggarakan pada tanggal 1 – 7 Desember 2018.
Peserta Pelatihan
Pelatihan ini diikuti oleh seluruh kelompok tani yang ada di Kecamatan Bumi asih, Kabupaten
Bandung. Pelatihan dibagi berdasarkan masing-masing desa perhari. Total terdapat 25 kelompok
tani yang tersebar dalam 7 desa di Kecamatan Bumi asih Kabupaten Bandung. Peserta kelompok
tani ini terdiri dari ketua, pengurus, dan juga seluruh anggota kelompok tani tersebut.
Penyuluh pertanian yang diikutsertakan dalam kegiatan ini berjumlah 3 orang dari Dinas
Pertanian Kecamatan Bumiasih. Selain itu, penyuluhan ini juga mendatangkan masing-masing
sekretaris desa yang bertugas sebagai pendamping masyarakat/kelompok tani.
Materi Pelatihan
Materi pelatihan kelompok tani yang diberikan pada program penyuluhan ini adalah komposisi
pemberian pupuk organik bagi tanaman padi, jagung, dan kedelai. Pada program kali ini juga
diajarkan cara membuat pupuk organik dari sisa tanaman pakan ternak dan kotoran ternak yang
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
BAB III
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan yang harusnya mulai dilakukan tepat pada pukul 09.00 WIB harus mundur
sekitar 1 jam lebih hingga pukul 10.15 WIB setiap harinya. Kondisi ini terjadi karena lambatnya
kedatangan kelompok tani dari desa masing-masing. Selain itu, jam pelatihan juga dianggap
masih menyulitkan petani, karena merupakan jam kerja mereka di sawah.
Penyuluhan pertanian berjalan efektif sekitar 50% saja, karena masih banyak anggota kelompok
tani yang tidak hadir dalam penyuluhan. Banyak anggota yang masih merasa penyuluhan
pertanian kurang penting, sehingga memasrahkan kedatangan hanya kepada pihak ketua dan
pengurus kelompok tani saja.
Kelompok tani juga dirasa kurang begitu percaya dengan pupuk organik serta metode pembuatan
pupuk organik yang ditawarkan dalam penyuluhan. Para petani beralasan bahwa pupuk organik
tidak akan meningkatkan hasil panen mereka secara signifikan dan tidak bisa menjamin 100%
akan menyelamatkan tanaman mereka dari serangan hama.
PENUTUPAN
Acara pelatihan ini ditutup dengan pemberian produk pupuk organik kepada masing-masing
peserta anggota kelompok tani dan selebaran panduan cara membuat pupuk organik mandiri di
rumah.
Kesimpulan
Kegiatan ini sudah bisa berjalan dengan baik, meskipun terdapat berbagai hambatan selama
pelaksanaannya. Jumlah anggaran dan penyuluh pertanian yang terbatas tidak menjadi hambatan
yang berarti dan dapat dikelola dengan baik untuk mensukseskan pelatihan ini.
Saran
Program pelatihan kelompok tani ke depannya lebih baik dilaksanakan dengan sistem “jemput
bola” dalam artian pelatihan langsung dilaksanakan di rumah ketua kelompok tani. Kondisi ini
akan lebih meningkatkan partisipasi keikutsertaan anggota kelompok tani dalam program
pelatihan daripada dilaksanakan di Kantor Pertanian Kecamatan Bumiasih.
Jadi pada kedua laporan kegiatan disana sama – sama tidak ada ringkasan pada
laporannya. Dan pada beberapa bagian struktur seperti bagaian deskripsi kegiatan digabung dengan
pelaksanaan kegiatan. Menunrut saya hal tersebut tidak masalah asalkan isinya jelas dan terstruktur
dengan baik agar maksud dan tujuan dari laporan ini pun terjapai dengan baik. Yang mana para
pembaca dapat mengetahui jenis kegiatan, alur kegiatan, dll dengan benar.