Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PERCOBAAN PENGARUH AIR DAN OKSIGEN TERHADAP KO

ROSI PADA BESI

GURU PEMBIMBING

Moh. Khotib, S.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

Afifa Khoilina Rahmanda (XI MIPA 6)

Ahmad Irfan Dwi Cahyo (XI MIPA 6)

Anindha Dianti Eka Putri (XI MIPA 6)

Aryo Setyo Nugroho (XI MIPA 6)

Aynara Nazwa Qathifa Saraya (XI MIPA 6)

Efraim Roland Harsanto (XI MIPA 6)

SMA NEGERI 2 BALIKPAPAN

2021/2022
I. Tujuan Percobaan
-Mengamati pengaruh air ( H 2 O ) dan oksigen (O2) terhadap korosi pada besi.

II. Dasar Teori


1. Mekanisme terjadinya korosi
. Adapun cara pencegahan korosi adalah sebagai berikut: Korosi merupakan proses el
ektrokimia yang melibatkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Berikut gambaran me
kanisme proses terjadinya korosi:

Pada gambar tersebut terlihat bahwa permukaan logam (dalam hal ini logam besi) ya
ng tidak rata merupakan daerah yang memiliki potensi tinggi untuk mengalami perka
ratan. Akibat permukaan yang tidak rata, maka akan memudahkan air terperangkap p
ada permukaan logam tersebut. Pada kondisi tersebut akan terjadi oksidasi logam Fe
atau pelarutan atom-atom besi disertai dengan pelepasan elektron. Adapun reaksinya
adalah : Fe (s) → Fe2+ (aq) + 2e.

Elektron yang dilepaskan pada proses pelarutan logam besi (reaksi oksidasi di anoda)
akan mengalir melalui logam besi. Proses ini sama dengan proses yang terjadi pada s
el volta, dimana elektron mengalir melalui rangkaian luar pada sel volta menuju daer
ah katoda sehingga terjadi reaksi reduksi gas oksigen dari udara. Adapun reaksi redu
ksinya adalah sebagai berikut: O2 (g) + 2H2O (g) + 2e à 4OH– (aq).

Sementara itu, Ion Fe2+ yang larut dalam tetesan air (hasil reaksi oksidasi) akan meng
alami pergerakan menuju daerah katoda. Jika dikaitkan dengan proses pada sel volta,
pergerakan ion besi ini sama dengan pergerakan ion sebagaimana ion-ion melewati je
mbatan garam dalam sel volta. Ino Fe2+ yang bergerak akan bereaksi dengan ion-ion
OH– membentuk oksida basa yaitu Fe(OH)2.  Adapun reaksinya adalah: Fe2+ (aq) + 4
OH– (aq) → Fe(OH)2 (s).

Fe(OH)2 yang sudah terbentuk akan dioksidasi oleh oksigen sehingga terbentuk karat,
reaksinya adalah: 2Fe(OH)2 (s) + O2 (g) → Fe2O3 .nH2O (s). Berdasarkan hal tersebut
maka rumus karat dari besi adalah Fe2O3 .nH2O. huruf ‘n’ pada molekul air menunju
kkan banyaknya molekul air yang terlibat dan terperangkap pada proses korosi.

Secara sederhana reaksi perkaratan atau proses korosi dapat dituliskan dengan persa
maan reaksi berikut ini: 4Fe (s) + 3O2 (g) + nH2O (l) → 2Fe2O3.nH2O (s).
2. Penyebab korosi
Proses korosi dapat mengalami percepatan karena ada berbagai faktor yang mempeng
aruhinya. Adapun faktor yang dapat mempercepat korosi adalah sebagai berikut:
a. Air dan Kelembapan Udara
Air merupakan salah satu faktor penting dalam proses korosi, tanpa air tidak akan
ada pelarutan logam yang menghasilkan ion logam dan elektron. Sementara itu ke
lembapan udara yang tinggi menunjukkan kadar uap air yang tinggi pula. Oleh ka
rena itu tingkat kelembapan akan berpengaruh terhadap proses korosi. Semakin le
mbap lingkungan, maka akan semakin mempercepat proses korosi.
b. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit yang dapat mempercepat proses korosi yaitu asam dan garam.
Asam dan garam merupakan larutan elektrolit yang menjadi dapat media paling b
aik dalam mempercepat terjadinya transfer muatan (elektron). Kondisi tersebut ak
an memudahkan oksigen di udara dalam mengikat elektron. Contoh dari larutan e
lektrolit alami yang dapat mempercepat terjadinya korosi diantaranya air hujan da
n air laut. Pada air hujan banyak mengandung asam sehingga air hujan biasanya
menjadi faktor utama yang dapat menyebabkan korosi pada benda-benda di sekita
r rumah, seperi pagar rumah, atap rumah yang terbuat dari seng dan benda lainny
a. Sementara itu, air laut banyak mengandung garam sehingga menjadi media yan
g baik untuk proses korosi pada kapal laut.
c. Terbentuknya Sel Elektrokimia
Sel elektrokimia dapat terjadi secara langsung jika ada dua logam yang memiliki
beda potensial bersinggungan pada kondisi lingkungan yang berair atau lembap.
Logam yang memiliki nilai potensial standar reduksi lebih rendah akan mudah m
engalami oksidasi dengan oksigen di udara dan melepaskan elektron. Kondisi ters
ebut akan menyebabkan logam yang memiliki potensial reduksi standar lebih ren
dah akan mudah mengalami kerusakan atau korosi. Sementara logam yang memil
iki potensial reduksi standar lebih tinggi akan lebih awet dan tahan lama dari keru
sakan (korosi).

3. Pencegahan korosi
Selain terdapat faktor yang dapat mempercepat korosi, proses korosi pun bisa dicega
h dengan beberapa cara. Upaya yang dilakukan merupakan proses pengendalian agar
kerusakan pada logam tidak mudah terjadi

a. Metode Pelapisan
Metode pelapisan merupakan cara pencegahan korosi dengan mengendalikan dan
menghambat proses interaksi antara logam dengan faktor-faktor yang dapat mem
percepat korosi, seperti udara dan uap air. Metode pelapisan yang biasa dilakukan
diantaranya:
- Pengecatan: Dapat menghambat dan memperkecil peluang interaksi antara lo
gam dengan udara dan uap air. Pada pengecatan ini, logam akan dilapisi oleh
cat. Contoh dari penerapan metode ini diantaranya adalah pengecatan pagar r
umah, pengecatan beberapa bagian kapal, dan lainnya.
- Galvanisasi: Adalah proses perlindungan logam besi dan baja agar tidak men
galami perkaratan dengan cara memberi lapisan seng. Pada proses galvanisasi
ini tidak membentuk oksida, melainkan seng akan berkorban menjadi pelindu
ng bagi besi. Hal ini dikarenakan logam seng lebih reaktif dari pada besi seba
gaimana nilai potensial reduksi standar berikut ini:

Zn2+ (aq) + 2e → Zn (s)            E0 = -0,44 V

Fe2+ (aq) + 2e → Fe (s)            E0 = -0,76 V

- Elektroplating: Merupakan metode pelapisan logam dengan logam lain mela


lu prinsip elektrolisis.
- Pelapisan dengan pembentukan pasivasi: Proses ini dilakukan dengan cara
melapisi besi dengan logam krom atau timah. Logam krom dan timah akan m
embentuk lapisan oksida yang memiliki sifat tahan terhadap karat atau sering
disebut dengan istilah pasivasi. Pasivasi sendiri merupakan proses pembentuk
an lapisan permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap k
orosi sehingga dapat mencegah terjadinya korosi pada logam-logam yang mu
dah mengalami korosi.
- Paduan logam: Paduan logam merupakan upaya pengendalian korosi dengan
cara memadukan atau mencampurkan logam satu dengan logam lainnya. Cont
oh dari paduan logam diantaranya, perunggu yang merupakan paduan dari log
am tembaga dengan logam lain seperti timah, mangan, alumunium atau siliko
n.

b. Perlindungan Katodik
Perlindungan katodik merupakan metode pencegahan korosi yang sering digunak
an dalam mengendalikan korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa air
ledeng, pipa perusahaan pertamina, dan tanki penyimpan bahan bakar minyak (B
BM). Logam yang memiliki sifat reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan
pipa besi. Pada prosesnya, karena logam Mg merupakan reduktor dan lebih reakti
f daripada logam besi, maka Mg akan mengalami oksidasi terlebih dahulu. Namu
n jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka lambat laun besinya pun aka
n mengalami korosi. Oleh karena itu pada proses ini perlu penggantian logam Mg
secara berkala agar besi tetap terjaga dan tidak mengalami kerusakan atau korosi.

c. Pemberian Inhibitor
Inhibitor merupakan zat kimia yang dapat ditambahkan pada suatu lingkungan ko
rosif untuk menghambat dan mengendalikan terjadinya proses korosi. Inhibitor pe
ncegah korosi ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
- Inhibitor Anodik: zat kimia yang ditambahkan untuk mengendalikan korosi
dengan cara menghambat proses pelepasan ion-ion logam ke dalam air (prose
s pelarutan ion dalam air).
- Inhibitor Katodik: zat kimia yang dapat ditambahkan untuk menghambat da
n mengendalikan proses korosi (perkaratan) dengan cara menghambat salah s
atu tahap pada proses katodik.
- Inhibitor Campuran: zat kimia yang ditambahkan untuk mengendalikan kor
osi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik secara bersamaan.
Jadi pada proses ini inhibitor ditambahkan pada anoda dan katoda.
- Inhibitor teradsorpsi: secara umum merupakan senyawa organik yang dapat
mengisolasi dan melindungi permukaan logam dari lingkungan korosif. Prinsi
p kerja inhibitor teradsorpsi ini adalah dengan cara membentuk film tipis yan
g teradsorpsi pada permukaan logam yang akan menghambat dan mengendali
kan korosi.

III. Alat dan Bahan

1. Bahan
a. Air Tawar
b. Garam (Air garam)
c. Zat pengering (Silica Gel)
d. Paku besi
e. Amplas
f. Kapas
g. Minyak

2. Alat
a. Gelas transparan
b. Plastik transparan
c. Karet

IV. Cara Kerja


1. Gelas transparan diberi paku besi (yang sudah diamplas hingga mengkilap) dan kapas
dalam kondisi kering dan diberi silica gel. Kemudian, gelas ditutup rapat menggunaka
n plastik, (kondisi : sedikit upa air dan oksigen).
2. Gelas transparan yang terbuka diberi air tawar dan paku (yang sudah diamplas), (kond
isi : banyak air dan oksigen).

3. Gelas transparan yang terbuka diberi air garam dan paku (yang sudah diamplas), (kon
disi : banyak larutan elektrolit dan oksigen).

4. Gelas transparan yang terbuka diberi paku yang sudah diamplas dan dilumuri minyak
oli mesin, (kondisi : paku besi tidak kontak dengan air dan oksigen)

V. Tabel Pengamatan

Hari Besi + Pengering Besi + Air tawar Besi + Air garam Besi dilumuri minyak
1

K
Ke Ket : Tidak berkarat
Ket : Sedikit berk et : Agak banyak
t :Belum berkarat
arat berkarat
K e
t :
T i
d a
2 k b
e r
k a
r a
Ket Ket : Sedikit berk Ket : Cukup berka t
:Belum berkarat arat rat
Ket :Belum berkar K et
at : Ti
d ak
b er
3 k ar
at

Ket : Sedikit berk Ket : Berkarat


arat
K
et
:
B
el
4
u

Ke
m berkarat t : Sedikit berkara Ke
t t : Sangat berkarat Ket : Tidak berkarat
Ke
t:
Be
lu
5 m
ber
kar
at
Ket : Lumayan be Ket : Sangat berk Ket : Tidak berkarat
rkarat arat

VI. Analisa Data


1. Apakah paku besi yang tidak berkarat terdapat pada lingkungan yang kondisinya sedi
kit air dan sedikit oksigen?
= Tidak
2. Apakah paku besi yang berkarat terdapat pada lingkungan yang kondisinya banyak air
dan banyak oksigen?
= Iya

VII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa korosi pada besi disebab
kan oleh adanya air dan oksigen, namun korosi tersebut dapat dicegah dengan beberapa c
ara, salah satunya adalah dengan mengecat permukaan besi, mengoleskan minyak pada pe
rmukaan besi, dan membungkusnya dengan plastik kedap udara dan air.

Anda mungkin juga menyukai