Salah satu ciri dikatakan makhluk hidup yaitu dapat bergerak atau berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain. Burung berpindah tempat dengan cara mengepakan sayapnya sehingga dapat
terbang di udara. Sedangkan ikan berpindah tempat dengan cara berenang di dalam air dengan
bantuan ekor dan siripnya. Lain halnya dengan gajah, hewan berpindah tempat dengan berjalan
kaki dengan menggunakan keempat kakinya.
Klasifikasi Hewan
Menurut jenisnya, hewan dibagi menjadi dua yaitu hewan yang bertulang belakang (Vertebrata)
dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang (Avertebrata). Sistem gerak yang terdapat pada
Vertebrata dan Avertebrata memiliki fungsi yang sama yaitu berhubungan dengan bentuk rangka
dan tubuh hewan, walaupun hewan tersebut berpindah tempat dengan cara yang berbeda satu
sama lain.
Hewan vertebrata yang dibahas dalam artikel ini yaitu pisces (ikan), aves (burung), reptil, amfibi
(katak), dan mamalia. Ciri khas hewan vertebrata yaitu memiliki tulang dalam atau endoskeleton
yang berfungsi untuk menopang berat badan hewan tersebut. Otot dan tulang hewan saling
menempel membuat struktur endoskeleton. Dimana bentuk tulang dalam (rangka dalam) masing-
masing hewan vertebrata tersebut berbeda-beda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.
Adapun dalam artikel ini hanya akan dibahas untuk sistem gerak pada hewan vertebrata saja.
Untuk hewan avertebrata akan dibahas dikemudian hari. Setiap jenis hewan – hewan tersebut
memiliki sistem gerak dan bentuk rangka yang berbeda menyesuaikan dengan tempat hidupnya
di alam bebas.
1) Sistem Gerak Ikan
Lalu muncul pertanyaan bagaimana cara hewan air (ikan) bergerak berpindah tempat ? Contoh
jenis hewan air ini yaitu ikan. Habitat ikan yaitu hidup di air dimana air memiliki massa jenis
lebih besar daripada massa jenis (berat badan ikan) ikan itu sendiri. Hal inilah yang
menyebabkan ikan – ikan baik yang hidup di air tawar maupun di air laut memiliki gaya angkat
yang lebih tinggi pada saat berada didalam air. Selain itu ikan juga memiliki sirip yang membuat
ikan dapat berenang leluasa kesana kemari dengan lincah di dalam air dengan hanya
mengeluarkan energi yang sedikit.
Sirip ikan terdiri dari sepasang sirip yang berada di kanan maupun di kiri dan sirip ekornya.
Sirip-sirip ini bermanfaat bagi ikan agar bisa bergerak ke depan dengan mudah. Selain itu ada
lagi sirip tengah, yaitu sirip yang terletak di atas tubuh ikan. Ikan yang hanya menggunakan sirip
tengah dan sirip pasangan biasanya tidak dapat berenang secepat ikan yang memanfaatkan sirip
pasangan dan sirip ekornya. Contoh ikan jenis ini yaitu ikan yang hidup di terumbu karang (ikan
yang tidak dapat bergerak cepat).
Karakteristik Rangka
Beberapa ikan yang habitatnya di air tawar maupun di air laut memiliki bentuk tubuh yang unik,
sebagian besar berwujud mirip torpedo. Ada juga yang mengatakan bentuk tubuh ikan berbentuk
streamline. Ternyata bentuk ikan yang mirip torpedo (streamline) tersebut memudahkan ikan
dalam melakukan maneuver berbelok ke kanan dan ke kiri lebih cepat dan praktis saat berada di
air tanpa mengalami hambatan atau gesekan dengan air.
Pada saat ikan bergerak di dalam air, terdapat gelembung – gelembung udara yang naik ke
permukaan air. Maksud dan tujuan ikan melakukan ini yaitu agar ikan memudahkan ikan
mengatur saat ikan ingin naik ke permukaan air atau saat menyelam ke dasar sungai atau laut.
Selain itu bentuk rangka tulang ikan dan otot-otot ikan yang praktis dan efisien sangat berguna
saat ikan ingin bergerak ke depan dengan lincah.
2) Sistem Gerak Burung
Karakteristik Rangka
Selain itu bentuk tulang kepala katak berukuran kecil dan hanya memiliki sedikit tulang. Hal ini
menyebabkan tulang kepala katak sangat ringan namun kuat. Selain itu postur badan katak juga
ditopang oleh tulang belakang yang dapat menahan berat tubuh bagian belakang dan bagian
depan katak.
Katak memiki kaki yang sangat panjang dan otot-otot yang kekar dan solid. Agar katak mudah
saat berenang, kaki katak memiliki selaput renang. Selaput renang ini sangat berguna bagi katak
saat sedang berenang di dalam air. Dengan adanya selaput renang, katak dapat bergerak lincah di
dalam air
Karakteristik Rangka
Bentuk tulang ular yaitu terdiri dari tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang ekor. Pada tulang
badan, terdiri dari ratusan buah ruas-ruas tulang belakang. Sedangkan pada tulang rusuk ular
terhubung dengan tulang belakang dibalut dengan otot-otot yang lentur dan kuat. Dengan bentuk
tubuh dan banyaknya ruas-ruas tulang belakang inilah yang menyebabkan ular bergerak dengan
cara meliuk-liukan badannya ke kanan dan ke kiri dengan cepat
Pada saat kuda bergerak, maka kaki kuda paling belakang memberikan dorongan agar kuda dapat
maju ke arah depan. Kencang atau lambatnya kuda berlari tergantung pada kuat atau lemahnya
saat kaki belakang memberikan gerakan pada kaki belakangnya.
B.STRUKTUR TUBUH MANUSIA
Sistem Rangka Manusia
Manusia dalam kesehariannya banyak melakukan aktivitas seperti bekerja, berlari,
berjalan, duduk dan berdiri. Untuk melakukan kegiatan tersebut tubuh manusia ditunjang
dengan adanya rangka. Rangka terdapat di dalam tubuh manusia. Rangka manusia
dewasa dibangun oleh
206 ruas tulang dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan
fungsinya. Dengan adanya rangka, maka manusia termasuk ke dalam kelompok vertebrata.
Bentuk tubuh manusia tidak terlepas dari peran rangka. Tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh
panjang dan ukuran tulang-tulang penyusun tubuhnya. Tulang dibantu dengan adanya otot
dan persendian, maa tubuh manusia dapat bergerak. Sebagian besar pembentukan sel darah
juga terjadi di dalam sumsum tulang. Tulang juga merupakan organ yang mengandung mineral
kalsium paling banyak diantara organ tubuh lainnya.
Fungsi kerangka antara lain:
menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh
melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru
tempat melekatnya otot-otot
untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah
Pada manusia, rangka dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu rangka aksial dan rangka
apendikular, yaitu :
a. Skeleton Aksial
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan
perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan. Macam-macam skeleton aksial yaitu :
1. Tulang Tengkorak Bagian Kepala
Bagian Pariental : Tulang dahi
Bagian Temporal : Tulang samping kiri kanan kepala dari tengkorak
Bagian Occipital : Berdekatan dengan tulang ronga mata seperti tilang biji
Bagian Ethmoid : Tulang yang menyusun rongga hidung
4. Tulang rusuk
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang dada
membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas
tiga bagian yaitu :
Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang
berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan
dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan
Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek
dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang
melekatkannya pada satu titik di tulang dada
Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan
dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas
5. Ruas-ruas Tulang Belakang
Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. ruas pertama dari tulang leher disebut
tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. bentuk dari tulang
atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.
Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang
punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang
rusuk.
Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang
lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan
sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga
terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx),
tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyat
b. Skeleton Apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial. Skeleton
axial terdiri dari :
Anggota gerak atas
Anggota gerak bawah
Gelang Bahu
Gelang panggung
Bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx
1. Tulang anggota gerak atas (extremitas superior)
Tulang selangka berbentuk seperti huruf “S”, berhubungan dengan tulang lengan
atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas,
ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya
berhubungan dengan tulang belikat.
Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak
pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari gelang bahu adalah
tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.
4. Gelang Panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak anak
tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang
ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (bagian tengah). Dibagian belakang dari gelang
panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang.
Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan
kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan
bersama-sama dengan ruas tulang belakang. melindungi dan mendukung organ-organ
bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh
kembangnya janin.
B. Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkonraksi. Otot memendek
jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi.
Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi
otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin.
Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril.
Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot- serabut otot menyusun satu otot.
a. Jenis-jenis Otot
Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot
dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
1. Otot lurik (Otot Rangka)
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap
(anisotrop) danterang (isotrop) yang tersusun berselang-selan
2. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos
tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Otot polos terdapat pada alat-alat
dalam tubuh, misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
3. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut –
serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf
otonom. Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot
lurik yang bekerja tidak menurut kehendak
b. Fungsi Otot
A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika
otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau
terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan
menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan
trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang
dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung
(tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk
mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk
menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan,
contohnya adalah:
a. Ekstensor ( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot
bisep.
b. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan)
c. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.
Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungk
B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya
pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau
menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan
tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya,
otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot
pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.
Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot
sinergis.
C. Sendi
Sendi merupakan hubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan dua
tulang disebut persendian (artikulasi).
Beberapa komponen penunjang sendi :
Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya terdapat
rongga.
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut
liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua
ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi
1. Sinartrosis
2. Diartrosis
3. Amfiartosis
Amfiartosis adalah persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan
sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan
a. Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.
Contoh:persendian antara fibula dan tibia.
b. Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk seperi
cakram. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
C. STRUKTUR TUMBUHAN
Jaringan Tumbuhan
Jaringan tumbuhan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun
pertumbuhan pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang
berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan
berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan
menjadi jaringan (Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan,
dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan didefinisikan sebagai kelompok sel yang memiliki fungsi, asal, dan struktur yang sama.
Jaringan secara khusus dalam ilmu histologi. Dalam arti sempit, pengertia jaringan tumbuhan
adalah apabila sel-sel berkumpul pada tumbuhan. Jaringan sering dikatan sebagai sekumpulan
sel-sel yang masing-masing selnya aktif dalam segala proses hidupnya, yaitu aktif
berfotosintesis, aktif mengadakan metabolisme, aktif berkembang biak.
Tumbuhan perkembangannya, semua sel-sel tumbuhan melakukan pembelahan diri, tetapi degan
adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel tumbuhan menjadi terbatas
dibagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri.
Tumbuhan embrionik tumbuhan disebut meristem. Pembelahan sel pada dasarnya dapat
berlangsung pada jaringan selain meristem, contohnya pada jaringan korteks batang, namun
jumlah pembelahan ini sangat terbatas.
Sel-sel meristem tumbuhan akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara morfologi dan
fisiologi membentuk berbagai macam jaringan dan tidak mempunyai kemampuan untuk
membelah diri, jaringan ini disebut jaringan dewasa.
Jaringan meristem adalah jaringan yang disusun oleh jaringan yang masih muda. Jaringan
meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap dalam fase pembelahan. berfungsi sebagai
pembelahan, dan terletak pada titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang. Jaringan meristem
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1). Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan
2). Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antar sel diantara sel-sel meristem
3). Sel-selnya bisa berbentuk bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis
4). Masing-masing sel mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel
ciri-ciri jaringan meristem sebagai berikut:
1). Memiliki dinding sel yang tipis,
2). Bentuk selnya isodiametris,
3). Kaya akan protoplasma,
4). Tidak mengandung makanan cadangan,
5). Vakuolanya sangat kecil atau mungkin tidak ada,
6). Ukuran selnya kecil,
7). Mempunyai nukleus yang relatif besar,
8). Banyak mengandung sitoplasma,
9). Selnya berbentuk kubus.
Jaringan Meristem tumbuhan dikelompokkan berdasarkan berbagai kiteria yaitu posisinya dalam
tubuh tumbuhan, asal-usulnya, jaringan tumbuhan yang dihasilkan, strukturnya, dan fungsi.
Berdasarkan letaknya dalam tubuh tumbuhan, jaringan meristem dibedakan menjadi:
1). Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar,
2). Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya: meristem pada pangkal
ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan
3). Meristem lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya, contohnya:
kambium dan kambium gabus (felogen).
Gambar 3. Meristem apical, Meristem interkalar, Meristem lateral
Jaringan meristem primer berasal dan sel-sel initial yang disebut promeristem, yang berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Haberlandr akan berkembang menjadi protoderm adalah jaringan
yang akan menjadi epidermis adalah prokambium bagian yang dibentuk untuk menjadi jaringan
dasar, dan Prokambium adalah jaringan yang dibentuk untuk menjadi stele (silinder pusat). dan
meristem dasar.
Sementara, schmidt membagi ujung batang menjadi dua bagian yaitu korpus dan tunika. Korpus
merupakan bagian pusat dan titik tumbuh. Daerah ini mempunyai area yang luas dan sel-selnya
relatif besar. Sel-sel daerah korpus akan membelah secara tak beraturan. Tunika merupakan
bagian paling luar dan titik tumbuh, terdiri dari satu atau beberapa lapis sel, dengan sel-selnya
relatif lebih kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah lateral).
Jaringan meristem sekunder tumbuhan sel-sel dewasa yang berubah keadaannya menjadi
meristematik(jaringan pertumbuhan dan lokasi pembelahan sel). Sel-sel meristem sekunder
tumbuhan memiliki bentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola yang
besar contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kambium dapat kita temukan di dalam
batang dan akar dari tumbuhan dan kambium gabus terdapat pada kulit tumbuhan dan dapat
membentuk jaringan gabus yang tidak dapat dilalui air, sel-sel gabus umumnya bersifat mati.
Jaringan Dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan dewasa
sebagai berikut:
1). Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri.
2). Mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding sel-sel meristem.
3). Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selapuit yang
menempel pada dinding sel.
4). Kadang-kadang selnya telah mati.
5). Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.
6). Di antara sel-selnya, dijumpai ruang-ruang antar sel.
Terbentuknya ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi, dapat diakibat oleh:
1). Sisogen, yaitu sel-sel saling memenuhi sehingga terbentuk ruang diantaranya, terjadi pada sel
tangkai daun teratai (Nymphaea).
2). Lisigen, yaitu ruang antar sel yang terbentuk karena sel beserta isinya larut. Dapat anda
temukan pada ruang minyak daun jeruk (Citrus sp).
3). Sisolisigen, apabila ruang yang terjadi berasal dari larutnya sel tertentu diikuti oleh saling
menjauhi sel sel disekitarnya, misalnya ruang antar protoxilem.
4). Reksigen yaitu ruang antar sel yang terbentu karena sel sel mengalami robekan disebabkan
oleh pertumbuhan yang menarik sel tersebut. Dapat anda lihat pada berkat pengangkut batang
jagung (Zea mays).
Menurut asal meristem, jaringan dewasa pada tumbuhan ada dua macam yaitu jaringan primer
dan jaringan sekunder. Jaringan meristem primer apabila sel sel nya berasal dari meristem primer
dan jaringan sekunder apabila sel sel nya berasal dari meristem sekunder.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung
(epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (penguat), jaringan pengangkut
(vaskuler), dan jaringan sekretoris.
Jaringan epidermis adalah jaringan tumbuhan yang merupakan lapisan sel yang berada paling
luar, pada permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan
biji. Jaringan epidermis sering disebut jaringan pelindung. Fungsi Jaringan epidermis sebagai
berikut:
1). Melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang akan merugikan
pertumbuhannya ,
2). Berperan dalam membatasi penguapan, menyokong, penyerapan, dan penyimpanan air.
Ciri khas sel epidermis sebagai berikut :
1). Tidak memiliki klorofil,
2). Sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.,
3). Dinding sel epidermis ada yang tipis,
4). Terdiri dari satu lapis,
5). Vakuola besar,
6). Mengandung antosianin,
7). Temukan pada biji dan daun pinus,
8). Dinding luar sel epidermis biasanya mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap
di antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel
yang disebut kutikula.
Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis terdiri atas beberapa lapis sel. Hal ini disebabkan
karena sel-sel protoderm membelah berkali-kali secara periklinal (sejajar permukaan) sehingga
terjadi epidermis berlapis banyak. Contoh sel-sel epidermis velamen pada akar anggrek.
Sel-sel epidermis mempuyai bentuk yang bervariasi, misalnya epidermis berbentuk tubular dapat
dijumpai pada helalan daun dikotil dan berbentuk memanjang dijumpai pada helaian daun
Monokotil Pada helaian daun Aloe cristata sel epidermis berbentuk heksagonal- Sel-sel
epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.
Sel-sel inisial epidermis sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan yang sering
disebut derivat epidermis bisa juga disebut modifikasi jaringan epidermis, seperti stoma, trikoma,
sel kipas. sistolit, sel silika, dan sel gabus.
a. Stomata
Pengertian Stoma (Jamak: Stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ
tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel
penutup dikelilingi oleh sel sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel sel epidermis
lainnya dan disebut sebagai sel tetangga.
Sel tetangga adalah sel yang berperan penting dalam perubahan osmotik yang mengatur dalam
lebar celah dan gerakan sel penutup. Sel penutup pada stomata dapat terletak sama tinggi dengan
permukaan epidermis atau panerofor, atau stomata dapat lebih rendah dari permukaan epidermis
(kriptofor). Stomata dapat juga lebih tinggi dari permukaan epidermis yang sering dikatakan
sebagai sel penutup tipe menonjol.
Fungsi stomata sebagi berikut:
1). Sebagai celah pada tumbuhan dalam pertukaran gas dan penguapan pada tumbuhan. Oleh
karena itu stomata terletak pada permukaan daun dan dibawah permukaan daun. Khusus untuk
daun mengapung stomata lebih banyak pada bagian atas permukaan daun, sedangkan pada
tumbuhan darat, stomata lebih banyak terletak pada bagian bawah daun. Hal ini berfungsi dalam
mengurangi penguapan,
2). Mengatur pertukaran gas antara Oksigen dan Karbon dioksida pada daun, hal ini diperlukan
dalam mengatur jalur metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi anaerobik dalam sel
tumbuhan. Apabila terdapat air pada sel penjaga. Saat sel penjaga "tergenang" oleh air, akan
menekuk dan membuka celah diantaranya. Celah ini yang kemudian disebut sebagai stomata
yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas dan air. Saat sel penjaga terpapar asam absisat
yang larut dalam selnya dan mengalami "kekeringan" , celah yang ada akan tertutup karena sel
penjaga merapat satu sama lain.
Tipe-tipe Stomata dikelompokkan berdasarkan susunan sel-sel tetangga. Stomata pada tumbuhan
dicotyledooneae dapat dikelompok kan menjadi 4 tipe berdasarkan letak dan jumlah sel
tetangganya yaitu:
1). Tipe anomositik (Ranuculaceae),adalah tipe sel tatangga yang memiliki kesamaan bentuk dan
ukuran dengan sel epidermis disekitarnya.
2). Tipe anisositik (Cruiferae) yatiu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel yang tidak
berukuran sama.
3). Tipe parasitik (Rubiceae), yaitu tipe sel penutup yang didampingi oleh sel tetangga atau lebih
dengan sumbu panjang sel tetangga senga sumbu sel penutup serta celah.
4). Tipe diasitik yaitu tipe stomata yang dikelilingi oleh dua sel tetangga. Dinding dari dua sel
tetangga tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup serta celah.
Stomata dapat dikelompokkan berdasarkan asal dari sel tetangga dan sel penutupnya. Tipe-tipe
stomata berdasarkan asal sel tetangga dan sel penutup sebagai berikut:
- Mesogen, yaitu kedua sel berasal sama
- Perigen, apabila sel tetangga tidak mempunyai asal yang sama dengan sel penutup
- Mesoperigen, yaitu apabila sel tetngga sedikitnya satu memliki asala yang sama dengan sel
penutup
Tipe stomata berdasarkan pada bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah
membukanya stomata
Hal yang perlu diketahui tentang stomata tumbuhan adalah penyebaran stomata. Pada tumbuhan
monokotil, penyebaran stomata tersusun secara longitudinal sedangkan tumbuhan dikotil letak
stomata tidak beraturan.
b. Trikoma
Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk rambut. Ada juga
trikomata yang berbentuk sisik atau duri. Fungsi trikoma bagi tumbuhan sebagai berikut:
1). Mengurangi penguapan
2). Meneruskan rangsang
3). Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
4). Membantu penyebaran biji
5). Membantu penyerbukan bunga
6). Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.
d. Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut lenti sel.
Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai stoma, setelah stoma
tidak berfungsi lagi maka stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena
lubang stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat gabus. Sel
gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak membentuk felem ke arah luar tetapi
membentuk koripeloid. Semakin lama semakin banyak sehingga dan dapat tersembur keluar,
sehingga dari luar tampak sebagai bintik-bintik.
e. Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam epidermis akar
gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen berfungsi untuk menyimpan air atau
menyimpan udara.Epidermis beserta velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda
atau multiple epidermis.
Jaringan parenkim adalah jaringan tumbuhan yang terdapat hampir seluruh organ tumbuhan
membentuk jaringan. Jaringan parenkim memiliki struktur serta fisiologis yang bermacam
macam. Jaringan parenkim masih melakukan segala kegiatan proses fisiologis, hal ini berbeda
dengan jaringan tumbuhan yang lain khususnya jaringan yang dewasa (tua).
Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar tumbuhan karena dijumpai hampir di setiap bagian
tumbuhan. Contohnya pada batang dan akar parenkim ditemukan diantara jaringan epidermis
dan pembuluh angkut, sebagai korteks.
Ciri-ciri jaringan parenkim sebagai berikut:
1. memiliki bentuk bervariasi,
2. banyak terdapat vakuola,
3. dinding sel tipis,
4. ukuran sel besar dan hidup,
5. banyak terdapat ruang antar sel.
6. jaringan parenkim dapat membelah, baik secara meristematik maupun secara embrional.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim pada tumbuhan dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
1. Jaringan Parenkim air. Jaringan ini dijumpai pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai
penimbun air untuk melewati musim kering.
2. Jaringan Parenkim asimilasi. Jaringan parenkim ini berfungsi dalam proses pembuatan
makanan, terletak pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau.
3. Jaringan Parenkim udara. Jaringan ini berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan. Jaringan
parenkin ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna sp. sebagai tempat menyimpan udara.
4. Jaringan Parenkim penimbun. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan. Jaringan parenkim jenis ini dapat anda temukan pada akar rimpang, empulur batang,
umbi, dan umbi lapis. Cadangan makanan dalam jaringan parenkim ini disimpan dalam bentuk
gula, tepung, protein, dan lemak.
5. Jaringan Parenkim angkut. Jaringan in berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu makanan
maupun air. Hal ini terjadi karena sel selnya memanjang menurut arah pengangkutan.
Jaringan parenkim tumbuhan dapat juga dibedakan berdasarkan bentuknya. Berikut
pembagiannya:
1. Jaringan parenkim palisade. Merupakan jaringan yang menyusun mesofil pada daun. Jaringan
parenkim ini dapat juga ditemukan pada biji dengan bentu sel panjang, tegak dan mengandung
banyak kloroplas.
2. Jaringan Parenkim lipatan. Jaringan ini dijumpai pada mesofil daun pinus dan padi. Terjadi
perlipatan ke arah dalam pada bagian dinding sel dan mengandung banyak kloroplas.
3. Jaringan parenkim bunga karang. Jaringan ini menyusun mesofil daun dan ukurannya tidak
beraturan serta ruang antar ser yang lebar.
4. Jaringan parenkim bintang (aktinenkim). Jaringan ini dapat ditemukan pada tangkai daun
Canna sp. dengan bentuk seperti bintang bersambungan pada bagian ujung.
Jaringan Penguat tumbuhan berfungsi dalam memberikan kekuatan bagi tubuh tumbuhan
sehingga mampu berdiri tegak. Jaringan penguat tumbuhan dibagi atas dua berdasarkan sifat dan
bentuknya yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1. Serabut
Serabut terdapat pada bagian yang berbeda dari tubuh tumbuhan yang mungkin terdapat sebagai
idioblas ( pada daun Cycas) tetapi lebih sering berbentuk pita atau silinder kosong yang tidak
terputus.
Menurut tempatnya serabut dikelompokan menjadi dua tipe dasar :
Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiris, serabut
floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah pembuluh tapis dan parenkima
floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran serabut floem
sering kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.
Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 µm dan panjang 100-
500 µm. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel komponen pembuluh
tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea. Pembuluh tapis adalah pembuluh
angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh ini bersambungan dan meluas dari pangkal sampai
ke ujung tumbuhan.
2. Xilem
1, Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada
tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar
yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas
akar primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari
perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel
atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang.
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang
yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar
serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama.
Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung
disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke
arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan
turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan
zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang
semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk meristem) ke
depan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona
pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya.
Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan jaringan
penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele (silinder pusat).
Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun rapat satu
sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding
sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar
biasanya satu lapis. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa
rambut atau bulu akar.
Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif renggang dan sedikit jaringan
penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis
sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya
mengandung suberin dan lignin.
Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan
memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut
endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin
pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya.
Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari korteks
oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun
atas sel-sel parenkim berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering
disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar
tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar.
Sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan
dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang, sedangkan
pada tumbuhan monokotil, xylem dan floem letaknya berselang seling.
2. Batang
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks
terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil
ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang
menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:
a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah
dalam dan floem sekunder ke arah luar,
b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
menggantikan epidermis pada batang dan akar.
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur
mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel.
Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya.
Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai
dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial.
Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk
lingkaran tahun.
3. Daun
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur
morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun
dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun
atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai, jantung, dan bulat telur); tepi
daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing,
tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing,
tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan
bersisik).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air)
dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita
jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut.
Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi
untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak
disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung
kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik
dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap
air.
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang
menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan
parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang
memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat
pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.
Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat
daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun
berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun.
4. BIJI
Fase generatif pada tumbuhan diawali dengan proses penyerbukan dan kemudian proses
pembuahan. Pada proses pembuahan bakal buah tumbuh menjadi buah dan bakal biji tumbuh
menjadi biji. Di dalam biji terdapat lembaga atau calon tumbuhan baru. Biji merupakan alat
perkembangbiakan utama pada tumbuhan biji. Biji sendiri terdiri dari beberapa bagian. Apa saja
bagian-bagian biji tersebut? Berikut pembahasannya!
Bagian-Bagian Biji
Biji atau semen merupakan bakal biji dari tumbuhan yang terbentuk setelah proses penyerbukan
dan pembuahan. Biji merupakan calon tumbuhan baru yang akan tumbuh jika kondisi
lingkungan mendukung. Umumnya biji pada tumbuhan terdiri dari tiga bagian. Bagian-bagian
biji tersebut yaitu kulit biji, tali pusar, dan inti biji.
Gambar 17. Biji
Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae) terdapat tiga lapisan kulit biji, yaitu:
• Kulit luar (sarcotesta). Kulit yang tebal dan berdaging serta mengalami perubahan warna dari
muda hingga tua.
• Kulit tengah (scleroresta). Kulit yang kuat dan keras, berkayu dan menyerupai kulit dalam
(endocarpium) pada buah batu
• Kulit dalam (endotesta). Lapisan kulit ini biasanya melekat pada bagian bagian biji dan
berbentuk seperti selaput tipis.
2. Tali pusar (funiculus)
Tali pusar atau funiculus adalah bagian bagian biji berbentuk menyerupai tangkai yang
menghubungkan biji dengan tembui. Bila biji masak, biasanya biji akan terlepas dari tali
pusarnya ini, dan pada biji hanya tampak bekasnya saja, atau yang lebih dikenal dengan istilah
pusar biji.
3. Inti biji (nucleus seminis)
Bagian-bagian biji yang terakhir adalah inti biji. Inti biji merupakan bagian inti pada biji yang
dikelilingi oleh kulit biji. Inti biji terdiri dari:
a. Lembaga (embrio)
Lembaga merupakan calon individu baru yang akan tumbuh dari biji pada kondisi lingkungan
yang menguntungkan. Pada lembaga ini terdapat calon akar (radicula), daun lembaga
(kotiledon), batang lembaga (cauliculus), dan putih lembaga (albumen).
b. Calon akar (radicula)
Calon akar yang berasal dari biji disebut dengan akar lembaga. Pada tumbuhan dikotil, akar ini
akan tumbuh terus hingga membentuk akar tunggang.
c. Daun lembaga (kotiledon)
Daun lembaga merupakan daun pertama yang tumbuh pada saat perkecambahan setelah
keluarnya akar lembaga. Fungsi dari daun lembaga ini adalah sebagai tempat penimbunan
makanan, sebagai alat untuk melakukan fotosintesis, dan sebagai alat penghisap makanan dari
putik lembaga untuk lembaga.
d. Batang lembaga (cauliculus)
Berdasarkan posisinya, batang lembaga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruas batang lembaga
yang terletak di atas daun lembaga (internodium epicotylum) dan ruas batang lembaga yang
terletak di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).
e. Putih lembaga (albumen)
Putih lembaga merupakan bagian bagian biji yang berisi cadangan makanan untuk waktu awal
pertumbuhan (pada saat perkecambahan) sebelum dapat membuat makanannya sendiri. Tidak
semua tumbuhan berbiji mempunyai putih lembaga. Misalnya saja pada tumbuhan polong-
polongan (Leguminosae), cadangan makanan disimpan pada daun lembaga (kotiledon).
Berdasarkan jaringan yang menjadi tempat penimbunan cadangan makanan, keberadaan putih
lembaga dapat dibedakan menjadi:
• Putih lembaga dalam (endospermium). Biji dengan putih lembaga dalam biasanya terdapat
pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang berasal dari inti
kandung lembaga sekunder yang setelah dibuahi akan terbelah-belah menjadi jaringan penimbun
makanan. Misalnya biji pada jagung (Zea mays L.), rerumputan (Graminae)
• Putih lembaga luar (perispermium). Bagian ini berasal dari bagian luar biji di luar kandung
lembaga. Misalnya biji pada lada (Piper nigrum L.)