Anda di halaman 1dari 3

VI.

Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan Pengujian Efek Anestetika Obat atau Efek Lokal
Obat dengan tujuan untuk memiliki keterampilan dalam melakukan pengujian aktivitas suatu
obat yang bekerja lokal, memiliki keterampilan dalam melakukan pengujian aktivitas
anestetika lokal suatu obat, dan mengetahui gejala-gejala terjadinya anestetika lokal yang
ditimbulkan oleh anestetika lokal permukaan.
Prosedur pertama yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu pada lengan kanan dan
lengan kiri bagian ventral dibuat gambar (dapat dilihat pada prosedur). Kemudian pada area
gambar di lengan kanan diolesi dengan salep lidokain dan lengan kiri tidak diolesi dengan
apapun yang bertujuan untuk kontrol sehingga dapat dibandingkan sensasi atau rangsang
yang dapat dirasakan oleh lengan kiri dengan lengan kanan yang telah diolesi dengan salep
lidokain. Setelah dilakukan pengolesan salep lidokain didiamkan selama 1 jam yang
bertujuan untuk memberikan waktu salep lidokain tersebut bereaksi atau menyerap di kulit.
Setelah didiamkan 1 jam, pada tiap kotak di area yang digambar pada lengan kiri dan
kanan diberikan stimulus berupa sensasi sentuh dengan menggunakan bulu sikat dan ditandai
dengan (S), sensasi panas dengan menggunakan paku yang telah direndam di dalam air panas
ditandai dengan (P), sensasi dingin dengan menggunakan paku yang telah direndam dengan
air dingin ditandai dengan (D), dan sensasi nyeri dengan menggunakan bagian tajam pada
jarum ditandai dengan (N). Kemudian, sensasi yang dirasakan dicatat dan hasil yang didapat
dibandingkan antara lengan kanan dan lengan kiri dan juga percobaan yang dilakukan pada
perempuan dan laki-laki.
Dari hasil percobaan, didapatkan kesimpulan bahwa kedua subjek percobaan
(perempuan dan laki-laki) sebagian besar dapat merasakan seluruh sensasi atau rangsangan
yang diberikan pada lengan kiri yang hanya diolesi dengan air, sedangkan pada lengan kanan
yang diolesi dengan salep lidokain, subjek laki-laki hanya dapat merasakan total 18
rangsangan (S=5, P=5, D=5, dan N=3) dan subjek perempuan dapat merasakan total 39
rangsangan (S=16, P=10, D=11, N=2). Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan
bahwa salep lidokain terbukti dapat memberikan efek anestetika lokal pada lengan kanan
(bagian kulit ventral yang diolesi). Percobaan dilakukan pada lengan bagian ventral karena
pada bagian tersebut perubahan bagiannya lebih tipis. Lapisan kulit terdiri dari 3 lapisan
diantaranya yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Pada sediaan anestetika lokal dengan
contoh salep lidokain dapat menghilangkan rasa nyeri, panas, dingin, dan sentuh pada bagian
tertentu tanpa menghilangkan kesadaran.
Dari hasil pengamatan juga didapatkan bahwa jumlah sensasi yang dirasakan pada
lengan kanan subjek laki-laki dan perempuan berbeda. Subjek perempuan lebih banyak
merasakan sensasi dibandingkan dengan subjek laki-laki. Perempuan lebih peka terhadap
rangsangan karena adanya beberapa faktor salah satunya yaitu akibat perbedaan ketebalan
kulit. Penggunaan lotion, lulur, atau produk-produk kecantikan lainnya dapat membuat
lapisan kulit lebih tipis sehingga menjadi lebih peka terhadap rangsangan. Faktor lainnya
yaitu karena adanya perbedaan hormon antara laki-laki dan perempuan, dan juga perbedaan
keaktifan lengan. Lengan yang lebih aktif akan membuat tingkat kepekaan lengan tersebut
semakin besar.
Status anastesi umum pada dasarnya mencangkup analgesia, amnesia, hilangnya
kesadaran, terhambatnya refleks sensorik dan otonomik, serta dalam banyak kasus relaksasi
otot bergaris. Sejauh mana suatu anastetika tertentu dapat menimbulka efek-efke di atas
berbantung pada obat-obat itu sendiri, dosisnya, dan kondisi klinis.
Suatu anastetika yang ideal dapat menimbulkan anastesi dengan tenang dan cepat
serta memungkinkan pemulihan segera setelah penanganan selesai. Obat tersebut juga harus
memiliki batasan keamanan yang luas dan tidak menimbulkan dampak yang keras. Tetapi,
tidak ada satupun anastetika yang mampu menghasilkan efek yang dihasilkan tanpa
mempunyai kerugian jika digunakan tersendiri. Praktik modern pada anastesi umumnya
menggunakan obat – obatan yang dikombinasikan agar dapat mengambil sifat – sifat yang
menguntungkan dari tiap – tiap obat dan memperkecil kemungkinan timbulnya efek yang
merugikan.
Menurut (Irianto, 2012) di dalam kulit terdapat sejumlah reseptor untuk berbagai jenis
rangsangan. Reseptor-reseptor tersebut tidak secara merata tersebar pada kulit tubuh,
demikian pula jumlah untuk masing-masing reseptor tidak sama. Sensasi pada kulit ditangkap
oleh dendrit yang terdapat di ujung berbagai sel saraf sensori yang berbeda pula. Reseptor
rasa panas, dingin, dan sakit merupakan ujung dari sel saraf sensori yang naked (telanjang).
Sensasi rasa sentuh difasilitasi adanya dendrit yang mengelilingi folikel rambut dan diperluas
oleh ujung dendrit yang disebut badan Ruffini dan piringan Merkels. Sensasi rasa sentuh dan
tekanan juga difasilitasi oleh dendrit yang dibungkus dalam struktur yang bervariasi seperti
badan Meissner dan badan Pacini.
Mekanisme kerja lidokain adalah menghambat transport ion melewati membrane
neural sehingga setimulus tidak akan sampai. Target anastetika local adalah saluran Na+ yang
ada pada neuron. Na+ bertanggung jawab melakukan aksi sepanjang akson dan membawa
pesan dari badan sel ke terminal saraf

VII. Kesimpulan
1. Pengujian aktivitas obat lidokain mempunyai efek anestetika lokal. Hal ini terjadi
karena lidokain dapat menghambat ion Na+ sehingga tidak terjadi depolarisasi.
2. Pengujian anestetika lokal lidokain pada lengan kanan memiliki sensasi yang kebih
sedikit karena mekanisme kerja lidokain yang dapat menutup atau menghambat
saluran natrium sehingga penghantaran impuls terhambat.
3. Anestetika lokal permukaan terjadi pada lengan kanan yang diolesi lidokain yang
ditandai dengan bertabahnya jumlah sensasi yang dirasakan.
Daftar Pustaka
Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alabeta.
Louise Vigneault, M. e. (2011). Perioperative intravenous lidocain infusion for postoperative
pain control : a meta-analysis of randomized controlled trials. Canadian J.Anesthesiologisis
Society, 22-37.
Malamed, S.F. (2013). Handbook of Local Anesthesia 6th Edition. St. Louis: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai