Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MODEL – MODEL KOMUNIKASI

Dosen Pengampu : Armi Yumeti, M.Pd


Disusun Oleh : Kelompok 3 (1B)
- Fitri (204220090)
- Laura Permata Sahara (204220092)
- Siti Jubaedah (204220097)
- Widiya Permata Sari (204220111)
- Dela Puspita Sari (204220118)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA PRODI


PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (PGSD)
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karunia nya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tentang “Model –
Model Komunikasi” ini dengan baik guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Komunikasi. Tak lupa, kami juga berterima kasih kepada Ibu Armi Yumeti, M.Pd
selaku dosen pebimbing kami dalam mata kuliah Pengantar Komunikasi yang
sudah memberikan tugas ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami
selaku pihak penulis berharap semoga kelak makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca. Dalam pembuatan makalah
ini, kami menyadari masih sangat banyak terdapat kekurangan dan keliruan
karena membangun yang ditujukan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Lubuklinggau, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................1
D. Batasan Masalah................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Model Komunikasi...........................................................3
B. Model – Model Komunikasi...............................................................3
C. Komunikasi Sebagai Proses...............................................................10
BAB III HASIL DARI PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Komunkasi............................................................15
B. Fungsi Model Komunikasi.................................................................15
C. Jenis – Jenis Komunikasi...................................................................16
D. Model – Model Komunikasi...............................................................17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................21
B. Saran...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi sangat dibutuhkan untuk interaksi sesama manusia, oleh
karena itu komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
seharihari, sehingga tanpa adanya komunikasi, kehidupan manusia tidak akan
berjalan dengan sempurna. Karena komunikasi itu memiliki peranan sangat
penting, dibuatlah suatu model komunikasi.

Komunikasi memiliki beberapa model, dan setiap modelnya memiliki


definisi yang berbeda pula. Model komunikasi dibuat supaya mempermudah
dalam memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu
ada dalam suatu komunikasi. Komunikasi juga merupakan suatu proses. Hal
ini terlihat dari setiap gejala atau peristiwa yang tidak luput dari adanya suatu
komunikasi yang terjalin antarmanusia.

Dalam makalah ini, kami menjelaskan beberapa model komunikasi


yang didefinisikan oleh para ahli dan juga menjelaskan tentang komunikasi
sebagai proses.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja definisi model momunikasi
2. Apa saja model-model komunikasi
3. Bagaimana komunikasi sebagai proses

C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mengetahui dan
memahami maksud dari beberapa model komunikasi yang kami sajikan dan
juga mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat komponen
dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.

1
D. Batasan Masalah
Judul tesis ini mencakup beberapa istilah kunci yang dianggap perlu
diberikan batasan sebagai landasan pembahasan lebih lanjut. Batasan masalah
dibuat untuk mengerucutkan permasalahan yang begitu luas. Disamping itu,
sangat banyak model – model yang dikemukakan oleh pakar dalam ilmu
komunikasi. Model – model yang diungkapkan oleh tokoh – tokoh dunia
yang dikenal oleh dunia. Dalam pembahasan kali ini kami membataskan
pembahasan masalah hanya dalam ruang lingkup model – model komunikasi
menurut Gerbner, Lasswell, Aristoteles, Schramm, Westley dan Maclean.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Model Komunikasi


Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lainnya.Menurut Sereno dan Mortensen, suatu Model
komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk
terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri
penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam
“dunia nyata”. Aubrey Fisher mengatakan, Model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari fenomena yang dijadikan model.
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa Model
membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena
hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampur
dengan teori.

B. Model – Model Komunikasi

1. Model Stimulus - Respons


Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi.
Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model
ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-
gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon
dengan cara tertentu. Kita dapat juga mengatakan bahwa proses ini
merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan. Proses ini dapat berupa
timbal balik dan mempunyai efek yang banyak. Setiap efek dapat merubah
perilaku dari komunikasi berikutnyaModel ini mengabaikan komunikasi
sebagai sebuah proses. Dengan kata lain, komunikasi dianggap sebagai hal
yang statis. Manusia dianggap berprilaku karena kekuatan dari luar
(stimulus), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya.

3
2. Model Aristoteles
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu
komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat
rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi
saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan
mengubah perilaku mereka. Aristoteles menerangkan tentang model
komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan
berjalan jika terdapat 3 unsur utama : Pembicara (speaker), Pesan (message),
dan Pendengar (listener). Model ini lebih berorientasi pada pidato. Terutama
pidato untuk mempengaruhi orang lain.
Menurut Aristoteles, pengaruh dapat dicapai oleh seseorang yang
dipecaya oleh publik, alasan, dan juga dengan memainkan emosi publik. Tapi
model ini juga memiliki banyak kelemahan. Kelemahan yang pertama adalah,
komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis. Kelemahan yang kedua
adalah, model ini tidak memperhitungkan komunikasi non verbal dalam
mempengaruhi orang lain. Meskipun model ini mempunyai banyak
kelemahan, tapi model ini nantinya akan menjadi inspirasi bagi para ilmuwan
komunikasi untuk mengembangkan model komunikasi modern.

3. Model Lasswell
Model ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan who, says
what, in which channel, to whom, with what effect atau dalam bahasa
Indonesia adalah, siapa, mengatakan apa, dengan medium apa, kepada
siapa,pengaruh apa? Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan
fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam
komunikasi terdapat tiga fungsi. Yang pertama adalah pengawasan
lingkungan, yang mengingatkan anggota –anggota masyarakat akan bahaya
dan peluang dalam lingkungan. Kedua adalah korelasi berbagai bagian
terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga adalah
transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.Model ini
sering digunakan pada komunikasi massa. Who menjadi pihak yang

4
mengeluarkan dan menyeleksi berita, says what adalah bahan untuk
menganalisa pesan itu. In which channel adalah media. To whom adalah
khalayak. Dan with what effect adalah pengaruh yang diciptakan pesan dari
media massa kepada pembaca, pendengar, dan pemirsa. Sama seperti model
komunikasi lainnya, model ini juga mendapat kritik. Hal itu dikarenakan
model ini terkesan seperti menganggap bahwa komunikator dan pesan itu
selalu mempunyai tujuan. Model ini juga dianggap terlalu sederhana. Tapi,
sama seperti model komunikasi yang baik lainnya, model ini hanya fokus
pada aspek-aspek penting dalam komunikasi.

4. Model Shannon dan Weaver


Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber
daya informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan
(message)dan mengirimnya dengan suatu saluran (channel) kepada penerima
(receiver) yang kemudian membuat ulang (recreate) pesan tersebut. Dengan
kata lain, model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi
menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Pemancar
(transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran
yang dipakai. Sasaran (destination) adalah orang yang menjadi tujuan pesan
itu.Saluran adalah media yang mengirim dalam percakapan, sumber informasi
adalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang
dipancarkan oleh udara. Penerima adalah mekanisme pendengaran yang
kemudian merekonstruksi pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak si
penerima. Dan konsep penting dalam model ini adalah gangguan. Model ini
menganggap bahwa komunikasi adalah fenomena statis dan satu arah. Dan
juga, model ini terkesan terlalu rumit. Meskipun model ini sangat terkenal
dalam penelitian komunikasi selama bertahun-tahun, tulisan-tulisan Shannon
dan Weaver sulit dipahami. Misalnya, formula Shannon untuk informasi
(1948) adalah sebagai berikut :
H = - [P1 log p1 + p2 log p2 + … = pn log pn],

5
Atau
H = - Σpi log pi

5. Model Schramm
Wilbur Scheram membuat serangkai model komunikasi, dimulai
dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang
lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba
berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua
individu.Model pertama mirip dengan model Shannon dan WeaverModel
yang kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam
bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya
dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber
dan sasaran.Model yang ketiga Schramm menanggap komunikasi sebagai
interaksi dengan kedua pihak yang menyandi(encode), menafsirkan
(interpret), menyandi ulang (decode), mentransmisikan (transmit), dan
menerima sinyal(signal). Schramm berpikir bahwa komunikasi selalu
membutuhkan setidaknya tiga unsur : sumber (source),pesan (message), dan
tujuan (destination). Disini kita melihat umpan balik dan lingkaran yang
berkelanjutan untuk berbagi informasi.

6. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) melihat komunikasi dari pandangan sosial
psokologi. Model ini juga dikenal dengan nama model ABX. Model ini
menggambarkan bahwa seseorang (A) mengirim informasi kepada orang lain
(B) tentang sesuatu (X). Model ini mengasumsikan bahwa orientasi A ke B
atau ke X tergantung dari mereka masingmasing. Dan ketiganya memiliki
sistem yang berisi empat orientasi.
1. Orientasi A ke X
2. Orientasi A ke B
3. Orientasi B ke X
4. Orientasi B ke A

6
Dalam model ini, komunikasi adalah suatu hal yang lumrah dan efektif
yang membuat orang-orang dapat mengorientasikan diri mereka kepada
lingkungannya. Ini adalah model tindakan komunikasi yang disengaja oleh
dua orang. Sumber dapat menyandi pesan, dan tujuan dapat menyandi balik
pesan, tergantung dari pengalaman mereka masing-masing. Jika kedua
lingkaran itu mempunyai daerah yang sama, maka komunikasi menjadi
mudah. Makin besar daerahnya akan berpengaruh pada daerah pengalaman
(field of experience) yang dimiliki oleh keduanya. Menurut Schramm, setiap
orang di dalam proses komunikasi sangat jelas menjadi encoder dan decoder.
Kita secara konstant menyandi ulang tanda dari lingkungan kita, menafsirkan
tanda itu, dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya. Proses kembali di dalam
model ini disebut feedback, yang memainkan peran penting dalam
komunikasi. Karena hal ini membuat kita tahu bagaimana pesan kita
ditafsirkan.

7. Model Westley dan Maclean


Model ini berbicara dalam dua konteks, komunikasi interperonal dan
massa.Dan perbedaan yang paling penting diantara komunikasi interpersonal
dan massa adalah pada umpan balik (feedback). Di interpersonal, umpan
balik berlangsung epat dan langsung, sedang di komunikasi massa, umpan
baliknya bersifat tidak langsung dan lambat. Dalam komunikasi interpersonal
model ini, terdapat lima bagian : orientasi objek (object orientation), pesan
(messages), sumber (source), penerima (receiver), dan umpan balik
(feedback). Sumber (A) melihat objek atau aktivitas lainnya di lingkungannya
(X). Yang lalu membuat pesan tentang hal itu (X') dan kemudian dikirimkan
kepada penerima (B). Pada kesempatan itu, penerima akan memberikan
umpan balik kepada sumber. Sedang komunikasi massa pada model ini
mempunyai bagian tambahan, yaitu penjaga gerbang (gate keeper) atau
opinion leader (C) yang akan menerima pesan (X') dari sumber (A)atau
dengan melihat kejadian disekitarnya (X1, X2. Lalu opinion leader membuat
pesannya sendiri (X") yang akan dikirim kepada penerima (B). Sehingga

7
proses penyaringan telah terbentuk. Ada beberapa konsep yang penting dari
model ini:umpan balik, perbedaan dan persamaan antara komunikasi
interpersonal dan massa dan opinion leader yang menjadi hal penting di
komunikasi massa.Model ini juga membedakan antara pesan yang bertujuan
dan tidak bertujuan.

8. Model Gerbner
Model ini merupakan perluasan dari model komunikasi milik Lasswell,
terdiri dari model verbal dan model diagramatik.Model Verbal : Seseorang
(sumber) mempersepsi kejadian dan bereaksi dalam situasi melalui suatu alat
(saluran, media, rekayasa fisik, fasilitas administrative, dan
kelembagaanuntuk distribusidan control) untuk menyediakan materi dalam
suatu bentuk dan konteks yang mengandung isi dengan konsekuensi yang
ada.
Model Diagramatik : Seseorang mempersepsi kejadian dan mengirim
beberapa pesan untuk pemancar yang akan mengirim sinyal kepada penerima.
Pada transmisi ini, sinyal akan menghadapi gangguan dan menjadi SSSE
untuk si tujuan.

9. Model Berlo
Model ini hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan
hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber (Source), pesan (Message),
saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah pembuat
pesan.Pesan adalah gagasan yang diterjemahkan atau kode yang berupa
simbol-simbol. Saluran adalah media yang membawa pesan. Dan penerima
adalah target dari komunikasi itu sendiri. Menurut model ini, sumber dan
penerima dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : kemampuan berkomunikasi,
perilaku, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Pesan merupakan perluasan
yang berdasarkan elemen, struktur, isi, pemeliharaan, dan kode. Dan saluran
adalah panca indera manusia. Hal yang positif dari modelini adalah, model ini
dapat mencakup perlakuan dari komunikasi massa, publik, interpersonal, dan

8
komunikasi tertulis. Model ini juga bersifat heuristic. Tapi, model ini juga
memiliki kelemahan. Model ini menganggap komunikasi sebagai fenomena
yang statis. Tidak ada umpan balik. Dan komunikasi nonverbal dianggap
sebagai hal yang tidak penting.Model komunikasi Berlo menekankan
komunikasi sebagai suatu proses. Disamping itu, juga menekankan ide bahwa
meaning are in the people atau arti pesan yang dikirimkan pada orang yang
menerima pesan bukan pada kata–kata itu sendiri. Melainkan dari arti atau
makna
kata pesan yang ditafsirkan si pengirim bukan pada apa yang ada dalam
komponen pesan itu sendiri. Berlo juga mengubah pandangan orang menjadi
menginterpretasikan komunikasi.

10. Model Defleur


Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan
perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan balik
(feedback device). Model ini menggambarkan sumber (source),
pemancar(transmitter), penerima (receiver), dan tujuan (destination) sebagai
fase yang terpisah dalam proses komunikasi massa, serupa dengan fase–fase
yang digambarkan Schramm. Fungsi dari penerima dalam model Defleur
adalah menerima informasi dan menyandikannya. Menurut Defleur,
komunikasi bukanlah sebuah pemindahan makna. Komunikasi terjadi dengan
seperangkat komponen operasi di dalam sistem teoritis, dengan
konsekuensinya adalah isomorpis diantara internal penerima kepada
seperangkat simbol kepada sumber dan penerima.

11. Model Komunikasi Linear


Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren
Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.
Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik
pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model
yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran
(channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear
communication model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci:
sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear
berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal

9
ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipanpartisipan
dalam proses komunikasi.

12. Model Interaksional


Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun
1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari
pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses
melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para
peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang
mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya
melalui pengambilan peran orang lain(role-taking). Patut dicatat bahwa model
ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang
sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan
balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.

13. Model Transaksional


Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada
tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan
yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi.
Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan
penerima sama sama bertanggung jawab terhadap dampak dan efektivitas
komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita
terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan
elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi
(komunikator) melalukan proses negosiasi makna.

C. Komunikasi Sebagai Proses


Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada
tahapan atau konsekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun
waktu tertentu. Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan
komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).

10
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti
berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan
orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan
yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun
lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau
saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya
berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke
komunikan.
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan
menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang
dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau
tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti
atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Proses komunikasi adalah panduan untuk mewujudkan komunikasi
yang efektif. Ini adalah melalui proses komunikasi yang berbagi makna
umum. antara pengirim dan penerima berlangsung Individu yang mengikuti
proses komunikasi akan memiliki kesempatan untuk menjadi lebih produktif
dalam setiap aspek profesi mereka. Komunikasi yang efektif mengarah pada
pemahaman.Proses komunikasi terdiri dari empat komponen kunci.
Komponen–komponen termasuk encoding, media transmisi,decoding, dan
umpan balik. Ada juga dua faktor lain dalam proses, dan dua faktor yang
hadir dalam bentuk pengirim dan penerima. Proses komunikasi dimulai
dengan pengirim dan berakhir dengan penerima.
Pengirim adalah individu, kelompok, atau organisasi yang memulai
komunikasi. Sumber ini awalnya bertanggung jawab untuk keberhasilan
pesan. Pengalaman pengirim, sikap, pengetahuan, keterampilan, persepsi, dan
budaya pengaruh pesan. "Kata-kata tertulis, kata yang diucapkan, dan bahasa
nonverbal yang dipilih adalah hal yang terpenting dalam memastikan
penerima menafsirkan pesan sebagaimana dimaksud oleh pengirim" (Burnett
& Dollar, 1989). Semua komunikasi dimulai dengan pengirim.
Langkah pertama pengirim dihadapkan dengan melibatkan proses
encoding. Dalam rangka untuk menyampaikan makna, pengirim harus mulai
pengkodean, yang berarti menerjemahkan informasi ke dalam sebuah pesan

11
dalam bentuk simbol-simbol yang mewakili ide-ide atau konsep. Proses ini
menerjemahkan ide atau konsep ke dalam pesan kode yang akan
dikomunikasikan. Simbol dapat mengambil berbagai bentuk seperti, bahasa,
kata, atau isyarat. Simbol-simbol ini digunakan untuk mengkodekan ide
menjadi pesan bahwa orang lain dapat mengerti. Saat penyandian pesan,
pengirim harus dimulai dengan memutuskan apa yang dia atau dia ingin
mengirimkan. Keputusan ini oleh pengirim didasarkan pada apa yang ia
ataudia percaya tentang pengetahuan penerima dan asumsi, bersama dengan
informasi tambahan apa yang dia / dia ingin penerima untuk memiliki. Hal ini
penting bagi pengirim untuk menggunakan simbol-simbol yang akrab bagi
penerima yang dimaksudkan.
Sebuah cara yang baik bagi pengirim untuk meningkatkan pengkodean
pesan mereka, adalah untuk memvisualisasikan mental komunikasi dari sudut
pandang penerima.Untuk memulai transmisi pesan, pengirim menggunakan
beberapa jenis saluran (juga disebut medium). Saluran adalah cara yang
digunakan untuk menyampaikan pesan. Kebanyakan saluran baik lisan
maupun tertulis, namun saluran visual yang saat ini menjadi lebih umum
sebagai teknologi mengembang. Saluran umum termasuk telepon dan
berbagai bentuk tertulis seperti memo, surat, dan laporan. Efektivitas dari
berbagai saluran berfluktuasi tergantung pada karakteristik komunikasi.
Misalnya, ketika umpan balik segera diperlukan, saluran komunikasi lisan
lebih efektif karena setiap ketidakpastian bisa dibersihkan di tempat. Dalam
situasi di mana pesan harus dikirimkan ke lebih dari sekelompok kecil orang,
saluran tertulis sering lebih efektif. Meskipun dalam banyak kasus, kedua
saluran lisan dan tertulis harus digunakan karena salah satu suplemen yang
lain.Jika pengirim pesan relay melalui saluran yang tidak tepat, pesan yang
mungkin tidak mencapai penerima yang tepat. Itulah sebabnya pengirim perlu
diingat bahwa memilih channel yang sesuai akan sangat membantu dalam
efektivitas pemahaman penerima.
Keputusan pengirim untuk memanfaatkan baik lisan atau tertulis
saluran untuk berkomunikasi pesan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pengirim harus bertanya dirinya sendiri pertanyaan yang berbeda, sehingga
mereka dapat memilih channel yang sesuai. Apakah pesan mendesak?
Apakah umpan balik yang segera dibutuhkan? Apakah dokumentasi atau
catatan permanen diperlukan? Apakah konten yang rumit, kontroversial, atau
swasta? Apakah pesan akan seseorang di dalam atau di luar organisasi? Apa
keterampilan komunikasi lisan dan tertulis tidak penerima miliki? Setelah
pengirim telah menjawab semua pertanyaan ini, mereka akan dapat memilih
saluran yang efektif.Setelah channel yang sesuai atau saluran yang dipilih,

12
pesan memasuki tahap decoding dari proses komunikasi. Decoding dilakukan
oleh penerima. Setelah pesan diterima dan diperiksa, stimulus dikirimkan ke
otak untuk menafsirkan, dalam rangka untuk menetapkan beberapa jenis
makna untuk itu. Ini adalah tahap pengolahan yang merupakan decoding.
Penerima mulai menafsirkan simbol-simbol yang dikirim oleh pengirim,
menerjemahkan pesan ke set mereka sendiri pengalaman dalam rangka untuk
membuat simbol-simbol bermakna. Komunikasi yang sukses terjadi ketika
penerima dengan benar menafsirkan pesan pengirim.
Penerima adalah individu atau individuindividu kepada siapa pesan itu
ditujukan. Sejauh mana orang ini memahami pesan akan tergantung pada
sejumlah faktor, yang meliputi: berapa banyak individu atau individu tahu
tentang topik itu, penerimaan mereka ke pesan, danhubungan dan
kepercayaan yang ada antara pengirim dan penerima . Semua penafsiran oleh
penerima dipengaruhi oleh pengalaman mereka, sikap, pengetahuan,
keterampilan, persepsi, dan budaya. Hal ini mirip dengan hubungan pengirim
dengan encoding.
Umpan balik adalah link terakhir dalam rantai proses komunikasi.
Setelah menerima pesan, penerima merespon dalam beberapa cara dan sinyal
bahwa respon ke pengirim. Sinyal bisa mengambil bentuk komentar
diucapkan, menghela napas panjang, sebuah pesan tertulis, tersenyum, atau
beberapa tindakan lainnya. "Bahkan kurangnya respon, adalah dalam arti,
suatu bentuk respon" (Bovee & Thill, 1992). Tanpa umpan balik, pengirim
tidak dapat memastikan bahwa penerima telah menafsirkan pesan dengan
benar.Umpan balik merupakan komponen kunci dalam proses komunikasi
karena memungkinkan pengirim untuk mengevaluasi efektifitas pesan.
Tanggapan akhirnya memberikan kesempatan bagi pengirim untuk
mengambil tindakan korektif untuk memperjelas pesan disalahpahami.
"Umpan balik memainkan peran penting dengan menunjukkan hambatan
komunikasi yang signifikan: perbedaan latar belakang, penafsiran katakata
yang berbeda, dan berbeda reaksi emosional" (Bovee & Thill, 1992).Proses
komunikasi adalah panduan yang sempurna untuk mencapai komunikasi yang
efektif. Ketika diikuti dengan baik, proses biasanya dapat menjamin bahwa
pesan pengirim akan dimengerti oleh penerima. Meskipun proses komunikasi
tampaknya sederhana, pada dasarnya tidak. Hambatan tertentu menampilkan
diri selama proses berlangsung. Mereka hambatan merupakan faktor yang
memiliki dampak negatif pada proses komunikasi. Beberapa hambatan umum
termasuk penggunaan media yang tidak tepat (saluran), tata bahasa salah, kata
inflamasi, kata-kata yang bertentangan dengan bahasa tubuh, dan jargon
teknis. Kebisingan juga lain penghalang umum. Kebisingan dapat terjadi

13
dalam setiap tahap proses. Kebisingan pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang mendistorsi pesan dengan mengganggu proses komunikasi. Kebisingan
dapat mengambil banyak bentuk, termasuk sebuah radio diputar di latar
belakang, orang lain mencoba untuk memasukkan percakapan Anda, dan
setiap gangguan lainnya yang mencegah penerima dari membayar perhatian.

14
BAB III
HASIL DARI PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Komunikasi

Model Komunikasi adalah gambaran sederhana dari proses komunikasi


yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan
komponen lainnya.

Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan


deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
John Fiske (1990) menyebut ada dua mazhab utama yang tercemin dalam
model komunikasi

1. Transmisi Pesan

Mazhab pertama melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Mazhab


ini tertarik dengan bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan
(encode) dan menerjemahkannya (decode), dan dengan bagaimana transmiter
menggunakan saluran dan media komunikasi. Mazhab ini cenderung
membahas kegagalan komunikasi dan melihat ke tahap-tahap dalam proses
tersebut guna mengetahui di mana kegagalan tersebut terjadi.

2. Produksi dan pertukaran makna

Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran


makna.Hal ini berkenaan dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan orang-
orang dalam menghasilkan makna.

B. Fungsi Model Komunikasi

Menurut Gardon Wiseman & Barker, ada tiga fungsi model komunikasi:

1. Melukiskan proses komunikasi.


2. Menunjukkan hubungan visual.
3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan
komunikasi.

15
Deutsch (1966) menyebutkan empat fungsi model:

1. Organizing functon: mengorganisasikan suatu hal dengan


mengurutkan serta mengkaitkan satu bagian/sistem dengan bagian
lain sehingga mendapat gambaran menyeluruh.
2. Explaining: membantu menjelaskan tentang suatu hal melalui
penyajian sederhana.
3. To predict: sebuah model memungkinkan kita untuk memprediksi
outcome, akibat, yang akan dicapai dari suatu peristiwa.
4. Heuristic: melalui model akan mengetahu hal secara keseluruhan
dari gambaran komponen pokok dari sebuah proses atau sistem

C. Jenis-Jenis Model Komunikasi

Banyak ahli merumuskan model komunikasi. Dari berbagai model yang


telah dirumuskan, model komunikasi diklasifikasikan ke dalam tiga jenis
model, yaitu model komunikasi linear, model komunikasi transaksional, dan
model komunikasi interaksional.

1. Model Komunikasi Linear

Model komunikasi linear adalah model komunikasi yang sangat


sederhana. Model ini menggambarkan komunikasi berlangsung secara satu
arah. Arus pesan digambarkan bersifat langsung dari pengirim pesan ke
penerima pesan, komunikator ke komunikan. Dalam model komunikasi
linear, tidak terdapat konsep umpan balik (feedback). Penerima pesan bersifat
pasif dalam menerima pesan.

Model komunikasi linear di antaranya:

a. Model Komunikasi Aristoteles,


b. Model Komunikasi Lasswell,
c. Model Komunikasi SMCR Berlo,
d. Model Komunikasi Shannon dan Weaver.
e. Model Komunikasi Transaksional

16
2. Model Komunikasi Transaksional

Model komunikasi transaksional adalah model komunikasi yang


menekankan pada pentingnya peran pengirim pesan dan penerima pesan
dalam proses komunikasi yang berlangsung dua arah. Model komunikasi
transaksional mengaitkan komunikasi dengan konteks sosial, konteks
hubungan, dan konteks budaya. Model komunikasi yang merujuk pada model
komunikasi transaksional diantaranya adalah model komunikasi transaksional
Barnlund.

3. Model Komunikasi Interaksi

Model komunikasi interaksi adalah model komunikasi yang


menggambarkan komunikasi berlangsung dua arah. Umumnya model
komunikasi interaksi digunakan dalam media baru seperti internet atau media
komunikasi modern. Model komunikasi yang merujuk pada model
komunikasi interaksi adalah model Osgood dan Schramm.

Para ahli telah mengenalkan berbagai macam model komunikasi


sebagai upaya untuk menggambarkan dan menjelaskan proses komunikasi
serta berbagai faktor yang mempengaruhi arus serta efektivitas komunikasi.

D. Model-Model Komunikasi

Berikut ini beberapa model komunikasi menurut para ahli yang


terangkum dalam tiga jenis model komunikasi di atas.

1. Model Komunikasi Aristoteles

Model Komunikasi Aristoteles dibentuk dengan lima elemen dasar:

a. Pembicara,
b. Pidato,
c. Acara,
b. Audiens
c. Efek.

17
Aristoteles menyarankan pembicara untuk membangun pidato untuk
audiens yang berbeda pada waktu (kesempatan) yang berbeda dan untuk efek
yang berbeda. Pembicara memainkan peran penting dalam Public Speaking.
Pembicara harus mempersiapkan pidato dan analisis kebutuhan audiens
sebelum ia masuk ke panggung. Kata-katanya harus memengaruhi pikiran
audiens dan membujuk pemikiran mereka terhadapnya. Model komunikasi
Aristoteles adalah salah satu model komunikasi linear yang ditujukan untuk
menggambarkan atau menjelaskan proses public speaking.

Model ini merupakan model komunikasi pertama dan merupakan model


komunikasi yang diterima secara luas diantara model komunikasi lainnya.
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga
disebut model retoris (rhetorical model). Berdasarkan model komunikasi ini,
komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya
kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Dalam model
komunikasi ini, ada lima unsur dalam proses komunikasi, yaitu pembicara
(speaker), pesan (message/speech), pendengar (listener/audience), acara
(occasion), dan aampak (effect).

2. Model Komunikasi Lasswell

Model Lasswell sering digunakan secara spesifik dalam komunikasi


massa. Dia menegaskan, untuk memahami proses komunikasi massa kita
perlu mempelajari setiap tahapan dalam modelnya. Model komunikasi
Lasswell dalam rumus who says what in which channel to whom with what
effect memiliki lima komponen:

a. Who (sender) – komunikator atau pengirim atau sumber pesan.


b. What (message) – isi pesan.
c. Channel (media) – medium atau media.
d. Whom (receiver) – penerima pesan atau khalayak.
e. Effect (feedback) – umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan
kepada pengirim pesan.

18
Kelima komponen tersebut seringkali dijadikan sebagai bahan analisis
atau kajian untuk mengevaluasi masing-masing komponen dan proses
komunikasi secara keseluruhan. Analisis yang dilakukan terhadap kelima
komponen komunikasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Analisis kontrol, umumnya dilakukan untuk membantu pengirim


pesan untuk memiliki seluruh kekuatan.
2. Analisis isi, umumnya dikaitkan dengan stereoptipe dan representasi
perbedaan kelompok politik dan berhubungan dengan tujuan pesan
yang disampaikan.
3. Analisis media, umumnya mengkaji pemilihan media yang akan
digunakan untuk mencapai khalayak.
4. Analisis khalayak, umumnya mengkali siapa yang menjadi target
sasaran.
5. Analisis efek, umumnya dilakukan sebelum proses dimulai dengan
tujuan untuk memprediksi efek pesan terhadap target sasaran.

Model komunikasi Lasswell awalnya dikembangkan untuk


menganalisis komunikasi massa, khususnya studi tentang media propaganda.
Namun, pada perkembangannya, model ini digunakan pula untuk
menganalisis komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok yang
menjadi sasaran diseminasi pesan.

3. Model Komunikasi Shannon dan Weaver

Claude Elwood Shannon dan Warren Weaver (1948) mengembangkan


salah satu model komunikasi linear yang disebut dengan Model Komunikasi
Shannon dan Weaver. Model Shannon dan Weaver menekankan pada
penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatan. Diawali dengan
pemancar (transmiter) yang mengubah pesan menjadi suatu sinyal, kemudian
sinyal tersebut disalurkan atau diberikan pada penerima (received) dalam

19
bentuk percakapan. Model komunikasi Shannon dan Weaver dapat diterapkan
dalam komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, dan komunikasi massa.

4. Model Komunikasi SMCR Berlo

SMCR singkatan dari Source, Message, Channel, dan Receiver yang


merupakan unsur komunikasi. Penemu model SMCR ini adalah David Berlo
K. Salah satu mahasiswa generasi pertama di Program Doktor Komunikasi di
bawah kepemimpinan Wilbur Schramm di Illinois. Berlo merupakan penulis
buku teks komunikasi yang terkenal, The Process of Communication (1960).
Menurut model ini, sumber dan penerima dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut: kemampuan berkomunikasi, perilaku, pengetahuan, sistem sosial, dan
budaya.

1. Sender (pengirim)

Sumber pesan atau orang yang mengorganisasi pesan. Seorang


pengirim pesan atau sumber pesan mengirimkan pesan kepada
penerima pesan.

2. Message (pesan)

Pesan adalah hal substansif yang dikirimkan oleh pengirim pesan


kepada penerima pesan.

3. Channel (media)

Media yang digunakan untuk mengirim pesan misalnya telepon,


internet sebagai media komunikasi dan lain-lain dan biasanya
digunakan dalam komunikasi bermedia (media massa atau media
baru).

4. Receiver (penerima)

Orang yang menerima pesan yang dikirmkan oleh pengirim pesan.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi yang efektif adalah bagian utama dalam mencapai tujuan
pendidikan. Komunikasi yang sukses dan efektif berasal dari pelaksanaan
proses komunikasi. Orang–orang yang terlibat akan meningkatkan
keterampilan komunikasi mereka jika mereka mengikuti proses komunikasi,
dan tinggal jauh dari hambatan yang berbeda. Telah terbukti bahwa individu
yang memahami proses komunikasi akan berkembang menjadi komunikator
yang lebih efektif, dan komunikator yang efektif memiliki kesempatan lebih
besar untuk menjadi sukses. Oleh karena itu kita harus menggunakan model-
model komunikasiyang pas dalam berkomunikasi.
B. Saran
Bagi para pembaca dalam berkomunikasi harus menggunakan
komunikasi dengan model yang pas dalam komunikasi. Dimana komunikasi
yang baik antara satu yang lain harus saling berhubungan.
DAFTAR PUSTAKA
https://sg.docworkspace.com/d/sII-9qtJD0M3mmQY?sa=00&st=0
https://sg.docworkspace.com/d/sIPq9qtJDp87mmQY?sa=00&st=0

21

Anda mungkin juga menyukai