Anda di halaman 1dari 31

MODUL 2

A. SISTEM GERAK PADA HEWAN

Salah satu ciri dikatakan makhluk hidup yaitu dapat bergerak atau berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain. Burung berpindah tempat dengan cara mengepakan sayapnya sehingga dapat
terbang di udara. Sedangkan ikan berpindah tempat dengan cara berenang di dalam air dengan
bantuan ekor dan siripnya. Lain halnya dengan gajah, hewan berpindah tempat dengan berjalan
kaki dengan menggunakan keempat kakinya.

Klasifikasi Hewan
Menurut jenisnya, hewan dibagi menjadi dua yaitu hewan yang bertulang belakang (Vertebrata)
dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang (Avertebrata). Sistem gerak yang terdapat pada
Vertebrata dan Avertebrata memiliki fungsi yang sama yaitu berhubungan dengan bentuk rangka
dan tubuh hewan, walaupun hewan tersebut berpindah tempat dengan cara yang berbeda satu
sama lain.
Hewan vertebrata yang dibahas dalam artikel ini yaitu pisces (ikan), aves (burung), reptil, amfibi
(katak), dan mamalia. Ciri khas hewan vertebrata yaitu memiliki tulang dalam atau endoskeleton
yang berfungsi untuk menopang berat badan hewan tersebut. Otot dan tulang hewan saling
menempel membuat struktur endoskeleton. Dimana bentuk tulang dalam (rangka dalam) masing-
masing hewan vertebrata tersebut berbeda-beda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.
Adapun dalam artikel ini hanya akan dibahas untuk sistem gerak pada hewan vertebrata saja.
Untuk hewan avertebrata akan dibahas dikemudian hari. Setiap jenis hewan – hewan tersebut
memiliki sistem gerak dan bentuk rangka yang berbeda menyesuaikan dengan tempat hidupnya
di alam bebas.
1) Sistem Gerak Ikan

Lalu muncul pertanyaan bagaimana cara hewan air (ikan) bergerak berpindah tempat ? Contoh
jenis hewan air ini yaitu ikan. Habitat ikan yaitu hidup di air dimana air memiliki massa jenis
lebih besar daripada massa jenis (berat badan ikan) ikan itu sendiri. Hal inilah yang
menyebabkan ikan – ikan baik yang hidup di air tawar maupun di air laut memiliki gaya angkat
yang lebih tinggi pada saat berada didalam air. Selain itu ikan juga memiliki sirip yang membuat
ikan dapat berenang leluasa kesana kemari dengan lincah di dalam air dengan hanya
mengeluarkan energi yang sedikit.
Sirip ikan terdiri dari sepasang sirip yang berada di kanan maupun di kiri dan sirip ekornya.
Sirip-sirip ini bermanfaat bagi ikan agar bisa bergerak ke depan dengan mudah. Selain itu ada
lagi sirip tengah, yaitu sirip yang terletak di atas tubuh ikan. Ikan yang hanya menggunakan sirip
tengah dan sirip pasangan biasanya tidak dapat berenang secepat ikan yang memanfaatkan sirip
pasangan dan sirip ekornya. Contoh ikan jenis ini yaitu ikan yang hidup di terumbu karang (ikan
yang tidak dapat bergerak cepat).
Karakteristik Rangka
Beberapa ikan yang habitatnya di air tawar maupun di air laut memiliki bentuk tubuh yang unik,
sebagian besar berwujud mirip torpedo. Ada juga yang mengatakan bentuk tubuh ikan berbentuk
streamline. Ternyata bentuk ikan yang mirip torpedo (streamline) tersebut memudahkan ikan
dalam melakukan maneuver berbelok ke kanan dan ke kiri lebih cepat dan praktis saat berada di
air tanpa mengalami hambatan atau gesekan dengan air.
Pada saat ikan bergerak di dalam air, terdapat gelembung – gelembung udara yang naik ke
permukaan air. Maksud dan tujuan ikan melakukan ini yaitu agar ikan memudahkan ikan
mengatur saat ikan ingin naik ke permukaan air atau saat menyelam ke dasar sungai atau laut.
Selain itu bentuk rangka tulang ikan dan otot-otot ikan yang praktis dan efisien sangat berguna
saat ikan ingin bergerak ke depan dengan lincah.
2) Sistem Gerak Burung

Cara bergerak hewan


yang ada di udara berbeda dengan cara bergerak hewan yang ada di dalam air. Hewan udara
contohnya yaitu burung. Burung dapat terbang bebas di udara karena memiliki sayap dan rangka
tulang yang mendukung. Setiap burung memiliki cara terbang yang berbeda antara yang satu
dengan yang lain. Pada umumnya bentuk tubuh burung – burung memiliki bentuk tubuh yang
unik. Burung – burung dapat terbang karena bentuk tubuhnya memiliki gaya angkat yang lebih
besar, sehingga dapat melepaskan dari dari pengaruh gaya gravitasi bumi.
Karakteristik Rangka
Bentuk sayap burung memiliki susunan rangka yang kuat namun ringan. Selain itu burung juga
diperkuat oleh tulang dada dan otot – otot yang solid dan kekar saat menahan terpaan angin yang
kencang pada waktu sedang terbang di udara. Kontruksinya tulang sayap yang kuat dan ringan
memberikan gaya angkat yang cukup besar bagi burung saat akan terbang.
Bentuk sayap burung seperti airfoil. Bentuk ini menyebabkan udara yang mengalir di bawah
sayap burung mengalir lebih lambat daripada udara yang mengalir di atas sayap burung. Pada
waktu burung akan terbang yaitu dengan mengepakkan sayapnya, maka udara akan mengalir ke
bagian bawah yang menghasilkan gaya angkat sehingga burung dapat terangkat ke udara atau
terbang.
3) Sistem Gerak Amphibia
Contoh dari Amphibia yaitu kodok atau katak. Kontruksi tulang katak yaitu terdiri dari tulang
badan, tulang anggota gerak dan tulang tengkorak (tulang kepala).
Amfibi memiliki sendi baik itu di lutut, bahu, siku, pinggul, pergelangan kaki dan tangan. Sendi
ini memudahkan hewan amfibi seperti katak untuk melompat.

Karakteristik Rangka
Selain itu bentuk tulang kepala katak berukuran kecil dan hanya memiliki sedikit tulang. Hal ini
menyebabkan tulang kepala katak sangat ringan namun kuat. Selain itu postur badan katak juga
ditopang oleh tulang belakang yang dapat menahan berat tubuh bagian belakang dan bagian
depan katak.
Katak memiki kaki yang sangat panjang dan otot-otot yang kekar dan solid. Agar katak mudah
saat berenang, kaki katak memiliki selaput renang. Selaput renang ini sangat berguna bagi katak
saat sedang berenang di dalam air. Dengan adanya selaput renang, katak dapat bergerak lincah di
dalam air

4) Sistem Gerak Reptil

Hewan yang termasuk dalam


kategori reptil yaitu kadal, kura-kura, ular, buaya, dan sebagainya. Contohnya ular. Ular bergerak
dengan cara merayap atau melata baik di atas tanah, air maupun pada saat berenang di air.

Karakteristik Rangka
Bentuk tulang ular yaitu terdiri dari tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang ekor. Pada tulang
badan, terdiri dari ratusan buah ruas-ruas tulang belakang. Sedangkan pada tulang rusuk ular
terhubung dengan tulang belakang dibalut dengan otot-otot yang lentur dan kuat. Dengan bentuk
tubuh dan banyaknya ruas-ruas tulang belakang inilah yang menyebabkan ular bergerak dengan
cara meliuk-liukan badannya ke kanan dan ke kiri dengan cepat

5) Sistem Gerak Mamalia


Co
ntoh dari hewan mamalia yaitu banteng, paus, kucing, anjing, sapi, kerbau, dan sebagainya.
Mamalia hidup di berbagai jenis habitat, ada yang hidup di air, di darat dan di udara. Salah satu
contoh mamalia yang hidup di darah yaitu kuda.
Karakteristik Rangka
Kuda memiliki tulang-tulang kokoh dan kuat untuk menopang tubuhnya. Otot-ototnya yang
elastis dan kuat yang terhubung dengan tulang-tulangnya, menyebabkan kuda dapat berlari
sangat kencang dibandingkan mamalia yang lain

Pada saat kuda bergerak, maka kaki kuda paling belakang memberikan dorongan agar kuda dapat
maju ke arah depan. Kencang atau lambatnya kuda berlari tergantung pada kuat atau lemahnya
saat kaki belakang memberikan gerakan pada kaki belakangnya.
B.STRUKTUR TUBUH MANUSIA
Sistem Rangka Manusia
Manusia dalam kesehariannya banyak melakukan aktivitas seperti bekerja, berlari,
berjalan, duduk dan berdiri. Untuk melakukan kegiatan tersebut tubuh manusia ditunjang
dengan adanya rangka. Rangka terdapat di dalam tubuh manusia. Rangka manusia
dewasa dibangun oleh
206 ruas tulang dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan
fungsinya. Dengan adanya rangka, maka manusia termasuk ke dalam kelompok vertebrata.
Bentuk tubuh manusia tidak terlepas dari peran rangka. Tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh
panjang dan ukuran tulang-tulang penyusun tubuhnya. Tulang dibantu dengan adanya otot
dan persendian, maa tubuh manusia dapat bergerak. Sebagian besar pembentukan sel darah
juga terjadi di dalam sumsum tulang. Tulang juga merupakan organ yang mengandung mineral
kalsium paling banyak diantara organ tubuh lainnya.
Fungsi kerangka antara lain:
 menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh
 melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru
 tempat melekatnya otot-otot
 untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
 tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
 memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah

Pada manusia, rangka dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu rangka aksial dan rangka
apendikular, yaitu :

a. Skeleton Aksial
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan
perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan. Macam-macam skeleton aksial yaitu :
1. Tulang Tengkorak Bagian Kepala
 Bagian Pariental : Tulang dahi
 Bagian Temporal : Tulang samping kiri kanan kepala dari tengkorak
 Bagian Occipital : Berdekatan dengan tulang ronga mata seperti tilang biji
 Bagian Ethmoid : Tulang yang menyusun rongga hidung

2. Tulang Tengkorak Bagian Wajah


 Rahang bawah : menempel pada tulang
tengkorak bagian temporal.hal tersebut
 merupakan satu-satunya hubungan antar
tulang dengan gerakan yang lebih bebas.
 - Rahang bawah : Menyusun sebagian dari
hidung, dan langit – langit
 Palatium (tulang langit – langit): menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian
 atas dariatap rongga mulut
 Zigomatik : tulang pipi
 Tulang hidung
 Tulang lakrimal : sekat tulang hidung
3. Tulang Dada
Tulang dad termasuk tulang pipih, terletak dibagian tengah dada. Pada bagian kiri dan kanan
tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. Bersama-sama dengan rusuk, tulang dada
memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar.
Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:
 Tulang hulu / manubrium
 Tulang badan / gladiolus
 Tulang taju pedang / xiphoid process

4. Tulang rusuk

Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang dada
membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas
tiga bagian yaitu :
 Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang
berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan
dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan
 Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek
dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang
melekatkannya pada satu titik di tulang dada
 Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan
dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas
5. Ruas-ruas Tulang Belakang

 Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. ruas pertama dari tulang leher disebut
tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. bentuk dari tulang
atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.
 Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang
punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang
rusuk.
 Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang
lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan
sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
 Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga
terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
  Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx),
tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyat

Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga


keseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan
beberapa organ.

b. Skeleton Apendikular

Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial. Skeleton
axial terdiri dari :
 Anggota gerak atas
 Anggota gerak bawah
 Gelang Bahu
 Gelang panggung
 Bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx
1. Tulang anggota gerak atas (extremitas superior)

Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas :

 Humerus / tulang lengan atas.


 Radius dan ulna / pengumpil dan hasta.
 Karpal / pergelangan tangan.
 Metakarpal / telapak tangan.
 Palanges (tulang jari-jari).

2. Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior)

Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:

 Femur / tulang paha.


 Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis.
 Patela / tempurung lutut.
 Tarsal / Tulang pergelangan kaki.
 Metatarsal / Tulang telapak kaki.
 Palanges / tulang jari-jari tangan.
3. Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka)

Tulang selangka berbentuk seperti huruf “S”, berhubungan dengan tulang lengan
atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas,
ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya
berhubungan dengan tulang belikat.
Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak
pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari gelang bahu adalah
tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.

4. Gelang Panggul

Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak anak
tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang
ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (bagian tengah). Dibagian belakang dari gelang
panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang.
Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan
kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan
bersama-sama dengan ruas tulang belakang. melindungi dan mendukung organ-organ
bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh
kembangnya janin.
B. Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkonraksi. Otot memendek
jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi.
Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi
otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:

a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin.
Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril.
Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot- serabut otot menyusun satu otot.
a. Jenis-jenis Otot

Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot
dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
1. Otot lurik (Otot Rangka)

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap
(anisotrop) danterang (isotrop) yang tersusun berselang-selan
2. Otot Polos

Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos
tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Otot polos terdapat pada alat-alat
dalam tubuh, misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan

2. Saluran-saluran pernapasan

3. Pembuluh darah

4. Saluran kencing dan kelami

3. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut –
serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf
otonom. Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot
lurik yang bekerja tidak menurut kehendak

b. Fungsi Otot

Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi


bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu
rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan
rangsangan ketiga memperkuat rangsangan kedua. Dengan demikian terjadilah
ketegangan atau tonus yang maksimum. Tonus yang maksimum terus-menerus disebut
tetanus.

c. Sifat Kerja Otot

Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :

A. Antagonis

Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika
otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau
terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan
menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan
trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang
dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung
(tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk
mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk
menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan,
contohnya adalah:
a. Ekstensor ( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot
bisep.
b. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan)

misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.

c. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.
Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungk

B. Sinergis

Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya
pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau
menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan
tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya,
otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot
pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.
Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot
sinergis.

C. Sendi

Sendi merupakan hubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan dua
tulang disebut persendian (artikulasi).
Beberapa komponen penunjang sendi :
Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya terdapat
rongga.
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut
liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua
ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi

Ada berbagai macam tipe persendian:

1. Sinartrosis

Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dapat


dibedakan menjadi dua:
a. Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat fibrosa. Contoh:
persendian tulang tengkorak.
b. Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang rawan. Contoh:
hubungan antarsegmen pada tulang belakang.

2. Diartrosis

Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat


dikelempokkan menjadi:
a. Sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh:
hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.
b. Sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke
segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.
c. Sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi).

Contoh: hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).


d. Sendi luncur: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar. Contoh:
hubungan tulang pergerlangan kaki.
e. Sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah.
Contoh: sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta.

3. Amfiartosis
Amfiartosis adalah persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan
sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan
a. Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.
Contoh:persendian antara fibula dan tibia.
b. Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk seperi
cakram. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
C. STRUKTUR TUMBUHAN
Jaringan Tumbuhan

Gambar 1. Jaringan pada tumbuhan

Jaringan tumbuhan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun
pertumbuhan pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang
berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan
berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan
menjadi jaringan (Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan,
dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan didefinisikan sebagai kelompok sel yang memiliki fungsi, asal, dan struktur yang sama.
Jaringan secara khusus dalam ilmu histologi. Dalam arti sempit, pengertia jaringan tumbuhan
adalah apabila sel-sel berkumpul pada tumbuhan. Jaringan sering dikatan sebagai sekumpulan
sel-sel yang masing-masing selnya aktif dalam segala proses hidupnya, yaitu aktif
berfotosintesis, aktif mengadakan metabolisme, aktif berkembang biak.
Tumbuhan perkembangannya, semua sel-sel tumbuhan melakukan pembelahan diri, tetapi degan
adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel tumbuhan menjadi terbatas
dibagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri.
Tumbuhan embrionik tumbuhan disebut meristem. Pembelahan sel pada dasarnya dapat
berlangsung pada jaringan selain meristem, contohnya pada jaringan korteks batang, namun
jumlah pembelahan ini sangat terbatas.
Sel-sel meristem tumbuhan akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara morfologi dan
fisiologi membentuk berbagai macam jaringan dan tidak mempunyai kemampuan untuk
membelah diri, jaringan ini disebut jaringan dewasa.

Macam-Macam Jaringan Pada Tumbuhan

a. Jaringan Embrionik (Meristem) Tumbuhan


Gambar 2. Jaringan Embrionik (Meristem) Tumbuhan 

Jaringan meristem adalah jaringan yang disusun oleh jaringan yang masih muda. Jaringan
meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap dalam fase pembelahan. berfungsi sebagai
pembelahan, dan terletak pada titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang. Jaringan meristem
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1). Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan
2). Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antar sel diantara sel-sel meristem
3). Sel-selnya bisa berbentuk bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis
4). Masing-masing sel mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel
ciri-ciri jaringan meristem sebagai berikut:
1). Memiliki dinding sel yang tipis,
2). Bentuk selnya isodiametris,
3). Kaya akan protoplasma,
4). Tidak mengandung makanan cadangan,
5). Vakuolanya sangat kecil atau mungkin tidak ada,
6). Ukuran selnya kecil,
7). Mempunyai nukleus yang relatif besar,
8). Banyak mengandung sitoplasma,
9). Selnya berbentuk kubus.

Jaringan Meristem tumbuhan dikelompokkan berdasarkan berbagai kiteria yaitu posisinya dalam
tubuh tumbuhan, asal-usulnya, jaringan tumbuhan yang dihasilkan, strukturnya, dan fungsi.
Berdasarkan letaknya dalam tubuh tumbuhan, jaringan meristem dibedakan menjadi:
1). Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar,
2). Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya: meristem pada pangkal
ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan
3). Meristem lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya, contohnya:
kambium dan kambium gabus (felogen).
Gambar 3. Meristem apical, Meristem interkalar, Meristem lateral

Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi:


1). Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih berada dalam
masa embrional.
2). Meristem primer adalah sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (meristem
apikal), Meristem primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem
primer menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer memungkinkan
akar dan batang bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi.
3). Meristem sekunder adalah apabila sel-selnya berkembang dan jaringan dewasa yang sudah
mengalami deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen).

Gambar 4. Macam-Macam Jaringan Meristem

Jaringan meristem primer berasal dan sel-sel initial yang disebut promeristem, yang berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Haberlandr akan berkembang menjadi protoderm adalah jaringan
yang akan menjadi epidermis adalah prokambium bagian yang dibentuk untuk menjadi jaringan
dasar, dan Prokambium adalah jaringan yang dibentuk untuk menjadi stele (silinder pusat). dan
meristem dasar.

Protoderm akan berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan berdeferensiasi


menjadi sistem jaringan pengankut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi
parenkim (jaringan dasar). Hanstein membagi ujung akar menjadi tiga daerah yaitu:
1). Dermatogen, akan berkembang menjadi epidermis,
2). Periblem, akan berkembang menjadi korteks, dan
3)  Plerom akan berkembang menjadi stele.
Gambar 5. Dermatogen- Epidermis, Periblem- Korteks, Plerom- Stele.

Sementara, schmidt membagi ujung batang menjadi dua bagian yaitu korpus dan tunika. Korpus
merupakan bagian pusat dan titik tumbuh. Daerah ini mempunyai area yang luas dan sel-selnya
relatif besar. Sel-sel daerah korpus akan membelah secara tak beraturan. Tunika merupakan
bagian paling luar dan titik tumbuh, terdiri dari satu atau beberapa lapis sel, dengan sel-selnya
relatif lebih kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah lateral).
Jaringan meristem sekunder tumbuhan sel-sel dewasa yang berubah keadaannya menjadi
meristematik(jaringan pertumbuhan dan lokasi pembelahan sel). Sel-sel meristem sekunder
tumbuhan memiliki bentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola yang
besar contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kambium dapat kita temukan di dalam
batang dan akar dari tumbuhan dan kambium gabus terdapat pada kulit tumbuhan dan dapat
membentuk jaringan gabus yang tidak dapat dilalui air, sel-sel gabus umumnya bersifat mati.

b.  Jaringan Dewasa


Gambar 6. Jaringan Dewasa 

Jaringan Dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan dewasa
sebagai berikut:
1). Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri.
2). Mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding sel-sel meristem.
3). Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selapuit yang
menempel pada dinding sel.
4). Kadang-kadang selnya telah mati.
5). Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.
6). Di antara sel-selnya, dijumpai ruang-ruang antar sel.

Terbentuknya ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi, dapat diakibat oleh:
1). Sisogen, yaitu sel-sel saling memenuhi sehingga terbentuk ruang diantaranya, terjadi pada sel
tangkai daun teratai (Nymphaea).
2). Lisigen, yaitu ruang antar sel yang terbentuk karena sel beserta isinya larut. Dapat anda
temukan pada ruang minyak daun jeruk (Citrus sp).
3). Sisolisigen, apabila ruang yang terjadi berasal dari larutnya sel tertentu diikuti oleh saling
menjauhi sel sel disekitarnya, misalnya ruang antar protoxilem.
4). Reksigen yaitu ruang antar sel yang terbentu karena sel sel mengalami robekan disebabkan
oleh pertumbuhan yang menarik sel tersebut. Dapat anda lihat pada berkat pengangkut batang
jagung (Zea mays).
Menurut asal meristem, jaringan dewasa pada tumbuhan ada dua macam yaitu jaringan primer
dan jaringan sekunder. Jaringan meristem primer apabila sel sel nya berasal dari meristem primer
dan jaringan sekunder apabila sel sel nya berasal dari meristem sekunder.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung
(epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (penguat), jaringan pengangkut
(vaskuler), dan jaringan sekretoris.

1. Jaringan Pelindung (epidermis)

Gambar 7. Jaringan Pelindung

Jaringan epidermis adalah jaringan tumbuhan yang merupakan lapisan sel yang berada paling
luar, pada permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan
biji. Jaringan epidermis sering disebut jaringan pelindung. Fungsi Jaringan epidermis sebagai
berikut:
1). Melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang akan merugikan
pertumbuhannya ,
2). Berperan dalam membatasi penguapan, menyokong, penyerapan, dan penyimpanan air.
Ciri khas sel epidermis sebagai berikut :
1). Tidak memiliki klorofil,
2). Sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.,
3). Dinding sel epidermis ada yang tipis,
4). Terdiri dari satu lapis,
5). Vakuola besar,
6). Mengandung antosianin,
7). Temukan pada biji dan daun pinus,
8). Dinding luar sel epidermis biasanya mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap
di antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel
yang disebut kutikula.

Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis terdiri atas beberapa lapis sel. Hal ini disebabkan
karena sel-sel protoderm membelah berkali-kali secara periklinal (sejajar permukaan) sehingga
terjadi epidermis berlapis banyak. Contoh sel-sel epidermis velamen pada akar anggrek.
Sel-sel epidermis mempuyai bentuk yang bervariasi, misalnya epidermis berbentuk tubular dapat
dijumpai pada helalan daun dikotil dan berbentuk memanjang dijumpai pada helaian daun
Monokotil Pada helaian daun Aloe cristata sel epidermis berbentuk heksagonal- Sel-sel
epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.
 Sel-sel inisial epidermis sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan yang sering
disebut derivat epidermis bisa juga disebut modifikasi jaringan epidermis, seperti stoma, trikoma,
sel kipas. sistolit, sel silika, dan sel gabus.
a. Stomata
Pengertian Stoma (Jamak: Stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ
tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel
penutup dikelilingi oleh sel sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel sel epidermis
lainnya dan disebut sebagai sel tetangga. 
Sel tetangga adalah sel yang berperan penting dalam perubahan osmotik yang mengatur dalam
lebar celah dan gerakan sel penutup. Sel penutup pada stomata dapat terletak sama tinggi dengan
permukaan epidermis atau panerofor, atau stomata dapat lebih rendah dari permukaan epidermis
(kriptofor). Stomata dapat juga lebih tinggi dari permukaan epidermis yang sering dikatakan
sebagai sel penutup tipe menonjol. 
Fungsi stomata sebagi berikut:
1). Sebagai celah pada tumbuhan dalam pertukaran gas dan penguapan pada tumbuhan. Oleh
karena itu stomata terletak pada permukaan daun dan dibawah permukaan daun. Khusus untuk
daun mengapung stomata lebih banyak pada bagian atas permukaan daun, sedangkan pada
tumbuhan darat, stomata lebih banyak terletak pada bagian bawah daun. Hal ini berfungsi dalam
mengurangi penguapan,
2). Mengatur pertukaran gas antara Oksigen dan Karbon dioksida pada daun, hal ini diperlukan
dalam mengatur jalur metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi anaerobik dalam sel
tumbuhan. Apabila terdapat air pada sel penjaga. Saat sel penjaga "tergenang" oleh air, akan
menekuk dan membuka celah diantaranya. Celah ini yang kemudian disebut sebagai stomata
yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas dan air. Saat sel penjaga terpapar asam absisat
yang larut dalam selnya dan mengalami "kekeringan" , celah yang ada akan tertutup karena sel
penjaga merapat satu sama lain. 
Tipe-tipe Stomata dikelompokkan berdasarkan susunan sel-sel tetangga. Stomata pada tumbuhan
dicotyledooneae dapat dikelompok kan menjadi 4 tipe berdasarkan letak dan jumlah sel
tetangganya yaitu:
1). Tipe anomositik (Ranuculaceae),adalah tipe sel tatangga yang memiliki kesamaan bentuk dan
ukuran dengan sel epidermis disekitarnya.
2). Tipe anisositik (Cruiferae) yatiu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel yang tidak
berukuran sama.
3). Tipe parasitik (Rubiceae), yaitu tipe sel penutup yang didampingi oleh sel tetangga atau lebih
dengan sumbu panjang sel tetangga senga sumbu sel penutup serta celah.
4). Tipe diasitik yaitu tipe stomata yang dikelilingi oleh dua sel tetangga. Dinding dari dua sel
tetangga tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup serta celah.

Stomata dapat dikelompokkan berdasarkan asal dari sel tetangga dan sel penutupnya. Tipe-tipe
stomata berdasarkan asal sel tetangga dan sel penutup sebagai berikut:
- Mesogen, yaitu kedua sel berasal sama
- Perigen, apabila sel tetangga tidak mempunyai asal yang sama dengan sel penutup
- Mesoperigen, yaitu apabila sel tetngga sedikitnya satu memliki asala yang sama dengan sel
penutup
Tipe stomata berdasarkan pada bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah
membukanya stomata

Hal yang perlu diketahui tentang stomata tumbuhan adalah penyebaran stomata. Pada tumbuhan
monokotil, penyebaran stomata tersusun secara longitudinal sedangkan tumbuhan dikotil letak
stomata tidak beraturan.

b. Trikoma
Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk rambut. Ada juga
trikomata yang berbentuk sisik atau duri. Fungsi trikoma bagi tumbuhan sebagai berikut:
1). Mengurangi penguapan
2). Meneruskan rangsang
3). Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
4). Membantu penyebaran biji
5). Membantu penyerbukan bunga
6). Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.

macam-macam trikoma dibagi dua sebagai berikut:


1). Trikoma Glandular (berkelanjar) adalah trikoma yang dapat menghasilkan sekret. Trikoma
glanduler dapat bersel satu.
biasanya  terdiri  dari  tangkai  dan  kepala  bersel  banyak  dinamakan  koleter. Trikoma seperti
ini ditemukan berkelompok pada tunas muda, dan sekret yang dihasilkannya menjaga tunas dari
kekeringan. Jenis trikoma kelenjar lain adalah kelenjar cerna yang terdapat pada tumbuhan
pemakan serangga sepertiNephenthes. Tumbuhan yang memiliki trikoma glanduler, contohnya
tembakau (Nicotiana tabacum) terletak pada daun. Macam-macam trikoma galnduler antara lain:
a). Trikoma hidatoda, terdiri atas sel tangkai dan beberapa sel kepala, serta mengeluarkan larutan
yang berisi asam organik.
b). Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu
mengeluarkan madu ke permukaan sel permukaan sel.
c). Kelenjar garam terdiri atas sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang pendek.
d). Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantong dan ujung runcing. Isi
sel menyebabkan rasa gatal.
1). Trikoma Nonglanduler (tidak berkelenjar) adalah trikoma yang tidak menghasilkan sekret.
Macam-macam trikoma nonglandular antara lain:
a). Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, misalnya pada daun durian(Durio zibethinus)
b). Rambut bercabang bersel banyak. Bentuknya dapat seperti bintang, misalnya pada daun waru
(Hibiscus tiliaceus)
c). Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang yang tegak lurus
permukaan akar seperti jarum. Sel bebrbentuk bulat panjang, mencapai panjang 80 – 1500
mikrometer dengan garis tengah 5 – 17 mikrometer. rambut akar memiliki vakuola besar dan
biasanya berdinding tipis. 

c. Sel kipas (buliform cell)


Sel-sel ini berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis, berbentuk seperti kipas,
berdinding tipis dan mempunyai vakuola yang besar. Dindingnya terdiri dari bahan-bahan
selulosa dan pektin, dinding paling luar mengandung kutin dan diselubungi kutikula. Plasma sel
berupa selaput yang melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan air. Jika udara panas, air
dalam sel kipas akan menguap, sel kipas akan mengerut sehingga luas permukaan atas daun akan
lebih kecil dari luas permukaan bawah. Oleh karenanya daun akan menggulung dan akan
mengurangi penguapan lebih lanjut

d. Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut lenti sel.
Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai stoma, setelah stoma
tidak berfungsi lagi maka stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena
lubang stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat gabus. Sel
gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak membentuk felem ke arah luar tetapi
membentuk koripeloid. Semakin lama semakin banyak sehingga dan dapat tersembur keluar,
sehingga dari luar tampak sebagai bintik-bintik.
e. Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam epidermis akar
gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen berfungsi untuk menyimpan air atau
menyimpan udara.Epidermis beserta velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda
atau multiple epidermis.

2.  Jaringan Dasar (parenkim)

Gambar 8. Jaringan Dasar

Jaringan parenkim adalah jaringan tumbuhan yang terdapat hampir seluruh organ tumbuhan
membentuk jaringan. Jaringan parenkim memiliki struktur serta fisiologis yang bermacam
macam. Jaringan parenkim masih melakukan segala kegiatan proses fisiologis, hal ini berbeda
dengan jaringan tumbuhan yang lain khususnya jaringan yang dewasa (tua).

Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar tumbuhan karena dijumpai hampir di setiap bagian
tumbuhan. Contohnya pada batang dan akar parenkim ditemukan diantara  jaringan epidermis
dan pembuluh angkut, sebagai korteks.
Ciri-ciri jaringan parenkim sebagai berikut:
1. memiliki bentuk bervariasi,
2. banyak terdapat vakuola,
3. dinding sel tipis,
4. ukuran sel besar dan hidup,
5. banyak terdapat ruang antar sel.
6. jaringan parenkim dapat membelah, baik secara meristematik maupun secara embrional.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim pada tumbuhan dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
1. Jaringan Parenkim air. Jaringan ini dijumpai pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai
penimbun air untuk melewati musim kering.
2. Jaringan Parenkim asimilasi. Jaringan parenkim ini berfungsi dalam proses pembuatan
makanan, terletak pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau.
3. Jaringan Parenkim udara. Jaringan ini berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan. Jaringan
parenkin ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna sp. sebagai tempat menyimpan udara.
4. Jaringan Parenkim penimbun. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan. Jaringan parenkim jenis ini dapat anda temukan pada akar rimpang, empulur batang,
umbi, dan umbi lapis. Cadangan makanan dalam jaringan parenkim ini disimpan dalam bentuk
gula, tepung, protein, dan lemak.
5. Jaringan Parenkim angkut. Jaringan in berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu makanan
maupun air. Hal ini terjadi karena sel selnya memanjang menurut arah pengangkutan. 
Jaringan parenkim tumbuhan dapat juga dibedakan berdasarkan bentuknya. Berikut
pembagiannya:
1. Jaringan parenkim palisade. Merupakan jaringan yang menyusun mesofil pada daun. Jaringan
parenkim ini dapat juga ditemukan pada biji dengan bentu sel panjang, tegak dan mengandung
banyak kloroplas.
2. Jaringan Parenkim lipatan. Jaringan ini dijumpai pada mesofil daun pinus dan padi. Terjadi
perlipatan ke arah dalam pada bagian dinding sel dan mengandung banyak kloroplas.
3. Jaringan parenkim bunga karang. Jaringan ini menyusun mesofil daun dan ukurannya tidak
beraturan serta ruang antar ser yang lebar.
4. Jaringan parenkim bintang (aktinenkim). Jaringan ini dapat ditemukan pada tangkai daun
Canna sp. dengan bentuk seperti bintang bersambungan pada bagian ujung.

3. Jaringan Penyongkong (penguat)

Gambar 9. Jaringan Penyongkon

Jaringan Penguat tumbuhan berfungsi dalam memberikan kekuatan bagi tubuh tumbuhan
sehingga mampu berdiri tegak. Jaringan penguat tumbuhan dibagi atas dua berdasarkan sifat dan
bentuknya yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

1. Jaringan Kolenkim Tumbuhan


Kolenkim adalah jaringan tumbuhan yang berfungsi sebagai jaringan penguat terutama pada
organ organ tumbuhan yang masih aktif membelah dan tumbuh serta berkembang. Jaringan
kolenkim tersusun atas sel sel yang masih hidup. 
Jaringan kolenkim tumbuhan memiliki bentuk sel yang sedikit memanjang, dan hanya memiliki
dinding primer dengan penebalan yang tidak teratur yang lunak serta lentur. Hal ini disebabkan
karena jaringan kolenkim tumbuhan tidak mengandung lignin melainkan kloroplas dan tanin.
Jaringan  kolenkim tumbuhan dapat dijumpai ada batang, daun, bunga dan buah. Jaringan
tumbuhan ini dapat juga dijumpai pada akar yang terkena matahari. Jaringan kolenkim pada
tumbuhan monokotil (monocotyledoneae) tidak ditemukan jaringan kolenkim apabila telah
terjadi pembentukan sklerenkim sejak tumbuhan masih muda.
Jaringan kolenkim tumbuhan terbagi atas 4 menurut penebalan dinding selnya yaitu kolenkim
anguler, kolenkim lameler, kolenkim tubular, dan kolenkim tipe cincin.
a. Kolenkim sudut ( angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang melintangnya
penebalan ini tampak terjadi pada tempat pertemuannya tiga sel atau lebih.contohnya yang
terdapat pada batang solanum tuberosum.
b. Kolenkim lamela ( lamelar kolenkim)
Penebalan dinding sel terjadi pada dinding tangesial sel.kolenkim lamela terdapat pada korteks
batang Sabucus nigra dan tangkai Cochlearia armoracia.
c. Kolenkim lakuna ( lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang antar sel.
Terdapat pada tangkai salvia
d. Kolenkim cincin ( anular kolenkim)
Pengamatan kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus menerus
sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

2. Jaringan Sklerenkim Tumbuhan


Sklerenkim adalah jaringan penguat tumbuhan yang memiliki dinding sekunder yang tebal, dan
mengandung zat lignin. Jaringan sklerenkim pada tumbuhan memiliki sel sel yang kenyal dan
tidak mengandung protoplas. Dengan kata lain, jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel yang
telah mati dengan dinding sel yang tebal. Hal ini membuat mudah untuk menemukan jaringan
sklerenkim yaitu pada bagian tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. 
Jaringan sklerenkim terbagi atas dua yaitu serabut dan sklereid (sel sel batu).

1. Serabut
Serabut terdapat pada bagian yang berbeda dari tubuh tumbuhan yang mungkin terdapat sebagai
idioblas ( pada daun Cycas) tetapi lebih sering berbentuk pita atau silinder kosong yang tidak
terputus.
Menurut tempatnya serabut dikelompokan menjadi dua tipe dasar :

1). Serabut xilem


Merupakan bagian terpadu dari xilem dan berkembang dari jaringan meristem yang sama seperti
pada unsur xilem lain. Serabut ini bentuknya sangat beragam, berdasarkan ketebalan dinding,
tipe maupun jumlah noktah.
2). Serabut ekstraxilem
Serabut kormersial di bedakan menjadi dua tipe :
a. Serabut Keras
Serabut keras adalah serabut yang berisi likmin tinggi dan bersrektur kaku.serabut keras ini
terdapat pada monokotil.serabut keras dari monokotil merupakan bahan mentah dalam
pembuatan kertas,yaitu dari Zea mays, Saccharum officinarum dan Stipa tenacissima
b. Serabut lunak
Sersbut lunak ada yang berisi liknin tetapi ada juga yang tidak,fleksibel,dan elastis.sel lunak
terdapat pada dikotil,misalnya pada Linum usitatissimum,Canabis sativa,Bochmeria
nivea,Corchorus capsularis ( jute),Hibiscus canabinus ( kenaf), dan Ceiba pentandra ( kapuk).
Serabut juga dikelompokan berdasarkan penggunaannya yaitu :
1). Serabut Tekstil
Digunakan dalam produksi pabrik. Pada industri tekstil,serabut yang terutama di gunakan adalah
serabut kapas dan sejumlah kecil flaks, rami dan hemp. 
2). Serabut Cordage
Untuk tali. Pabrik pemintalan biasanya menggunakan jute,kapas, dan hemp. Utnuk mengurangi
peredangan digunakan flaks dan beberapa serabut keras lain
3). Serabut Sikat
Digunakan dalam produksi sikat dan sapu kebayakan dibuat dari serabut Agave,serabut dari
batang dan daun Palmae, dan karangan bunga dari Sorgum vulgare.
4). Serabut Pengisi
Digunakan untuk perkakas rumah misalnya matras,wall plate. Beberapa serabut pengisi antara
lain serabut kapuk, kapas, jute dan serabut dari Tillandsia usneoides , serta beberapa serabut
kasar lain.

2. Sklereida ( sel batu)


Terdapat di tempat yang berbeda dalam tubuh tumbuhan, biasanya sklereida merupskan masa
yang keras dan terdapat di dalam jaringan parenkim yang lunak.
Menurut Tschirch ( 1889) sklereida di bedakan menjadi 4 tipe yaitu :
1. Sel batu ( Brakisklereida)
Sel batu berbentuk isodiametris,biasanya terdapat pada floem.korteks dan kulit kayu batang dan
daging buah pir ( Pyrus communis)
2.  Makrosklereida
Sklereida yang berbentuk tangkai,sering membentuk lapisan dalam testa dari biji Leguminosae
3. Osteosklereida
Sklereida berbentuk tulang, ujungnya membesar, berongga bahkan sering kali bercabang.
Sklereida ini sering ditemukan dalam kulit biji dan dalam daun dikotil tertentu, misalnya pada
kulit biji kacang merah ( Phaseolus vulgaris)
4. Asterosklereida
Sklereida yang bercabang,sering kali berbentuk bintang. Terdapat pada daun teh ( Camellia
sinensis)
3. Jaringan Pengangkut

Gambar 10. Jaringan Pengangkut


Jaringan pengangkut pada tumbuhan ada dua yaitu floem dan xilem. Floem terdiri atas buluh
tapisan, sel penggiring dan parenkim floem. Jaringan pengangkut tipe xilem  yaitu trakea dan
trakeida serta serabut dan parenkim xilem.
Xilem berfungsi dalam mengangkut mineral dan air dari akar hingga daun. Floem berfungsi
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ yang lain seperti batang, akar dan umbi.
1. Floem

Gambar 11. Floem

Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiris, serabut
floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah pembuluh  tapis dan parenkima
floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran serabut floem
sering kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.                              
Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 µm dan panjang 100-
500 µm. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel  komponen pembuluh
tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea. Pembuluh tapis adalah pembuluh
angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh ini bersambungan dan meluas dari pangkal sampai
ke ujung tumbuhan.

2. Xilem 

Gambar 12. xilem


Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen xilem terdiri dari
unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur pembuluh ada dua, yaitu pembuluh
kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan
hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut bersambungan sehingga membentuk pembuluh
kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang
membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas pembuluh. Diameter xilem bervariasi
tergantung pada spesies tumbuhan, tetapi biasanya 20-700 µm. Dinding xilem mengalami
penebalan zat lignin.
Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga, trakea terdiri atas sel-sel
berbentuk tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan selulosa sekunder dan diperkuat
lignin, sebagai bahan pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar daripada diameter trakeid.
Ujung selnya yang terbuka disebut perforasi atau lempeng perforasi. Trakea hanya terdapat pada
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka) kecuali anggota Gnetaceae (golongan melinjo).
Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil, walaupun dinding
selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah 30 µm dan panjangnya mencapai
beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan Spermatophyta. Pada ujung sel
trakeid terdapat lubang seperti saringan.

2.2 Organ Pada Tumbuhan


Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan tumbuhan.
Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai alat hara (organa
nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan
daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat pada bunga.

Gambar 13. Organ Pada Tumbuhan

1, Akar 
Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada
tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar
yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas
akar primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari
perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel
atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang. 
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang
yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar
serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama. 
Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung
disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke
arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan
turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan
zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang
semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk meristem) ke
depan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona
pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya. 

Gambar 14. Akar

Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan jaringan
penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele (silinder pusat). 
Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun rapat satu
sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding
sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar
biasanya satu lapis. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa
rambut atau bulu akar. 
Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif renggang dan sedikit jaringan
penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis
sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya
mengandung suberin dan lignin. 
Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan
memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut
endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin
pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya. 
Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari korteks
oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun
atas sel-sel parenkim berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering
disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar
tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar.
Sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan
dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang, sedangkan
pada tumbuhan monokotil, xylem dan floem letaknya berselang seling.
2. Batang 
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks
terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil
ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang
menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.
 Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder. 
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu: 
a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah
dalam dan floem sekunder ke arah luar, 
b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
menggantikan epidermis pada batang dan akar. 
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur
mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel.
Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya.
Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai
dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial.
Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk
lingkaran tahun. 

Gambar 15. Batang

3. Daun 
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur
morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun
dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun
atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai, jantung, dan bulat telur); tepi
daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing,
tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing,
tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan
bersisik). 
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air)
dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita
jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut.
Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut. 
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi
untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak
disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung
kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik
dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap
air. 
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang
menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan
parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang
memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat
pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung. 
Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat
daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun
berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun.

Gambar 16. Daun

4. BIJI
Fase generatif pada tumbuhan diawali dengan proses penyerbukan dan kemudian proses
pembuahan. Pada proses pembuahan bakal buah tumbuh menjadi buah dan bakal biji tumbuh
menjadi biji. Di dalam biji terdapat lembaga atau calon tumbuhan baru. Biji merupakan alat
perkembangbiakan utama pada tumbuhan biji. Biji sendiri terdiri dari beberapa bagian. Apa saja
bagian-bagian biji tersebut? Berikut pembahasannya!
Bagian-Bagian Biji
Biji atau semen merupakan bakal biji dari tumbuhan yang terbentuk setelah proses penyerbukan
dan pembuahan. Biji merupakan calon tumbuhan baru yang akan tumbuh jika kondisi
lingkungan mendukung. Umumnya biji pada tumbuhan terdiri dari tiga bagian. Bagian-bagian
biji tersebut yaitu kulit biji, tali pusar, dan inti biji.
Gambar 17. Biji

1. Kulit biji (spermodermis)


Bagian-bagian biji yang pertama adalah kulit biji. Kulit biji atau spermodermis berasal dari
selaput bakal biji (integumentum). Umumnya kulit biji pada tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) terdiri dari dua lapisan, yaitu:
• Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung utama dari bagian dalam biji.
Lapisan ini mempunyai bentuk yang bervariatif, ada yang tipis, kaku seperti kulit, ada juga yang
keras seperti kayu atau batu.
• Lapisan kulit dalam (tegmen). Lapisan ini lebih tipis seperti selapur dan lebih dikenal dengan
kulit ari.

Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae) terdapat tiga lapisan kulit biji, yaitu:
• Kulit luar (sarcotesta). Kulit yang tebal dan berdaging serta mengalami perubahan warna dari
muda hingga tua.
• Kulit tengah (scleroresta). Kulit yang kuat dan keras, berkayu dan menyerupai kulit dalam
(endocarpium) pada buah batu
• Kulit dalam (endotesta). Lapisan kulit ini biasanya melekat pada bagian bagian biji dan
berbentuk seperti selaput tipis.
2. Tali pusar (funiculus)
Tali pusar atau funiculus adalah bagian bagian biji berbentuk menyerupai tangkai yang
menghubungkan biji dengan tembui. Bila biji masak, biasanya biji akan terlepas dari tali
pusarnya ini, dan pada biji hanya tampak bekasnya saja, atau yang lebih dikenal dengan istilah
pusar biji.
3. Inti biji (nucleus seminis)
Bagian-bagian biji yang terakhir adalah inti biji. Inti biji merupakan bagian inti pada biji yang
dikelilingi oleh kulit biji. Inti biji terdiri dari:
a. Lembaga (embrio)
Lembaga merupakan calon individu baru yang akan tumbuh dari biji pada kondisi lingkungan
yang menguntungkan. Pada lembaga ini terdapat calon akar (radicula), daun lembaga
(kotiledon), batang lembaga (cauliculus), dan putih lembaga (albumen).
b. Calon akar (radicula)
Calon akar yang berasal dari biji disebut dengan akar lembaga. Pada tumbuhan dikotil, akar ini
akan tumbuh terus hingga membentuk akar tunggang.
c. Daun lembaga (kotiledon)
Daun lembaga merupakan daun pertama yang tumbuh pada saat perkecambahan setelah
keluarnya akar lembaga. Fungsi dari daun lembaga ini adalah sebagai tempat penimbunan
makanan, sebagai alat untuk melakukan fotosintesis, dan sebagai alat penghisap makanan dari
putik lembaga untuk lembaga.
d. Batang lembaga (cauliculus)
Berdasarkan posisinya, batang lembaga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruas batang lembaga
yang terletak di atas daun lembaga (internodium epicotylum) dan ruas batang lembaga yang
terletak di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).
e. Putih lembaga (albumen)
Putih lembaga merupakan bagian bagian biji yang berisi cadangan makanan untuk waktu awal
pertumbuhan (pada saat perkecambahan) sebelum dapat membuat makanannya sendiri. Tidak
semua tumbuhan berbiji mempunyai putih lembaga. Misalnya saja pada tumbuhan polong-
polongan (Leguminosae), cadangan makanan disimpan pada daun lembaga (kotiledon).
Berdasarkan jaringan yang menjadi tempat penimbunan cadangan makanan, keberadaan putih
lembaga dapat dibedakan menjadi:
• Putih lembaga dalam (endospermium). Biji dengan putih lembaga dalam biasanya terdapat
pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang berasal dari inti
kandung lembaga sekunder yang setelah dibuahi akan terbelah-belah menjadi jaringan penimbun
makanan. Misalnya biji pada jagung (Zea mays L.), rerumputan (Graminae)
• Putih lembaga luar (perispermium). Bagian ini berasal dari bagian luar biji di luar kandung
lembaga. Misalnya biji pada lada (Piper nigrum L.)

Anda mungkin juga menyukai