Anda di halaman 1dari 27

BAB 1 

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian
khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah
diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel dapat pula
berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks batang, tetapi
pembelahannya sangat terbatas. Pada proses pembelahan, sel-sel meristem akan tumbuh dan
mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai
kemampuan membelah diri. Jaringan inilah jaringan dewasa.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian jaringan tumbuhan.
2. Mengetahui macam-macam jaringan.
3. Mengetahui jenis jaringan pada tumbuhan
4. Mengetahui sifat dan fungsi jaringan pada tumbuhan. 

1.3 Manfaat 
Manfaat mempelajari jaringan timbuhan adalah kita dapat mengetahui macam-macam jaringan
tumbuhan dan fungsinya, dapat mendeteksi ikatan pembuluh batang pada tumbuhan. 
BAB II 
PEMBAHASAN

2.1 Jaringan Tumbuhan


Jaringan tumbuhan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun
pertumbuhan pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang
berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan
berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan
menjadi jaringan (Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan,
dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan didefinisikan sebagai kelompok sel yang memiliki fungsi, asal, dan struktur yang sama.
Jaringan secara khusus dalam ilmu histologi. Dalam arti sempit, pengertia jaringan tumbuhan
adalah apabila sel-sel berkumpul pada tumbuhan. Jaringan sering dikatan sebagai sekumpulan
sel-sel yang masing-masing selnya aktif dalam segala proses hidupnya, yaitu aktif
berfotosintesis, aktif mengadakan metabolisme, aktif berkembang biak.
Tumbuhan perkembangannya, semua sel-sel tumbuhan melakukan pembelahan diri, tetapi degan
adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel tumbuhan menjadi terbatas
dibagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri.
Tumbuhan embrionik tumbuhan disebut meristem. Pembelahan sel pada dasarnya dapat
berlangsung pada jaringan selain meristem, contohnya pada jaringan korteks batang, namun
jumlah pembelahan ini sangat terbatas.
Sel-sel meristem tumbuhan akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara morfologi dan
fisiologi membentuk berbagai macam jaringan dan tidak mempunyai kemampuan untuk
membelah diri, jaringan ini disebut jaringan dewasa.

Macam-Macam Jaringan Pada Tumbuhan


a. Jaringan Embrionik (Meristem) Tumbuhan

Gambar 2. Jaringan Embrionik (Meristem) Tumbuhan 

Jaringan meristem adalah jaringan yang disusun oleh jaringan yang masih muda. Jaringan
meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap dalam fase pembelahan. berfungsi sebagai
pembelahan, dan terletak pada titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang. Jaringan meristem
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1). Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan
2). Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antar sel diantara sel-sel meristem
3). Sel-selnya bisa berbentuk bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis
4). Masing-masing sel mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel
ciri-ciri jaringan meristem sebagai berikut:

1). Memiliki dinding sel yang tipis,


2). Bentuk selnya isodiametris,
3). Kaya akan protoplasma,
4). Tidak mengandung makanan cadangan,
5). Vakuolanya sangat kecil atau mungkin tidak ada,
6). Ukuran selnya kecil,
7). Mempunyai nukleus yang relatif besar,
8). Banyak mengandung sitoplasma,
9). Selnya berbentuk kubus.

Jaringan Meristem tumbuhan dikelompokkan berdasarkan berbagai kiteria yaitu posisinya dalam
tubuh tumbuhan, asal-usulnya, jaringan tumbuhan yang dihasilkan, strukturnya, dan fungsi.
Berdasarkan letaknya dalam tubuh tumbuhan, jaringan meristem dibedakan menjadi:
1). Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar,
2). Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya: meristem pada pangkal
ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan
3). Meristem lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya, contohnya:
kambium dan kambium gabus (felogen).

Gambar 3. Meristem apical, Meristem interkalar, Meristem lateral

Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi:


1). Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih berada dalam
masa embrional.
2). Meristem primer adalah sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (meristem
apikal), Meristem primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem
primer menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer memungkinkan
akar dan batang bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi.
3). Meristem sekunder adalah apabila sel-selnya berkembang dan jaringan dewasa yang sudah
mengalami deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen).
Gambar 4. Macam-Macam Jaringan Meristem

Jaringan meristem primer berasal dan sel-sel initial yang disebut promeristem, yang berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Haberlandr akan berkembang menjadi protoderm adalah jaringan
yang akan menjadi epidermis adalah prokambium bagian yang dibentuk untuk menjadi jaringan
dasar, dan Prokambium adalah jaringan yang dibentuk untuk menjadi stele (silinder pusat). dan
meristem dasar.

Protoderm akan berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan berdeferensiasi


menjadi sistem jaringan pengankut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi
parenkim (jaringan dasar). Hanstein membagi ujung akar menjadi tiga daerah yaitu:
1). Dermatogen, akan berkembang menjadi epidermis,
2). Periblem, akan berkembang menjadi korteks, dan
3)  Plerom akan berkembang menjadi stele.
Gambar 5. Dermatogen- Epidermis, Periblem- Korteks, Plerom- Stele.

Sementara, schmidt membagi ujung batang menjadi dua bagian yaitu korpus dan tunika. Korpus
merupakan bagian pusat dan titik tumbuh. Daerah ini mempunyai area yang luas dan sel-selnya
relatif besar. Sel-sel daerah korpus akan membelah secara tak beraturan. Tunika merupakan
bagian paling luar dan titik tumbuh, terdiri dari satu atau beberapa lapis sel, dengan sel-selnya
relatif lebih kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah lateral).
Jaringan meristem sekunder tumbuhan sel-sel dewasa yang berubah keadaannya menjadi
meristematik(jaringan pertumbuhan dan lokasi pembelahan sel). Sel-sel meristem sekunder
tumbuhan memiliki bentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola yang
besar contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kambium dapat kita temukan di dalam
batang dan akar dari tumbuhan dan kambium gabus terdapat pada kulit tumbuhan dan dapat
membentuk jaringan gabus yang tidak dapat dilalui air, sel-sel gabus umumnya bersifat mati.
b.  Jaringan Dewasa

Gambar 6. Jaringan Dewasa 

Jaringan Dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan dewasa
sebagai berikut:
1). Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri.
2). Mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding sel-sel meristem.
3). Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selapuit yang
menempel pada dinding sel.
4). Kadang-kadang selnya telah mati.
5). Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.
6). Di antara sel-selnya, dijumpai ruang-ruang antar sel.

Terbentuknya ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi, dapat diakibat oleh:
1). Sisogen, yaitu sel-sel saling memenuhi sehingga terbentuk ruang diantaranya, terjadi pada sel
tangkai daun teratai (Nymphaea).
2). Lisigen, yaitu ruang antar sel yang terbentuk karena sel beserta isinya larut. Dapat anda
temukan pada ruang minyak daun jeruk (Citrus sp).
3). Sisolisigen, apabila ruang yang terjadi berasal dari larutnya sel tertentu diikuti oleh saling
menjauhi sel sel disekitarnya, misalnya ruang antar protoxilem.
4). Reksigen yaitu ruang antar sel yang terbentu karena sel sel mengalami robekan disebabkan
oleh pertumbuhan yang menarik sel tersebut. Dapat anda lihat pada berkat pengangkut batang
jagung (Zea mays).
Menurut asal meristem, jaringan dewasa pada tumbuhan ada dua macam yaitu jaringan primer
dan jaringan sekunder. Jaringan meristem primer apabila sel sel nya berasal dari meristem primer
dan jaringan sekunder apabila sel sel nya berasal dari meristem sekunder.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung
(epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (penguat), jaringan pengangkut
(vaskuler), dan jaringan sekretoris.

Gambar 7. Jaringan Pelindung

1. Jaringan Pelindung (epidermis)

Jaringan epidermis adalah jaringan tumbuhan yang merupakan lapisan sel yang berada paling
luar, pada permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan
biji. Jaringan epidermis sering disebut jaringan pelindung. Fungsi Jaringan epidermis sebagai
berikut:
1). Melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang akan merugikan
pertumbuhannya ,
2). Berperan dalam membatasi penguapan, menyokong, penyerapan, dan penyimpanan air.
Ciri khas sel epidermis sebagai berikut :
1). Tidak memiliki klorofil,
2). Sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.,
3). Dinding sel epidermis ada yang tipis,
4). Terdiri dari satu lapis,
5). Vakuola besar,
6). Mengandung antosianin,
7). Temukan pada biji dan daun pinus,
8). Dinding luar sel epidermis biasanya mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap
di antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel
yang disebut kutikula.

Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis terdiri atas beberapa lapis sel. Hal ini disebabkan
karena sel-sel protoderm membelah berkali-kali secara periklinal (sejajar permukaan) sehingga
terjadi epidermis berlapis banyak. Contoh sel-sel epidermis velamen pada akar anggrek.
Sel-sel epidermis mempuyai bentuk yang bervariasi, misalnya epidermis berbentuk tubular dapat
dijumpai pada helalan daun dikotil dan berbentuk memanjang dijumpai pada helaian daun
Monokotil Pada helaian daun Aloe cristata sel epidermis berbentuk heksagonal- Sel-sel
epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.
 Sel-sel inisial epidermis sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan yang sering
disebut derivat epidermis bisa juga disebut modifikasi jaringan epidermis, seperti stoma, trikoma,
sel kipas. sistolit, sel silika, dan sel gabus.
a. Stomata
Pengertian Stoma (Jamak: Stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ
tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel
penutup dikelilingi oleh sel sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel sel epidermis
lainnya dan disebut sebagai sel tetangga. 
Sel tetangga adalah sel yang berperan penting dalam perubahan osmotik yang mengatur dalam
lebar celah dan gerakan sel penutup. Sel penutup pada stomata dapat terletak sama tinggi dengan
permukaan epidermis atau panerofor, atau stomata dapat lebih rendah dari permukaan epidermis
(kriptofor). Stomata dapat juga lebih tinggi dari permukaan epidermis yang sering dikatakan
sebagai sel penutup tipe menonjol. 
Fungsi stomata sebagi berikut:
1). Sebagai celah pada tumbuhan dalam pertukaran gas dan penguapan pada tumbuhan. Oleh
karena itu stomata terletak pada permukaan daun dan dibawah permukaan daun. Khusus untuk
daun mengapung stomata lebih banyak pada bagian atas permukaan daun, sedangkan pada
tumbuhan darat, stomata lebih banyak terletak pada bagian bawah daun. Hal ini berfungsi dalam
mengurangi penguapan,
2). Mengatur pertukaran gas antara Oksigen dan Karbon dioksida pada daun, hal ini diperlukan
dalam mengatur jalur metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi anaerobik dalam sel
tumbuhan. Apabila terdapat air pada sel penjaga. Saat sel penjaga "tergenang" oleh air, akan
menekuk dan membuka celah diantaranya. Celah ini yang kemudian disebut sebagai stomata
yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas dan air. Saat sel penjaga terpapar asam absisat
yang larut dalam selnya dan mengalami "kekeringan" , celah yang ada akan tertutup karena sel
penjaga merapat satu sama lain. 
Tipe-tipe Stomata dikelompokkan berdasarkan susunan sel-sel tetangga. Stomata pada tumbuhan
dicotyledooneae dapat dikelompok kan menjadi 4 tipe berdasarkan letak dan jumlah sel
tetangganya yaitu:
1). Tipe anomositik (Ranuculaceae),adalah tipe sel tatangga yang memiliki kesamaan bentuk dan
ukuran dengan sel epidermis disekitarnya.
2). Tipe anisositik (Cruiferae) yatiu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel yang tidak
berukuran sama.
3). Tipe parasitik (Rubiceae), yaitu tipe sel penutup yang didampingi oleh sel tetangga atau lebih
dengan sumbu panjang sel tetangga senga sumbu sel penutup serta celah.
4). Tipe diasitik yaitu tipe stomata yang dikelilingi oleh dua sel tetangga. Dinding dari dua sel
tetangga tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup serta celah.
Stomata dapat dikelompokkan berdasarkan asal dari sel tetangga dan sel penutupnya. Tipe-tipe
stomata berdasarkan asal sel tetangga dan sel penutup sebagai berikut:
- Mesogen, yaitu kedua sel berasal sama
- Perigen, apabila sel tetangga tidak mempunyai asal yang sama dengan sel penutup
- Mesoperigen, yaitu apabila sel tetngga sedikitnya satu memliki asala yang sama dengan sel
penutup
Tipe stomata berdasarkan pada bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah
membukanya stomata

Hal yang perlu diketahui tentang stomata tumbuhan adalah penyebaran stomata. Pada tumbuhan
monokotil, penyebaran stomata tersusun secara longitudinal sedangkan tumbuhan dikotil letak
stomata tidak beraturan.

b. Trikoma
Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk rambut. Ada juga
trikomata yang berbentuk sisik atau duri. Fungsi trikoma bagi tumbuhan sebagai berikut:
1). Mengurangi penguapan
2). Meneruskan rangsang
3). Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
4). Membantu penyebaran biji
5). Membantu penyerbukan bunga
6). Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.

macam-macam trikoma dibagi dua sebagai berikut:


1). Trikoma Glandular (berkelanjar) adalah trikoma yang dapat menghasilkan sekret. Trikoma
glanduler dapat bersel satu.
biasanya  terdiri  dari  tangkai  dan  kepala  bersel  banyak  dinamakan  koleter. Trikoma seperti
ini ditemukan berkelompok pada tunas muda, dan sekret yang dihasilkannya menjaga tunas dari
kekeringan. Jenis trikoma kelenjar lain adalah kelenjar cerna yang terdapat pada tumbuhan
pemakan serangga sepertiNephenthes. Tumbuhan yang memiliki trikoma glanduler, contohnya
tembakau (Nicotiana tabacum) terletak pada daun. Macam-macam trikoma galnduler antara lain:
a). Trikoma hidatoda, terdiri atas sel tangkai dan beberapa sel kepala, serta mengeluarkan larutan
yang berisi asam organik.
b). Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu
mengeluarkan madu ke permukaan sel permukaan sel.
c). Kelenjar garam terdiri atas sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang pendek.
d). Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantong dan ujung runcing. Isi
sel menyebabkan rasa gatal.
1). Trikoma Nonglanduler (tidak berkelenjar) adalah trikoma yang tidak menghasilkan sekret.
Macam-macam trikoma nonglandular antara lain:
a). Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, misalnya pada daun durian(Durio zibethinus)
b). Rambut bercabang bersel banyak. Bentuknya dapat seperti bintang, misalnya pada daun waru
(Hibiscus tiliaceus)
c). Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang yang tegak lurus
permukaan akar seperti jarum. Sel bebrbentuk bulat panjang, mencapai panjang 80 – 1500
mikrometer dengan garis tengah 5 – 17 mikrometer. rambut akar memiliki vakuola besar dan
biasanya berdinding tipis. 

c. Sel kipas (buliform cell)


Sel-sel ini berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis, berbentuk seperti kipas,
berdinding tipis dan mempunyai vakuola yang besar. Dindingnya terdiri dari bahan-bahan
selulosa dan pektin, dinding paling luar mengandung kutin dan diselubungi kutikula. Plasma sel
berupa selaput yang melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan air. Jika udara panas, air
dalam sel kipas akan menguap, sel kipas akan mengerut sehingga luas permukaan atas daun akan
lebih kecil dari luas permukaan bawah. Oleh karenanya daun akan menggulung dan akan
mengurangi penguapan lebih lanjut

d. Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut lenti sel.
Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai stoma, setelah stoma
tidak berfungsi lagi maka stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena
lubang stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat gabus. Sel
gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak membentuk felem ke arah luar tetapi
membentuk koripeloid. Semakin lama semakin banyak sehingga dan dapat tersembur keluar,
sehingga dari luar tampak sebagai bintik-bintik.
e. Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam epidermis akar
gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen berfungsi untuk menyimpan air atau
menyimpan udara.Epidermis beserta velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda
atau multiple epidermis.

2.  Jaringan Dasar (parenkim)


Gambar 8. Jaringan Dasar

Jaringan parenkim adalah jaringan tumbuhan yang terdapat hampir seluruh organ tumbuhan
membentuk jaringan. Jaringan parenkim memiliki struktur serta fisiologis yang bermacam
macam. Jaringan parenkim masih melakukan segala kegiatan proses fisiologis, hal ini berbeda
dengan jaringan tumbuhan yang lain khususnya jaringan yang dewasa (tua).

Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar tumbuhan karena dijumpai hampir di setiap bagian
tumbuhan. Contohnya pada batang dan akar parenkim ditemukan diantara  jaringan epidermis
dan pembuluh angkut, sebagai korteks.
Ciri-ciri jaringan parenkim sebagai berikut:
1. memiliki bentuk bervariasi,
2. banyak terdapat vakuola,
3. dinding sel tipis,
4. ukuran sel besar dan hidup,
5. banyak terdapat ruang antar sel.
6. jaringan parenkim dapat membelah, baik secara meristematik maupun secara embrional.

Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim pada tumbuhan dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
1. Jaringan Parenkim air. Jaringan ini dijumpai pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai
penimbun air untuk melewati musim kering.
2. Jaringan Parenkim asimilasi. Jaringan parenkim ini berfungsi dalam proses pembuatan
makanan, terletak pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau.
3. Jaringan Parenkim udara. Jaringan ini berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan. Jaringan
parenkin ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna sp. sebagai tempat menyimpan udara.
4. Jaringan Parenkim penimbun. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan. Jaringan parenkim jenis ini dapat anda temukan pada akar rimpang, empulur batang,
umbi, dan umbi lapis. Cadangan makanan dalam jaringan parenkim ini disimpan dalam bentuk
gula, tepung, protein, dan lemak.
5. Jaringan Parenkim angkut. Jaringan in berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu makanan
maupun air. Hal ini terjadi karena sel selnya memanjang menurut arah pengangkutan. 
Jaringan parenkim tumbuhan dapat juga dibedakan berdasarkan bentuknya. Berikut
pembagiannya:
1. Jaringan parenkim palisade. Merupakan jaringan yang menyusun mesofil pada daun. Jaringan
parenkim ini dapat juga ditemukan pada biji dengan bentu sel panjang, tegak dan mengandung
banyak kloroplas.
2. Jaringan Parenkim lipatan. Jaringan ini dijumpai pada mesofil daun pinus dan padi. Terjadi
perlipatan ke arah dalam pada bagian dinding sel dan mengandung banyak kloroplas.
3. Jaringan parenkim bunga karang. Jaringan ini menyusun mesofil daun dan ukurannya tidak
beraturan serta ruang antar ser yang lebar.
4. Jaringan parenkim bintang (aktinenkim). Jaringan ini dapat ditemukan pada tangkai daun
Canna sp. dengan bentuk seperti bintang bersambungan pada bagian ujung.

3. Jaringan Penyongkong (penguat)

Gambar 9. Jaringan Penyongkon


Jaringan Penguat tumbuhan berfungsi dalam memberikan kekuatan bagi tubuh tumbuhan
sehingga mampu berdiri tegak. Jaringan penguat tumbuhan dibagi atas dua berdasarkan sifat dan
bentuknya yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1. Jaringan Kolenkim Tumbuhan
Kolenkim adalah jaringan tumbuhan yang berfungsi sebagai jaringan penguat terutama pada
organ organ tumbuhan yang masih aktif membelah dan tumbuh serta berkembang. Jaringan
kolenkim tersusun atas sel sel yang masih hidup. 
Jaringan kolenkim tumbuhan memiliki bentuk sel yang sedikit memanjang, dan hanya memiliki
dinding primer dengan penebalan yang tidak teratur yang lunak serta lentur. Hal ini disebabkan
karena jaringan kolenkim tumbuhan tidak mengandung lignin melainkan kloroplas dan tanin.
Jaringan  kolenkim tumbuhan dapat dijumpai ada batang, daun, bunga dan buah. Jaringan
tumbuhan ini dapat juga dijumpai pada akar yang terkena matahari. Jaringan kolenkim pada
tumbuhan monokotil (monocotyledoneae) tidak ditemukan jaringan kolenkim apabila telah
terjadi pembentukan sklerenkim sejak tumbuhan masih muda.
Jaringan kolenkim tumbuhan terbagi atas 4 menurut penebalan dinding selnya yaitu kolenkim
anguler, kolenkim lameler, kolenkim tubular, dan kolenkim tipe cincin.
a. Kolenkim sudut ( angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang melintangnya
penebalan ini tampak terjadi pada tempat pertemuannya tiga sel atau lebih.contohnya yang
terdapat pada batang solanum tuberosum.
b. Kolenkim lamela ( lamelar kolenkim)
Penebalan dinding sel terjadi pada dinding tangesial sel.kolenkim lamela terdapat pada korteks
batang Sabucus nigra dan tangkai Cochlearia armoracia.
c. Kolenkim lakuna ( lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang antar sel.
Terdapat pada tangkai salvia
d. Kolenkim cincin ( anular kolenkim)
Pengamatan kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus menerus
sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

2. Jaringan Sklerenkim Tumbuhan


Sklerenkim adalah jaringan penguat tumbuhan yang memiliki dinding sekunder yang tebal, dan
mengandung zat lignin. Jaringan sklerenkim pada tumbuhan memiliki sel sel yang kenyal dan
tidak mengandung protoplas. Dengan kata lain, jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel yang
telah mati dengan dinding sel yang tebal. Hal ini membuat mudah untuk menemukan jaringan
sklerenkim yaitu pada bagian tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. 
Jaringan sklerenkim terbagi atas dua yaitu serabut dan sklereid (sel sel batu).
1. Serabut
Serabut terdapat pada bagian yang berbeda dari tubuh tumbuhan yang mungkin terdapat sebagai
idioblas ( pada daun Cycas) tetapi lebih sering berbentuk pita atau silinder kosong yang tidak
terputus.
Menurut tempatnya serabut dikelompokan menjadi dua tipe dasar :
1). Serabut xilem
Merupakan bagian terpadu dari xilem dan berkembang dari jaringan meristem yang sama seperti
pada unsur xilem lain. Serabut ini bentuknya sangat beragam, berdasarkan ketebalan dinding,
tipe maupun jumlah noktah.
2). Serabut ekstraxilem
Serabut kormersial di bedakan menjadi dua tipe :
a. Serabut Keras
Serabut keras adalah serabut yang berisi likmin tinggi dan bersrektur kaku.serabut keras ini
terdapat pada monokotil.serabut keras dari monokotil merupakan bahan mentah dalam
pembuatan kertas,yaitu dari Zea mays, Saccharum officinarum dan Stipa tenacissima
b. Serabut lunak
Sersbut lunak ada yang berisi liknin tetapi ada juga yang tidak,fleksibel,dan elastis.sel lunak
terdapat pada dikotil,misalnya pada Linum usitatissimum,Canabis sativa,Bochmeria
nivea,Corchorus capsularis ( jute),Hibiscus canabinus ( kenaf), dan Ceiba pentandra ( kapuk).
Serabut juga dikelompokan berdasarkan penggunaannya yaitu :
1). Serabut Tekstil
Digunakan dalam produksi pabrik. Pada industri tekstil,serabut yang terutama di gunakan adalah
serabut kapas dan sejumlah kecil flaks, rami dan hemp. 
2). Serabut Cordage
Untuk tali. Pabrik pemintalan biasanya menggunakan jute,kapas, dan hemp. Utnuk mengurangi
peredangan digunakan flaks dan beberapa serabut keras lain
3). Serabut Sikat
Digunakan dalam produksi sikat dan sapu kebayakan dibuat dari serabut Agave,serabut dari
batang dan daun Palmae, dan karangan bunga dari Sorgum vulgare.
4). Serabut Pengisi
Digunakan untuk perkakas rumah misalnya matras,wall plate. Beberapa serabut pengisi antara
lain serabut kapuk, kapas, jute dan serabut dari Tillandsia usneoides , serta beberapa serabut
kasar lain.

2. Sklereida ( sel batu)


Terdapat di tempat yang berbeda dalam tubuh tumbuhan, biasanya sklereida merupskan masa
yang keras dan terdapat di dalam jaringan parenkim yang lunak.
Menurut Tschirch ( 1889) sklereida di bedakan menjadi 4 tipe yaitu :
1. Sel batu ( Brakisklereida)
Sel batu berbentuk isodiametris,biasanya terdapat pada floem.korteks dan kulit kayu batang dan
daging buah pir ( Pyrus communis)
2.  Makrosklereida
Sklereida yang berbentuk tangkai,sering membentuk lapisan dalam testa dari biji Leguminosae
3. Osteosklereida
Sklereida berbentuk tulang, ujungnya membesar, berongga bahkan sering kali bercabang.
Sklereida ini sering ditemukan dalam kulit biji dan dalam daun dikotil tertentu, misalnya pada
kulit biji kacang merah ( Phaseolus vulgaris)
4. Asterosklereida
Sklereida yang bercabang,sering kali berbentuk bintang. Terdapat pada daun teh
( Camellia sinensis)
3. Jaringan Pengangkut

Gambar 10. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut pada tumbuhan ada dua yaitu floem dan xilem. Floem terdiri atas buluh
tapisan, sel penggiring dan parenkim floem. Jaringan pengangkut tipe xilem  yaitu trakea dan
trakeida serta serabut dan parenkim xilem.
Xilem berfungsi dalam mengangkut mineral dan air dari akar hingga daun. Floem berfungsi
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ yang lain seperti batang, akar dan umbi.

1. Floem
Gambar 11. Floem

Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiris, serabut
floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah pembuluh  tapis dan parenkima
floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran serabut floem
sering kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.                              
Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 µm dan panjang 100-
500 µm. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel  komponen pembuluh
tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea. Pembuluh tapis adalah pembuluh
angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh ini bersambungan dan meluas dari pangkal sampai
ke ujung tumbuhan.
2. Xilem 

Gambar 12. xilem

Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen xilem terdiri dari
unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur pembuluh ada dua, yaitu pembuluh
kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan
hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut bersambungan sehingga membentuk pembuluh
kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang
membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas pembuluh. Diameter xilem bervariasi
tergantung pada spesies tumbuhan, tetapi biasanya 20-700 µm. Dinding xilem mengalami
penebalan zat lignin.
Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga, trakea terdiri atas sel-sel
berbentuk tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan selulosa sekunder dan diperkuat
lignin, sebagai bahan pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar daripada diameter trakeid.
Ujung selnya yang terbuka disebut perforasi atau lempeng perforasi. Trakea hanya terdapat pada
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka) kecuali anggota Gnetaceae (golongan melinjo).
Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil, walaupun dinding
selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah 30 µm dan panjangnya mencapai
beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan Spermatophyta. Pada ujung sel
trakeid terdapat lubang seperti saringan.
2.2 Organ Pada Tumbuhan
Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan tumbuhan.
Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai alat hara (organa
nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan
daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat pada bunga.

Gambar 13. Organ Pada Tumbuhan

1, Akar 
Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada
tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar
yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas
akar primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari
perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel
atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang. 
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang
yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar
serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama. 
Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung
disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke
arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan
turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan
zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang
semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk meristem) ke
depan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona
pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya. 

Gambar 14. Akar

Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan jaringan
penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele (silinder pusat). 
Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun rapat satu
sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding
sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar
biasanya satu lapis. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa
rambut atau bulu akar. 
Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif renggang dan sedikit jaringan
penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis
sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya
mengandung suberin dan lignin. 
Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan
memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut
endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin
pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya. 
Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari korteks
oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun
atas sel-sel parenkim berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering
disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar
tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar.
Sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan
dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang, sedangkan
pada tumbuhan monokotil, xylem dan floem letaknya berselang seling.
2. Batang 
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks
terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil
ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang
menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.
 Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder. 
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu: 
a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah
dalam dan floem sekunder ke arah luar, 
b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
menggantikan epidermis pada batang dan akar. 
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur
mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel.
Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya.
Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai
dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial.
Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk
lingkaran tahun. 

Gambar 15. Batang


3. Daun 
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur
morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun
dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun
atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai, jantung, dan bulat telur); tepi
daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing,
tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing,
tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan
bersisik). 
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air)
dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita
jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut.
Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut. 
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi
untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak
disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung
kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik
dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap
air. 
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang
menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan
parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang
memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat
pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung. 
Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat
daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun
berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun.
Gambar 16. Daun
4. BIJI
Fase generatif pada tumbuhan diawali dengan proses penyerbukan dan kemudian proses
pembuahan. Pada proses pembuahan bakal buah tumbuh menjadi buah dan bakal biji tumbuh
menjadi biji. Di dalam biji terdapat lembaga atau calon tumbuhan baru. Biji merupakan alat
perkembangbiakan utama pada tumbuhan biji. Biji sendiri terdiri dari beberapa bagian. Apa saja
bagian-bagian biji tersebut? Berikut pembahasannya!
Bagian-Bagian Biji
Biji atau semen merupakan bakal biji dari tumbuhan yang terbentuk setelah proses penyerbukan
dan pembuahan. Biji merupakan calon tumbuhan baru yang akan tumbuh jika kondisi
lingkungan mendukung. Umumnya biji pada tumbuhan terdiri dari tiga bagian. Bagian-bagian
biji tersebut yaitu kulit biji, tali pusar, dan inti biji.

Gambar 17. Biji


1. Kulit biji (spermodermis)
Bagian-bagian biji yang pertama adalah kulit biji. Kulit biji atau spermodermis berasal dari
selaput bakal biji (integumentum). Umumnya kulit biji pada tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) terdiri dari dua lapisan, yaitu:
• Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung utama dari bagian dalam biji.
Lapisan ini mempunyai bentuk yang bervariatif, ada yang tipis, kaku seperti kulit, ada juga yang
keras seperti kayu atau batu.
• Lapisan kulit dalam (tegmen). Lapisan ini lebih tipis seperti selapur dan lebih dikenal dengan
kulit ari.

Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae) terdapat tiga lapisan kulit biji, yaitu:
• Kulit luar (sarcotesta). Kulit yang tebal dan berdaging serta mengalami perubahan warna dari
muda hingga tua.
• Kulit tengah (scleroresta). Kulit yang kuat dan keras, berkayu dan menyerupai kulit dalam
(endocarpium) pada buah batu
• Kulit dalam (endotesta). Lapisan kulit ini biasanya melekat pada bagian bagian biji dan
berbentuk seperti selaput tipis.
2. Tali pusar (funiculus)
Tali pusar atau funiculus adalah bagian bagian biji berbentuk menyerupai tangkai yang
menghubungkan biji dengan tembui. Bila biji masak, biasanya biji akan terlepas dari tali
pusarnya ini, dan pada biji hanya tampak bekasnya saja, atau yang lebih dikenal dengan istilah
pusar biji.
3. Inti biji (nucleus seminis)
Bagian-bagian biji yang terakhir adalah inti biji. Inti biji merupakan bagian inti pada biji yang
dikelilingi oleh kulit biji. Inti biji terdiri dari:
a. Lembaga (embrio)
Lembaga merupakan calon individu baru yang akan tumbuh dari biji pada kondisi lingkungan
yang menguntungkan. Pada lembaga ini terdapat calon akar (radicula), daun lembaga
(kotiledon), batang lembaga (cauliculus), dan putih lembaga (albumen).
b. Calon akar (radicula)
Calon akar yang berasal dari biji disebut dengan akar lembaga. Pada tumbuhan dikotil, akar ini
akan tumbuh terus hingga membentuk akar tunggang.
c. Daun lembaga (kotiledon)
Daun lembaga merupakan daun pertama yang tumbuh pada saat perkecambahan setelah
keluarnya akar lembaga. Fungsi dari daun lembaga ini adalah sebagai tempat penimbunan
makanan, sebagai alat untuk melakukan fotosintesis, dan sebagai alat penghisap makanan dari
putik lembaga untuk lembaga.
d. Batang lembaga (cauliculus)
Berdasarkan posisinya, batang lembaga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruas batang lembaga
yang terletak di atas daun lembaga (internodium epicotylum) dan ruas batang lembaga yang
terletak di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).
e. Putih lembaga (albumen)
Putih lembaga merupakan bagian bagian biji yang berisi cadangan makanan untuk waktu awal
pertumbuhan (pada saat perkecambahan) sebelum dapat membuat makanannya sendiri. Tidak
semua tumbuhan berbiji mempunyai putih lembaga. Misalnya saja pada tumbuhan polong-
polongan (Leguminosae), cadangan makanan disimpan pada daun lembaga (kotiledon).
Berdasarkan jaringan yang menjadi tempat penimbunan cadangan makanan, keberadaan putih
lembaga dapat dibedakan menjadi:
• Putih lembaga dalam (endospermium). Biji dengan putih lembaga dalam biasanya terdapat
pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang berasal dari inti
kandung lembaga sekunder yang setelah dibuahi akan terbelah-belah menjadi jaringan penimbun
makanan. Misalnya biji pada jagung (Zea mays L.), rerumputan (Graminae)
• Putih lembaga luar (perispermium). Bagian ini berasal dari bagian luar biji di luar kandung
lembaga. Misalnya biji pada lada (Piper nigrum L.)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur utama pada tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan bunga/biji. Yang mana
organ-organ tersebut tersusun atas jaringan-jaringan, yaitu jaringan meristem dan jaringan
dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu mengalami pembelahan sel membentuk
jaringan lain pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah tidak
mengalami pembelahan sel, dan sudah mengalami diferensiasi dan fungsi tertentu pada tubuh
tumbuhan. Jaringan dewasa terbagi menjadi tiga, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan
dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut (vaskuler).
DAFTAR FUSTAKA

Prof.Dr.Sri Mulyani E.S, 2006. Anatomi Tumbuhan, Yogyakarta: Kenisius Yogyakarta


Dra.Turrini Yudiarti, MSc, 2004. Buku Ajar Biologi, Semarang: UNDIP Press
Prof.Dr.Issirep Sumardi, 2014. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, Depok: Penebar
Swadaya
Hidayat, esteti b. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung. Itb
Soerokoesoemo,wibisono,dkk. 1993. Anatomi dan fisiologi tumbuhan. Jakarta. Universitas
terbuka
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. Dari: Biology. 5th
ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga. Mader, S.S. 2004. Biology. Boston: McGraw-Hill.
Pratiwi, D.A., dkk. 2006, Biologi. Jakarta: Erlangga. 
www.cartage.org.lb http://www.flmnh.ufl.edu/flowerpower/
www.artikelsiana.com/2015/05/fungsi-macam-jaringan-tumbuhan-fungsi.html
belajarbiologi.com/2014/07/jaringan-tumbuhan-dan-macam-macam-jaringan-tumbuhan.html
www.biologipedia.com/jaringan-parenkim-pada-tumbuhan.html
www.biologipedia.com/jaringan-penguat-pada-tumbuhan-kolenkim-sklerenkim.html
www.softilmu.com/search?q=jaringan+tumbuhan&x=19&y=19
www.zonasiswa.com/2015/03/jaringan-tumbuhan-dan-keterangannya.html
www.artikelsiana.com/2015/05/fungsi-macam-jaringan-tumbuhan-fungsi.html
biologiunnes.blogspot.co.id/2013/10/struktur-dan-fungsi-jaringan-tumbuhan.html
aplikatifilmu.blogspot.co.id/2014/01/sifat-tumbuhan_1848.html

Anda mungkin juga menyukai