Anda di halaman 1dari 2

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi selama tahun 2020 sebesar -2,07% dan

selama 2021 "hanya" tumbuh sebesar 3,69%. Diskusikanlah bagaimana kontraksi perekonomian ini
berdampak terhadap perdagangan internasional!

Jawaban :

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Pertumbuhan ekonomi mengindikasikan perubahan kemampuan atau kapasitas perekonomian


dalam menghasilkan output barang dan jasa. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Bruto adalah nilai barang dan jasa akhir (final goods and services) yang mampu diproduksi oleh
perekonomian dalam kurun waktu tertentu (biasanya dihitung dalam periode satu tahun) dengan
menggunakan sumber daya dan teknologi yang ada. Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh
pergeseran/perputaran kek kanan atas PPF. Pertumbuhan ekonomi terdiri dari pertumbuhan
seimbang (balanced economic growth) dan pertumbuhan tidak seimbang (unbalanced economic
grodth). Dampak pertumbuhan ekonomi terhadap produksi dan konsumsi kaitannya dengan
perdagangan internasional yang dapat dilihat dari dua sisi yakni dari sisi produksi terdapat beberapa
efek yakni Neutral production effect, Protrade production effect, Ultraprotrude production effect,
dan Ultra antitrade production effect. Sedangkan dari sisi konsumsi terdapat beberap efek yakni
Neutral consumption effect, Antitrade production effect, Ultra antitrade production effect, Protrude
consumption effect dan Ultra protrude sconsumption effect. Production Possibility Frontier (PPF)
menunjukkan kemampuan perekonomian mengaghasilkan output mungkin saja berubah dimana
perubahan (kenaikkan/penurunan) output yang dihasilkan ditunjukkan oleh pertumbuhan PDB yang
lebih dikenal dengan nama pertumbuhan ekonomi.

DAMPAK KONTRAKSI PERTUMBUHAN INDONESIA PADA PERGADANGAN INTERNASIONAL

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi selama tahun 2020 sebesar -2,07% dan
selama 2021 "hanya" tumbuh sebesar 3,69% karena terjadinya Pandemi Covid 19. Pandemi tersebut
mempengaruhi perekonomian secara luar biasa. Tahun 2020 seluruh dunia menghadapi penurunan
ekonomi dan menyebabkan kontraksi yang sangat dalam karena hampir semua negara melakukan
pembatasan mobilitas secara ketat. Bahkan banyak negara yang menerapkan lockdown yang
memberikan konsekuensi pada perekonomian yang langsung merosot sangat tajam. Hal ini karena
penutupan berbagai sektor perekonomian dan kebijakan pembatasan mobilitas menyebabkan
produksi dari sektor perekonomian terhenti dan konsumi atas barang dan jasa juga menurun.
Ketidak pastian berakhirnya pandemi juga menyebabkan semua orang wait and see mode, mereka
cenderung menabung dan menahan konsumsi sehingga permintaan barang/jasa turun yang akhirnya
mengakibatkan penawaran atas barang/jasa juga turun dan meningkatkan pengangguran. Karena
kondisi tersebut terjadi diseluruh dunia maka permintaan barang/jasa secara agregat global turun
begitu juga penawarannya, kecuali untuk sektor yang ada dalam penanganan pandemi seperti sektor
kesehatan.

Perdagangan internasional mengalami kemerosotan karena semua negara melakukan pembatasan


atau bahkan lockdown. Pertumbuhan perdagangan dunia yang biasanya mencapai dua digit, tahun
2020mengalami kontraksi hingga minus 8,3 persen. Kontraksi pertumbuhan Indonesia pada tahun
2020 yang mencapai angka minus berarti menunjukkan bahwa total produksi barang/jasa di
Indonesia mengalami penurunan. Hal ini diperkirakan terjadi akibat penurunan permintaan dalam
negeri atau penurunan permintaan ekspor selama masa pembatasan mobilitas diberbagai sektor
perekonomian. Impor juga megalami penurunan karena mayoritas Impor Indonesia adalah impor
energi seperti migas atau impor bahan baku. Konnsumsi yang turun selama masa pembatasan
mobilitas menyebabkan produksi industri terhenti yang berakibat pada penurunan impor Indonesia
atas migas dan bahan baku. Kemudian pada tahun 2021, pertumbuhan yang hanya 3.69% (padahal
2020 kontraksi) menunjukkan bahwa pada tahun 2021 produksi barang dan jasa sudah lebih baik
tetapi masih lambat. Lambatnya produksi ini mungkin dikarenan konsumsi masyarakat yang baru
perlahan-lahan naik dan permintaan barang dari luar negeri yang baru perlahan naik. Perdagangan
internasional sangat terdampak pada fase pandemi Covid 19 ini, selain karena negara-negara
menutup bordernya sehingga sulit barang/jasa ditransaksikan dampak juga ditimbulkan dari
rendahnya permintaan dan penawaran barang dan jasa. Penurunan permintaan barang
menyebabkan produksi yang rendah dan ekspor yang rendah. Produksi yang rendah menyebabkan
impor atas bahan baku dan energi juga rendah. Dan karena semua itu terjadi disemua negara, jelas
bahwa rendahnya ekspor impor berakibat pada kontraksi atau lesunya perdahgangan internasional
yang menyebabkan rendah atau bahkan minus pertumbuhan ekonomi dunia.

REFERENSI :
Modul UT Ekonomi Internasional dan Analisis dari Mahasiswa Sendiri.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/pemerintah-terus-upayakan-pemulihan-ekonomi-
namun-tetap-waspada-terhadap-pandemi-covid/

Anda mungkin juga menyukai